Pove Anya
Sepulang sekolah Bela mengajak ku sore nanti menemaninya ke sebuah toko baju dan sekaligus ke taman di sana banyak sekali jajanan sore tempat anak muda ngumpul-ngumpul sore, serta tempat hiburan keluarga juga.
[ Nya, jadi temanin aku kan ] Whatsapp dari Bela
[ Iya jadi, kamu jemput aku ya] balas ku
[ Oke aku ke sana ]
15 menit Bela telah berada di depan rumah, untung saja aku sudah siap sejak tadi langsung saja aku menghampiri Bela dan aku pun melajukan motor Bela menuju salah satu toko Olshop, Bela yang asik memilih-milih pakaian sedangkan aku hanya melihat-lihat saja karena saat itu aku benar tidak punya uang, hmm kalau di bilang saat itu sangat lah susah hanya cukup uang jajan saja yang di berikan oleh ibu jika ingin membeli sesuatu aku harus menabung beberapa minggu dulu, baru bisa terkumpul dan membelikan apa yang aku inginkan.
Terlebih aku yang hobi makan, aku lebih memilih membelikan makanan ketimbang membelikan pakaian karna bagi ku urusan perut nomor satu tak salah jika saat itu aku yang dekil lusuh dan kumal.
Setelah Bela usai mendapatkan apa yang ia cari dia pun membayar barang belanjaannya
" Kamu gak ada yang mau di beli Nya?" tanya Bela saat aku masih asik melihat lihat pakaian yang berada di gantungan
" Oh gak Bel, gak ada yang ku suka " ucap ku, ya malu aku harus mengatakan aku tak memiliki uang hanya 10 ribu sisa uang jajan ku selama 2 hari jangan tidak jika Bela mengajak ku makan aku masih bisa membayarnya.
Lalu kami pun pergi menuju alun-alun kota, sampai nya di sana kami duduk di sebuah pohon besar di samping penjual bakso kuah akhirnya kami memutuskan untuk duduk sembari menikmati bakso kuah, jalan-jalan sore seperti ini sangat lah nikmat melepas letih di saat rumah tidak menjadi tempat ternyaman bagi ku
Saat aku menyendokan kuah bakso itu ke mulut ku seketika, aku menoleh ke arah lapangan basket yang berada di seberang, pas tempat kami duduk
" Loh ada Alif ?" tutur ku dalam hati
" Kamu suka sama Alif ya Nya? " tanya Bela pada ku secara tiba-tiba sejak tadi Bela memperhatikanku yang asik memperhatikan Alif
Aku yang terdiam bingung harus jawab apa tentang pertanyaan Bela barusan, akhir nya aku pun bercerita pada Bela tentang perasaanku pada Alif
" Sedikit sih Bel, dia itu menarik terlebih dia anak basket satu ekskul denganku " ucapku pada Bela
Bela pun mendengar curhatanku tentang Alif
" Kenapa gak kamu dekatin aja Nya? " ucap Bela yang masih menyeruput kuah baksonya sembari tetap melanjutkan perbincangan kami
"Uuh mana mungkin... malu lah Bel, jika aku harus mendekati nya terlebih dahulu" jawabku, ya sesuka apa pun aku pada seorang pria aku masih gengsi jika harus memperlihatkan kode yang sangat jelas pada pria, tidak-tidak! Apa lagi jika aku yang harus mengatakan suka pada nya, ya mungkin saran dari Bela barusan bisa ku coba hanya mendekati nya dengan perlahan jangan terlalu terlihat jika aku suka pada nya.
[ Main yuk ] Tiba-tiba notif pesan whatsapp dari Bela
[ Kemana? ] balas ku
[ Malmingan dong cuy, otw jemput ya] pesan Bela, belum saja aku mengiyakan atau tidak anak itu langsung Off, ya aku pun bersiap-sap kebetulan tak ada kerjaan juga sejak tadi.
Setelah 15 menit aku bersiap, Bela pun telah berada di depan rumah, langsung saja aku menyuruh nya masuk langsung ke kamarku.
" Lama amat siap-siap nya " ucap Bela yang tiba-tiba nongol dari balik pintu mengagetkanku
" Kaget tau " ucapku yang asik meluruskan rambut
" cepatan dong " saut Bela yang duduk di depan pintu kamarku
" Masuk dulu dong kayak mau nagih hutang aja, emang kita mau ke mana? " tanyaku pada Bela
"Malming ke rumah Ica " jawab Bela
" Uhh kirain ke mana untuk apa juga aku dandan segala kalau ke sana" jawabku
" Ya udah ya udah itu aja dah cantik kok" Bela menarik ku dan kami pun pamit pada ibuku yang sibuk masak untuk jualan nya.
Kami pun menuju rumah Ica, rumah Ica tak begitu jauh dari rumahku hanya membutuh kan waktu 5 menit sampai ke sana, kami melewati alun-alun kota malam itu sangat ramai sekali ya maklum anak muda keluar dari kandang nya pada ngumpul ada yang ngapel, uuhhh kebucinan mereka membuat ku iri ingin sekali punya pacar.
" Ica, Ica " panggil kami
" Asalamualaikum, bu Ica nya ada?" ucapku pada Ibu Ica, ya kami memang sering kesana jadi tak asing lagi pada orang tua Ica yang selalu menyuguhkan kami kripik ketika ke sana.
" Mau ke mana kalian? " tanya ibu Ica menyelidiki
" Malmingan buk " jawab aku dan Bela sembari tertawa kecil
" Jangan malam malam " jawab ibu Ica lagi
" Gak hanya duduk di luar saja kok" balas Bela
" Ooww ya udah main di samping saja " Ibu Ica yang sembari menyodorkan keripik dan minuman ya makanan khas jika berkunjung ke rumah Ica.
