Chapter 09 Ledakan Besar

Aku mengangkat tanganku dan segera berdiri.

"Baguslah kalau kamu mau menyerah. Ikut aku."

Adam memerintahkan ku untuk berjalan keluar dari gedung, sembari menodong sebuah pedang di belakangku.

Kulihat di bawah, tampak jebakan yang kupasang tadi sudah terbuka. Dalam hatiku,

{Bagaimana bisa dia menyadari jebakanku? Padahal aku sudah memasangnya dengan teliti dan tidak bisa dilihat oleh mata biasa.}

Adam membawaku pergi berjalan di luar. Kulihat sudah banyak sekali para Tim Penangkap yang sudah bersiaga di bawah.

"Raphael yang pertama tertangkap sepertinya. Baguslah."

Matt sepertinya meremehkanku. Tampak juga di depan, Leon sedang melakukan sesuatu yang aku tak tau apa yang dilakukannya di sana. Dia tampak seperti membuat sebuah kacamata dengan tangannya sambil melihat-lihat sekeliling.

"Leon, apa sudah selesai memeriksa semuanya?" Ucap Adam kepada Leon.

"Sudah, aku menemukan di sebelah kanan depan sana ada 3 orang yang bersembunyi. Mereka seperti melakukan sebuah posisi ingin menyergap, 2 orang di atas dan 1 orang lagi bersembunyi di bawah."

"Terimakasih Leon. Ayok yang lain mari kita sergap yang disana."

"Hajarr."

Tim Penangkap dengan Kompaknya berjalan bersama. Aku tidak melihat Vincent dan Novaria disini. Mungkin mereka menjaga di Markas.

"Aku butuh satu orang untuk menjaga Raphael ini. Apakah ada yang bersedia?"

"Aku saja Adam. Aku bisa menjaga Raphael.". Tom dengan semangatnya mengajukan diri.

"Ya sudah Tom, kau jaga Raphael dengan baik. Sepertinya dia yang mengambil komando tim."

"Siap."

Adam dan lainnya pun pergi menuju ke tempat Alice, Alvian dan Alianne bersembunyi.

"Hahaha Raphael-Raphael. Masih saja ya menjadi yang terlemah."

"Ya terserah kau saja Tom. Aku tidak ingin menambah masalahku."

"Kau bisa melihat semua anggota timmu tertangkap sehabis ini. Ide Adam sungguh cemerlang. Dia tahu bahwa Leon memiliki sebuah skill yang bisa melihat segalanya walaupun itu terhalau oleh bangunan. Ditambah dengan skill milik Michael yang bisa memindahkan kami dengan secepat kilat."

Pantas saja aku merasa aneh. Bagaimana bisa mereka menemukanku dengan sangat cepat, padahal aku sudah bersembunyi jauh dari markas mereka berada. Dan juga aku tidak melihat pergerakan Adam yang tiba-tiba menghilang.

"Oh.. jadi Adam yang menjadi Komando tim mu. Pantas saja."

"Ya, dialah pemimpin yang tepat. Apalagi dia memiliki stats diatas rata-rata orang biasa. Hanya dia yang cocok menjadi Komando di tim kami."

Aku sudah tahu siapa yang memberikan mereka Komando. Aku hanya perlu memberitahu kepada seluruh anggota tim tentang hal itu, hanya saja aku perlu mengurus Tom ini agar tidak tahu dengan alat yang aku buat.

"Hey Tom. Kau bilang Adam adalah Pemimpin yang tepat bukan?"

"Ya, memangnya kenapa?"

"Kau sepertinya melupakan satu orang dari timmu yang memiliki sifat Komando lebih baik dari Adam."

Aku tau siapa orang itu.

"Hahahaha, masih saja Raphael kau berkata seperti itu. Sudahlah kawan, jangan membuat dirimu terlihat bodoh sekali lagi."

Tom tampak tertawa terbahak-bahak atas ucapan ku. Sebenarnya memang tidak ada orang tau tentang hal ini. Hanya aku saja yang tau bagaimana cocoknya dia untuk menjadi seorang Pemimpin.

"Aku akan buktikan ucapanku setelah ini. Kau bisa melihatnya setelah Kelompok Adam kalah dari timku."

"Kalah? Hahaha, mimpi saja kau Raphael. Jelas-jelas Adam diatas semua yang berada di Tim mu. Aku bahkan tidak akan percaya bila Adam secara tiba-tiba kalah."

"Lihat saja setelah ini."

Tampak sebuah ledakan besar terjadi di Tempat mereka bertiga bersembunyi.

"Ledakan apa itu? Hah." Tom pun langsung terkejut

"Kau mau melihatnya Tom? Melihat bagaimana Adam akan kalah dari timku."

