Chapter 02 Dungeon Break

Saat Retakan Itu Menjadi Dungeon, Terdengar Suara Gemuruh dari Dalam Dungeon. Seperti Suara Gerombolan Pasukan yang Sedang Berjalan Bersama Beriring-iringan dan Guncangan yang Membuat Area Sekitar Nampak Chaos Karena Guncangan tersebut. Tampak Sebuah Monster Keluar Dari Sebuah Dungeon yang Ada di Depan. Orang-orang Yang ada di Sekitar Tampak Panik Melihat Monster.

  Tak Kecuali diriku dan Teman-temanku. Kami Sigap Berlari Menuju Basement Pengungsian yang Letaknya Agak Jauh Dari Tempat ini. Orang-Orang Berlari secara Tidak Teratur dan berteriak Kencang yang Membuat Para Monster Langsung Memporak-porandakan Area di Sekitarnya. Aku Menyaksikan Peristiwa yang Amat Sadis di Sekitarku.

  Banyak sekali Warga yang Terbunuh Dalam Peristiwa itu.

   "AAA MONSTER!!TOLONG SELAMATKAN A-."

   "TOLONGG AKU!!."

   Ahh, Teriakan Ini Membuatku Takut Sekali. Sesaat Aku Menolehkan Pandanganku Ke Arah Vincent dan Laurencia. Mereka Dua Tampak Sangat Ketakutan. Kami Bertiga Lari Sebisa Mungkin untuk Menyelamatkan Diri.

   {Andai saja Aku Kuat, Pasti Banyak Warga yang Masih bisa Terselamatkan. Andai Saja}  Dalam Hatiku Sejenak Rasa Penyesalan.

   Disaat Kami Bertiga Lari, Tiba-Tiba Seorang Monster Berada di Depan Kami.

   "Hey, Kalian Mau Kabur Kemana?Tidak ada Jalan Lari Lagi Ahhahahahah." Tampak Monster Tersebut Memasang Ekspresi Gembira.

   Karena Aku Melihat Vincent dan Laurencia Ketakutan. Entah apa yang Ada Dipikiranku, Aku Malah Maju ke hadapan Monster Tersebut dan Memasang Kuda-Kuda untuk Bertarung dengannya.

   "Hey Vin, Ren. Kalian Kabur ke Arah Lain.Aku akan Menahan Monster ini. Sebisa Mungkin Larilah dan Panggil Bantuan Kesini!!" Dengan Memasang Ekspresi sedikit Ketakutan.

   { Seluruh Tubuhku Rasanya Bergetar saat Di hadapannya. Inikah yang Dinamakan Ketakutan?}

   "Cepat Vin, Ren.Lari Sekencang mungkin dan Panggil Bantuan sekarang!" Aku Berteriak Dengan Kencang Tak Memedulikan Ketakutanku saat ini.

    "Tapi, Raphael…" Mereka Berdua Tampak Ragu-Ragu Sepertinya.

    "Sudahlah Tidak ada Tapi-Tapi. Cepat!!"

    "Aaa, Baiklah Raphael. Aku Akan Memanggil Bantuan Secepat Mungkin."

Mereka Berdua Lari dengan Kencang ke Arah Pusat Bantuan.

    "Ahahahahah, Anak Kecil Pemberani. Baiklah Karena Kau Rela Mengorbankan Dirimu untuk Kalian Berdua. Maka Mereka Berdua Boleh Kabur dari Sini. Aku Akan Melepaskan Kalian Berdua. Tapi, Anak Ini Adalah Mainanku Sekarang Hahahaha."

    Monster Itu Tertawa Lepas dan Sangat Terhibur. Aku mencoba Melayangkan Sebuah Pukulan Ke Arahnya. Nahas, Pukulanku dihindari Olehnya.

    "Lemah Sekali Pukulanmu. Apakau Tidak Memiliki Fisik yang Baik Anak Kecil?"

    Badanku Tampak Bergetar karena Ketakutan. Keringatku Menetes tanpa Aturan. Pandanganku Terasa Sedikit buram Saat Pukulanku di Tangkap Olehnya.

    "Hey, Janganlah Pingsan Secepat itu. Jadi Tidak Seru. Aku Akan Mengheal mu Sedikit agar Kamu Tetap Hidup."

    Dia Menyembuhkan Mentalku. Aku Dijadikan Sebuah Mainan Untuknya. Sungguh Ironisnya Diriku ini Dihadapannya. Aku Terus Melakukan Sebuah Pukulan dan Tendangan ke Arahnya.

    Beberapa Saat Kemudian, Aku Menggunakan Skill Manifestation Equipment ku Untuk Memunculkan Sebuah Pedang.

    "Wow, Bilang dong dari tadi bahwa kau Punya Skill Seperti itu. Gini kan Seru Jadinya Main-Mainnya. Aku akan Sedikit Serius Saat Ini untuk Menghormatimu."

