Terima Kasih Om An

Ddrruuummmmm

Ddrruuummmmm

Deru suara knalpot mobil Andra terdengar begitu nyaring membelah kesunyian malam. Aktivitas yang lengang di jalan raya membuat Andra dengan mulus melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Memang Andra suka dengan otomotif, karena memang hobby knalpot mobilnya sengaja dirubah dengan mode racing tetapi juga untuk mode kamuflase ketika sedang melakukan persembunyian saat di kejar musuh.

Ya.. musuh memang tak akan pernah menyangka jika seseorang yang mereka tengah kejar akan sengaja membunyikannya knalpot nya dengan keras. Musuh pasti berfikir jika yang tengah mereka kejar pasti tidak akan melakukan kegiatan yang mencolok. Selain itu juga, warna dari body mobil milik Andra dapat berubah warna. Hal tersebut menambah kesempurnaan Andra setiap kali melakukan kamuflase.

Sudah gila memang Andra nekat membawa Tania ke apartemen miliknya. Lebih gila lagi jika dia membawa gadis itu kerumah orang tuanya, sudah pasti keesokan harinya pak penghulu sudah nangkring di pagi hari hendak mengawinkan dua anak manusia yang berlainan jenis.

Segitu ngebet kah orang tua Andra ingin anaknya segera menikah?? Tentu saja, karena Andra adalah putra sulung sudah pasti nasibnya sama seperti Galaksi. Hanya saja dia tidak terlalu menanggapi ocehan sang ayah ketika bertanya kapan membawa calon istri.

Pekerjaannya yang cukup berbahaya membuatnya enggan untuk memikirkan perihal wanita atau istri meskipun diusianya yang hampir 39 tahun. Dia juga enggan berdekatan dengan seorang wanita yang akan membuat repot dan mengalami kesulitan.

Dengan perlahan Andra membaringkan tubuh Tania diatas ranjangnya. Belum pernah ada seorang wanita selain bundanya dan adiknya Aurora yang masuk apalagi tidur diatas ranjang milik Andra. Hanya Tania seorang, gadis yang belum Andra ketahui sama sekali yang bisa masuk dan tidur diatas ranjang milik Andra.

Melihat pakaian Tania yang sedikit terbuka, hanya memakai kaos dan celana pendek Andra berinisiatif untuk memakaikan sebuah hoddie miliknya. Andra berfikir Tania pasti kabur dari rumahnya karena dia hanya memakai pakaian rumahan dan tidak membawa barang apapun termasuk kartu identitas..

Sebelum memakaikan hoddie miliknya terlebih dahulu Andra membersihkan bagian tubuh Tania yang kotor, hanya bagian tangan dan kaki. Jika menganggap Andra mengambil kesempatan, jelas tidak mungkin. Andra tak pernah tergoda dengan tubuh wanita meskipun dia telanjang sekali pun. Andra membersihkan tangan dan kaki Tania dengan sangat baik.

"Apa dia kerap kali mendapatkan kekerasan fisik??" gumam Andra saat melihat bekas kebiruan di beberapa bagian tubuh Tania. Terutama di bagian paha, bulatan biru sebesar koin, dia mengira itu bekas sebuah cubitan. Belum lagi di pergelangan tangannya ada guratan kemerahan seperti bekas ikatan tali yang cukup kuat.

Andra memandang wajah polos Tania yang terlihat pucat, bibirnya jelas sedikit putih dan kantung mata hitam di kedua matanya. Entah mengapa Andra menjadi kasihan melihat gadis itu.

"Apa dia menjadi korban pelecehan??" pikir Andra, sekilas saat meletakkan kompresan pada dahi Tania.

Demamnya masih belum turun, Andra pun tak bisa memberikan obat pereda panas karena Tania masih tidak sadarkan diri. Sepanjang malam Andra berjaga di samping Tania takut gadis itu tiba-tiba terbangun dan merasa asing di tempat nya sekarang. Hingga tak terasa Andra merebahkan kepalanya disamping Tania sambil melipat kedua tangannya guna menahan kepalanya.