"Omong kosong saja kau Raphael!!" Emosinya pun memuncak.

Aku pun langsung berusaha melawan Tom.

Aku membuat sebuah Pedang dengan cepat. Selesai dibuat, aku langsung melayangkan pedangku ke arah Tom.

"Apa-apaan ini Raphael, kau ingin melawanku HAH!!"

"Majulah kau Tom, aku sungguh percaya diri bila melawanmu."

"Kurang ajar kau Raphael. Makan ini, Canon Light."

Sebuah Laser keluar dari tangan Tom. Akupun dengan cepat menghindari serangan itu.

"Sebuah serangan yang mudah dihindari Tom. Apa hanya ini saja yang kau punya?"

"Sialan, Kuakan membuatmu menyesal mengatakan hal itu."

Ekspresi Tom seakan-akan dia ingin memberiku pelajaran. Tom tampak memasang sebuah posisi dengan memutarkan tangannya secara cepat. Sebuah bola cahaya muncul tepat di hadapannya.

Tom pun mengarahkan tangannya ke diriku. Sebuah Laser yang lebih besar muncul ke arahku aku menghindarinya dengan reflekku. Walau sudah menghindari itu, aku masih terkena sebuah serangannya.

Sebuah luka kecil muncul di pundakku. Aku memasang ekspresi kesakitan setelah hal itu. Aku memegangi pundak kiri dengan tangan kananku. Kulihat di telapak tangan, bercak darah muncul mengikuti pola telapakku.

{Sialan, skill macam apa itu? Padahal aku sudah menghindarinya dengan refleks ku. Tapi masih saja kena.} Dalam hati sambil merasakan kesakitan.

"Hahaha, bagaimana Raphael? Masih mau meremehkanku?"

"Hah.." aku memasang nada sombong kepadanya.

"Luka ini kecil. Aku masih bisa menahannya, seranganmu lemah sekali Tom."

Aku menyembunyikan rasa sakit untuk menipu Tom. Kudengar Tom tidak terlalu pintar, kuharap aku bisa membodohi Tom.

"APA!! KAU MAU LAGI YA?"

Amarah Tom Meledak-ledak.

Disaat kami berdua sedang bertarung, ledakan terjadi di sekitar. Tampak bangunan-bangunan di sekitar tempat Alice berada pun porak-poranda. Sebuah guncangan seakan-akan mengikuti ledakan tersebut.

Aku tidak tau ini skill milik siapa, tapi ledakan ini sungguh Kuat. Aku hanya bisa berharap bahwa bangunan-bangunan di sekitarku tidak ikut hancur akibat ledakannya.

Tom pun sangat marah terhadapku. Dia menyerang menggunakan skillnya yang tadi sekali lagi. Tapi untuk kali ini, aku bisa menghindarinya dengan sempurna. Aku mencoba mempersempit jarak yang ada karena memakai pedang untuk menyerangnya.

Sejujurnya aku ingin melakukan ide ku yang waktu itu, mengeluarkan 2 Senjata sekaligus. Tapi hal itu sangat membebani tubuhku saat ini. Energi yang diperlukan untuk memegang 2 senjata sangat banyak. Sehingga aku tidak akan kuat untuk saat ini, mungkin jika kupaksa, pada akhirnya aku akan pingsan lagi.

Sembari menghindari semua serangan Tom, aku berlari ke arah Tom. Sesekali aku juga menangkis lasernya menggunakan pedangku.

Aku berlari dan berlari ke sana kemari untuk membingungkan Tom. Bergerak abstrak lebih diuntungkan bila melawan Pengguna serangan jarak jauh. Karena mereka tidak bisa menembak dengan akurat.

Sesudah mempersempit jarak dengan Tom, aku melayangkan kembali serangan kepadanya. Seranganku pun kena terhadapnya.

"AAKKK."

Tom terlihat kesakitan setelah menerima serangan itu. Namun, itu tidak membuat Tom tumbang. Tom juga memiliki stats diatas rata-rata. Hanya saja dia masih jauh dibawah Adam.

Tom pun dengan segera memperlebar jaraknya setelah terkena seranganku. Dia menembak sembari berlari. Aku pun mengejarnya untuk mempersempit jaraknya kembali. Serangan per serangan ku hindari. Mudah untuk menghindarinya kali ini karena dia juga bergerak. Jadi akurasinya pun tidak stabil dan menurun.

Tom memiliki kemampuan lari yang lumayan cepat. Sampai-sampai aku pun tidak bisa mengimbangi kecepatan larinya. Tom pun berbelok ke arah Kanan pada bangunan yang sempit, aku pun dengan segera mengejarnya lagi.

Ketika aku berbelok, Tom pun sudah berancang-ancang mengeluarkan serangan.

