Bab 6 pertandingan

Tepat pukul 13:56

Tin... Tin....

Anya menoleh dan melangkah ke depan melihat Alif berada di depan, Anya pun bergegas mengambil tasnya merekapun pergi menuju sekolah, di perjalanan Anya merasa canggung bingung harus memulai percakapan itu dari mana.

"sudah minum jamu?" tiba-tiba Anya terkejut dengan suara Alif yang berbicara membuyarkan lamunan, Anya pun hanya menggeleng

"Kan sudahku bilang Jamunya di minum" bentak Alif yang membuat Anya kaget dengan nada tingginya

"A-aku belum punya uang" jawabnya gugup

"Ada aja jawaban" ucap Alif yang kemudian menarik pegal gas sepeda motor itu dengan kencang, Anya berpegang erat di bagian belakang motor, air matanya menetes tanpa dia sadari hatinya terasa sakit.

5 menit mereka telah tiba di parkiran sekolah, Anya yang langsung turun dari sepeda motor bergegas menuju lapangan tanpa menghiraukan Alif, aku menghapus air matanya yang sejak tadi berjatuhan, merekapun berpisah di parkiran sekolah kembali seperti awal seperti orang tidak saling kenal.

"Hay bro" Kenzo menyapa Alif, Alif tampak murung seperti seseorang yang sedang berfikir Anya melihat itu dari tatapan Alif sesekali merasa dia memperhatikanku.

pertandingan melawan SMA Negeri 02 melawan SMA Negeri 01 Putri semua penonton besorak saling memberikan dukungan kepada jagoan masing-masing.

Anya yang memasuki lapangan bersama dengan anggota yang lainnya, ya tim mereka yang terlebih dahulu akan bertanding melawan SMA Negeri 01

Anya sebagai leeder menatap leeder lawan mereka saling melingkar untuk memperebutkan bola.

"tapppppp" bolaku pukul sejauh mungkin terjatuh di lapangan lawan, tanda bola berada di pihak kami aku yang segera memasang strategi. Pertandingan di mulai dengan perlawanan sengit

Aku yang sedang mengopor bola tiba tiba "bbrruuukkk" tubuh ku seketika terasa lemas di dorong dengan pemain lawan

"Ppriiiittttt" pluit wasit menandakan seorang pemain melakukan pelanggaran, pihak lawan mendapatkan 1 kali pull. Aku yang berusaha berdiri kembali menguatkan kakiku untuk kembali berdiri, aku yang kembali memperhatikan lapangan tanpa sengaja menoleh ke arah Alif dan ternyata sejak tadi kak Alif pun memperhatikan ku tanpa sadar kami pun saling bertatapan

"Priiiittttt" wasit kembali mengoporkan bola pada tim kami, permainan pun di mulai kembali dengan bola berada di pihak kami.

Yyyyyyeeeeeee!!!!! semua orang bersorak poin masuk pada SMA Negeri 02 hatinya sangat lega tim mereka memenangkan pertandingan ini

"Pprriittttttttttt, priiiitttt, priiiiiiiitttt" wasit membunyikan pluit tiga kali tanda pertandingan berakhir.

merekapun bersalaman pada lawan dan saling berpelukan tim kami akan melaju ke babak semifinal.

Pak Faisal menghampiri kami dan memberikan selamat dukungan untuk kembali bermain di babak semifinal besok.

Selanjutnya pertandingan SMA Negeri 02 melawan SMA Negeri 01 Putra untuk bersiap-siapp memasuki lapangan

Semua suporter bersorak kembali memberikan dukungan pada tim jagoan mereka masing-masing begitupun pada kami yang menyemangati tim pria, aku yang hanya berdiri di pinggir lapangan menatap ke arah kak Alif yang memasuki lapangan.

Bruuuukkkk.....

"Hoyyyyyy!" teriak Kenzo yang memecahkan suasana lapangan aku menoleh ke belakang kaki yang tadi ingin beranjak dari tempat itu kemudian tertuju ke satu titik pada Alif yang tergeletak di tengah lapangan beberapa orang menopang dirinya, aku yang langsung berlari ke arah mereka memperhatikan Alif yang di papah oleh kenzo ke kantin belakang. Dua orang memasuki lapangan menggantikan Kenzo dan Alif yang keluar lapangan, aku pun menghampiri mereka

"Bagaimana kondisinya?" tAnya ku pada Ken yang berada di sana dengan sedikit khawatir.