    Aku Mengayunkan Serangan kepadanya Berkali-Kali Namun Selalu dihindari Olehnya. Beberapa Kali juga Aku mendapatkan Sebuah Serangan darinya. Itu Sungguh Menyakitkan.

   {Sebisa Mungkin aku Harus Bertahan untuk Mengulurnya Sampai Para Ranker datang} dalam Hatiku Berkata Seperti itu

    Namun, Seranganku Sangat Lemah dan Selalu dihindari Olehnya. Seperti Sia-Sia Melakukan Serangan seperti ini. Aku Segera Berpikir Sejenak Cara agar Seranganku ini Bisa Tembus Kepadanya.

     Aku Terpikirkan Sebuah Ide untuk Menggunakan Manifestation untuk Mengeluarkan Sebuah Pistol. Entah ini Bisa atau tidak Untuk Mengeluarkan 2 Senjata Sekaligus saat ini. Aku Sudah Mengeluarkan Pedang. Mungkin aku Akan Bertaruh saat ini.

     Aku Menyerang dengan Jarak Dekat untuk Memancing Monster tersebut. Melayangkan Ayunan Pedangku kepadanya dengan sekuat tenaga. Sampai Melihat sebuah Celah dari Monster aku langsung memakai skill Manifestasi ku.

    "Manifestation Skill!" Sambil Berteriak

    Pistol pun Muncul di genggaman tanganku.Aku segera menarik pelatuk pistol tersebut dan duarr. Peluru itu mengenai badan Monster tersebut.

    "Kuakkk, BOCAH INI!!" Monster tersebut memasang ekspresi marah.

     Akhirnya Seranganku bisa tembus padanya.itu bisa menimbulkan luka untuknya. Saat dia terluka, Aku langsung menyerang menggunakan dua senjata sekaligus kepadanya. Tangan Kanan ku memegang sebuah Pedang, Sedangkan Tangan Kiri ku memegang pistol.

     Aku Menyerang dia secara bergantian menggunakan Pedang dan Pistol. Ternyata itu efektif kepadanya karena luka yang kuberikan tadi menghambat pergerakannya. Berkali-kali Dia menerima Luka dari Seranganku.

     "HYAAAHHHHHH!!!"

     Aku Mengayunkan Pedang ku dari Atas ke bawah dan Boom!! Serangan itu Berhasil Menggores tubuh monster tersebut hingga menimbulkan bekas luka yg besar. Darah monster itu mengalir tanpa henti akibat serangan itu.

     "Aaa,Bocah SIALAN!!!!" Dia Merintih Kesakitan.

     Monster itu langsung menyerang ku dengan membabi buta. Aku menghindari serangan dia berkali-kali walaupun sesekali menerima Luka. Aku terus menerus Menghindar serta Menyerang monster tersebut.

     "Huh." Aku Merasa Kelelahan.

      "Heh, Kau sudah kelelahan. Tampaknya akan mudah untukku menyerangmu Bocah Sialan. Aku akui kau Kuat."

      Monster tersebut seperti tampak Sedikit kelelahan juga Kalau kulihat. Mungkin serangan Selanjutnya adalah Penentuan siapa yang akan Menang dalam Pertarungan ini. Aku melancangkan provokasi ku kepada dia agar dia tampak kesal.

      "Heh, Aku kelelahan juga masih Bisa melawanmu Bodoh. Kau hanyalah Monster rendahan yang hanya sok kuat di depanku. Sebenarnya kau ketakutan kan setelah seranganku tadi??" Aku Melakukan Provokasi dengan Semaksimal mungkin Agar dia merasa Kesal.

      Menurut Penelitian, Orang yang sedang kesal cenderung Bergerak tanpa Berpikir. Makanya aku ingin Memanfaatkan Situasi itu agar menguntungkan untukku.

      "APAA!! DASAR BOCAH SIALAN TAK TAU DIUNTUNG. TERIMA SERANGANKU INI DAN MATILAH. HELL EXPLOSION!!!"

      Tampak dia Mengeluarkan Skill Terkuatnya. Dibawahku Terasa Panas, aku segera Menghindar dari Tempatku Berdiri. Dan duarr, Ledakan dari Bawah yang Amat Besar Daya Ledaknya. Setelah Hal itu, Aku Berbalik Menyerangnya dan Berhasil Menusuk Jantung Monster tersebut.

      "KUAKK,"

      Tampak keluar Suara dari dalam Mulut Monster tersebut.

      "Kauu, Kutunggu kau di Neraka. Aku akan Menghabisimu disana lain kali." Dengan nada pelan karena dia sekarat.

      "Aku tidak akan mati sebelum menjadi Top Ranker bodoh. Usahamu akan sia-sia bila menungguku." Berbicara dengan Suara Kelelahan karena pertarungan tadi.

      Tak lama kemudian, Monster tersebut pun terkapar dan mati. Akhirnya aku Berhasil Membunuhnya dalam Hatiku.