"SLUUSSS." Bunyi laser Tom.

Serangannya sudah berada tepat di depan mataku. Aku dengan segera melompat ke arah belakang. Entah keberuntungan memihakku atau tidak, dengan cepat aku berhasil menghindarinya. Serangan itu sungguh berbahaya.

{Untung saja aku berhasil menghindarinya, kalau tidak maka sudah dipastikan aku akan mati.}

Aku tidak menyangka Tom bisa melakukan Hal seperti itu dengan otak bodohnya. Tom pun tampak kabur setelah hal itu. Aku mengambil pedangku yang tergeletak di sampingku.

Aku memutuskan untuk membiarkan Tom kabur. Akan sangat berbahaya untuk mengejarnya jika terjadi hal seperti itu lagi. Aku tidak mau membuat khawatir keluargaku sekali lagi.

Aku langsung bergegas pergi ke Tempat Alice berada. Ledakan-ledakan mengiringi langkah kakiku. Sungguh, ini adalah skill yang sangat overpower. Kuingin melihat siapa yang mempunyai skill ini.

Sesampainya aku di tempat, aku melihat Matt, Xavier, Alvian, Alice, Joe tampak terbaring pingsan sana.

{Apa yang terjadi disini? Kenapa orang-orang ini bisa terbaring disini.}

Kulihat ke depan, bangunan-bangunan di sekitar tampak hancur tidak tersisa. Hanya ada sebuah tanda hitam seperti habis terbakar.

Tiba-tiba di depan mataku muncul Adam dan Alianne sedang bertarung.

Alianne tampak mengincar Adam. Tiba-tiba di sebelah Adam, ledakan terjadi lagi.

{Ternyata ini skill milik Alianne, sungguh sangat kuat sekali skillnya.}

Aku tampak kagum dengan skill yang dimiliki Alianne. Dalam hatiku ada rasa iri pada Alianne yang memiliki Skill itu.

Namun daripada mengagumi skillnya, sebaiknya aku segera memindahkan mereka yang terbaring agar tidak terkena ledakannya. Aku memindahkan satu persatu ke tempat yang menurutku aman.

Sesudah memindahkan semua yang terbaring pingsan ke tempat yang aman, aku kembali ke tempat Adam dan Alianne bertarung.

Aku mencari sebuah tempat yang bisa dijadikan tempat menonton. Kulihat ada puing-puing bangunan yang hancur karena pertarungan itu. Aku pun langsung duduk di tepi puing bangunan. Sembari mengangkat satu kakiku.

Menyaksikan pertarungan yang sengit antara Adam dengan Alianne. Sejujurnya aku ingin melihat skill apa yang dimiliki oleh Adam.

Adam selalu menghindari serangan Alianne yang dahsyat itu. Karena stats tubuhnya diatas rata-rata itu memudahkannya dalam melakukan pergerakan yang sulit. Seperti melompat dari bangunan ke bangunan lainnya.

Sedangkan Alianne, dia tampak menyerang dengan membabi buta tanpa memikirkan sekitarnya. Pertarungan ini layak sekali untuk dipelajari untukku yang ingin menjadi Top Ranker suatu hari nanti. Menganalisis segala pergerakan dan cara memakai skill mereka masing-masing bisa dipelajari olehku.

Adam nampaknya berada di situasi terdesak karena dia berada di tengah-tengah puing-puing bangunan. Tidak ada jalan untuk melarikan diri lagi.

"Adam… akhirnya aku bisa mengalahkanmu kali ini. Hahahaha."

Nampak Alianne terkesan seperti bergembira terhadap hal itu. Sepertinya dia memiliki sebuah Alter Ego di dalam dirinya.

"Hey sadarlah Alianne. Kau bisa membahayakan yang lain."

"Aku tidak peduli dengan sekitar ku, yang kumau hanyalah mengalahkan dirimu saja. Aku akan melakukan apapun selagi aku bisa mengalahkanmu."

"Kau sudah Gila ya Alianne. Hey Sadarlah cepat." Adam sembari menghindari segala serangan yang diberikan Alianne.

Aku bisa mendengar suara mereka berdua dari sini. Sepertinya hal itu terjadi karena alat Alianne rusak, jadi suara mereka berdua bocor ke alat yang kubuat.

Mungkin sebentar lagi Tim Penjahat akan menuju kemari.

Adam terdesak sepenuhnya, puing-puing yang tadi menghalanginya pun roboh karena guncangan akibat ledakan tersebut.

Puing-puing bangunan yang roboh seketika menimpa Adam.

{Sepertinya Alianne menang kali ini.}

Karena pertarungan ini sudah Selesai, kurasa aku akan pergi kebawah.

