Jati Diri Airish

Airish merasa yang di katakan oleh Mukhlas adalah omong kosong, karena menurut Airish di zaman sekarang ini tidak mungkin ada Kerajaan, apalagi seorang Airish tidak mungkin menjadi seorang pangeran.

"baiklah paman, daripada bosan mendingan aku ikut saja apa yang paman katakan."

Lalu Mukhlas mulai mengajarkan Airish tekhnik membentuk tenaga dalam secara alami, yaitu dengan cara pernafasan.

"Airish ... Sebenarnya segala sesuatu di dunia ini tidak lepas dari tenaga dalam. tanpa tenaga dalam, seorang manusia tidak akan mampu bergerak. Sekarang paman akan mengajarkan kepadamu cara mengumpulkan tenaga dalam."

"duduk yang rileks fokuskan mata pada satu titik. Hiruplah udara dengan menggunakan hidung secara perlahan dan lama, bayangkan engkau sedang menghirup seluruh udara di dunia. Bayangkan udara yang telah engkau hirup tersebut engkau simpan di dalam sebuah wadah yang terletak di dalam dadamu. Lalu engkau hembuskan udara yang bercampur dengan seluruh kotoran yang ada pada dirimu, hembuskan melalui mulutmu. terus lakukan seperti ini berulangkali, nanti tingkat tenaga dalammu akan naik, dan inilah yang disebut dengan berkultivasi."

"maaf paman, sebelum aku melakukan seperti apa yang paman ajarkan, aku ingin mengetahui apa tujuan melakukan hal ini."

"tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kemampuanmu agar engkau mampu menghadapi permasalahan apapun dalam kehidupan, seperti pengobatan, beladiri, supranatural, bahkan engkau dapat lebih mudah mempelajari pengetahuan."

Setiap hari Airish melakukan seperti apa yang telah di ajarkan Mukhlas. Dalam satu pekan Airish merasakan perubahan pada dirinya, fikirannya jernih, tenaganya meningkat, dan dapat menyembuhkan temannya yang berada di sebelah selnya yang sedang sakit.

Dalam satu bulan sejak Airish melakukan pelatihan itu, Airish telah di kenal oleh seluruh penghuni lapas sebagai tabib yang handal. Tidak hanya penghuni lapas, petugas lapas juga sering meminta bantuan kepada Airish untuk menyembuhkan penyakit keluarganya yang tinggal di luar lapas.

"paman, aku tidak mengerti dengan kemampuan yang ku miliki secara tiba-tiba. Kenapa aku bisa melakukan semua itu paman?" Airish kebingungan sendiri dengan kemampuan yang dimilikinya.

"memang seharusnya demikian Airish, siapapun yang mampu meningkatkan kultivasinya, maka banyak kemampuan yang dimilikinya, bahkan dapat mencapai keabadian."

"waduh paman, aku tidak bersedia untuk menjadi makhluk yang abadi. Bukankah semua yang bernyawa itu pasti mengalami kematian?"

"memang benar jika engkau berbicara tentang jasad. Tapi jika kita berbicara tentang ruh, ketahuilah bahwa ruh tidak akan pernah mati. Ruh itu mengendarai jasad, maka jika ruh mampu mengendalikan jasad, maka tidak mustahil jasad akan mencapai keabadian."

Airish tinggal di dalam penjara bagaikan seorang sukarelawan yang sedang bertugas. Setiap hari selalu ada yang menemuinya untuk menyembuhkan penyakit. Hingga suatu hari Airish di panggil oleh kepala lembaga pemasyarakatan.

"Airish. Kemampuanmu dalam pengobatan telah diketahui oleh masyarakat umum. Kabar ini ternyata sampai juga di telinga Kapolda. Ketahuilah Airish, ayahnya Kapolda sudah lama mengalami penyakit. Beliau sudah di bawa berobat ke rumah sakit besar, bahkan sering di bawa ke Singapore. Tapi hingga kini belum juga sembuh... Saya sebagai kepala lapas telah menerima surat dari Kapolda. Beliau bersama rombongan besok pagi akan kemari menemuimu dengan membawa ayahnya pak Albert, Kapolda provinsi ini. Saya tidak bisa menolak kedatangan mereka, karena status saya adalah bawahannya. Di lain sisi, saya tidak bisa menjamin kesembuhan ayahnya pak Albert dengan berobat kepadamu. Saya tidak bisa membayangkan jika engkau tidak berhasil menyembuhkan penyakitnya. Bukan hanya engkau Airish, nasibku berada di tanganmu. Jadi, tolong bekerjasamalah, jangan berbuat kesalahan dalam pekerjaan ini."

