"Satu dua satu dua" suara saling bersahutan calon calon prajurit loreng-loreng yang sedang berlari-lari santai mengikuti aktifitas pagi itu
Selamat tinggal aku ucapkan...
Kepadamu kekasih idaman..
Masa depan sedang ku perjuangkan..
Menempuh kerasnya pendidikan...
Kuharap engkau setia menunggu..
Menantikan pulang nya diriku..
Gagah nya ku memakai baret ungu..
Berjumpa tumpahkan semua rindu..
Ku berjuang, berlatih bersama..
Siang malam selalu ditempah..
Marinirr komando selalu siap siaga..
Tetap setia pada hati..
Membela ibu pertiwi..
Meski harus jauh dari ibu sendiri.
Yel-yel yang di nyanyikan setiap hentakan kaki perajurit prajurit itu menambah kegagahan dan pesona mereka dengan ciri khas seorang perajurit
Prriitttttttt....priitttttt....
seruan peluit marinir komando berdiri tegak, gagah dan berwibawa semua prajurit belari menuju sumber suara dengan posisi berbaris rapi berdiri di bawah terik nya matahari pagi.
"Siap berhitung" teriak komando barisan kanan
"Satu "
"Dua"
"Tiga" semua berhitung sampai barisan paling belakang
"Selamat pagi"
"Pagi....pagi....pagi"
tampak wajah-wajah semangat pagi dari calon prajurit-prajurit itu, Kenzo mengikuti masa pendidikan selama satu bulan sebagai calon prajurit TNI Angkatan Darat yang siap menjadi garda depan pembela Ibu Pertiwi.
"Kamu!" teriak Marinir komando yang berada di depan barisan menunjuk ke arah Kenzo
"Siaapp!" teriak Ken dengan posisi siap membusungkan dadanya
"Sudah punya pacar belum?" sejenak Ken termenung dengan ucapan sang marinir
"Siap sedang di perjuangankan" dengan gagah Ken mengucapkannya dengan lantang, seketika rekan-rekan yang lain melihat ke arah Ken sungguh besar mental Ken mengucapkan kalimat itu di depan seorang Marinir
"laki-laki sejati tidak pantang menyerah, semangat" Marinir itu menepuk bahu kiri Ken, Kenzo pun tersenyum simpul
seusai latihan pagi semua prajurit pun di persilangan istirahat, Kenzo kembali ke ruangan bersama rekan rekan sekamar
"Brother, kita sudah punya pacar rupanya" ucap rekan sekamar Ken yang sangat akrab padanya sembari merangkul Ken dengan logat khas medan miliknya
"Belum pacar lah, sedang di usahakan" ucap Ken tersenyum kecil
"Sama saja itu brother" saut Agus
"Bedalah Gus" tekan Ken
"Yas terserah mu saja lah Brother, kau senang awak pun ikut senang" mereka pun membereskan perlengkapan latihan yang akan di pakai siang nanti untuk melatih latihan tembak
"Aku ingin menghubungi dia gus" ucap Ken kecil sembari mundar-mandir mempersiapkan semua perlengkapannya
Agus menoleh ke arah Ken yang dengan wajah sayu seperti orang sedang bersedih, tiba-tiba Agus menarik kerah baju Ken membawa Ken ke sudut kamar
"Alamak jangan lah sedih brother, aku punya ini" Agus yang mengeluarkan gawainya dari tempat persembunyian rahasia miliknya di kolong tempat tidurnya
"Kau membawanya gus?" suara Ken yang hampir saja terdengar seisi ruangan membuat Agus harus membekap mulutnya Ken dengan kedua telapak tangannya
"Eh apa apa ini Gus" berontak Ken
"Kau wak jangan besar kali muncung kau itu" ucap Agus
"Maaf Gus kelepasan" bisik Ken
"Nah kalau kau rindu sama perempuan itu wak telpon lah dulu" Agus memberikan gawainya pada Ken, Ken mengambil gawai itu dari tangan Agus
"Nomornya berapa ya" Ken menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu dengan ekspresi linglung
"Aduh bagaimana pula kau ini bisa bisa nya kau tak hapal nomornya" Agus menepuk jidatnya sendiri, Ken pun hanya cengir kuda melihat Agus mereka pun saling tertawa
