Merasa pegal di kakinya karena tidak terbiasa memakai sepatu hak tinggi membuat Tania memilih pergi ke kamar Andra, kamar yang telah di persiapkan sebagai kamar pengantin.
Sesampainya dikamar Tania memilih duduk di kursi depan meja rias karena ranjang nya telah di hias dengan kelopak bunga mawar dan merah. Memang indah tetapi Tania merasa belum pantas mendapat nya. Karena pernikahan ini terjadi bukan karena mereka berdua saling mencintai tetapi karena Andromeda ingin memcegah aksi bunuh diri yang dilakukan oleh Tania.
Tania juga sadar, Andra tak bahagia dengan pernikahan ini. Senyum yang dia perlihatkan kepada orang-orang terkesan di paksakan.
Apalagi pasca kejadian yang sangat memalukan dimana Tania nekat mencium pipi Andra saat tengah sesi berfoto. Rasanya Tania ingin menenggelamkan diri di segitiga Bermuda agar tak pernah muncul lagi di hadapan Andra. Sejak itu Tania tak lagi berani bertatapan langsung dengan Andra, Tania akan mencoba untuk menghindar.
Apalagi Andra mengeluarkan ekspresi yang tak terduga di mana Andra di buat melongo dengan mulut terbuka saat Tania nekat mengecup pipi nya. Moment langka tersebut tentu saja tak di lewatkan oleh sang fotografer. Menjadi hasil terbaik salam sesi foto, bukan saja sangat fotografer yang mengambil foto tersebut tetapi orang tuanya, Galaksi dan beberapa anak buah Andromeda.
Tania mengurut perlahan kakinya yang terasa pegal setelah melepaskan sepatu yang dikenakan olehnya. Bagian belakang kakinya sedikit lecet dan terasa perih.
Tania menatap pantulan wajahnya di cermin, tidak menyangka sama sekali di usianya yang masih sangat muda sudah menyandang status sebagai seorang istri. Di usianya yang seharusnya masih mengejar ilmu di bangku sekolah justru terikat pernikahan dengan seseorang yang belum dia kenali baik sifat maupun karakter. Meskipun sangat lebih baik dibandingkan jika dia harus menjadi istri ke lima juragan beras.
Itulah yang menjadi alasan Tania memutuskan untuk melakukan aksi bunuh diri. Setelah dua hari di kurung oleh ibu tirinya tanpa makan dan minum. Malam itu Tania hendak di bales oleh sang ibu tiri kerumah kurangan beras dengan imbalan sejumlah uang sebagai mahar. Kehidupan mereka yang kesulitan keuangan membuat ibu tirinya tega menjual Tania ke seorang juragan.
Tania memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan dirinya dari pikiran buruk apalagi sampai terlintas kembali keinginan untuk bunuh diri. Mungkin ini sudah jalan takdir dari Tuhan sehingga mau tidak mau Tania meski menjalaninya. Yang terpenting Tania di perlakukan dengan baik di keluarga Andromeda.
Karena merasa gerah, Tania memutuskan untuk membuka kebaya pengantin nya dan berganti dengan pakaian santai.
"Ahhh... Kenapa susah!! " gumam Tania saat mencoba untuk membuka resleting nya.
Tetapi Tania tidak menyerah, dia pun berusaha membukanya dengan tangan yang satu lagi. Karena terlalu berkonsentrasi untuk membuka resleting, Tania tidak menyadari Andra yang masuk kedalam kamarnya.
Sambil memijat keningnya yang terasa pusing, Andra duduk di tepian ranjang. Matanya juga tak sengaja melihat kelopak bunga mawar merah yang bertaburan di atas ranjang miliknya.
"Aiisshhh kerjaan bunda dan Rora ini, " gerutu Andra sambil mencubit ruang diantara kedua alisnya.
Lelah juga ternyata harus berpura-pura tersenyum bahagia di depan keluarga dan rekan kerjanya. Meskipun tidak terpaksa tetapi Andra masih merasa asing dengan pernikahan yang dia jalani. Keputusannya yang sesaat untuk mengajak nikah seorang gadis yang putus aja, belum memiliki keyakinan. Apalagi antara Tania dan Andra belum saling mengenal satu sama lain. Andra hanya berharap pilihannya kali ini tidak salah karena Andra memiliki prinsip hanya sekali saja melakukan pernikahan selama hidupnya.
Matanya tak sengaja melihat Tania yang kesusahan untuk membuka kebaya pernikahannya. Entah naluri dari mana Andra bangkit dan menghampiri.
"Aku bantu membukakan resleting untukmu, " bisik Andra tepat di telinga Tania.
Membuat gadis itu merinding seketika mendengar suara Andra yang sedikit seksi. Tubuh Tania mematung, suatu di belakangnya sudah berdiri tubuh tegap Andra, terutama aroma parfum nya yang menghipnotis Tania.
Perlahan tangan Andra mulai menurunkan resleting kebaya tersebut dan mulai memperlihatkan kulit punggung Tania yang putih dan bersih.
Glek
Glek
Dengan susah payah Andra menelan salivanya, matanya mulai memanas. Tubuh Tania berdesir seketika saat tak sengaja kulit merekan saling bersentuhan. Ada gejolak dalam tubuhnya yang mulai bangkit. Tania memejamkan matanya dan berusaha menahan hal tersebut.
Kedua tangan Andra seolah bergerak sendiri. Dia mulai melepaskan hiasan tiara pada rambut Tania dan juga beberapa jepit yang menahan rambutnya. Kalung yang melingkar di lehernya yang jenjang tak luput dari penglihatan nya.