Dengan yakin, Airish menyanggupi pekerjaan ini. Berkat kemampuan berkultivasi Airish yang terlalu cepat meningkat, kini Airish telah mampu melihat organ dalam tubuh pasien. Makanya belum pernah terjadi kegagalan dalam pengobatannya.

"baiklah pak Jecko, saya akan mempersiapkan segala sesuatunya. Nanti malam saya akan mengantarkan daftar barang kebutuhan untuk pengobatan besok. Semoga pak Jecko dapat menyediakan seluruh bahan yang saya butuhkan."

Di dalam ruangannya, Airish berkonsultasi dengan Mukhlas yang sudah pasti statusnya sekarang sebagai gurunya Airish. Walaupun Mukhlas tidak bersedia di panggil sebagai guru oleh Airish. Sejak Airish menjadi tabib lembaga pemasyarakatan, Airish tidak lagi tinggal di dalam sel seperti penghuni lapas lainnya. Airish di berikan sebuah ruangan layaknya hotel dengan fasilitas bintang lima, walaupun demikian, Airish tetaplah sebagai seorang tahanan yang belum di perbolehkan keluar lembaga pemasyarakatan.

"paman, bagaimana pendapat paman mengenai tugas dari kepala lapas, apakah aku sanggup menjalankannya?"

"lakukanlah Airish. Inilah kesempatanmu untuk bebas dari penjara ini. Setelah engkau berhasil menyembuhkan penyakit ayahnya pak Albert, tentu engkau akan diberikan imbalan. Engkau bisa meminta kebebasanmu dari tahanan bukan? Untuk itu Airish, paman kemari untuk yang terakhir kalinya. Besok kita akan berpisah. Untuk itu paman akan memberikan sebuah tanda pengenal kepadamu, yaitu sebuah cincin. Cincin ini adalah titipan dari ibu ratu untuk di berikan kepadamu. Cincin ini merupakan tanda pengenal bahwa yang memakai cincin ini adalah ketua penguasa kerajaan tiga nirwana. Seiring waktu nanti engkau akan mengetahuinya, jadi paman tidak perlu menjelaskannya. sebelum berpisah, satu pesan paman. Segeralah selamatkan bunda ratu sebelum orang yang memenjarakannya menyadari betapa bahayanya jika bunda ratu tetap hidup."

"Apa ma....." Belum sempat Airish bertanya sesuatu yang sangat penting, Mukhlas tiba-tiba menghilang beserta munculnya asap tebal di hadapan Airish.

"hmmm.... Sungguh misterius. Bahkan akupun ikut-ikutan menjadi Misterius karena telah bergaul dengan paman Mukhlas yang misterius itu." Airish memandangi cincin pemberian Mukhlas, cincin yang berbentuk kepala naga berwarna hijau.

"Tok tok tok" Pintu ruangan Airish di ketuk. Ternyata seorang opas mengantarkan alat dan bahan pengobatan yang telah Airish pinta tadi siang.

"tabib Airish, saya mengantarkan pesanan tabib. Silahkan di periksa dulu, apabila ada yang kurang, segera kami carikan." seorang opas begitu hormat kepada Airish karena Airish adalah orang yang di harapkan oleh warga lapas untuk menyembuhkan penyakit ayahnya pak Albert.

"terimakasih telah mengantarkannya. Sebenarnya tidak perlu repot-repot, biar saya saja yang mengambilnya." Airish merasa canggung melihat sikap opas tersebut yang menaruh hormat kepadanya.

Semalaman Airish tidak tidur untuk meningkatkan kultivasinya, hingga pagi harinya Airish telah berhasil mencapai tingkat kultivasi level lima. Dengan demikian aura tubuh Airish semakin pekat sehingga Airish sekarang mampu menggerakkan benda tanpa menyentuhnya.

sejak pagi seluruh penghuni lapas di tertibkan, tidak ada aktivitas luar ruangan yang dilakukan, tidak seperti hari-hari sebelumnya. Demikian pula dengan petugas lapas, semuanya telah berkumpul di aula utama untuk menyambut rombongan Kapolda.

Pukul sepuluh lewat lima belas menit terdengar dari kejauhan suara sirene mobil rombongan Kapolda menuju lapas. Sekitar dua puluh mobil mewah berwarna hitam beriringan memasuki pintu gerbang lembaga pemasyarakatan.

