Aku pun segera menemui Joanne yang biasa berada di Ruangannya. Sesampainya di depan Ruangan Nya, aku mengetuk pintunya sebanyak tiga kali.
"Tuk..Tuk..Tuk."
Terdapat suara dari dalam setelah aku mengetuk pintu.
"Masuk saja, pintunya tidak dikunci."
Aku pun langsung membuka pintu dan melihat Joanne sedang sibuk mengisi lembaran-lembaran kertas yang ada di Meja Kerjanya.
"Ah Tuan Muda. Ada perlu apa kemari?"
"Aku ingin mengambil kunci mobilku."
"Oh Kunci mobil, tunggu sebentar biar saya ambilkan kuncinya."
"Oke."
Aku menunggu Joanne mengambil kuncinya sembari melihat-lihat isi Ruangannya. Tampak elegan juga Ruangan Joanne ini. Sayangnya banyak sekali lembaran-lembaran kertas yang tertumpuk di Meja Kerjanya.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Joanne pun menemukan kuncinya.
"Ini Tuan Muda Kuncinya." Sambil memberikan kuncinya kepadaku.
"Oke, terimakasih Joanne. Lanjutkan pekerjaanmu."
"Baik tuan Muda."
Setelah mendapatkan kunci mobil, aku bergegas pergi ke Garasi. Berjalan ke Garasi sembari mengecek berbagai surat-surat izin mengemudi dan kartu identitas. Semua tampak lengkap.
Sesampainya di Garasi, aku pun membuka pintu mobilku dan menyalakan mesinnya. Aku panaskan mesin sejenak, sesudah mesin sudah lumayan panas. Aku pun menancap gas dengan perlahan ke arah luar
Aku pun dengan segera memerintahkan para Penjaga untuk membuka gerbangnya.
"Pak, Tolong bukain Gerbangnya."
"Baik Tuan Muda."
Para penjaga sigap membuka gerbang kediamanku. Aku pun lanjut mengemudi ke Kediaman Noble
Setelah sampai di Depan Kediaman Noble, aku langsung mengechat Roselianne.
-aku sudah di depan rumahmu Rose.
Tak berselang lama, Roselianne pun membalas chat ku.
-oke, aku akan segera kesana.
Kulihat ke arah Kediaman Noble, sebuah pintu besar terbuka dengan perlahan. Muncul sesosok Perempuan berwujud seperti bidadari. Awalnya aku nampak tak percaya, setelah ku melihatnya lagi dengan jelas ternyata perempuan itu adalah Roselianne.
Roselianne tampak seperti bidadari dengan sebuah Dress yang dipakainya. Tampak aksesoris mengelilinginya yang membuatnya tampak elegan. Roselianne menuju ke arah mobilku dengan sedikit berlari kecil.
"Maaf Menunggu Rapha."
"Santai aja, aku juga tidak menunggu lama."
Roselianne membuka pintu mobil dan duduk di sampingku yang menyetir.
"Mau kemana dulu Rose? apa mau langsung ke Cafe di Stuttgarter?."
"Hm… enaknya sih berjalan-jalan dulu. Tapi terserah kamu aja Raph, aku ikut kamu aja."
"Kalau ke Mall dulu gimana? Nanti biar aku yang bayarin belanjaannya."
"Boleh. Tapi gausah bayarin segala, kalau ke mall biar aku aja yang bayar. Kamu cukup traktir di Cafe saja nanti."
"Yaudah, pasang seat beltnya aja dulu biar aman. Sejujurnya kamu tampak cantik sekarang dengan dress dan kalung yang kau pakai itu."
"Eh…" Roselianne tampak seperti malu dan mukanya merah.
Aku pun langsung tancap gas menuju Mall di Stuttgarter. Sembari mengendarai, kami sedikit mengobrol agar tak terlalu bosan saat menyetir.
"Kacamata hitam yang kau pakai tampak cocok denganmu Raph."
"Makasih, ini juga sebenernya aku gak sengaja Nemu di Lemari. Kupikir aku cocok untuk memakainya jadinya ku pakai hari ini."
"Hahaha, sepertinya sifat PD mu masih saja dari kecil. Tapi dengan sifatmu itu yang membuat dirimu terlihat bagus."
