Tania sedang bersantai sambil memainkan ponsel baru miliknya. Kondisinya sudah jauh lebih baik setelah di jenguk bunda Maulindya dan Galaksi. Infusan yang ada di tangannya juga sudah dilepaskan setelah menghabiskan empat kantong infus.
Andra cemberut, memonyongkan bibirnya sejauh tiga senti. Sudah dua jam lamanya Tania asyik dengan ponsel yang di berikan oleh Galaksi.
Ahh .ternyata Andromeda juga sedang mengalami kecemburuan. Bukan cemburu karena cinta tetapi cemburu karena saudara kembarnya lebih mengetahui apa yang dibutuhkan Tania. Bahkan Galaksi berhasil dua langkah lebih akrab dengan istri gadisnya itu. Sedangkan Andromeda?? Melirik wajah nya pun Tania enggan.
Tania menghabiskan waktunya untuk meng-eksplore ponsel pintar yang di hadiahkan oleh Galaksi sebagai hadiah pernikahan nya. Tania sangat senang seperti bocah berusia lima tahun yang di rayakan ulang tahunnya. Baru kali ini Tania bisa merasakan memainkan ponsel pintar tersebut, selama ini dia hanya bisa melihatnya ada saat teman-teman sekelasnya sedang bermain ponsel.
Tentu saja ponsel yang di miliki oleh Tania saat ini yang tengah populernya di kalangan remaja, berlogo apel bekas tergigit dengan tipe terbaru.
Sudah seperti patung pajangan nasib Andra yang tengah duduk di samping Tania. Keberadaannya sama sekali tidak dianggap oleh Tania, matanya sejak tadi fokus menatap layar ponsel barunya. Seakan-akan Andra menjadi yang paling menderita dalam situasi ini.
"Hupphhh"
Andra menghembuskan napasnya dengan kasar, apapun yang dia lakukan serba salah di mata Tania. Tapi saat melihat jam yang terpasang di dinding, Andra sadar jika sebentar lagi waktunya Tania makan.
"Ta...." panggil Andromeda
"Heeemmm" jawab Tania dengan deheman saja.
Andromeda memutar kedua bola matanya dengan malas, ingin mencekik leher Tania saat ini juga. Untung Tania istrinya jika orang lain mungkin sudah Andromeda seret ke kandang Marvel.
"Sebentar lagi waktunya makan, ada request makanan??"
Andra mulai memperhatikan hal yang di inginkan oleh Tania. Setidaknya ada interaksi percakapan antara keduanya.
Tania menggigit ujung bibirnya. Baru saja dia melihat sebuah video mukbang yang membuat Tania menginginkan sesuatu.
"Om An, kalo Tania mau mie rebus boleh??" tanya Tania Penuh pengharapan. Dia berharap Andra tidak melarangnya untuk makan sesuatu yang dia inginkan.
Sesaat Andromeda berfikir terlebih dahulu. Andra mengeluarkan ponselnya untuk berselancar mencari informasi yang dia butuhkan. Sedangkan Tania menatap Andromeda tanpa berkedip, ada magnet tertentu yang menarik mata Tania untuk berlama-lama melihat wajah Andromeda.
"Mmmmmm mie ya, sepertinya boleh. Tetapi hanya mie sehat seperti lemolilo gimana mau? Kalo mau akan aku siapkan," jawab Andra
Sebuah lengkungan kecil terbentuk di bibir Tania yang mungil. Tak apalah mie sehat, yang penting dia akan makan mie dengan kuah hangat sebentar lagi
"Mau-mau Om An. Yang penting Tania bisa makan mie," jawab Tania dengan antusias penuh. Kepalanya tak berhenti bergerak, terus terangguk-anggung. Matanya pun berbinar-binar.
Andromeda ikut merasakan rasa senang yang Tania tularkan, melihat Istrinya bisa tersenyum untuknya sebuah pencarian yang besar baginya.
"Baiklah akan aku buatkan. Kamu tunggu sebentar jangan dulu tidur sebelum makan dan minumnya obat," ucap Andromeda sambil meninggalkan Tania di kamar nya.
Tania menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lebar, Andromeda membalasnya.
"Om Andromeda sebenarnya tampan kalo ga galak. Coba kalo bulu-bulu yang ada di wajahnya dicukur pasti ga kalah kayak anak abegeh," gumam Tania, dia terkekeh senang.
Sekitar setengah jam kemudian Andra kembali sambil membawa semangkuk mie rebus spesial lengkap dengan sayuran, bakso, dan dua buat telur mata sapi. Aroma nya bahkan sudah mulai tercium saat Andromeda mulai masuk ke kamarnya.
"Waahhhh porsinya banyak banget, mana bisa Tania menghabiskan semuanya," ucap Tania sambil mulutnya ternganga, air liurnya hampir saja menetes.
"Kita makan berdua, kamu mau??" usul Andromeda, dia mencoba ide yang menurut nya agak gila.
Dia baru saja membaca sebuah artikel di internet "20 Cara Ampuh Memikat Hati Wanita" dan salah satu caranya yang sedang Andra praktekan saat ini itu makan semangkok berdua.
Tania sedang menimang-nimang ajakan Andromeda, gatel rasanya tangannya ingin menyentuh dahi suaminya itu sedang demam atau tidak. Tania juga tidak bisa melihat kondisi di luar sana apakah sedang hujan badai atau ada angina tornado.
Perubahan sikap Andromeda begitu kentara, Tania mesti waspada.
"Om An tidak sedang demam kan?" ucap Tania ragu-ragu.
Dahinya mengerenyit mendengar ucapan istrinya yang mengira Dia sedang sakit.
"Tidak," jawab Andromeda singkat.