      {Hah, kelar juga pertarungan ini. Sungguh melelahkan}

      Pandanganku Terasa sedikit kabur. Aku melihat dari Arah atas ada sebuah helikopter yang datang. Tampak juga seseorang yang Melompat dari Helikopter. Jalan dari pusat pun sudah banyak bala bantuan yang datang.

     Tampak ada seseorang yang Mendekatiku.

      "Hey,Kau Baik-baik saja?"

      Dengan badanku yang Lemas dan tak ada Tenaga lagi, Pandanganku mulai Kabur dan Tubuhku tidak kuat berdiri lagi. Akhirnya aku Jatuh terkapar di depannya.

"hey nak, CEPAT PANGGILKAN AMBULANS UNTUKNYA!!"

     Suara itu Tampak kecil sekali. Pandanganku lama-lama Menjadi hitam dan Kesadaranku Mulai lemah. Aku akhirnya pingsan di tempat itu.

      Beberapa hari kemudian...

      Aku membuka Mataku, Penglihatanku terasa samar-samar dan kepalaku pusing. Aku bangun di sebuah kamar yang tak kuketahui.

     {Dimana ini?} Dalam Hatiku

      Aku melihat di sekitarku banyak sekali alat medis yang terpampang. Tak lama kemudian, Sebuah pintu terbuka. Aku melihat Kakak Perempuanku masuk dari pintu tersebut.

     "Raphaelll." tampak ekspresi senangnya.

      Dia segera memelukku dengan seerat tenaganya.

     "Syukurlah Raphael akhirnya kau bangun. Kakak merasa sedih melihatku koma."

      {Hah?Aku Koma? Kukira aku hanya Pingsan. Aku Koma berapa lama ya. Aku penasaran}

      "Sudah berapa lama aku koma?" Aku bertanya kepada kakakku.

     "Sudah hampir seminggu ini kau koma Raphael. Semua keluargamu khawatir kepadamu. Begitu juga denganku." Sambil terasa menangis sedikit.

      "HAH!" Aku Terkaget.

      Aku koma hampir seminggu?lama sekali. Kukira hanya sekitar 2 atau 3 harian. Aku teringat tentang Vincent dan Laurencia yang melarikan diri.

     "Oiya Kak, Apakah Vincent dan Laurencia baik-baik saja?"

      Aku menanyakan kabar tentang mereka berdua karena khawatir. Vincent adalah sahabat sejati yang kupunya. Sedangkan Laurencia itu teman baruku.

      "Kalau Vincent sih baik-baik saja.Tapi, Kalau Laurencia aku tidak mengenalnya. Kalau yang kamu maksud si Perempuan yang sama Vincent dia juga baik-baik saja sih."

      "Syukurlah, Hah." Aku merasa lega karena mereka berdua baik-baik saja.

      "Oiya Raphael, Vincent memberikanmu ini kepadamu. Cobalah buka." Sambil memberikan sebuah bingkisan kepadaku.

      Aku membuka bingkisan tersebut. Bingkisan tersebut berisi buah segar dan obat beserta sebuah surat.

     [Halo Raphael. Semoga lekas sembuh ya. Maaf ya kalau waktu itu aku tidak bersamamu. Sungguh aku turut sedih saat melihat kondisi mu saat di rumah sakit. Aku akan sering menjengukmu tenang saja.

~ Dari Sahabatmu, Vincent. ]

    Vincent, Kau memang sahabatku satu-satunya. Hatiku merasa senang saat membaca surat ini dan sedikit mengeluarkan air mata. Syukurlah aku juga selamat dari insiden itu sehingga Aku masih bisa Hidup saat ini. Aku akan Berlatih sekeras mungkin agar dapat Melindungi semua orang yang kusayangi.

     Saat aku sedang Mengobrol dengan Kakakku, Ada seseorang yang datang ke ruanganku.

     "Ah, Halo Raphael."

     Rupanya Vincent yang datang kemari.

     "Halo Juga Vin,"

     Suasana Canggung ini…

     "Mumpung Vincent disini, Kakak pergi keluar dulu ya. Vin, Ngobrol aja Ama Ignite ya."

     Kakakku peka juga masalah seperti ini. Aku memang ingin berbicara empat mata dengan Vincent saat ini.

     "Iya Kak Lily,"

      Kakakku Segera pergi dari Ruanganku.

      "Hey Vin, Apakah kau dan Lauren baik-baik saja waktu itu?"

      "Ayolah Bung, Justru harusnya aku yang bertanya hal itu kepadamu. Lagipula kamu yang Membuatku dan Lauren selamat dari kejadian itu."

       "Enggak Maksudku dalam Perjalanan mencari bantuan itu."

       "Oh Tentang itu. Sejujurnya Raphael, Saat aku dan Lauren Berlari ada seorang Ranker yang kebetulan ada di Dekat situ. Aku dan Lauren meminta Pertolongan untukmu kepadanya. Habis itu dia Malah menyuruhku untuk Pergi ke Basement untuk Perlindungan dari Bahaya              Dungeon Break. Alhasil  aku tidak tau apa yang terjadi Setelah itu Karena Aku dan Lauren Pergi ke Basement."

