"terima kasih Om An"
Hampir dua jam Andra di buat gelisah, hanya berbolak balik badan tak jelas. Matanya memang terpejam tetapi tak bisa tidur dengan nyenyak. Suara lembut nan indah itu terus berputar-putar dalam otaknya seperti sebuah rekaman yang diputar tanpa jeda.
Terpaksa Andra tidur di sofa depan karena di kamar digunakan sementara oleh Tania. Andra tak ingin terjadi sesuatu yang diinginkan mesti pun mustahil itu akan terjadi.
"Om An" gumam Andra mengulang panggilan dari Tania kepadanya. Entah mengapa dia merasakan suatu chemistry dengan panggilan tersebut. Andra mengacak -acak rambutnya sendiri, bangun dan menyambar ponselnya yang ada di atas meja.
"Ferdi, tolong cari tau data -data gadis yang saya kirimkan ke email potonya. Dia bernama Titania. Saya ingin mendapatkan hasilnya satu jam kedepan. Saya akan datang ke markas sebentar lagi," ucap Andra memberikan perintah, lagi -lagi Ferdi yang dipercaya melakukan semuanya.
"Ba-baik Tuan," ucapnya dengan suara seraknya, khas bangun tidur
Ditutupnya telepon begitu mendapatkan jawaban dari Ferdi. Andra kemudian bersiap-siap untuk pergi menuju markas Dragon Red Eyes. Tak lupa Andra meninggalkan sebuah pesan di kertas jika nanti Tania sudah bangun sebelum Andra pulang.
*
*
Dengan langkah gontai, Ferdi terpaksa bangun dari tidurnya yang baru beberapa jam setelah mengerjakan misi yang diberikan oleh Andra. Sebelum melakukan apa yang diperintahkan oleh Andra, Ferdi berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air minum, tenggorokannya terasa kering.
"Wooi cok, ga jadi ambil cuti Lo??" tanya Satrio.
"Ahhh sia-lan Lo, kirain gue dedemit. Tiba -tiba muncul, Untung gue ga punya penyakit jantung. Ga, gue ga jadi cuti, Tuan Andra ngasih gue job. Mayan lah seribu dollar bonusnya, anjim banget kan?? Tapi gara-gara misi malam ini mata gue ternoda," seru Ferdi sambil mengelus dadanya.
"Ternoda gimana, emang Lo dapet misi apaan??" tanya Satrio
"Gue harus jadi mata-mata buat dapetin bukti perselingkuhan suaminya. Lo tau ga, mata gue ternoda sama adegan indehoy. Ahh gila-gila!!!" umpat Ferdi
"Buahahahahahaha, tumben lo dapat misi ecek-ecek kayak gitu. Biasanya lo dapet tugas paling sudah,"ujar Satrio
"Ini tuh sebenarnya tugas Lukman, cuma cewenya doi lagi ngidam, ngamuk kalo di tinggalin Lukman sendiri. Makanya sama Tuan Andra yang gantiin, ehh ga taunya Dia mendadak ada urusan juga," ucap Ferdi.
"Tumben banget, urusan apanya??" tanya Satrio.
Ferdi hanya menjawab dengan mengangkat kedua bahunya, dia juga tidak tahu urusan apa yang membuat tuan mudanya itu meninggalkan pekerjanya.
Setelah dari dapur, Ferdi kembali ke ruang kerja untuk mengerjakan tugas yang baru saja diberikan oleh Andra untuk mencari tahu informasi tentang Titania. Satu lagi keahlian Ferdi yaitu sebagai hacker terbaik yang dimiliki oleh Dragon Red Eyes. Baginya mencari data -data seseorang sangatlah mudah apalagi orang yang di cari bukanlah orang penting yang informasi pribadinya dilindungi dengan ketat. Hanya butuh tiga puluh menit semua informasi tentang Titania berhasil Ferdi dapatkan.
Tak berselang lama Andra sampai di markas dan langsung menemui Ferdi di ruang kerja.
"Apa sudah dapat??" tanyanya langsung.
"Sudah Tuan, ini hanya informasi umum," jawab Ferdi.