Namun, ketika aku bangun dari posisi duduk ku, puing-puing bangunan yang tadinya menimpa Adam terlempar jauh ke arah Alianne.

"KUAKK."

Alianne terkena puing-puing bangunan yang terlempar. Aku terheran.

{Apa yang terjadi? Bukannya tadi Adam tertimpa puing-puing itu?}

Kulihat, Adam berdiri disana dengan gagahnya. Dia seperti membangkitkan sebuah kekuatan yang berasal dari tubuhnya. Tampak aura merah menyelimutinya.

Dengan baju sekolah yang sudah robek karena tertimpa puing-puing itu, aku bisa melihat tubuh Adam yang seperti meningkat beberapa kali lipat dari sebelumnya .

Adam pun bergerak ke arah Alianne dengan cepatnya.

{Kecepatan macam apa itu? Sungguh tidak masuk akal cepatnya.}

Aku terkagum dengan kecepatannya. Bagai kecepatan cahaya. Alianne pun yang tadinya unggul sekarang malah terlihat kalah. Adam memberikan serangan dengan pukulannya kepada Alianne.

Serangan yang dilakukan pun terlihat cepat seakan tidak terlihat. Aku yang melihat hal itu sontak duduk kembali menyaksikan pertarungan ini.

Alianne tampak tak berdaya menerima serangan dari Adam. Mereka berdua sepertinya sudah tidak ingat tentang peraturan permainan ini. Pak Gritz pun tidak langsung memberhentikan mereka seperti memang lebih seru jika seperti ini.

Tidak ada pencegahan yang dilakukan oleh Pak Gritz. Mungkin memang Pak Gritz juga ingin melihat berbagai macam skill-skill yang dimiliki para Murid. Bahkan hal ini terlihat seperti uji coba untuk para Murid.

Pertarungan mereka berdua pun semakin lama semakin sengit. Alianne yang tadinya tampak tak berdaya mulai menunjukkan serangan balik untuk Adam. Ledakan terjadi secara membabi buta. Namun untuk kali ini, ledakan terlihat berbeda. Karena daya hancurnya lebih besar dari yang tadi dilancarkan oleh Alianne.

Mereka berdua bertarung habis-habisan. Bahkan Alianne pun tampak mengeluarkan serangan terkuatnya. Sebuah Ledakan besar terjadi, bahkan cahayanya sampai menutupi pandanganku yang sedang melihatnya. Asap yang ditimbulkan oleh ledakan itu terlihat sangat tinggi. Sampai-sampai mungkin bisa kuperkirakan bisa dilihat dari Markas masing-masing tim.

Saat cahayanya mulai hilang perlahan-lahan, kulihat Alianne dan Adam sama-sama berdiam diri.

Tak lama kemudian, Alianne tumbang dan terbaring pingsan. Sedangkan Adam tetap kokoh berdiri di sampingnya dengan tubuh yang penuh luka dan darah. Pertarungan ini dimenangkan oleh Adam.

Terpopuler

Comments

hansen patar

hansen patar

Thor..
ini Tema nya sistem gitulah kan dan monster lain² ...
tapi sejauh ini, kehidupan pribadi MC doang..
kelamaan banget pengenalan nya Thor..
pendapat pribadi doang ini Thor..
sory Kritik nya
tetap semangat thor