"Nah aku ingat wak" tiba-tiba Ken teringat nomor itu segera Ken menekan nomor nomor itu pandai gawainya mencari WhatsApp milik Karamel
"Gak bisa wak, tidak tersambung" tanya Ken menatap Agus
"Gak ada paket ya?" ekspesi datar Ken menatap Agus dengan wajah-wajah melirik
"Alamak masa wak" Agus kembali tercengir pada Ken mereka, Ken pun mengembalikan gawai itu pada Agus
"ini percuma wak wak kau bawak tidak berguna juga jika tidak ada datanya" ucap Ken, sedangkan Agus bergantian menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu
"Hahha sory wak" Agus pun tertawa, akhirnya mereka kembali menyiapkan perlengkapan aktifitas berikutnya sembari menunggu jam makan siang tiba
Tengggg...tengggg...tengggg suara lonteng pertanda berkumpul, para calon-calon prajurit itu pun bergegas menuju sumber suara
"Selamat siang" ucap salah satu komandan angkatan Darat yang akan melatih mereka
"Siang...siang...siang" teriak mereka bersamaan
"Duduk" perintah komandan itu, semua calon prajurit serentak duduk bersamaan
Suasana di dalam markas pelatihan sekolah militer Angkatan Darat seketika hening, ketika seseorang masuk semua prajurit serentak memberi hormat
"Aiapa dia wak" bisik Agus
"Bapak mu" tekan Ken dengan nada berbisik
"Alamak bapakku mana mungkin ke sini" suara itu kelepasan terucap keras dari mulut Agus, seketika Kenzo menekan kaki Agus
"Aauuuuuuu" teriak Agus lagi, semua mata sekarang tertuju ke pada Ken dan Agus di seluruh ruangan tampa berkedip sedikitpun Ken dan Agus menelan filsafah mereka masing masing
"Mampuslah kita wak" bisik Agus cemas
"Diamlah mereka semua melihat kita" bisik Ken
"Kau sih wak" Agus menyalahkan Ken
"Semua duduk" ucap komandan itu
"Kecuali mereka berdua" komandan menunjuk ke arah Ken dan Agus yang telah bercucur keringat dingin mereka kembali menelan filsafahnya dengan jantung yang berdebar entah apa hukuman yang akan mereka terima
Tiba-tiba "Hahahhaha" Komandan itu tertawa membuat semua hening dan saling menatap satu sama lain
"Mereka lucu sekali, tenang semua gak perlu setegang itu ini bukan kah jam istirahat bukan tidak prajurit tidak harus setiap saat sangar dan ingat prajurit juga manusia" komandan itu tersenyum simpul
"Duduk lah" sambungnya lagi, jantung Ken dan Agus yang hampir saja copot dari tempatnya akhirnya lega, komandan tertinggi di Angkatan Darat yang baru saja pensiun walaupun begitu tubuhnya yang masih gagah dengan rambut yang hampir memutih seluruhnya.
Mereka semua makan siang berbaris mengantri mengambil santapan makan siang
"Hay kalian ngapain tadi" ucap salah seorang rekan mereka bernama Rian
"Ini si Agus berulah" cetus Ken mengetuk sedikit kepala Agus yang memulai beraksi mengambil lauk pauk yang ada di perasmanan
"Hahha Agus Agus" ucap Rian menggelengkan kepala
Begitu lah pertemuan Kenzo, Agus dan Rian yang akhirnya hari demi hari mereka semakin akrab hari hari di masa pendidikan mereka sering ngumpul bertiga bercerita cerita masalah pribadi mereka walaupun mereka dekat dengan seluruh anggota di sana tetapi Agus dan Rian yang paling akrab
"Selesai pendidikan wak ku tembak semua perempuan banyak ni wak" ucap Agus tertawa
Brruukkkkkk.....
Lagi lagi kepala Agus di tekik oleh Ken yang begitu geram melihat kekonyolan salah satu sahabat nya itu
"Dari niat mu Allah tidak meridhoi mu Gus" ucap Rian yang ikut tertawa
"Hahha sudah sudah pikiran kalian terlalu jauh" Ken berdiri dari posisinya
" Ato sebentar lagi apel sore" ucap Ken mengajak Rian dan Agus bergegas kembali ke ruangan mereka untuk mempersiapkan Apel sore.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments