Aku mengangkat tanganku dan segera berdiri.
"Baguslah kalau kamu mau menyerah. Ikut aku."
Adam memerintahkan ku untuk berjalan keluar dari gedung, sembari menodong sebuah pedang di belakangku.
Kulihat di bawah, tampak jebakan yang kupasang tadi sudah terbuka. Dalam hatiku,
{Bagaimana bisa dia menyadari jebakanku? Padahal aku sudah memasangnya dengan teliti dan tidak bisa dilihat oleh mata biasa.}
Adam membawaku pergi berjalan di luar. Kulihat sudah banyak sekali para Tim Penangkap yang sudah bersiaga di bawah.
"Raphael yang pertama tertangkap sepertinya. Baguslah."
Matt sepertinya meremehkanku. Tampak juga di depan, Leon sedang melakukan sesuatu yang aku tak tau apa yang dilakukannya di sana. Dia tampak seperti membuat sebuah kacamata dengan tangannya sambil melihat-lihat sekeliling.
"Leon, apa sudah selesai memeriksa semuanya?" Ucap Adam kepada Leon.
"Sudah, aku menemukan di sebelah kanan depan sana ada 3 orang yang bersembunyi. Mereka seperti melakukan sebuah posisi ingin menyergap, 2 orang di atas dan 1 orang lagi bersembunyi di bawah."
"Terimakasih Leon. Ayok yang lain mari kita sergap yang disana."
"Hajarr."
Tim Penangkap dengan Kompaknya berjalan bersama. Aku tidak melihat Vincent dan Novaria disini. Mungkin mereka menjaga di Markas.
"Aku butuh satu orang untuk menjaga Raphael ini. Apakah ada yang bersedia?"
"Aku saja Adam. Aku bisa menjaga Raphael.". Tom dengan semangatnya mengajukan diri.
"Ya sudah Tom, kau jaga Raphael dengan baik. Sepertinya dia yang mengambil komando tim."
"Siap."
Adam dan lainnya pun pergi menuju ke tempat Alice, Alvian dan Alianne bersembunyi.
"Hahaha Raphael-Raphael. Masih saja ya menjadi yang terlemah."
"Ya terserah kau saja Tom. Aku tidak ingin menambah masalahku."
"Kau bisa melihat semua anggota timmu tertangkap sehabis ini. Ide Adam sungguh cemerlang. Dia tahu bahwa Leon memiliki sebuah skill yang bisa melihat segalanya walaupun itu terhalau oleh bangunan. Ditambah dengan skill milik Michael yang bisa memindahkan kami dengan secepat kilat."
Pantas saja aku merasa aneh. Bagaimana bisa mereka menemukanku dengan sangat cepat, padahal aku sudah bersembunyi jauh dari markas mereka berada. Dan juga aku tidak melihat pergerakan Adam yang tiba-tiba menghilang.
"Oh.. jadi Adam yang menjadi Komando tim mu. Pantas saja."
"Ya, dialah pemimpin yang tepat. Apalagi dia memiliki stats diatas rata-rata orang biasa. Hanya dia yang cocok menjadi Komando di tim kami."
Aku sudah tahu siapa yang memberikan mereka Komando. Aku hanya perlu memberitahu kepada seluruh anggota tim tentang hal itu, hanya saja aku perlu mengurus Tom ini agar tidak tahu dengan alat yang aku buat.
"Hey Tom. Kau bilang Adam adalah Pemimpin yang tepat bukan?"
"Ya, memangnya kenapa?"
"Kau sepertinya melupakan satu orang dari timmu yang memiliki sifat Komando lebih baik dari Adam."
Aku tau siapa orang itu.
"Hahahaha, masih saja Raphael kau berkata seperti itu. Sudahlah kawan, jangan membuat dirimu terlihat bodoh sekali lagi."
Tom tampak tertawa terbahak-bahak atas ucapan ku. Sebenarnya memang tidak ada orang tau tentang hal ini. Hanya aku saja yang tau bagaimana cocoknya dia untuk menjadi seorang Pemimpin.
"Aku akan buktikan ucapanku setelah ini. Kau bisa melihatnya setelah Kelompok Adam kalah dari timku."
"Kalah? Hahaha, mimpi saja kau Raphael. Jelas-jelas Adam diatas semua yang berada di Tim mu. Aku bahkan tidak akan percaya bila Adam secara tiba-tiba kalah."