"Cedera kakinya terkilir" Kenzo memapah Alif kesebuah kursi di kantin yang tidak ada satu pun orang hanya ada kami bertiga semua bude kantin sudah pada pulang di karenakan waktu sudah mulai menjelang sore.

Alif seperti memberi kode pada Kenzo untuk meninggalkan kami berdua, kemudian Ken pamit kembali bergabung ke lapangan dan menitipkan Alif padaku

"Bagaimana kakinya mana yang sakit?" ucap ku mencoba mendekati kaki Alif duduk langsung tepat di sebelah Alif sembari melihat kondisi kaki nya yang mulai membengkak

"Duhh sakit" decis Alif ketika ku ketika aku menyentuh tepat di bagian kaki yang mulai membengkak itu.

"Bagaimana itu?" tunjuk Alif dengan mulut nya memperhatikan perut ku, seketika aku menoleh ke perut aku pun tertunduk

"Gak tau" ucap ku datar, jujur kalau itu aku benar-benar bingung harus bagaimana, apa hal ini akan benar-benar terjadi padanya, yang harus menikah di usia semuda ini dengan kondisi hamil di luar nikah, lagi-lagi Alif berkata padaku bahwa dia belum siap dengan semua itu

"Bagaimana caranya kita gugurkan itu" ucapnya pada ku sembari menggenggam tanganku

"Tapi bukan kah kita berdosa?" aku yang mulai gugup tanganku dingin mendengar perkataan Alif

"Apa kamu rela mengorbankan sekolah mu, kakak bentar lagi tamat dan harus melanjutkan tes TNI, atau bahkan Perguruan tinggi jangan mengecewakan orang tua kita, terlebih ibuku yang sekarang berada di rumah sakit jiwa" Alif meyakinkanku untuk mengambil keputusan ini.

"Besok kakak buat ramuannya kita pergi keluar sebentar kamu jemput kakak" ucap Alif meyakinkan ku, aku hanya mengangguk dengan semua rencana yang telah ia susun agar kami tetap selamat walaupun sebetulnya hati ku berat dan takut berdosa

"Makan dulu tadi aku masak buat kamu" Anya yang kemudian mengeluarkan bekal makannya, Alif yang mulai menatap dalam ke arah ku yang beradu pandangan padang seketika hatiku luluh melihat senyum Alif, ya aku akui aku sangat mencintai laki-laki yang berada di hadapanku sekarang ini dan aku yang selalu berharap aku dan dia tetap selalu bersama-sama

"Alif!" teriak Kenzo yang tiba-tiba teriak sembari menyodorkan dua nasi bungkus pada kami.

"Makanan kalian di belikan pak Faisal, anak-anak yang lain sudah ini jatah kalian" ucap kak Adit menghampiri kami

"Satu aja kenyang banget, Anya juga bawak bekal aku makan masakan Anya" kak Alif mengambil satu nasi bungkus yang berada di tangan Kenzo dan mengembalikan satu nya lagi.

"Satu ini kasih sama anak-anak yang lain siapa tau ada yang kurang" tutur Alif

"Nanti lah kita makan dulu" jawab Ken yang membuka nasi bungkus nya sendiri dan mengambil posisi aman untuk menyantapnya.

Ajut dan Alif yang saling menatap, aku mengambil bekal yang baru saja dia keluarkan menyodorkan pada Alif yang masih menatapnya sejak tadi

Tiba-tiba Kenzo datang "Kalau sudah langsung kedepan ya ada Kara ya kalau lo gak mau di interogasi sama dia oke oke aja sih ahhaha" Kenzo tertawa kecil kemudian pergi meninggalkan Alif dan aku

"Siapa Kara?" tanya ku

"Itu si cewek bawel dan berisik" jawab Alif sembari Menyendokan nasi ke mulutnya

"Apa kamu sedekat itu sama dia?" tanya ku menatap Alif seperti menginterogasi, Alif yang masih menikmati santapannya hanya mengangguk

"Udah kita ke depan yuk" ajak Alif tanpa menjawab pertanyaan ku, aku yang tampak kecewa hanya membersihkan sisa-sisa makanan kami dan bejalan terlebih dahulu meninggalkan Alif.

Episodes
Episodes

Updated 50 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!