"Ya aku terlihat percaya diri juga karena denganmu. Kalau dengan orang yang tidak kukenal mana mungkin aku memakai ini."
*Jangan begitu Raph, kamu tampak.. Ganteng di mata orang lain. Sebaiknya kamu kalau keluar pakai aja kacamata itu terus. Nanti pasti ada perempuan yang mendekatimu."
Aku melihat ke arah Roselianne, mukanya tampak merah saat mengatakan aku ganteng. Entah ini perasaanku atau bukan, Roselianne mukanya sering memerah dan tampak malu-malu saat bersamaku.
"Sebenernya, aku ada sih orang yang Kusuka di sekolahku. Tapi kayaknya sedikit mustahil untuk mendapatkannya"
"Ehh… siapa itu?"
"Rahasia kalau itu. Hahahaha."
"Ihh.. Sebel bgt deh." Memasang ekspresi kesal.
Setelah Berbincang-bincang cukup lama, akhirnya kami berdua sampai di Mallnya. Grand Livina Stuttgarter.
Aku pun segera menuju ke parkiran mobil untuk memakirkan mobilku. Sebelum masuk ke parkiran, ada parking system yang diwajibkan untuk mengambil tiket parkir. Ini dilakukan guna meminimalisir pencurian mobil di parkiran.
Aku pun menekan tombol ticket agar Barrier Gatenya terbuka. Barrier gate terbuka, aku langsung mencari parkiran yang kosong.
Setelah menemukan parkiran, kami berdua pun keluar dari mobil. Aku mengunci mobilku agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Tit..Tit."
Bunyi tanda bahwa mobil sudah terkunci. Kami pun segera masuk ke Mallnya.
"Kamu mau kemana dulu Rose? Aku ikut aja."
"Kayaknya… aku mau ke Toko Tas dulu. Soalnya Tasku udah lama belum kuganti."
"Oh yaudah."
Kami pun masuk ke dalam Mallnya. Sebuah pintu otomatis terbuka. Mallnya ramai sekali saat kulihat. Wajar sih, karena ini hari libur. Jadi banyak orang yang memilih waktu liburannya digunakan untuk berbelanja berbagai macam barang di Mall. Apalagi Mall ini bisa dibilang sebagai Mall Pusat di Kota Stuttgarter.
Kami berjalan-jalan mencari dimana letak toko yang menjual sebuah Tas. Muter sama muter sini mencari-cari toko Tas di lantai 1 tidak ada yang menjualnya. Kami pun menaiki lantai menggunakan eskalator untuk ke lantai 2. Berharap di lantai 2 ada yang menjual sebuah tas dengan kualitas bagus..
Akhirnya, setelah berjalan kesana kemari ada toko tas bermerk Lion Hart. Merk yang ku tau memiliki kualitas dan juga sudah terkenal ini. Roselianne pun langsung menuju ke toko tersebut.
Di dalam toko terlihat mewah sekali. Banyak sekali tas dengan segala jenis yang terpampang di dalamnya. Harga disini ya… memang harga-harga kualitas atas sih. Tapi seperti kata pepatah. Ada harga, ada kualitas.
Roselianne pun berkeliling mencari Tas yang cocok untuknya. Dia melihat-lihat Tas-Tas tanpa terlewatkan satupun. Sementara itu, aku ikut menemani Roselianne melihat-lihat Tas-Tas. Sesekali juga aku melihat Tas yang menurutku cocok untukku.
Roselianne pun selalu meminta saran dariku apakah tas itu cocok dengannya apa tidak.
"Raph, Tas ini cocok untukku gak? Warnanya bagus ih." Sambil menenteng tasnya
"Kalau menurutmu bagus ya… cocok-cocok aja."
"Ah minta saran darimu Daritadi bilang bagus-bagus aja. Ga ada kata lain apa Raph?"
"Ya mau gimana lagi. Aku awam untuk masalah ini. Coba kau tanya ke sellernya."
"Hmm… yaudah deh. Aku akan melihat-lihat lagi."
Hah… memang sifat perempuan seperti itu. Roselianne pun sama saja.
Aku pun lanjut melihat-lihat Tas untuk Pria. Tapi sepertinya tidak ada yang cocok untukku. Jadi aku tidak membeli apa-apa di toko ini
Sepertinya Roselianne sudah menemukan Tas yang dia inginkan setelah melihat-lihat. Aku pun segera menemui dirinya.
"Sudah selesai kah Rose?"
"Sudah Raph, maaf membuatmu menunggu terlalu lama."
"Santai aja. Yaudah temenin aku juga yuk. Aku mau ke Toko Pakaian yang di sebelah sana. Sepertinya bagus-bagus." Sambil menunjuk ke Arah toko Shirt's & Style yang berada di dekat Eskalator menuju lantai 3.
"Yuk."
Kami berdua pun pergi dari Toko Tas dan menuju ke Toko Shirt's & Style. Saat sudah sampai, aku lihat banyak sekali pakaian-pakaian mulai dari kemeja hingga sebuah pakaian Casual yang bagus-bagus. Sepertinya aku akan membeli banyak pakaian disini. Mumpung harganya juga sedikit terjangkau.
"Aku tunggu diluar aja deh Raph. Kamu aja yang ke dalam."
"Ayoklah Rose, ikut masuk juga. Aku kan juga ingin minta saranmu." Dengan nada membujuk Roselianne agar ikut masuk.
"Emmm…. Yaudah deh."
Pertama-tama, aku ke bagian Pakaian Kemeja. Banyak sekali Kemeja dengan model bagus tapi dengan harga yang terjangkau. Aku pun langsung memilih Kemeja bermotif Flannel dan Kemeja Formal tanpa memikirkan apa-apa lagi. Aku juga ingin mencoba memakai Kemejanya di tempat yang sudah disediakan di Toko ini.
Aku pun masuk ke ruang ganti pakaian. Melepas Blazerku dan Kemeja putihku yang sebelumnya. Menggantinya dengan Kemeja Flannel yang ingin kucoba. Aku pun dengan cepat memakai Kemejanya. Setelah selesai memakainya, aku pun langsung keluar dari ruang ganti dan meminta saran kepada Roselianne.
"Bagaimana Rose, apa cocok denganku?" Sambil memasang Pose dengan memasukkan tangan ke saku celana.
"Hmm..lebih bagus yang lengan pendek. Tapi cocok untukmu sih."
"Oke-oke."
Akupun masuk lagi dan Mengganti baju lagi dengan Kemeja Formal. Sama seperti sebelumnya, aku pun meminta saran kembali kepada Roselianne.
"Kalau ini Rose? Cocok juga?"
"Ini cocok banget kalau di Acara-Acara Formal."
"Baiklah, aku akan membeli dua-duanya."
Akupun mengganti baju lagi dengan Baju yang tadi kupakai. Setelah selesai mengganti Baju, aku langsung membayar Kemeja yang ingin kubeli.
Selesai Membayar, Aku dan Roselianne pergi dari toko. Dan memikirkan rencana selanjutnya.
"Mau kemana lagi abis ini Rose?"
"Gatau Raph, aku juga bingung mau kemana lagi. Soalnya aku cuman pengen beli Tas aja sih "
"Hmm.. bagaimana kalau kita main di Game Center? Setahuku di Lantai 4 ada Game Center yang tersedia "
"Wah boleh tuh. Ayok kesana aja."
"Oke, meluncur."
Kami berdua pun segera pergi ke Game Center yang berada di Lantai 4. Sesampainya di Game Center, kami pun pergi ke Kasir untuk membeli sebuah Kartu permainan. Game Card digunakan untuk mengaktifkan permainan yang ada di Game Center. Cara kerjanya mudah, hanya perlu di tempelkan Kartu tersebut ke permainan yang ingin kita mainkan.
"Kak, aku ingin membeli 2 Game card dengan saldo masing-masing di Kartunya terisi 100 Roux ya." Sembari membayar harga untuk 2 kartu dengan masing-masing kartu yang berisi 100 Roux.
"Baik kak, mohon tunggu sebentar ya."
"Iya."
Menunggu beberapa menit. Penjaga kasirnya pun memberi 2 kartu kepadaku.