"Lihat saja setelah ini."
Tampak sebuah ledakan besar terjadi di Tempat mereka bertiga bersembunyi.
"Ledakan apa itu? Hah." Tom pun langsung terkejut
"Kau mau melihatnya Tom? Melihat bagaimana Adam akan kalah dari timku."
"Omong kosong saja kau Raphael!!" Emosinya pun memuncak.
Aku pun langsung berusaha melawan Tom.
Aku membuat sebuah Pedang dengan cepat. Selesai dibuat, aku langsung melayangkan pedangku ke arah Tom.
"Apa-apaan ini Raphael, kau ingin melawanku HAH!!"
"Majulah kau Tom, aku sungguh percaya diri bila melawanmu."
"Kurang ajar kau Raphael. Makan ini, Canon Light."
Sebuah Laser keluar dari tangan Tom. Akupun dengan cepat menghindari serangan itu.
"Sebuah serangan yang mudah dihindari Tom. Apa hanya ini saja yang kau punya?"
"Sialan, Kuakan membuatmu menyesal mengatakan hal itu."
Ekspresi Tom seakan-akan dia ingin memberiku pelajaran. Tom tampak memasang sebuah posisi dengan memutarkan tangannya secara cepat. Sebuah bola cahaya muncul tepat di hadapannya.
Tom pun mengarahkan tangannya ke diriku. Sebuah Laser yang lebih besar muncul ke arahku aku menghindarinya dengan reflekku. Walau sudah menghindari itu, aku masih terkena sebuah serangannya.
Sebuah luka kecil muncul di pundakku. Aku memasang ekspresi kesakitan setelah hal itu. Aku memegangi pundak kiri dengan tangan kananku. Kulihat di telapak tangan, bercak darah muncul mengikuti pola telapakku.
{Sialan, skill macam apa itu? Padahal aku sudah menghindarinya dengan refleks ku. Tapi masih saja kena.} Dalam hati sambil merasakan kesakitan.
"Hahaha, bagaimana Raphael? Masih mau meremehkanku?"
"Hah.." aku memasang nada sombong kepadanya.
"Luka ini kecil. Aku masih bisa menahannya, seranganmu lemah sekali Tom."
Aku menyembunyikan rasa sakit untuk menipu Tom. Kudengar Tom tidak terlalu pintar, kuharap aku bisa membodohi Tom.
"APA!! KAU MAU LAGI YA?"
Amarah Tom Meledak-ledak.
Disaat kami berdua sedang bertarung, ledakan terjadi di sekitar. Tampak bangunan-bangunan di sekitar tempat Alice berada pun porak-poranda. Sebuah guncangan seakan-akan mengikuti ledakan tersebut.
Aku tidak tau ini skill milik siapa, tapi ledakan ini sungguh Kuat. Aku hanya bisa berharap bahwa bangunan-bangunan di sekitarku tidak ikut hancur akibat ledakannya.
Tom pun sangat marah terhadapku. Dia menyerang menggunakan skillnya yang tadi sekali lagi. Tapi untuk kali ini, aku bisa menghindarinya dengan sempurna. Aku mencoba mempersempit jarak yang ada karena memakai pedang untuk menyerangnya.
Sejujurnya aku ingin melakukan ide ku yang waktu itu, mengeluarkan 2 Senjata sekaligus. Tapi hal itu sangat membebani tubuhku saat ini. Energi yang diperlukan untuk memegang 2 senjata sangat banyak. Sehingga aku tidak akan kuat untuk saat ini, mungkin jika kupaksa, pada akhirnya aku akan pingsan lagi.
Sembari menghindari semua serangan Tom, aku berlari ke arah Tom. Sesekali aku juga menangkis lasernya menggunakan pedangku.
Aku berlari dan berlari ke sana kemari untuk membingungkan Tom. Bergerak abstrak lebih diuntungkan bila melawan Pengguna serangan jarak jauh. Karena mereka tidak bisa menembak dengan akurat.
Sesudah mempersempit jarak dengan Tom, aku melayangkan kembali serangan kepadanya. Seranganku pun kena terhadapnya.
"AAKKK."
Tom terlihat kesakitan setelah menerima serangan itu. Namun, itu tidak membuat Tom tumbang. Tom juga memiliki stats diatas rata-rata. Hanya saja dia masih jauh dibawah Adam.
Tom pun dengan segera memperlebar jaraknya setelah terkena seranganku. Dia menembak sembari berlari. Aku pun mengejarnya untuk mempersempit jaraknya kembali. Serangan per serangan ku hindari. Mudah untuk menghindarinya kali ini karena dia juga bergerak. Jadi akurasinya pun tidak stabil dan menurun.
Tom memiliki kemampuan lari yang lumayan cepat. Sampai-sampai aku pun tidak bisa mengimbangi kecepatan larinya. Tom pun berbelok ke arah Kanan pada bangunan yang sempit, aku pun dengan segera mengejarnya lagi.
Ketika aku berbelok, Tom pun sudah berancang-ancang mengeluarkan serangan.
"SLUUSSS." Bunyi laser Tom.
Serangannya sudah berada tepat di depan mataku. Aku dengan segera melompat ke arah belakang. Entah keberuntungan memihakku atau tidak, dengan cepat aku berhasil menghindarinya. Serangan itu sungguh berbahaya.
{Untung saja aku berhasil menghindarinya, kalau tidak maka sudah dipastikan aku akan mati.}
Aku tidak menyangka Tom bisa melakukan Hal seperti itu dengan otak bodohnya. Tom pun tampak kabur setelah hal itu. Aku mengambil pedangku yang tergeletak di sampingku.
Aku memutuskan untuk membiarkan Tom kabur. Akan sangat berbahaya untuk mengejarnya jika terjadi hal seperti itu lagi. Aku tidak mau membuat khawatir keluargaku sekali lagi.
Aku langsung bergegas pergi ke Tempat Alice berada. Ledakan-ledakan mengiringi langkah kakiku. Sungguh, ini adalah skill yang sangat overpower. Kuingin melihat siapa yang mempunyai skill ini.
Sesampainya aku di tempat, aku melihat Matt, Xavier, Alvian, Alice, Joe tampak terbaring pingsan sana.
{Apa yang terjadi disini? Kenapa orang-orang ini bisa terbaring disini.}
Kulihat ke depan, bangunan-bangunan di sekitar tampak hancur tidak tersisa. Hanya ada sebuah tanda hitam seperti habis terbakar.
Tiba-tiba di depan mataku muncul Adam dan Alianne sedang bertarung.
Alianne tampak mengincar Adam. Tiba-tiba di sebelah Adam, ledakan terjadi lagi.
{Ternyata ini skill milik Alianne, sungguh sangat kuat sekali skillnya.}
Aku tampak kagum dengan skill yang dimiliki Alianne. Dalam hatiku ada rasa iri pada Alianne yang memiliki Skill itu.
Namun daripada mengagumi skillnya, sebaiknya aku segera memindahkan mereka yang terbaring agar tidak terkena ledakannya. Aku memindahkan satu persatu ke tempat yang menurutku aman.
Sesudah memindahkan semua yang terbaring pingsan ke tempat yang aman, aku kembali ke tempat Adam dan Alianne bertarung.
Aku mencari sebuah tempat yang bisa dijadikan tempat menonton. Kulihat ada puing-puing bangunan yang hancur karena pertarungan itu. Aku pun langsung duduk di tepi puing bangunan. Sembari mengangkat satu kakiku.
Menyaksikan pertarungan yang sengit antara Adam dengan Alianne. Sejujurnya aku ingin melihat skill apa yang dimiliki oleh Adam.
Adam selalu menghindari serangan Alianne yang dahsyat itu. Karena stats tubuhnya diatas rata-rata itu memudahkannya dalam melakukan pergerakan yang sulit. Seperti melompat dari bangunan ke bangunan lainnya.
Sedangkan Alianne, dia tampak menyerang dengan membabi buta tanpa memikirkan sekitarnya. Pertarungan ini layak sekali untuk dipelajari untukku yang ingin menjadi Top Ranker suatu hari nanti. Menganalisis segala pergerakan dan cara memakai skill mereka masing-masing bisa dipelajari olehku.
Adam nampaknya berada di situasi terdesak karena dia berada di tengah-tengah puing-puing bangunan. Tidak ada jalan untuk melarikan diri lagi.
"Adam… akhirnya aku bisa mengalahkanmu kali ini. Hahahaha."
Nampak Alianne terkesan seperti bergembira terhadap hal itu. Sepertinya dia memiliki sebuah Alter Ego di dalam dirinya.