"Kepala Om An sedang baik-baik saja kan? Tidak terbentur sesuatu?"
Andromeda hanya tersenyum.
"Sudah jangan berpikirannya. Aku hanya ingin berbuat baik dengan istriku sendiri memangnya tidak boleh. Ayo di makan sebelum mienya mengembang, nanti jadinya tidak enak. Mau aku suapi?"
"Mau," jawab Tania dengan malu-malu.
Andra mengambil sesendok mie kemudian meniupnya agar sedikit dingin. Setelah dirasa cukup hangat, Andra mengarahkan dan memasukkannya kedalam mulutnya Tania. Tania mulai mengunyah dan merasakan bagaimana rasa dari mie tersebut. Paduan bumbu instan dan bumbu tambahan menyatu menjadi satu, begitu menggoyang lidah.
"Enak Om An, enak banget. Ini bakalan jadi favorit Tania deh. Aaaaaakkkkkk," ucap Tania sambil membuka mulutnya minta disuapi kembali.
"Nanti akan aku buatkan kembali, tapi ga boleh sering-sering. Cuma sekali dalam seminggu. Kamu ada gejala maag jadi harus mulai mengatur pola makan. Mengerti!!" ucap Andromeda mengingatkan.
Tania hanya manggut-manggut saja, mendengar setiap ucapan Andromeda. Tangan Andromeda begitu telaten menyuapi Tania bergantian sambil menyuapi untuk dirinya sendiri. Tak terasa mie rebus spesial buatan Andromeda telah habis tak bersisa. Bahkan kuahnya pun di habiskan oleh Tania hingga tetes terakhir.
.
.
Waktu sudah hampir menunjukkan pukul sepuluh malam, tetapi Tania belum bisa memejamkan matanya. Siang tadi dia terlalu banyak tidur sehingga malam harinya tidak bisa tidur.
Sedang Andromeda tengah memeriksa beberapa email permintaan untuk pengawalan dan bodyguard pribadi, memastikan semuanya berjalan sesuai prosedur yang ada. Meskipun Andromeda diberikan cuti selama seminggu tetap Dia tak melepaskan pengawasnya apalagi Ferdi Asistennya berasa jauh di luar Pulau Jawa.
"Ta, belum tidur?" tanya Andromeda, dia melihat Tania duduk di depan meja rias sambil memeriksa produk skin care yang baru saja dia beli.
"Belum Om An, ga bisa tidur. Siang tadi tidur nya over dosis jadi sekarang belum ngantuk. Ini semua Om An yang beli???" tanya Tania dengan antusias.
"Heemmmm... ga sengaja liat iklan skin care, terus kamu juga sepertinya butuh itu semua. Jadi ya aku beli aja semuanya, sepaket. Gimana suka?"
"Aaaaa... makasih Om An. Om An baik deh," sorak girang Tania dan tanpa sadar memeluk tubuh Andromeda dengan melingkarkan kedua tangannya di perut Andromeda. Maklum tubuh Tania kurang tinggi
Deg
Deg
Deg
Ahhh... lama-lama Andromeda bisa terkena serangan jantung mendadak. Dia tak pernah bisa mengontrol detak jantungnya yang mendadak lepas kendali. Belum lagi desiran darahnya yang tiba-tiba meningkat membuat rasa di tubuhnya sedikit panas, gerah.
Sebelah tangan Andromeda refleks mengusap rambut Tania yang dibiarkan tergerai menutupi lehernya yang jenjang.
"Tania..." ucap Andromeda sambil berusaha menormalkan detak jantungnya
"Ya Om An..." jawab Tania sambil mendongakkan kepalanya sehingga kedua bola mata mereka saling beradu.
Ahh..... lagi-lagi suara Tania yang halus membuat tubuh Andromeda menegang, seperti tersengat sebuah aliran listrik. Semakin gugup Andromeda apalagi Tania masih dengan posisinya yang memeluk Andromeda.
Bulu mata nya yang lentik membuat kedua bola mata Tania terlihat lebih membulat. Bibirnya yang tipis dan kemerahan menambah nilai kesempurnaan kecantikan Tania. Belum lagi pipinya yang chubby membuat siapa saja ingin mencubit nya, gemas.
"Apa kamu ingin melanjutkan sekolahmu Tania?" tanya Andromeda.
Tania menundukkan kepalanya dan menenggelamkan nya ke tubuh Andromeda. Jelas Tania sangat ingin melanjutkan sekolahnya. Tapi dia sudah hampir dua Minggu tidak masuk sekolah. Dan bisa saja pihak sekolah mengeluarkannya.
"Tapi..."
"Jika kamu ingin melanjutkan sekolah, aku bisa mengurusnya. Masalah biaya tidak usah khawatir, aku yang akan bertanggung jawab sampai kamu kuliah di perguruan yang tinggi. Bagaimana pun juga kamu sudah tanggung jawabku," ungkap Andromeda.
Tania sungguh terharu, pandangannya menjadi mengabur karena adanya air mata yang tertahan. Kedua tangannya mengeratkan pelukan untuk Andromeda. Ada luapan emosi yang tak dapat dilukiskan bagaimana bentuknya.
"Terima kasih banyak Om An, terima kasih. Tania seneng banget!!!" seru Tania.
Hati dan tubuh Andromeda sama -sama menghangat, bahkan debaran jantung nya semakin tak terkendali. Kepala mendadak merasa pening, menahan gejolak rasa yang datang nya entah dari mana..
Cup.
Ingin rasanya Andromeda menenggelamkan diri dalam air es. Ini terasa sangat panas dan semakin panas. Andromeda meleleh..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
ᏦᎯᎿᏃᎬ
kesengsem nih yeh sama tania/Joyful/...
2023-11-21
1