    "Kalau Begitu, Lauren dimana Sekarang?"

    "Dia Pergi sekolah, Ini aku lagi enggak masuk sekolah untuk menjengukmu sih."

     Sampai Sebegitunya Vincent demi Menjengukku, Rela untuk tidak Masuk Sekolah.

     "Terimakasih Vin udah Jenguk."

     "Sama-sama."

     Kami Berbincang dengan asik setelah itu. Aku dan Vincent Mengobrol sampai puas dengan Ekspresi Senang dan Bahagia karena kami berdua selamat.

     Beberapa Waktu Kemudian. Vincent akhirnya pamit untuk Pulang karena sudah sore. Kami berdua Mengobrol sampai tidak ingat Waktu.

     "Raphael, Aku pamit Pulang dulu ya. Omong-omong Ignite, Kapan kamu bisa Pulang dari Rumah Sakit?."

      "Entahlah Vin, Nanti coba ku tanya ke Dokternya kapan bisa Pulang."

     "Oh Begitu, Yaudah Raphael aku Pulang dulu ya. Dah."

     "Dah."

      Aku dan Vincent Melambaikan Tangan Tanda Perpisahan. Setelah Vincent keluar dari Ruanganku, Dokter bersama Kakakku datang ke Ruanganku untuk Medical Check-up. Dokter mengecek seluruh tubuhku dari denyut nadi sampai bekas luka ku.

      "Apakah kamu sudah merasa lebih baik Nak Raphael?"

      Sejujurnya sih masih terasa pusing dikit, Tapi selain itu sih oke-oke aja gak ada yg bermasalah.

      "Sudah Dok, Oh iya dok kapan saya bisa pulang ya?"

      "Kalau kamu sudah merasa lebih baik, Hari ini pun sudah boleh pulang. Tapi untuk berjaga-jaga sebaiknya kamu pulang besok. Takutnya nanti malah ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi."

      "Dari hasil cek tadi sih semua lukamu sudah sembuh, Sebelumnya saat kamu dilarikan ke sini tubuhmu penuh dengan luka dan darah mengalir. Sejujurnya aku mengira kamu sudah tidak bisa terselamatkan karena banyak kehilangan darah. Untungnya ada seseorang yang memberimu donor darah yang cocok dengan darahmu."

      Hah? Orang lain mendonorkan darahnya padaku? Siapa itu?

      "Kalau boleh tau siapa ya dok yang mendonorkan darahnya padaku?"

      "...." Dokter melirik ke arah kakakku.

      Kakakku Mengedipkan Satu matanya dengan Memasang simbol Peace di Tangannya.Ternyata Kakakku yang Mendonorkan darahnya. Aku harus berterimakasih sehabis ini. Setelah Medical check-up selesai, Dokter segera meninggalkan ruangan.

      "Terimakasih kak, Berkat Kakak aku masih hidup." Aku memasang ekspresi Tersenyum.

      "Sama-sama Raphael, oh iiya jangan lupa berterimakasih juga kepada Ibunda dan Ayahanda. Soalnya Ibunda dan Ayahanda terlihat panik saat mendengar info bahwa kau terluka dan harus menginap di Rumah Sakit  Tagihan rumah sakitnya mereka berdua yang bayar dan juga mereka berdua sempat datang kesini saat kau masih tidak sadar."

      "Oke kak."

      Aku dan Kakakku merapihkan barang-barang yang mau dibawa Pulang. Soalnya aku lebih memilih pulang hari ini daripada besok.

       Setelah merapihkan barang-barang, Aku Bergegas mandi terlebih dahulu sebelum pulang. Ruanganku ini termasuk ke dalam Class VIP dimana terdapat kamar mandi yang luas serta sebuah bathtub serta sebuah shower untuk Mandi.

        Setelah selesai Membersihkan diri dan Memakai Pakaianku. Aku dan Kakakku Bergegas untuk Pulang ke Kediamanku.

Terpopuler

Comments

ELVANN

ELVANN

kak kok semua kata di awali dengan huruf besar? mungkin gaya penulisan yang baru atau gmn ya