"Ini kak Kartunya. Terimakasih." Sambil memberikan kartunya.
"Sama-sama."
Aku memberikan satu Game Card kepada Roselianne.
"Kamu mau main apa duluan Rose?"
"Emm.. main lempar bola basket yuk. Sembari olahraga sedikit."
"Yaudah Ayok."
Kami pun menuju ke Tempat Basketball Throwing Game berada. Sesampainya di Depan mesinnya, kami pun sepakat untuk berlomba siapa yang paling banyak memasukkan bolanya. Kami berdua dengan asiknya menikmati permainan ini. Hingga akhir permainan, skor yang ditunjukkan oleh mesin menunjukkan bahwa Skor Roselianne lebih banyak ketimbang diriku.
"Yeyy. Aku menang."
Tampak Roselianne sangat senang sekali. Yang artinya dia sangat menikmati hal ini.
"Yahh, aku kalah. Mau coba main ulang?"
"Gak ah, aku mau bermain game yang lain. Kali ini mau main Table Hockey? Yang kalah bakal kabulin 1 permintaan yang menang. Tapi bukan permintaan yang aneh-aneh loh."
"Boleh tuh. Kali ini aku pasti menang."
"Hahaha. Coba aja. Aku pasti bakal kalahin kamu lagi."
Kami pun bermain Table Hockey. Aku dan Roselianne sama-sama memegang alat untuk memukul bola hockeynya. Permainan dimulai. Yang memukul pertama adalah Roselianne. Roselianne memukul ke arah tengah.
"Duak.." bunyi saat memukul bola hockey.
Aku pun langsung menahan bola yang menuju ke arah gawang agar tidak kebobolan. Saat mengenai alat pukulan Hockeyku, bolanya memantul kembali ke arah Roselianne. Roselianne kembali memukul bolanya dengan kencang.
"Tak.."
Bolanya pun masuk ke arah Gawangku. Skor saat ini 0-1 untuk Roselianne. Selanjutnya, giliranku untuk melakukan pukulan pertama. Aku mengarahkan bolanya ke arah samping agar bolanya bisa memantul kembali ke arahku.
"Duak…Duak."
Bolanya memantul kembali ke Arahku. Aku pun langsung melemparkan pukulan ke arah Gawangnya dengan kencang.
"Tas… Tak."
Dan Pukulanku masuk kedalam Gawangnya. Skor Kali Ini 1-1. Sama-sama bermain dengan serius untuk menang. Tak ada kata lengah walau satu detik pun dalam permainan. Hingga akhir permainan, skor pun hanya berubah sedikit. 5-5, skor sama dan ini adalah Pukulan penentuan dariku.
Aku memulai permainan dengan memukul ke arah gawang langsung. Namun, pukulanku masih bisa ditahan oleh Roselianne. Bola memantul lagi ke arah ku setelah mengenai alatnya. Aku langsung memukul dengan kerasnya sehingga memicu suara yang keras.
"DUAK…"
Pukulan terasa kencang tak beraturan. Roselianne tampak kebingungan saat ingin menghalau bolanya. Sehingga bola dapat dengan mudahnya masuk ke gawangnya. Aku menang lagi dalam permainan ini.
"Hahaha, aku menang lagi Rose."
"Ihh… nyebelin banget deh. Kalah mulu." memasang muka sebal.
"Sesuai janji ya, yang kalah bakal nurutin permintaan yang menang."
"Iya-iya, apa permintaanmu?"
"Simpel aja, kamu temani aku latihan di tempat latihan keluargaku. Ya… setiap hari libur sih kalau mau. Gimana?"
"Hm…itu aja? Ga ada yang lain kan?"
"Iya. Cukup itu aja yang kuminta."
"Boleh aja sih. Tapi gapapa kan kalau aku ikut memakai fasilitasnya?"
"Gapapa."
"Oke. Deal."
"Sip. Yaudah kita langsung ke Cafe aja, udah jam setengah 2 siang nih. Kalau pulang ke sorean nanti kamu dimarahin."
"Yaudah, ayok ke Cafe aja."
Akhirnya kami berdua pun pergi keluar dari Mall.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
hansen patar
hadeh...
2023-10-05
0