"Eeeuuuggghhhhh"

Tania tiba-tiba terbangun karena merasa tenggorokannya sangat kering. Andra yang memang sensitif terhadap suara ikut terbangun mendengar suara lenguhan Tania.

"Heii.. kau sudah sadar??" tanya Andra khawatir.

Matanya mengerejap, tak dapat melihat dengan jelas. Kepalanya juga terasa sangat sakit, belum lagi perutnya terasa perih karena belum sempat di isi makanan.

"Aku dimana??" tanya Tania dengan lirih.

Meskipun belum bisa melihat dengan jelas tetapi Tania tahu dia berada di tempat asing. Aroma parfum yang maskulin membuat Tania tahu dia berada di tempat yang bukan kamarnya.

"Kamu ada di apartemen ku, tepatnya di kamar. Kamu setelah ingin bunuh diri ternyata pingsan. Kamu juga dalam kondisi demam, makanya aku terpaksa membawamu ke sini. Maaf jika saya lancang. Kamu tidak usah khawatir, aku tidak akan berbuat macam-macam," sahut Andra dengan dingin. Suaranya terdengar jelas dan tegas.

Ahh, Tania ingat suara itu, suara yang sama dengan lelaki yang memaksanya untuk tidak melompat dari atas gedung. Lelaki yang sama yang memeluk nya mencegah dirinya melakukan tindakan bodoh.

Mata Tania mulai bisa melihat jelas, meskipun dengan pencahayaan yang terbatas Tania bisa melihat wajah tegas lelaki yang telah menyelamatkan hidupnya dari tindakan konyol.

"Uhuk... uhukk... uhukkk."

Tenggorokannya yang kering membuat Tania terbatuk, dan itu sangat gatal

Andra dengan sigap memberikan segelas air hangat untuk Tania minum.

"Terima kasih," ucap Tania dengan lemah.

Tangan Andra terulur untuk memeriksa dengan Tania apakah sudah turun atau belum.

Deg

Deg

Deg

Tepat saat telapak tangan Andra menyentuh kening Tania, dia merasakan jantungnya terpacu dengan cepat. Apalagi wajah Andra yang lebih dari tampan sangat dekat dengan kedua matanya, jakunnya yang naik turun seiring dengan deru napasnya membuat detak jantungnya semakin tak karuan.

Tania tiba-tiba meringis kesakitan, perutnya sudah di ambang batas kelaparan. Andra yang melihat perubahan raut wajah Tania mulai sedikit cemas.

"Kenapa?? Ada yang sakit??"

"Emmmmm...bolehkah aku minta sedikit makanan? A-aku lapar," ucap Tania dengan ragu -ragu.

Tanpa banyak bicara Andra langsung pergi meninggalkan Tania begitu saja. Tanpa sepatah kata Tania dibuat melongo dengan sikap Andra yang cuek. Tak tau yang di lakukan oleh Andra, membuat Tania lebih baik memejamkan matanya sambil menahan rasa perih di perut nya dan berharap Andra memberinya sedikit makanan.

Sebuah tepukan ringan di lengan Tania membuat dirinya membuka matanya. Ternyata Andra kembali dengan membawa semangkuk bubur dan segelas teh hangat.

"Makanlah, aku barusan keluar sebentar membeli bubur di depan Untung saja masih buka. Makan selagi hangat, apalagi kamu sedang sakit. Setelah ini minum obat dan kembali beristirahat," ucap Andra panjang lebar

Percayalah, jika saat ini ada Ferdi di dekat nya dia pasti akan melakukan sujud syukur. Andra seseorang yang terkenal dengan pria irit bicara, kadang hanya memberikan jawaban berupa hemm, anggukan kepala atau angkatan bahu. Dengan Tania, Andra mengucapkan beberapa kali kalimat panjang. Ferdi pasti akan tercengang.