"Baiklah tolong bacakan!!"
Andra menopang kepalanya dengan kedua tangannya di atas meja. Siap mendengarkan informasi tentang Tania, gadis yang dia selamatkan malam tadi.
"Nama lengkapnya Titania Miera Arkhana berusia 18 tahun. Merupakan siswa aktif di SMA Negeri 23, mendapatkan beasiswa penuh. Kedua orang tuanya sudah meninggal dan kini tinggal bersama ibu tirinya dan adik tiri. Pernah bekerja di sebuah kafe sebagai freelance. Almarhum ayah Titania bernama Rizwan Arkhana, memiliki sebuah usaha toko grosir, meninggal karena menjadi korban tabrak lari. Sedangkan almarhum ibunya bernama Deviana Kharisma, seorang designer lepas meninggal beberapa saat setelah melahirkan. Tita-"
"Cukup. Terima kasih Ferdi," ucap Andra, langsung meninggalkan Asisten nya begitu saja.
"Kebiasaan!!!!" umpat Ferdi.
Sebenarnya banyak hal yang ingin ditanyakan oleh Ferdi, apalagi yang baru saja di cari informasi olehnya membuat nya cukup penasaran. Titania hanyalah warga biasa, catatan kehidupannya bersih tapi mengapa Andra mencari tahu tentang gadis itu.
"Apa ini berhubungan dengan keluarga ibunya gadis itu ya??" gumam Ferdi, matanya melihat foto Titania yang terpajang disebuah website sekolahnya.
"Cantik dan manis," gumam Ferdi.
Bagi Andra informasi tentang Tania lebih dari cukup, hal tersebut menentukan langkah selanjutnya yang harus Andra lakukan. Janjinya kala berusaha menyelamatkan gadis itu,membuat Andra harus mencari tau tentang Tania beserta keluarganya.
Tak ada hal lain yang akan di lakukan, Andra memutuskan kembali ke apartemen apalagi jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Pasti sebentar lagi Tania akan segera bangun.
"Eeeuuuggghhhhh."
Tania melenguh kemudian mulai membuka matanya. Tubuhnya sudah terasa lebih enak meskipun rasa lemas masih ada. Di kepalanya masih menempel feverpach yang Andra tempelkan sebagai pengganti kompresan.
Tania terkekeh saat mencabut feverpach dari keningnya. Merasa lucu dengan apa yang dilakukan oleh Andra kepadanya.
"Emangnya Tata ini anak kecil, pake di tempelin beginian," gumam Tania sambil menggelengkan kepalanya
ceklek
Andra masuk kedalam kamarnya untuk melihat kondisi Tania.
"Kamu sudah bangun??" tanya Andra
Tania tengah duduk bersandar, masih mengenakan hoddie milik Andra.
"Sudah om. Terima kasih sudah berkenan merawat Tania. Maaf merepotkan," ucap Tania.
"Jika ingin mandi, di kamar mandi ada air panas tinggal nyalakan alatnya saja. Ini ada pakaian ganti, semoga cukup. Jika sudah aku tunggu di dapur, kita sarapan."
Setelah mengucapkan hal tersebut Andra menyimpan paperbag yang berisi pakaian kemudian keluar kamarnya dan meninggalkan Tania begitu saja.
Tania berusaha untuk bangun meskipun tubuhnya masih lemas. Dia mengambil paperbag tersebut dan melihat isinya. Wajah Tania berusaha bersemu merah setelah melihat didalamnya terdapat pakaian dalam lengkap.
"Apa Om itu juga yang membeli kedua benda keramat ini???" Gumam Tania sambil mengangkat sem--pak dan bra dengan warna senada, hitam.
"Pas"
Tania mencoba sekilas bra tersebut takut kebesaran atau kekecilan sehingga dia akan menggunakan lagi bra yang dia pakai saat ini.
"Ahh..mungkin hanya kebetulan," ucapnya, tak ingin berpikiran buruk tentang Andra.
Lekas Tania pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, perutnya juga sudah memanggil -manggil untuk di isi.
.
.
"Om An," sapa Tania.