Aroma melati yang mulai masuk ke dalam indra penciuman nya turut membuat Andra semakin terbuai. Tak sadar kepalanya bergerak mendekati ceruk leher Tania bagian belakang. Tania pun dapat merasakan hembusan napas Andra yang memburu.
Sekuat tenaga Tania menahan desiran di dalam tubuhnya. Meskipun sadar dia sudah menjadi istri Andra tetapi dia juga belum siap menjalankan tugas sebagai seorang istri. Tania menggigit ujung bibirnya, menahan yang ada pada dirinya.
"Om An... "
Suara Tania membangunkan Andra dari rasa yang membuatnya terlena. Andra segera menarik diri dan mundur selangkah, dia takut Tania berpikiran yang macam-macam. Dia juga tahu Tania belum siap untuk melakukan semuanya termasuk juga dirinya.
"Mandilah. Tubuhmu bau asem!!!" Ucap Andra spontan.
Andra salah tinggal, entah mengapa yang terpikir dalam otaknya dengan gerakan bibirnya berbeda. Padahal dia awalnya hendak mengatakan maaf tetapi justru keluar ucapan yang menyinggung perasaan Tania.
Tania mengepalkan tangannya saat mendengar ucapan Andra, dia mengerucutkan bibirnya sedikit kesal dengan Andra. Apa yang dia ekspektasikan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan.
"Heeemmmm" jawab Tania singkat.
Dan Andra lebih memilih untuk keluar kamarnya. Tidak mungkin juga dia menunggu di dalam kamar dan melihat Tania berganti pakaian. Bisa-bisa Andra lepas kendali, dan membangunkan sesuatu yang sudah tertidur sangat lama.
Andra memutuskan untuk beristirahat dan berganti pakaian di kamar Galaksi. Meski mereka saudara kembar tetapi sejak kecil Andromeda dan Galaksi memiliki kamar tidur mereka sendiri. Hal itu berawal karena Andra yang tak suka di ganggu oleh siapa saat sedang bekerja.
.
.
Disini mereka sekarang, di apartemen milik Andra. Tania meminta Andra untuk pulang ke apartemen karena tidak sanggup tidur di kamar pengantin yang telah berhias kelopak bunga mawar merah. Membayangkan mereka berdua tidur bersama dia atas ranjang itu membuat Tania merinding seketika.
Bunda Maulindya sempat mencegah Tania dan Andra untuk pulang apalagi malam ini adalah malam pengantin mereka. Tetapi karena desakan Tania, Andra akhinya menuruti permintaannya untuk pulang dan berjanji akan menginap akhir pekan nanti.
Tania membereskan sebagaian pakaian baru miliknya hadiah dari sang ibu mertua karena saat kabur dari rumah dia tak sempat membawa pakaian miliknya. Andra duduk di sofa single yang ada di kamarnya sambil melihat ponsel miliknya.
Meskipun Bara memberikan Andra cuti seminggu tetapi sebagai pimpinan dia tidak bisa melepaskan pengawasan nya.
Tak sengaja matanya membaca obrolan grup yang memberitahu perihal salah satu anak buah Andra yang tertangkap dan berhasil dijadikan sandra. Andra muntab dan mengepalkan tangannya tidak menyangka kejadian seperti ini akan terjadi.
Buru-buru Andra menelepon seseorang yang bertanggung jawab dalam misi tersebut, Satrio.
"Bagaimana bisa Gita menjadi sandera hah!!! Apa kalian tidak bisa saling menjaga saat aku tidak ada!!!" ucap Andra dengan nada tinggi.
Tania terkejut, memang belum pernah dia melihat Andra dalam kondisi marah seperti ini. Meskipun pada malam itu Andra berteriak tetapi tidak dalam keadaan marah. Tania meremas dadanya yang terasa sakit, dia trauma dengan suara hentakan.
Tak berselang lama, Andra menutup teleponnya dan secara berganti pakaian. Tak ingin terjadi sesuatu dengan salah satu anggotanya Andra harus bertindak. Lupa jika malam ini adalam malam pengantin nya bersama Tania.
"Aku pergi dulu sebentar, tak akan lama. Jika sudah mengantuk tidur saja terlebih dahulu. Jangan menungguku, " ucap Andra tanpa melihat ke arah Tania.
Tania tak menjawab apapun, matanya menatap nanar saat Andra pergi begitu saja meninggalkan dirinya sendiri. Dia benci di tinggalkan, mengingat kan dirinya saat ayahnya pergi meninggalkan dirinya seorang diri selamanya. Tania hanya bisa duduk sambil memeluk kedua kakinya, dengan beberapa potong pakaian yang belum sempat di bereskan.
"Siapa Gita, mengapa Om An terlihat sangat khawatir. Apa dia pacar Om An? Berarti aku sudah menjadi pelakor dong?"
Tania larut dalam pikirannya, hanya bisa menduga tanpa bisa mencari tahu kebenarannya.
Hingga pukul sebelas malam Andra belum juga pulang, Tania bahkan melewatkan makan malamnya. Lagi-lagi dia menahan rasa laparnya malam ini. Dan Tania hanya bisa meringkuk di sudut ranjang besar milik Andra tanpa bantal sebagai alas kepala.
Tania benci kesepian, Tania benci ditinggalkan dan Tania benci harus kembali menahan rasa lapar. Dan mulai malam ini Tania benci Andromeda.
Entah jam berapa Tania memejamkan matanya tertidur dengan keadaan menahan lapar. Hatinya sudah terlalu lelah, berhadapan dengan harapan yang setinggi langit tetapi kembali di lemparkan ke dasar tanah.
Tania membenci Om An miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
(O_O)Zha_Tanvan😎
Lahh... malam pertama malah pergi..
Andra jahat lah 🥺🥺
2023-11-06
2