"Hey sadarlah Alianne. Kau bisa membahayakan yang lain."
"Aku tidak peduli dengan sekitar ku, yang kumau hanyalah mengalahkan dirimu saja. Aku akan melakukan apapun selagi aku bisa mengalahkanmu."
"Kau sudah Gila ya Alianne. Hey Sadarlah cepat." Adam sembari menghindari segala serangan yang diberikan Alianne.
Aku bisa mendengar suara mereka berdua dari sini. Sepertinya hal itu terjadi karena alat Alianne rusak, jadi suara mereka berdua bocor ke alat yang kubuat.
Mungkin sebentar lagi Tim Penjahat akan menuju kemari.
Adam terdesak sepenuhnya, puing-puing yang tadi menghalanginya pun roboh karena guncangan akibat ledakan tersebut.
Puing-puing bangunan yang roboh seketika menimpa Adam.
{Sepertinya Alianne menang kali ini.}
Karena pertarungan ini sudah Selesai, kurasa aku akan pergi kebawah.
Namun, ketika aku bangun dari posisi duduk ku, puing-puing bangunan yang tadinya menimpa Adam terlempar jauh ke arah Alianne.
"KUAKK."
Alianne terkena puing-puing bangunan yang terlempar. Aku terheran.
{Apa yang terjadi? Bukannya tadi Adam tertimpa puing-puing itu?}
Kulihat, Adam berdiri disana dengan gagahnya. Dia seperti membangkitkan sebuah kekuatan yang berasal dari tubuhnya. Tampak aura merah menyelimutinya.
Dengan baju sekolah yang sudah robek karena tertimpa puing-puing itu, aku bisa melihat tubuh Adam yang seperti meningkat beberapa kali lipat dari sebelumnya .
Adam pun bergerak ke arah Alianne dengan cepatnya.
{Kecepatan macam apa itu? Sungguh tidak masuk akal cepatnya.}
Aku terkagum dengan kecepatannya. Bagai kecepatan cahaya. Alianne pun yang tadinya unggul sekarang malah terlihat kalah. Adam memberikan serangan dengan pukulannya kepada Alianne.
Serangan yang dilakukan pun terlihat cepat seakan tidak terlihat. Aku yang melihat hal itu sontak duduk kembali menyaksikan pertarungan ini.
Alianne tampak tak berdaya menerima serangan dari Adam. Mereka berdua sepertinya sudah tidak ingat tentang peraturan permainan ini. Pak Gritz pun tidak langsung memberhentikan mereka seperti memang lebih seru jika seperti ini.
Tidak ada pencegahan yang dilakukan oleh Pak Gritz. Mungkin memang Pak Gritz juga ingin melihat berbagai macam skill-skill yang dimiliki para Murid. Bahkan hal ini terlihat seperti uji coba untuk para Murid.
Pertarungan mereka berdua pun semakin lama semakin sengit. Alianne yang tadinya tampak tak berdaya mulai menunjukkan serangan balik untuk Adam. Ledakan terjadi secara membabi buta. Namun untuk kali ini, ledakan terlihat berbeda. Karena daya hancurnya lebih besar dari yang tadi dilancarkan oleh Alianne.
Mereka berdua bertarung habis-habisan. Bahkan Alianne pun tampak mengeluarkan serangan terkuatnya. Sebuah Ledakan besar terjadi, bahkan cahayanya sampai menutupi pandanganku yang sedang melihatnya. Asap yang ditimbulkan oleh ledakan itu terlihat sangat tinggi. Sampai-sampai mungkin bisa kuperkirakan bisa dilihat dari Markas masing-masing tim.
Saat cahayanya mulai hilang perlahan-lahan, kulihat Alianne dan Adam sama-sama berdiam diri.
Tak lama kemudian, Alianne tumbang dan terbaring pingsan. Sedangkan Adam tetap kokoh berdiri di sampingnya dengan tubuh yang penuh luka dan darah. Pertarungan ini dimenangkan oleh Adam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
hansen patar
Thor..
ini Tema nya sistem gitulah kan dan monster lain² ...
tapi sejauh ini, kehidupan pribadi MC doang..
kelamaan banget pengenalan nya Thor..
pendapat pribadi doang ini Thor..
sory Kritik nya
tetap semangat thor
2023-10-05
0