2023-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 Raphael Ignite
2 Chapter 02 Dungeon Break
3 Chapter 03 Mansion Ignite's Family
4 Chapter 04 Roselianne Noble
5 Chapter 05 Shopping and Play
6 Chapter 06 Tersesat di Jalan yang Lurus
7 Chapter 07 Penjahat di Kereta
8 Chapter 08 Hit & Run
9 Chapter 09 Ledakan Besar
10 Chapter 10 Suara yang tak dikenali
11 Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau
12 Chapter 12 Triniade System
13 Chapter 13 Adela Agraze
14 Chapter 14 Pertarungan yang Tersisa
15 Chapter 15 Pertarungan tak terlihat
16 Chapter 16 Akhir dari Pertarungan
17 Chapter 17 Ikatan yang Renggang, mulai kembali Menguat
18 Chapter 18 Pesta yang Mewah
19 Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya
20 Chapter 20 Kemacetan Panjang
21 Chapter 21 Diskusi Tegang
22 Chapter 22 Sistem Error??
23 Chapter 23 Mawar yang Mekar
24 Chapter 24 Kecanggihan Teknologi ITG
25 Chapter 25 Ruangan Misterius
26 Chapter 26 Jangan bersenang dulu, Masalah kan datang nanti
27 Chapter 27 Dunia tanpa Gangguan
28 Chapter 28 Melodi Merdu Bagai di Dunia Fantasi
29 Chapter 29 Ingatan masa Lama
30 Chapter 30 Akhir dari Pelatihan
31 Chapter 31 Hari yang Sempurna dengan Kondisi yang Buruk
32 Chapter 32 Benih Cinta yang mulai Bersemi
33 Chapter 33 Pemandangan Kota dari Jendela Bus
34 Chapter 34 Ketiga sifat yang Berlawanan
35 Chapter 35 Mengurus Urusan Diplomasi
36 Chapter 36 Sebastian sang Asisten Kepala Keluarga
37 Chapter 37 Telat lagi
38 Chapter 38 Leon, Novaria dan Alice
39 Chapter 39 Diriku setahun yang Lalu
40 Chapter 40 Sebuah Perasaan berkat Sebuah Senyuman
41 Chapter 41 Sang Cahaya yang Meredup
42 Chapter 42 Ulmaz Game Center
43 Chapter 43 Pertarungan Virtual Reality
44 Chapter 44 Evilanse World Paralel
45 Chapter 45 Apakah ini Akhirnya!!
46 Chapter 46 Dimulai dari Amarah dan Kecerobohan
47 Chapter 47 Caroline Wozniacki
48 Chapter 48 Suara yang Berasal dari sebuah Piano
49 Chapter 49 Basketball
50 Chapter 50 Rigorous Mode
51 Chapter 51 Waktunya pembalasan
52 Chapter 52 Sebuah Keajaiban yang Terjadi
53 Chapter 53 Suara dari sebuah Bongkahan Es
54 Chapter 54 Hanya sebuah Boneka Beruang berwarna Pink
55 Chapter 55 Bienen dan Liebe
56 Chapter 56 Ketua Asosiasi Ranker
57 Chapter 57 Kenapa Hari Ini!!
58 Chapter 58 Hasil yang Cukup Memuaskan
59 Chapter 59 Ryne dan Ujian Tulis
60 Chapter 60 Mari kita Mulai!!
61 Chapter 61 Kejutan dari Seorang Schwarz
62 Chapter 62 Sedikit Kecurangan tidaklah buruk
63 Chapter 63 Sebuah Wacana
64 Chapter 64 Bahaya Narkotika dan obat-obatan terlarang
65 Chapter 65 Angka 05 dan Bunga Mawar
66 Chapter 66 Burlinsen
67 Chapter 67 Organisasi Rosenbluten
68 Chapter 68 Tindakan Kekerasan pada Anak Dibawah Umur
69 Chapter 69 Rosenbluten dan Para Pemimpinnya
70 Chapter 70 Cahaya di tengah Gelapnya Malam
71 Chapter 71 Pertarungan Melalui Bir
72 Chapter 72 Rasa yang Telah Hilang
73 Chapter 73 Mind Control
74 Chapter 74 Ibunda yang sangat Baik Hati
75 Chapter 75 Taman
76 Chapter 76 Anting bunga membuatmu lengah
77 Chapter 77 Rio si Jaket Merah
78 Chapter 78 Fokuslah pada suatu hal dan cek kembali apakah itu sesuai
79 Chapter 79 Keadaan Pasca Pertarungan sengit
80 Chapter 80 Kepanikan tiada henti
81 Chapter 81 Kalau ada dia, kurasa kondisiku membaik
82 Chapter 82 Festival Rhine in Flammen (Part 1)
83 Chapter 83 Festival Rhine in Flammen ( Part 2 )
84 Chapter 84 Festival Rhine in Flammen ( Part 3 )
85 Chapter 85 Kaizo Ignite
86 Chapter 86 Kembalinya setelah libur panjang