Dia sudah selesai membersihkan diri dan memakai pakaian baru. Sebuah dress panjang sederhana namun cantik, sesuai dengan postur tubuh Tania yang memang tidak terlalu tinggi tapi tidak terlalu pendek juga.
Andra melirik sekilas kemudian mulai menghidangkan menu sarapan yang sudah dia buat. Karena ada sisa nasi semalam Andra memutuskan untuk membuat nasi goreng dari pada sayang jika di buang begitu saja. Dia bukan seseorang yang suka membuang-buang makanan. Ajaran bundanya sangat melekat di pikiran nya.
"Makanlah," ucap Andra dengan dingin.
Tania melongo melihat porsi nasi goreng di piring nya lebih banyak dari yang ada pada piring Andra. Andra mengerenyitkan dahinya saat melihat ekspresinya Tania.
"Ga suka??" tuduh Andra
Tania menggeleng kepalanya lalu mencebikkan bibirnya.
"Kau sedang hamil, perlu banyak makan!! Anakku juga butuh makan!" celetuk Andra, dia masih salah paham dengan kondisi Tania.
"Aku tidak ha-"
"Habiskan. Jangan bicara saat makan!!" tegas Andra.
Membuat Tania kaget dan terdiam. Dengan kasar menghembuskan napasnya, lalu mulai masukkan sesendok nasi goreng kedalam mulutnya.
Kedua mata Tania melotot, nasi goreng buatan Andra sangat enak. Mungkin baru kali ini Tania bisa memakan makanan yang layak dan enak. Jika di rumah Tania hanya di beri nasi dingin sisa semalam, nyaris basi itu pun dengan sisa lauk atau sayur yang ada. Jika tidak ada sisa nasi dan lauk, maka Tania tidak akan sarapan dan berangkat sekolah dengan perut yang lapar.
Tak terasa suap demi suap nasi goreng yang ada di piring Tania habis dan berpindah ke perut nya. Dua porsi yang Andra siapkan untuk Tania. Melihat wajah dan tubuhnya yang kurus, Tania terlihat seperti seseorang yang jarang makan. Tapi emang kenyataannya seperti itu, hanya makan jika ibu tiri bersedia memberikan nya makan.
"Nanti siang kita pergi kerumah orang tua ku. Akan aku perkenalkan kamu kepada mereka. Besok kita akan melangsungkan pernikahan. Karena usia mu masih delapan belas tahun maka kita akan menikah di bawah tangan atau nikah siri terlebih dahulu. Tahun depan tepat di ulang tahun mu yang kesembilan belas, aku akan mengurus peresmian pernikahan kita. Kita kamu mau mengadakan resepsi aku akan mempersiapkannya, " ucap Andra tiba-tiba
Tania membeku tak tau harus melakukan apa. Ini adalah sebuah kesalahpahaman. Meskipun Tania tidak menolak jika Andra mengajak menikah karena ingin lepas dari ibu tirinya tetapi Tania tidak ingin memulai semua dengan kebohongan.
"Ta-tapi om aku-"
"Ini demi kebaikanmu juga Tania. Bayi dalam kandungan mu butuh sosok ayah. Semakin lama perut mu akan membesar. Menurut saja dan jangan melakukan tidak bodoh seperti semalam," tegas Andra.
Tania hanya menghembuskan napasnya dengan kasar dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Tak ingin banyak berdebat dengan Andra, Tania akan bisa pasrah. Mungkin setelah bertemu dengan kedua orang tua Andra, dia akan berbicara yang sebenarnya.
"Baik Om An "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
🌺🌺White_Angel🌺🌺🥴
kak.. ini sequel cerita yg You're Mine Always and forever ya?
kok cerita itu ga di lanjut? 😔😔
2023-11-12
1
(O_O)Zha_Tanvan😎
Hhhuuuuaaa
ini ceritanya kakak kembarnya Galaksi ya.
uuhhh... baru tau deh kak..
otw baca ampe tamat.
pasti seru kayak cerita Galaksi - Rumit 🥰
2023-11-06
1
范妮·廉姆
sudah tambah fav kak
2023-10-27
0