2024-02-05

0

Buana Lukman

Buana Lukman

bagus up

2023-11-25

2

Abi Dharma

Abi Dharma

Lanjutkan terus, aku bakal selalu mendukungmu!❤️

2023-09-23

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 Raphael Ignite
2 Chapter 02 Dungeon Break
3 Chapter 03 Mansion Ignite's Family
4 Chapter 04 Roselianne Noble
5 Chapter 05 Shopping and Play
6 Chapter 06 Tersesat di Jalan yang Lurus
7 Chapter 07 Penjahat di Kereta
8 Chapter 08 Hit & Run
9 Chapter 09 Ledakan Besar
10 Chapter 10 Suara yang tak dikenali
11 Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau
12 Chapter 12 Triniade System
13 Chapter 13 Adela Agraze
14 Chapter 14 Pertarungan yang Tersisa
15 Chapter 15 Pertarungan tak terlihat
16 Chapter 16 Akhir dari Pertarungan
17 Chapter 17 Ikatan yang Renggang, mulai kembali Menguat
18 Chapter 18 Pesta yang Mewah
19 Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya
20 Chapter 20 Kemacetan Panjang
21 Chapter 21 Diskusi Tegang
22 Chapter 22 Sistem Error??
23 Chapter 23 Mawar yang Mekar
24 Chapter 24 Kecanggihan Teknologi ITG
25 Chapter 25 Ruangan Misterius
26 Chapter 26 Jangan bersenang dulu, Masalah kan datang nanti
27 Chapter 27 Dunia tanpa Gangguan
28 Chapter 28 Melodi Merdu Bagai di Dunia Fantasi
29 Chapter 29 Ingatan masa Lama
30 Chapter 30 Akhir dari Pelatihan
31 Chapter 31 Hari yang Sempurna dengan Kondisi yang Buruk
32 Chapter 32 Benih Cinta yang mulai Bersemi
33 Chapter 33 Pemandangan Kota dari Jendela Bus
34 Chapter 34 Ketiga sifat yang Berlawanan
35 Chapter 35 Mengurus Urusan Diplomasi
36 Chapter 36 Sebastian sang Asisten Kepala Keluarga
37 Chapter 37 Telat lagi
38 Chapter 38 Leon, Novaria dan Alice
39 Chapter 39 Diriku setahun yang Lalu
40 Chapter 40 Sebuah Perasaan berkat Sebuah Senyuman
41 Chapter 41 Sang Cahaya yang Meredup
42 Chapter 42 Ulmaz Game Center
43 Chapter 43 Pertarungan Virtual Reality
44 Chapter 44 Evilanse World Paralel
45 Chapter 45 Apakah ini Akhirnya!!
46 Chapter 46 Dimulai dari Amarah dan Kecerobohan
47 Chapter 47 Caroline Wozniacki
48 Chapter 48 Suara yang Berasal dari sebuah Piano
49 Chapter 49 Basketball
50 Chapter 50 Rigorous Mode
51 Chapter 51 Waktunya pembalasan
52 Chapter 52 Sebuah Keajaiban yang Terjadi
53 Chapter 53 Suara dari sebuah Bongkahan Es
54 Chapter 54 Hanya sebuah Boneka Beruang berwarna Pink
55 Chapter 55 Bienen dan Liebe
56 Chapter 56 Ketua Asosiasi Ranker
57 Chapter 57 Kenapa Hari Ini!!
58 Chapter 58 Hasil yang Cukup Memuaskan
59 Chapter 59 Ryne dan Ujian Tulis
60 Chapter 60 Mari kita Mulai!!
61 Chapter 61 Kejutan dari Seorang Schwarz
62 Chapter 62 Sedikit Kecurangan tidaklah buruk
63 Chapter 63 Sebuah Wacana
64 Chapter 64 Bahaya Narkotika dan obat-obatan terlarang
65 Chapter 65 Angka 05 dan Bunga Mawar
66 Chapter 66 Burlinsen
67 Chapter 67 Organisasi Rosenbluten
68 Chapter 68 Tindakan Kekerasan pada Anak Dibawah Umur
69 Chapter 69 Rosenbluten dan Para Pemimpinnya
70 Chapter 70 Cahaya di tengah Gelapnya Malam
71 Chapter 71 Pertarungan Melalui Bir
72 Chapter 72 Rasa yang Telah Hilang
73 Chapter 73 Mind Control
74 Chapter 74 Ibunda yang sangat Baik Hati
75 Chapter 75 Taman
76 Chapter 76 Anting bunga membuatmu lengah
77 Chapter 77 Rio si Jaket Merah
78 Chapter 78 Fokuslah pada suatu hal dan cek kembali apakah itu sesuai
79 Chapter 79 Keadaan Pasca Pertarungan sengit
80 Chapter 80 Kepanikan tiada henti
81 Chapter 81 Kalau ada dia, kurasa kondisiku membaik
82 Chapter 82 Festival Rhine in Flammen (Part 1)
83 Chapter 83 Festival Rhine in Flammen ( Part 2 )
84 Chapter 84 Festival Rhine in Flammen ( Part 3 )
85 Chapter 85 Kaizo Ignite
86 Chapter 86 Kembalinya setelah libur panjang
87 Chapter 87 Situasi rumit dan gawat
88 Chapter 88 Air Mata Kecemburuan
89 Chapter 89 Aegis Arena Showdown ( Part 1 )
90 Chapter 90 Aegis Arena Showdown ( Part 2 )
91 Chapter 91 Pembukaan Kompetisi Aegis Arena Showdown ( Part 3 )
92 Chapter 92 Taruhan berbahaya ( Part 4 )
93 Chapter 93 Roselianne Noble vs Hilario Hernandez ( Part 5 )
94 Chapter 94 Perkembangan yang pesat ( Part 6 )
95 Chapter 95 Perkenalan Antara partisipan ( Part 7 )
96 Chapter 96 Arwah dan Waktu ( Part 8 )
97 Chapter 97 Jangan melampaui batas seenaknya! ( Part 9 )
98 Chapter 98 Penghinaan terhadap Pribumi ( Part 10 )
99 Chapter 99 Latihan keras ( Part 11 )
100 Chapter 100 Latihan Morena Iszlavia ( Part 12 )
101 Chapter 101 Pertarungan gemilang sang adik Pahlawan ( Part 13 )
102 Chapter 102 Populer vs Pemalu ( Part 14 )
103 Chapter 103 Sinergitas dengan angin ( Part 15 )
104 Chapter 104 Para tong kosong yang nyaring bunyinya ( Part 16 )
105 Chapter 105 Seorang Misterius ( Part 17 )
106 Chapter 106 Macheda dan Il-Sung ( Part 18 )
107 Happy New Year 2024
108 Chapter 107 Advanced Skill ( Part 19 )
109 Chapter 108 Popularitas ( Part 20 )
110 Chapter 109 Harga diri ( Part 21 )
111 Chapter 110 Waktu Luang dan Hiburan ( Part 22 )
112 Chapter 111 Schmerz ( Part 23 )
113 Chapter 112 Fio ( Part 24 )
114 Chapter 113 Kilas Balik Morena ( Part 25 )
115 Chapter 114 Sullivan Crestia ( Part 26 )
116 Chapter 115 Terungkapnya segala rahasia ( Part 27 )
117 Chapter 116 Benang Hitam ( Part 28 )
118 Chapter 117 Kebaikan yang sirna ( Part 29 )
119 Chapter 118 Lantunan Irama Mengerikan ( Part 30 )
120 Chapter 119 Romansa ( Part 31 )
121 Chapter 120 Maxwell Violance ( Part 32 )
122 Chapter 121 Kepercayaan diri ( Part 33 )
123 Chapter 122 The Rising Star ( Part 34 )
124 Chapter 123 Destiny of Evolution ( Part 35 )
125 Chapter 124 Peningkatan ( Part 36 )
126 Chapter 125 Ilusi Masa Lalu ( Part 37 )
127 Chapter 126 Kenangan Buruk ( Part 38 )
128 Chapter 127 Kharisma Kriminalitas Kelas Kakap ( Part 39 )
129 Chapter 128 Akhir dari sebuah Trauma ( Part 40 )
130 Chapter 129 Hadiah Rahasia dari orang Istimewa ( Part 41 )
131 Chapter 130 Aktivitas biasa ( Part 42 )
132 Chapter 131 Waktu untuk Bersantai ( Part 43 )
133 Chapter 132 Skilled Basketball ( Part 44 )
134 Chapter 133 Semi-Final Babak 1 ( PART 45 )
135 HAPPY EID MUBARAK!
136 Chapter 134 Hawa Dingin yang Menusuk ( Part 46 )
137 Chapter 135 Ketidakseimbangan Dunia Fana dan Dunia Nyata ( PART 47 )
138 Chapter 136 Peniru Handal ( PART 48 )
139 Chapter 137 Time ( Part 49 )
140 Chapter 138 Semuanya memiliki batas ( PART 50 )
141 Chapter 139 Charles Magnussen ( Part 51 )
142 Chapter 140 Emphasize ( Part 52 )
143 Chapter 141 Kekecewaan ( Part 53 )
144 Chapter 142 Beban seorang Adik ( Part 54 )
145 Chapter 143 The Path's ( Part 55 )
146 Chapter 144 Rasa Bersalah ( Part 56 )
147 Chapter 145 Letiontia ( Part 57 )
148 Chapter 146 Semi-Final Round ( Part 58 )
149 Chapter 147 Unnification vs Manifestation ( Part 59 )
150 Chapter 148 Pemikiran yang mengerikan ( Part 60 )
151 Chapter 149 Bulan pada Siang Hari ( Part 61 )
152 Chapter 150 Hal yang Mencemaskan ( Part 62 )
153 Chapter 151 Mimpi mengerikan ( PART 63 )
154 Chapter 152 Gemuruh Langit antara angin dan petir ( Part 64 )
155 Chapter 153 Pertarungan Udara ( PART 65 )
156 Chapter 154 Konsekuensi ( Part 66 )
157 Chapter 155 Perkelahian ( Part 67 )