Episodes
1 Cinta Lama Bersemi Kembali
2 Pemuda Misterius
3 Orang Tua Tidak Merestui
4 Keluarga Baru
5 Bertemu Tetapi Tidak Saling Mengenali
6 Telepon Misterius
7 Hari Yang Dinantikan Shinta dan Yohanes
8 Benci Adalah Benar Benar Cinta
9 Bernostalgia
10 Nomor Telepon
11 Lagu Mempertemukan Kedua Kekasih
12 Cinta Lama Bersemi Kembali
13 Hubungan Percintaan Telah Direstui
14 Orang Ketiga
15 Airish Dipenjara 3 Tahun
16 Jati Diri Airish
17 Awal Kebangkitan
18 Kepulangan Airish
19 Kuas Spiritual
20 Pulang Kampung
21 Pasar Lelang
22 Orang Kaya Baru
23 Sebelum Acara Pernikahan
24 Keributan Di Hotel Horison
25 Winston Bertemu Airish
26 Ketua Mafia Sesungguhnya
27 Kedatangan Pemimpin Mafia
28 Penguasa Negeri Akhirat
29 Bougenville
30 Villa Bougenville
31 Villa Paling Mewah
32 Kejadian Di Villa
33 Pasar Barang Antik
34 Batu Giok Hijau
35 Pemimpin Pasar Antik
36 Tuan Zeni
37 Membakar Kursi Naga
38 Menyerap Energi Spiritual
39 Kembali Ke Villa
40 Kondangan
41 Bintang Tamu
42 Keluarga Tanaka Dilarang Masuk
43 Yayasan Budi Suci
44 Serangan Timotius
45 Airish Turun Tangan
46 Akhir Pesta
47 Shinta Pergi Dari Bougenville
48 Elsa Penari Bar
49 Menolak Uang Satu Miliar
50 Airish Mencari Elsa
51 Kawamatsu Turun Tangan
52 Hutang Satu Miliar
53 Menarik Uang Satu Miliar
54 VIP
55 Membantu Elsa
56 Suasana Di Kafe
57 Bersenang-senang Di KTV
58 Kejadian Di KTV
59 Jacky Kena Batunya
60 Kebohongan Jacky
61 Nyawa Di Ujung Tanduk
62 Kawamatsu Turun Tangan
63 Permintaan Maaf
64 Bertemu Teman Lama
65 Anggota Yayasan Budi Suci
66 Bayu Memanggil Baron
67 Baron Ketakutan
68 Reuni
69 Mantan Pacar Elsa
70 Bully
71 Jam Tangan
72 Pembuktian
73 Memesan 10 Botol Minuman
74 Airish Tidak Perlu Membayar
75 Di Kerjai
76 Berpura-pura Kenal
77 Bukan Airish Yang Datang
78 Menunggu Tamu Penting
79 Uang Sogokan
80 Docusign
81 Kerjasama
82 Bertemu Dengan Zeni
83 Bobby Mengamuk
84 Menangkap Peluru
85 Pergi Ke Pedalaman
86 Keracunan
87 Jamur Lingzhi
88 Faisal Menyewa Pembunuh Bayaran
89 Tabrakan Di Bougenville
90 Provokasi
91 Memanggil Kawamatsu
92 Villa Paling Mahal
93 Di Hadang Petugas Keamanan
94 Tiba Di Vila
95 Di Hadang Faisal
96 Pembunuh Bayaran
97 Pendukung Airish Datang
98 Vota Berlutut
99 Bukit Siguntang
100 Padepokan Siguntang
101 Batu Satam
102 Batu Satam Pecah
103 Papan Tujuh Bintang
104 Winda Tersadar
105 Airish Membeku
106 Monster
107 Kabur
108 Delilah Minta Balikan
109 Kembali Ke Villa Bougenville
110 Pagi Sore
111 Bertemu Teman SMA
112 Kawamatsu
113 Memanggil Faisal
114 Menyerahkan Perusahaan
115 Kakak Sepupu
116 Bambang Memotong Tangannya
117 Pil Penambah Energi
118 Akar Rumput
119 Anak Walikota
120 Investor
121 Pasangan Yang Baik
122 Teknik Membangkitkan Jiwa
123 Menjadi Boneka
124 Melawan Yudhistira
125 Meminta Bantuan Ridho
126 Kedatangan Keluarga Jauh
127 Pamer
128 Minuman Edisi Terbatas
129 Kedatangan Alex
130 Diusir Walikota
131 Di Usir Walikota
132 Alex Menemui Airish
133 Pengakuan
134 Liontin Giok
135 Faisal Bertemu Hendri
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Cinta Lama Bersemi Kembali