Tania berusaha untuk duduk dengan sedikit sisa tenaganya setelah beristirahat beberapa jam. Andra masih menunggu Tania nyaman dengan posisinya tanpa ada keinginan untuk membantunya sama sekali.

Klontang

Sendok yang hendak di pegang oleh Tania terjatuh, tangannya gemetaran hebat, lemas. Andra mengambil sendok yang terjatuh dan membersihkannya dengan tisu.

"Aaaaakkkk..."

Andra menyuapi Tania dengan sesendok bubur yang telah dia tiup sebelumnya. Andra tau kondisi Tania lebih buruk dari yang dia kira. Tanpa ragu Tania membuka mulutnya dan memasukkan bubur tersebut. Meski hambar Tania tetap memakannya, mulutnya terasa pahit karena sebagian asam lambung mulai naik ke tenggorokan. Dia mesti makan, tak lucu rasanya harus mati karena kelaparan.

Hangat, perutnya terasa hangat saat suap demi sesuap bubur tersebut masuk kesana. Baru kali ini Tania kembali menerima perlakuan baik setelah ayahnya meninggal. Tinggal bersama ibu tiri dan saudara tirinya membuat kehidupan Tania seperti di neraka. Dia hanya dianggap sebagai pembawa sial, karena Tania secara tidak langsung menyebabkan ayahnya meninggal menjadi korban tabrak lari saat membelikan obat untuk Tania.

Buburnya telah habis tak bersisa, sebenarnya masih lapar tetapi Tania malu untuk meminta lagi makanan. Setidaknya itu cukup untuk mengganjal perutnya hingga esok hari. Dia berharap lelaki yang di hadapannya ini berbaik hati memberinya makanan. Lagi pula masih ada segelas air teh, bisa mengisi kekosongan lambungnya hingga penuh.

"Terima kasih Om," ucap Tania, dia sudah selesai meminum obat yang diberi Andra, obat demam.

"Heemmm," jawab Andra dengan deheman. Dia kembali kedalam mode normal.

"Bolehkah Tata tau nama om siapa?" tanya Tania ragu -ragu. Sedikit takut dengan pembawa Andra yang seperti bunglon, berubah-ubah. Kadang perhatian, kadang hangat, kadang sedingin es balok ahh seperti itu lah, sulit untuk di gambarkan secara nyata.

"Andromeda, panggil saja Andra," jawabnya singkat.

"Aku Titania Om, tetapi bisa dipanggil Tania atau Tata," balasnya dengan senyuman.

Andra membereskan bekas peralatan makan dan hendak membawanya ke dapur. Sebelum meninggalkan kamarnya, Andra membenarkan selimut yang digunakan oleh Tania.

"Tidurlah, aku ada diluar jika kau butuh sesuatu," ucapnya datar, matanya sama sekali tak melihat ke wajah Tania.

Tania memandang wajah Andra dengan lekat, baru kali ini dia berhadapan langsung dengan pria dewasa selain ayahnya. Sedikit merasakan kasih sayang meskipun Tania tau itu sebatas rasa kasihan. Dia tahu apa yang harus di lakukan.

"Terima kasih Om An."

Terpopuler

Comments

moon

moon

udah di panggil om, sekarang dikatain mirip bunglon /Joyful//Joyful/

2023-11-27

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Pertemuan Yang Tak Terduga
2 Terima Kasih Om An
3 Besok Kita Akan Melangsungkan Pernikahan
4 Dia Calon Istri Gue
5 Jangan pernah menduakan istrimu dengan pekerjaan mu
6 Saya Terima Nikah dan Kawinnya
7 Apa dia pacar Om An?
8 Pulang sekarang juga Andra!!!
9 Maafkan aku Tania
10 Apa aku hanya berhalusinasi ya?
11 Sakit Om An
12 Apa Tania benar-benar membenci ku??
13 Tapi aku sakit gara-gara Om An
14 Andra mulai terkontaminasi
15 Kedatangan Bunda Maulindya dan Galaksi
16 Jangan panggil aku kakak ipar Paman!
17 Om An tidak sedang demam kan?
18 Gadis itu adalah istriku, dan aku suaminya
19 Kamu kurang jauh mainnya
20 Kalian percaya sama gue kan?
21 Lo kenal sama suami gue?
22 Apalagi om An ga cinta sama gue!
23 Om An pernah ciuman?
24 Jaga diri dan ingat statusmu sudah menikah
25 Apa cewek tadi itu Tania Mar??
26 Jangan deket-deket sama Singa Reog
27 Good morning My Wife
28 Tolong jemput istriku di sekolah
29 Tenang saja Tuan, saya kan membayar lebih mahal.
30 Pergi Tania, please pergi!!!
31 Akan aku buat hidupmu di batas kematian!!!
32 Maafkan aku istriku
33 Setidaknya gue berhasil mencicipi tubuh Tuan muda
34 Gue pastikan Tuan Andra akan menjadi milik gue
35 Kamu ini terlalu kreatif
36 Apa dia kucing besar Abang An?
37 Tania, Marvel bukan kucing
38 Seenaknya aja Lo manggil gue Tante
39 Jangan nangis ya Tante
40 Abang An ini sakit ga??
41 Bibir kamu tadi kotor.
42 Kunjung ke Dokter Hani
43 Sedang lihat apa istriku hem
44 Maafkan Tania bang, maafkan Tania
45 Tania sayang sama Abang An, sayang selamanya
46 Maaf selalu merepotkan Abang
47 Lo emang pantas buat dapetin itu semua
48 Besok-besok tidak perlu membuatkan saya kopi
49 Sebaiknya telepon suaminya aja deh
50 Saya hanya ingin ketenangan
51 Kamu harus istirahat, nggak boleh kecapean
52 Jangan melawan, ikut kami jika ingin nyawamu selamat
53 Amarah tak terkendali Andromeda
54 Istriku kamu di mana?
55 Apa yang kamu lakukan Andra!!!
56 Jauh jauh dari gue singa Reog.
57 Rindu dengan istri tercinta hai anak muda??
58 Semua orang mengkhawatirkan mu Tania
59 Tidur Tania, Abang lelah
60 Apa Tania berbicara semuanya kepadamu
61 Kedatangan Anya dan Gilbert
62 Kalian berdua abis bulan madu ya??
63 Love you Abang An, Saranghae
64 Lo beneran ga mau jadi pacar gue??
65 Merasakan sesuatu yang aneh
66 Istriku, bisa tidak ganti baju dulu hem?
67 Lebih nakal kamu sayang
68 Suka sayang??
69 Ich liebe dich Tania
70 Abang memang sudah gila oleh cintamu
71 Ternyata istriku ini semakin nakal
72 Istri Abang paling cantik
73 Apa Lo sudah ga laku
74 Istri ku lebih cantik
75 Jangan Lo pikir gue akan diam
76 Nanti cantiknya di ambil wewe gombel
77 Menuruti keinginan Tania
78 Lo nantangin gue, gue balas
79 Cinta yang salah ternyata buat Lo buta
80 Kali ini Lo ga akan pernah lolos Tania!!!
81 Saya sudah mengantongi bukti
82 Gue tidur dulu boleh ga
83 Jangan bersedih lagi ya cantik
84 Kondisi Gilbert
85 Semalaman aku tidak tidur dengannya