158 Chapter 156 Bunga yang mekar setelah layu ( Part 68 )
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Chapter 01 Raphael Ignite
2
Chapter 02 Dungeon Break
3
Chapter 03 Mansion Ignite's Family
4
Chapter 04 Roselianne Noble
5
Chapter 05 Shopping and Play
6
Chapter 06 Tersesat di Jalan yang Lurus
7
Chapter 07 Penjahat di Kereta
8
Chapter 08 Hit & Run
9
Chapter 09 Ledakan Besar
10
Chapter 10 Suara yang tak dikenali
11
Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau
12
Chapter 12 Triniade System
13
Chapter 13 Adela Agraze
14
Chapter 14 Pertarungan yang Tersisa
15
Chapter 15 Pertarungan tak terlihat
16
Chapter 16 Akhir dari Pertarungan
17
Chapter 17 Ikatan yang Renggang, mulai kembali Menguat
18
Chapter 18 Pesta yang Mewah
19
Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya
20
Chapter 20 Kemacetan Panjang
21
Chapter 21 Diskusi Tegang
22
Chapter 22 Sistem Error??
23
Chapter 23 Mawar yang Mekar
24
Chapter 24 Kecanggihan Teknologi ITG
25
Chapter 25 Ruangan Misterius
26
Chapter 26 Jangan bersenang dulu, Masalah kan datang nanti
27
Chapter 27 Dunia tanpa Gangguan
28
Chapter 28 Melodi Merdu Bagai di Dunia Fantasi
29
Chapter 29 Ingatan masa Lama
30
Chapter 30 Akhir dari Pelatihan
31
Chapter 31 Hari yang Sempurna dengan Kondisi yang Buruk
32
Chapter 32 Benih Cinta yang mulai Bersemi
33
Chapter 33 Pemandangan Kota dari Jendela Bus
34
Chapter 34 Ketiga sifat yang Berlawanan
35
Chapter 35 Mengurus Urusan Diplomasi
36
Chapter 36 Sebastian sang Asisten Kepala Keluarga
37
Chapter 37 Telat lagi
38
Chapter 38 Leon, Novaria dan Alice
39
Chapter 39 Diriku setahun yang Lalu
40
Chapter 40 Sebuah Perasaan berkat Sebuah Senyuman
41
Chapter 41 Sang Cahaya yang Meredup
42
Chapter 42 Ulmaz Game Center
43
Chapter 43 Pertarungan Virtual Reality
44
Chapter 44 Evilanse World Paralel
45
Chapter 45 Apakah ini Akhirnya!!
46
Chapter 46 Dimulai dari Amarah dan Kecerobohan
47
Chapter 47 Caroline Wozniacki
48
Chapter 48 Suara yang Berasal dari sebuah Piano
49
Chapter 49 Basketball
50
Chapter 50 Rigorous Mode
51
Chapter 51 Waktunya pembalasan
52
Chapter 52 Sebuah Keajaiban yang Terjadi
53
Chapter 53 Suara dari sebuah Bongkahan Es
54
Chapter 54 Hanya sebuah Boneka Beruang berwarna Pink
55
Chapter 55 Bienen dan Liebe
56
Chapter 56 Ketua Asosiasi Ranker
57
Chapter 57 Kenapa Hari Ini!!
58
Chapter 58 Hasil yang Cukup Memuaskan
59
Chapter 59 Ryne dan Ujian Tulis
60
Chapter 60 Mari kita Mulai!!
61
Chapter 61 Kejutan dari Seorang Schwarz
62
Chapter 62 Sedikit Kecurangan tidaklah buruk
63
Chapter 63 Sebuah Wacana
64
Chapter 64 Bahaya Narkotika dan obat-obatan terlarang
65
Chapter 65 Angka 05 dan Bunga Mawar
66
Chapter 66 Burlinsen
67
Chapter 67 Organisasi Rosenbluten
68
Chapter 68 Tindakan Kekerasan pada Anak Dibawah Umur
69
Chapter 69 Rosenbluten dan Para Pemimpinnya
70
Chapter 70 Cahaya di tengah Gelapnya Malam
71
Chapter 71 Pertarungan Melalui Bir
72
Chapter 72 Rasa yang Telah Hilang
73
Chapter 73 Mind Control
74
Chapter 74 Ibunda yang sangat Baik Hati
75
Chapter 75 Taman
76
Chapter 76 Anting bunga membuatmu lengah
77
Chapter 77 Rio si Jaket Merah
78
Chapter 78 Fokuslah pada suatu hal dan cek kembali apakah itu sesuai
79
Chapter 79 Keadaan Pasca Pertarungan sengit
80
Chapter 80 Kepanikan tiada henti
81
Chapter 81 Kalau ada dia, kurasa kondisiku membaik
82
Chapter 82 Festival Rhine in Flammen (Part 1)
83
Chapter 83 Festival Rhine in Flammen ( Part 2 )
84
Chapter 84 Festival Rhine in Flammen ( Part 3 )
85
Chapter 85 Kaizo Ignite
86