" Yuk ca udah dulu rebahan nya " Bela pun menarik Ica untuk duduk-duduk di luar rumah sambil menyantap suguhan kripik khas mamanya Ica
" Uhhh mau kemana sih kalian? " tanya Ica menatap kami curiga
" Jangan bilang kalian mau janjian dan rumah ku di jadikan tempat kalian janjian ya? " lanjut Ica menatap Bela curiga
" Uhhh bukan aku, Anya " balas Bela
" Eh kok aku? mana ada emng siapa juga yang mau janjian sama siapa coba? " jawabku kaget, anak itu emng dasar suka melempar kesalahan pada orang lain.
" Tunggu tunggu sebentar " Bela mengambil gawai nya entah apa yang mau iya lakukan
" Mau manggil siapa sih Bel? " tanyaku penasaran
" Jangan banyak cowok Bel, malas banget kalau banyak cowok" lanjut ku lagi, karna Bela suka gak mikir jika udah seperti ini terlebih teman cowok nya yang banyak bisa-bisa di bawa nya satu kampung cowok semua.
" Enggak kok " balas Bela yang asik mengetik sesuatu pada gawai nya
Aku dan Ica asik berbincang bincang membicarakan orang, biasa lah jika wanita udah berkumpul terlebih dulu tambah cemilan di depan nya, tak afdol jika tak membicarakan orang ya merumpi adalah jalan jitu dan kebiasaan wanita.
5 menit kemudian, tiba-tiba ada motor yang masuk ke halaman samping rumah Ica
" Siapa tu Bel? " tanya Ica penasaran, aku pun penasaran dengan siapa yang datang, seperti nya Bela telah mengode Ica, dua pria itu masuk berdua di antara kegelapan malam di bawah pohon cerry
" Sini jangan di sana, gabung sini," ucap Bela,
kedua pria itu pun mendekat seketika cahaya menyinari mereka, aku pun kaget
"kak Aalif?!" tanya ku dalam hati, ngapain dia ke mari aku yang masih bingung sambil melihat ke arah Bela yang tersenyum-senyum kecil, ku yakin semua kerjaan Bela entah apa yang iya katakan sehingga kak Alif bisa ke mari.
" Mana Bel? " tanya Alif menoleh ke arah Bela, Bela pun menatap ke arah ku, aku pun bingung dengan maksud mereka semua.. uhhh aku terasa seperti orang bodoh saat itu.
" Anya bisa kakak bicara sebentar " kata kak Alif menoleh ke arah ku, degg... seketika jantung ku ingin copot antara senang dan panik untuk pertama kali nya aku menatap wajah Alif secara langsung dan berbicara dengannya
" Soal apa ? " tanyaku penasaran
" Jangan di sini gak enak di dengar mereka kita 4 mata saja " jawab Alif lagi mengajakku duduk di bawah pohon yang sedikit jauh dari mereka
Hatiku semakin berdegup kencang kecepatan hampir 80 kali per menit nya jantung ini berdebar-debar, apa yang ingin Alif bicarakan padaku uuhhh kala itu banyak nya pertanyaan pertanyaan yang terlintas di pikiranku.
Aku dan Alif saling berhadapan, aku tak kuasa jika harus menatap nya sehingga aku pun menundukan pandanganku
" Kok jadi canggung gini? " ucap Alif
" Kamu tadi mau ngomong apa? " aku pun mencoba membuka pembicaraan
" hmmz gimana ya, Aku sebenarnya tau dari Bela tentang Anya, Anya mau gak kita pacaran? " kata-kata itu yang terucap dari mulut Alif
Deggg.....
Seketika aku terdiam apa yang sebenarnya di bicarakan oleh Bela sehingga Alif bicara seperti ini
" Bela ngomong apa ? " tanyaku penasaran
" Kakak rasa itu gak usah di bahas ya, Anya jawab aja pertanyaan kakak barusan" ucap Alif
" Apa yang membuat Kamu mau sama Anya? " tanyaku sedikit gugup
" kakak yakin sama Anya " ucap Alif
" Anya sebetulnya juga yakin sama kakak, sebelumnya terimakasih sudah yakin juga pada Anya jika kamu mau menerima kekurangan Anya Anya bersedia " jawabku dengan tangan gemetar tubuhku seketika terasa dingin, entah mimpi apa aku semalam.
" kakak mau tanya satu lagi pada Anya, kakak kan pendek dari Anya apa Anya gak malu? " tanya nya pada ku
Aku pun menjawab apa yang baru saja iya katakan
" Harus nya pertanyaan itu Anya tanyakan pada kakak, kakak malu gak jika tidak begitupun dengan Anya " ucapku.
Tanggal 11 kami resmi jadian malam itu malam sangat membahagiakan aku pun tersenyum kecil, Bela yang sejak tadi memperhatikan kami ia pun tertawa kecil, uuhhh aku sedikit sebel pada Bela tetapi sebetulnya juga berterimakasih padanya, tapi tetap saja aku masih penasaran dengan apa yang Bela ucapkan pada Alif, Bela dan Ica pun memberi ku selamat di depan kak Jack sebenarnya malu sekali saat itu muka ku memerah seperti udang rebus.
Malam itu kami resmi jadian setelah berbincang-bincang dan bergurau sebentar, kemudian Alif dan teman nya pun pamit pulang, ya aku tak menyangka akhirnya aku memiliki pacar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Silvi Aulia
cie yang udah resmi jadian 😍
2023-09-10
0