87 Chapter 87 Situasi rumit dan gawat
88 Chapter 88 Air Mata Kecemburuan
89 Chapter 89 Aegis Arena Showdown ( Part 1 )
90 Chapter 90 Aegis Arena Showdown ( Part 2 )
91 Chapter 91 Pembukaan Kompetisi Aegis Arena Showdown ( Part 3 )
92 Chapter 92 Taruhan berbahaya ( Part 4 )
93 Chapter 93 Roselianne Noble vs Hilario Hernandez ( Part 5 )
94 Chapter 94 Perkembangan yang pesat ( Part 6 )
95 Chapter 95 Perkenalan Antara partisipan ( Part 7 )
96 Chapter 96 Arwah dan Waktu ( Part 8 )
97 Chapter 97 Jangan melampaui batas seenaknya! ( Part 9 )
98 Chapter 98 Penghinaan terhadap Pribumi ( Part 10 )
99 Chapter 99 Latihan keras ( Part 11 )
100 Chapter 100 Latihan Morena Iszlavia ( Part 12 )
101 Chapter 101 Pertarungan gemilang sang adik Pahlawan ( Part 13 )
102 Chapter 102 Populer vs Pemalu ( Part 14 )
103 Chapter 103 Sinergitas dengan angin ( Part 15 )
104 Chapter 104 Para tong kosong yang nyaring bunyinya ( Part 16 )
105 Chapter 105 Seorang Misterius ( Part 17 )
106 Chapter 106 Macheda dan Il-Sung ( Part 18 )
107 Happy New Year 2024
108 Chapter 107 Advanced Skill ( Part 19 )
109 Chapter 108 Popularitas ( Part 20 )
110 Chapter 109 Harga diri ( Part 21 )
111 Chapter 110 Waktu Luang dan Hiburan ( Part 22 )
112 Chapter 111 Schmerz ( Part 23 )
113 Chapter 112 Fio ( Part 24 )
114 Chapter 113 Kilas Balik Morena ( Part 25 )
115 Chapter 114 Sullivan Crestia ( Part 26 )
116 Chapter 115 Terungkapnya segala rahasia ( Part 27 )
117 Chapter 116 Benang Hitam ( Part 28 )
118 Chapter 117 Kebaikan yang sirna ( Part 29 )
119 Chapter 118 Lantunan Irama Mengerikan ( Part 30 )
120 Chapter 119 Romansa ( Part 31 )
121 Chapter 120 Maxwell Violance ( Part 32 )
122 Chapter 121 Kepercayaan diri ( Part 33 )
123 Chapter 122 The Rising Star ( Part 34 )
124 Chapter 123 Destiny of Evolution ( Part 35 )
125 Chapter 124 Peningkatan ( Part 36 )
126 Chapter 125 Ilusi Masa Lalu ( Part 37 )
127 Chapter 126 Kenangan Buruk ( Part 38 )
128 Chapter 127 Kharisma Kriminalitas Kelas Kakap ( Part 39 )
129 Chapter 128 Akhir dari sebuah Trauma ( Part 40 )
130 Chapter 129 Hadiah Rahasia dari orang Istimewa ( Part 41 )
131 Chapter 130 Aktivitas biasa ( Part 42 )
132 Chapter 131 Waktu untuk Bersantai ( Part 43 )
133 Chapter 132 Skilled Basketball ( Part 44 )
134 Chapter 133 Semi-Final Babak 1 ( PART 45 )
135 HAPPY EID MUBARAK!
136 Chapter 134 Hawa Dingin yang Menusuk ( Part 46 )
137 Chapter 135 Ketidakseimbangan Dunia Fana dan Dunia Nyata ( PART 47 )
138 Chapter 136 Peniru Handal ( PART 48 )
139 Chapter 137 Time ( Part 49 )
140 Chapter 138 Semuanya memiliki batas ( PART 50 )
141 Chapter 139 Charles Magnussen ( Part 51 )
142 Chapter 140 Emphasize ( Part 52 )
143 Chapter 141 Kekecewaan ( Part 53 )
144 Chapter 142 Beban seorang Adik ( Part 54 )
145 Chapter 143 The Path's ( Part 55 )
146 Chapter 144 Rasa Bersalah ( Part 56 )
147 Chapter 145 Letiontia ( Part 57 )
148 Chapter 146 Semi-Final Round ( Part 58 )
149 Chapter 147 Unnification vs Manifestation ( Part 59 )
150 Chapter 148 Pemikiran yang mengerikan ( Part 60 )
151 Chapter 149 Bulan pada Siang Hari ( Part 61 )
152 Chapter 150 Hal yang Mencemaskan ( Part 62 )
153 Chapter 151 Mimpi mengerikan ( PART 63 )
154 Chapter 152 Gemuruh Langit antara angin dan petir ( Part 64 )
155 Chapter 153 Pertarungan Udara ( PART 65 )
156 Chapter 154 Konsekuensi ( Part 66 )
157 Chapter 155 Perkelahian ( Part 67 )
158 Chapter 156 Bunga yang mekar setelah layu ( Part 68 )
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Chapter 01 Raphael Ignite
2
Chapter 02 Dungeon Break
3
Chapter 03 Mansion Ignite's Family
4
Chapter 04 Roselianne Noble
5
Chapter 05 Shopping and Play
6
Chapter 06 Tersesat di Jalan yang Lurus
7
Chapter 07 Penjahat di Kereta
8
Chapter 08 Hit & Run
9
Chapter 09 Ledakan Besar
10
Chapter 10 Suara yang tak dikenali
11
Chapter 11 Ruangan dan Mata merah yang berkilau
12
Chapter 12 Triniade System
13
Chapter 13 Adela Agraze
14
Chapter 14 Pertarungan yang Tersisa
15
Chapter 15 Pertarungan tak terlihat
16
Chapter 16 Akhir dari Pertarungan
17
Chapter 17 Ikatan yang Renggang, mulai kembali Menguat
18
Chapter 18 Pesta yang Mewah
19
Chapter 19 Analisis Skill tipe Cahaya
20
Chapter 20 Kemacetan Panjang
21
Chapter 21 Diskusi Tegang
22
Chapter 22 Sistem Error??
23
Chapter 23 Mawar yang Mekar
24
Chapter 24 Kecanggihan Teknologi ITG
25
Chapter 25 Ruangan Misterius
26
Chapter 26 Jangan bersenang dulu, Masalah kan datang nanti
27
Chapter 27 Dunia tanpa Gangguan
28
Chapter 28 Melodi Merdu Bagai di Dunia Fantasi
29
Chapter 29 Ingatan masa Lama
30
Chapter 30 Akhir dari Pelatihan
31
Chapter 31 Hari yang Sempurna dengan Kondisi yang Buruk
32
Chapter 32 Benih Cinta yang mulai Bersemi
33
Chapter 33 Pemandangan Kota dari Jendela Bus
34
Chapter 34 Ketiga sifat yang Berlawanan
35
Chapter 35 Mengurus Urusan Diplomasi
36
Chapter 36 Sebastian sang Asisten Kepala Keluarga
37
Chapter 37 Telat lagi
38
Chapter 38 Leon, Novaria dan Alice
39
Chapter 39 Diriku setahun yang Lalu
40
Chapter 40 Sebuah Perasaan berkat Sebuah Senyuman
41
Chapter 41 Sang Cahaya yang Meredup
42
Chapter 42 Ulmaz Game Center
43
Chapter 43 Pertarungan Virtual Reality
44
Chapter 44 Evilanse World Paralel
45
Chapter 45 Apakah ini Akhirnya!!
46
Chapter 46 Dimulai dari Amarah dan Kecerobohan
47
Chapter 47 Caroline Wozniacki
48
Chapter 48 Suara yang Berasal dari sebuah Piano
49
Chapter 49 Basketball
50
Chapter 50 Rigorous Mode
51
Chapter 51 Waktunya pembalasan
52
Chapter 52 Sebuah Keajaiban yang Terjadi
53
Chapter 53 Suara dari sebuah Bongkahan Es
54
Chapter 54 Hanya sebuah Boneka Beruang berwarna Pink
55
Chapter 55 Bienen dan Liebe
56
Chapter 56 Ketua Asosiasi Ranker
57
Chapter 57 Kenapa Hari Ini!!
58
Chapter 58 Hasil yang Cukup Memuaskan
59
Chapter 59 Ryne dan Ujian Tulis
60
Chapter 60 Mari kita Mulai!!
61
Chapter 61 Kejutan dari Seorang Schwarz
62
Chapter 62 Sedikit Kecurangan tidaklah buruk
63
Chapter 63 Sebuah Wacana
64
Chapter 64 Bahaya Narkotika dan obat-obatan terlarang
65
Chapter 65 Angka 05 dan Bunga Mawar
66
Chapter 66 Burlinsen
67
Chapter 67 Organisasi Rosenbluten
68
Chapter 68 Tindakan Kekerasan pada Anak Dibawah Umur
69
Chapter 69 Rosenbluten dan Para Pemimpinnya
70
Chapter 70 Cahaya di tengah Gelapnya Malam
71
Chapter 71 Pertarungan Melalui Bir
72
Chapter 72 Rasa yang Telah Hilang
73
Chapter 73 Mind Control
74
Chapter 74 Ibunda yang sangat Baik Hati
75
Chapter 75 Taman
76
Chapter 76 Anting bunga membuatmu lengah
77
Chapter 77 Rio si Jaket Merah
78
Chapter 78 Fokuslah pada suatu hal dan cek kembali apakah itu sesuai
79
Chapter 79 Keadaan Pasca Pertarungan sengit
80
Chapter 80 Kepanikan tiada henti
81
Chapter 81 Kalau ada dia, kurasa kondisiku membaik
82
Chapter 82 Festival Rhine in Flammen (Part 1)
83
Chapter 83 Festival Rhine in Flammen ( Part 2 )
84
Chapter 84 Festival Rhine in Flammen ( Part 3 )
85
Chapter 85 Kaizo Ignite
86
Chapter 86 Kembalinya setelah libur panjang
87