Chapter 86 Kembalinya setelah libur panjang
87
Chapter 87 Situasi rumit dan gawat
88
Chapter 88 Air Mata Kecemburuan
89
Chapter 89 Aegis Arena Showdown ( Part 1 )
90
Chapter 90 Aegis Arena Showdown ( Part 2 )
91
Chapter 91 Pembukaan Kompetisi Aegis Arena Showdown ( Part 3 )
92
Chapter 92 Taruhan berbahaya ( Part 4 )
93
Chapter 93 Roselianne Noble vs Hilario Hernandez ( Part 5 )
94
Chapter 94 Perkembangan yang pesat ( Part 6 )
95
Chapter 95 Perkenalan Antara partisipan ( Part 7 )
96
Chapter 96 Arwah dan Waktu ( Part 8 )
97
Chapter 97 Jangan melampaui batas seenaknya! ( Part 9 )
98
Chapter 98 Penghinaan terhadap Pribumi ( Part 10 )
99
Chapter 99 Latihan keras ( Part 11 )
100
Chapter 100 Latihan Morena Iszlavia ( Part 12 )
101
Chapter 101 Pertarungan gemilang sang adik Pahlawan ( Part 13 )
102
Chapter 102 Populer vs Pemalu ( Part 14 )
103
Chapter 103 Sinergitas dengan angin ( Part 15 )
104
Chapter 104 Para tong kosong yang nyaring bunyinya ( Part 16 )
105
Chapter 105 Seorang Misterius ( Part 17 )
106
Chapter 106 Macheda dan Il-Sung ( Part 18 )
107
Happy New Year 2024
108
Chapter 107 Advanced Skill ( Part 19 )
109
Chapter 108 Popularitas ( Part 20 )
110
Chapter 109 Harga diri ( Part 21 )
111
Chapter 110 Waktu Luang dan Hiburan ( Part 22 )
112
Chapter 111 Schmerz ( Part 23 )
113
Chapter 112 Fio ( Part 24 )
114
Chapter 113 Kilas Balik Morena ( Part 25 )
115
Chapter 114 Sullivan Crestia ( Part 26 )
116
Chapter 115 Terungkapnya segala rahasia ( Part 27 )
117
Chapter 116 Benang Hitam ( Part 28 )
118
Chapter 117 Kebaikan yang sirna ( Part 29 )
119
Chapter 118 Lantunan Irama Mengerikan ( Part 30 )
120
Chapter 119 Romansa ( Part 31 )
121
Chapter 120 Maxwell Violance ( Part 32 )
122
Chapter 121 Kepercayaan diri ( Part 33 )
123
Chapter 122 The Rising Star ( Part 34 )
124
Chapter 123 Destiny of Evolution ( Part 35 )
125
Chapter 124 Peningkatan ( Part 36 )
126
Chapter 125 Ilusi Masa Lalu ( Part 37 )
127
Chapter 126 Kenangan Buruk ( Part 38 )
128
Chapter 127 Kharisma Kriminalitas Kelas Kakap ( Part 39 )
129
Chapter 128 Akhir dari sebuah Trauma ( Part 40 )
130
Chapter 129 Hadiah Rahasia dari orang Istimewa ( Part 41 )
131
Chapter 130 Aktivitas biasa ( Part 42 )
132
Chapter 131 Waktu untuk Bersantai ( Part 43 )
133
Chapter 132 Skilled Basketball ( Part 44 )
134
Chapter 133 Semi-Final Babak 1 ( PART 45 )
135
HAPPY EID MUBARAK!
136
Chapter 134 Hawa Dingin yang Menusuk ( Part 46 )
137
Chapter 135 Ketidakseimbangan Dunia Fana dan Dunia Nyata ( PART 47 )
138
Chapter 136 Peniru Handal ( PART 48 )
139
Chapter 137 Time ( Part 49 )
140
Chapter 138 Semuanya memiliki batas ( PART 50 )
141
Chapter 139 Charles Magnussen ( Part 51 )
142
Chapter 140 Emphasize ( Part 52 )
143
Chapter 141 Kekecewaan ( Part 53 )
144
Chapter 142 Beban seorang Adik ( Part 54 )
145
Chapter 143 The Path's ( Part 55 )
146
Chapter 144 Rasa Bersalah ( Part 56 )
147
Chapter 145 Letiontia ( Part 57 )
148
Chapter 146 Semi-Final Round ( Part 58 )
149
Chapter 147 Unnification vs Manifestation ( Part 59 )
150
Chapter 148 Pemikiran yang mengerikan ( Part 60 )
151
Chapter 149 Bulan pada Siang Hari ( Part 61 )
152
Chapter 150 Hal yang Mencemaskan ( Part 62 )
153
Chapter 151 Mimpi mengerikan ( PART 63 )
154
Chapter 152 Gemuruh Langit antara angin dan petir ( Part 64 )
155
Chapter 153 Pertarungan Udara ( PART 65 )
156
Chapter 154 Konsekuensi ( Part 66 )
157
Chapter 155 Perkelahian ( Part 67 )
158
Chapter 156 Bunga yang mekar setelah layu ( Part 68 )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!