2
Pemuda Misterius
3
Orang Tua Tidak Merestui
4
Keluarga Baru
5
Bertemu Tetapi Tidak Saling Mengenali
6
Telepon Misterius
7
Hari Yang Dinantikan Shinta dan Yohanes
8
Benci Adalah Benar Benar Cinta
9
Bernostalgia
10
Nomor Telepon
11
Lagu Mempertemukan Kedua Kekasih
12
Cinta Lama Bersemi Kembali
13
Hubungan Percintaan Telah Direstui
14
Orang Ketiga
15
Airish Dipenjara 3 Tahun
16
Jati Diri Airish
17
Awal Kebangkitan
18
Kepulangan Airish
19
Kuas Spiritual
20
Pulang Kampung
21
Pasar Lelang
22
Orang Kaya Baru
23
Sebelum Acara Pernikahan
24
Keributan Di Hotel Horison
25
Winston Bertemu Airish
26
Ketua Mafia Sesungguhnya
27
Kedatangan Pemimpin Mafia
28
Penguasa Negeri Akhirat
29
Bougenville
30
Villa Bougenville
31
Villa Paling Mewah
32
Kejadian Di Villa
33
Pasar Barang Antik
34
Batu Giok Hijau
35
Pemimpin Pasar Antik
36
Tuan Zeni
37
Membakar Kursi Naga
38
Menyerap Energi Spiritual
39
Kembali Ke Villa
40
Kondangan
41
Bintang Tamu
42
Keluarga Tanaka Dilarang Masuk
43
Yayasan Budi Suci
44
Serangan Timotius
45
Airish Turun Tangan
46
Akhir Pesta
47
Shinta Pergi Dari Bougenville
48
Elsa Penari Bar
49
Menolak Uang Satu Miliar
50
Airish Mencari Elsa
51
Kawamatsu Turun Tangan
52
Hutang Satu Miliar
53
Menarik Uang Satu Miliar
54
VIP
55
Membantu Elsa
56
Suasana Di Kafe
57
Bersenang-senang Di KTV
58
Kejadian Di KTV
59
Jacky Kena Batunya
60
Kebohongan Jacky
61
Nyawa Di Ujung Tanduk
62
Kawamatsu Turun Tangan
63
Permintaan Maaf
64
Bertemu Teman Lama
65
Anggota Yayasan Budi Suci
66
Bayu Memanggil Baron
67
Baron Ketakutan
68
Reuni
69
Mantan Pacar Elsa
70
Bully
71
Jam Tangan
72
Pembuktian
73
Memesan 10 Botol Minuman
74
Airish Tidak Perlu Membayar
75
Di Kerjai
76
Berpura-pura Kenal
77
Bukan Airish Yang Datang
78
Menunggu Tamu Penting
79
Uang Sogokan
80
Docusign
81
Kerjasama
82
Bertemu Dengan Zeni
83
Bobby Mengamuk
84
Menangkap Peluru
85
Pergi Ke Pedalaman
86
Keracunan
87
Jamur Lingzhi
88
Faisal Menyewa Pembunuh Bayaran
89
Tabrakan Di Bougenville
90
Provokasi
91
Memanggil Kawamatsu
92
Villa Paling Mahal
93
Di Hadang Petugas Keamanan
94
Tiba Di Vila
95
Di Hadang Faisal
96
Pembunuh Bayaran
97
Pendukung Airish Datang
98
Vota Berlutut
99
Bukit Siguntang
100
Padepokan Siguntang
101
Batu Satam
102
Batu Satam Pecah
103
Papan Tujuh Bintang
104
Winda Tersadar
105
Airish Membeku
106
Monster
107
Kabur
108
Delilah Minta Balikan
109
Kembali Ke Villa Bougenville
110
Pagi Sore
111
Bertemu Teman SMA
112
Kawamatsu
113
Memanggil Faisal
114
Menyerahkan Perusahaan
115
Kakak Sepupu
116
Bambang Memotong Tangannya
117
Pil Penambah Energi
118
Akar Rumput
119
Anak Walikota
120
Investor
121
Pasangan Yang Baik
122
Teknik Membangkitkan Jiwa
123
Menjadi Boneka
124
Melawan Yudhistira
125
Meminta Bantuan Ridho
126
Kedatangan Keluarga Jauh
127
Pamer
128
Minuman Edisi Terbatas
129
Kedatangan Alex
130
Diusir Walikota
131
Di Usir Walikota
132
Alex Menemui Airish
133
Pengakuan
134
Liontin Giok
135
Faisal Bertemu Hendri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!