86 Abang An, apa kamu marah dengan ku?
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Awal Pertemuan Yang Tak Terduga
2
Terima Kasih Om An
3
Besok Kita Akan Melangsungkan Pernikahan
4
Dia Calon Istri Gue
5
Jangan pernah menduakan istrimu dengan pekerjaan mu
6
Saya Terima Nikah dan Kawinnya
7
Apa dia pacar Om An?
8
Pulang sekarang juga Andra!!!
9
Maafkan aku Tania
10
Apa aku hanya berhalusinasi ya?
11
Sakit Om An
12
Apa Tania benar-benar membenci ku??
13
Tapi aku sakit gara-gara Om An
14
Andra mulai terkontaminasi
15
Kedatangan Bunda Maulindya dan Galaksi
16
Jangan panggil aku kakak ipar Paman!
17
Om An tidak sedang demam kan?
18
Gadis itu adalah istriku, dan aku suaminya
19
Kamu kurang jauh mainnya
20
Kalian percaya sama gue kan?
21
Lo kenal sama suami gue?
22
Apalagi om An ga cinta sama gue!
23
Om An pernah ciuman?
24
Jaga diri dan ingat statusmu sudah menikah
25
Apa cewek tadi itu Tania Mar??
26
Jangan deket-deket sama Singa Reog
27
Good morning My Wife
28
Tolong jemput istriku di sekolah
29
Tenang saja Tuan, saya kan membayar lebih mahal.
30
Pergi Tania, please pergi!!!
31
Akan aku buat hidupmu di batas kematian!!!
32
Maafkan aku istriku
33
Setidaknya gue berhasil mencicipi tubuh Tuan muda
34
Gue pastikan Tuan Andra akan menjadi milik gue
35
Kamu ini terlalu kreatif
36
Apa dia kucing besar Abang An?
37
Tania, Marvel bukan kucing
38
Seenaknya aja Lo manggil gue Tante
39
Jangan nangis ya Tante
40
Abang An ini sakit ga??
41
Bibir kamu tadi kotor.
42
Kunjung ke Dokter Hani
43
Sedang lihat apa istriku hem
44
Maafkan Tania bang, maafkan Tania
45
Tania sayang sama Abang An, sayang selamanya
46
Maaf selalu merepotkan Abang
47
Lo emang pantas buat dapetin itu semua
48
Besok-besok tidak perlu membuatkan saya kopi
49
Sebaiknya telepon suaminya aja deh
50
Saya hanya ingin ketenangan
51
Kamu harus istirahat, nggak boleh kecapean
52
Jangan melawan, ikut kami jika ingin nyawamu selamat
53
Amarah tak terkendali Andromeda
54
Istriku kamu di mana?
55
Apa yang kamu lakukan Andra!!!
56
Jauh jauh dari gue singa Reog.
57
Rindu dengan istri tercinta hai anak muda??
58
Semua orang mengkhawatirkan mu Tania
59
Tidur Tania, Abang lelah
60
Apa Tania berbicara semuanya kepadamu
61
Kedatangan Anya dan Gilbert
62
Kalian berdua abis bulan madu ya??
63
Love you Abang An, Saranghae
64
Lo beneran ga mau jadi pacar gue??
65
Merasakan sesuatu yang aneh
66
Istriku, bisa tidak ganti baju dulu hem?
67
Lebih nakal kamu sayang
68
Suka sayang??
69
Ich liebe dich Tania
70
Abang memang sudah gila oleh cintamu
71
Ternyata istriku ini semakin nakal
72
Istri Abang paling cantik
73
Apa Lo sudah ga laku
74
Istri ku lebih cantik
75
Jangan Lo pikir gue akan diam
76
Nanti cantiknya di ambil wewe gombel
77
Menuruti keinginan Tania
78
Lo nantangin gue, gue balas
79
Cinta yang salah ternyata buat Lo buta
80
Kali ini Lo ga akan pernah lolos Tania!!!
81
Saya sudah mengantongi bukti
82
Gue tidur dulu boleh ga
83
Jangan bersedih lagi ya cantik
84
Kondisi Gilbert
85
Semalaman aku tidak tidur dengannya
86
Abang An, apa kamu marah dengan ku?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!