Chapter 87 Situasi rumit dan gawat
88
Chapter 88 Air Mata Kecemburuan
89
Chapter 89 Aegis Arena Showdown ( Part 1 )
90
Chapter 90 Aegis Arena Showdown ( Part 2 )
91
Chapter 91 Pembukaan Kompetisi Aegis Arena Showdown ( Part 3 )
92
Chapter 92 Taruhan berbahaya ( Part 4 )
93
Chapter 93 Roselianne Noble vs Hilario Hernandez ( Part 5 )
94
Chapter 94 Perkembangan yang pesat ( Part 6 )
95
Chapter 95 Perkenalan Antara partisipan ( Part 7 )
96
Chapter 96 Arwah dan Waktu ( Part 8 )
97
Chapter 97 Jangan melampaui batas seenaknya! ( Part 9 )
98
Chapter 98 Penghinaan terhadap Pribumi ( Part 10 )
99
Chapter 99 Latihan keras ( Part 11 )
100
Chapter 100 Latihan Morena Iszlavia ( Part 12 )
101
Chapter 101 Pertarungan gemilang sang adik Pahlawan ( Part 13 )
102
Chapter 102 Populer vs Pemalu ( Part 14 )
103
Chapter 103 Sinergitas dengan angin ( Part 15 )
104
Chapter 104 Para tong kosong yang nyaring bunyinya ( Part 16 )
105
Chapter 105 Seorang Misterius ( Part 17 )
106
Chapter 106 Macheda dan Il-Sung ( Part 18 )
107
Happy New Year 2024
108
Chapter 107 Advanced Skill ( Part 19 )
109
Chapter 108 Popularitas ( Part 20 )
110
Chapter 109 Harga diri ( Part 21 )
111
Chapter 110 Waktu Luang dan Hiburan ( Part 22 )
112
Chapter 111 Schmerz ( Part 23 )
113
Chapter 112 Fio ( Part 24 )
114
Chapter 113 Kilas Balik Morena ( Part 25 )
115
Chapter 114 Sullivan Crestia ( Part 26 )
116
Chapter 115 Terungkapnya segala rahasia ( Part 27 )
117
Chapter 116 Benang Hitam ( Part 28 )
118
Chapter 117 Kebaikan yang sirna ( Part 29 )
119
Chapter 118 Lantunan Irama Mengerikan ( Part 30 )
120
Chapter 119 Romansa ( Part 31 )
121
Chapter 120 Maxwell Violance ( Part 32 )
122
Chapter 121 Kepercayaan diri ( Part 33 )
123
Chapter 122 The Rising Star ( Part 34 )
124
Chapter 123 Destiny of Evolution ( Part 35 )
125
Chapter 124 Peningkatan ( Part 36 )
126
Chapter 125 Ilusi Masa Lalu ( Part 37 )
127
Chapter 126 Kenangan Buruk ( Part 38 )
128
Chapter 127 Kharisma Kriminalitas Kelas Kakap ( Part 39 )
129
Chapter 128 Akhir dari sebuah Trauma ( Part 40 )
130
Chapter 129 Hadiah Rahasia dari orang Istimewa ( Part 41 )
131
Chapter 130 Aktivitas biasa ( Part 42 )
132
Chapter 131 Waktu untuk Bersantai ( Part 43 )
133
Chapter 132 Skilled Basketball ( Part 44 )
134
Chapter 133 Semi-Final Babak 1 ( PART 45 )
135
HAPPY EID MUBARAK!
136
Chapter 134 Hawa Dingin yang Menusuk ( Part 46 )
137
Chapter 135 Ketidakseimbangan Dunia Fana dan Dunia Nyata ( PART 47 )
138
Chapter 136 Peniru Handal ( PART 48 )
139
Chapter 137 Time ( Part 49 )
140
Chapter 138 Semuanya memiliki batas ( PART 50 )
141
Chapter 139 Charles Magnussen ( Part 51 )
142
Chapter 140 Emphasize ( Part 52 )
143
Chapter 141 Kekecewaan ( Part 53 )
144
Chapter 142 Beban seorang Adik ( Part 54 )
145
Chapter 143 The Path's ( Part 55 )
146
Chapter 144 Rasa Bersalah ( Part 56 )
147
Chapter 145 Letiontia ( Part 57 )
148
Chapter 146 Semi-Final Round ( Part 58 )
149
Chapter 147 Unnification vs Manifestation ( Part 59 )
150
Chapter 148 Pemikiran yang mengerikan ( Part 60 )
151
Chapter 149 Bulan pada Siang Hari ( Part 61 )
152
Chapter 150 Hal yang Mencemaskan ( Part 62 )
153
Chapter 151 Mimpi mengerikan ( PART 63 )
154
Chapter 152 Gemuruh Langit antara angin dan petir ( Part 64 )
155
Chapter 153 Pertarungan Udara ( PART 65 )
156
Chapter 154 Konsekuensi ( Part 66 )
157
Chapter 155 Perkelahian ( Part 67 )
158
Chapter 156 Bunga yang mekar setelah layu ( Part 68 )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!