Shinta melihat kebersamaan Senu dan Junnu begitu akrab. Antara percaya dan tidak percaya, biasanya Senu tidak begitu dekat dengan teman perempuan, apalagi Senu pernah menolak perjodohan dirinya dengan Junnu. Tetapi kini yang di lihat Shinta begitu berbeda.
"apakah Senu hanya berusaha untuk membuat aku senang atau memang Senu telah melupakan kekasih impiannya dan jatuh cinta kepada Junnu?" Shinta terus bertanya-tanya dalam hati.
Setelah Junnu memasuki kamarnya untuk membersihkan tubuhnya, Shinta memanggil Senu untuk membicarakan sesuatu.
"Senu, kemar sebentar nak. Bunda ingin bertanya sesuatu kepadamu."
"iya bunda, emang bunda ingin bertanya apa kepada Senu?" Senu tidak mengetahui Shinta ingin menanyakan soal apa. Tapi Senu bisa menduga bahwa Shinta akan membicarakan soal Junnu.
"Senu, apakah engkau benar-benar tidak menyetujui perjodohan yang pernah bunda tawarkan kepadamu?"
"Bunda, Senu akan mengikuti kehendak bunda tentang perjodohan yang pernah bunda katakan. Tapi sebelumnya Senu ingin bertanya tentang perubahan nama Senu."
"Bunda senang mendengarnya, anakku. Tetapi apakah ada hubungannya antara perubahan namamu dengan perjodohan ini?"
Lalu Senu menjelaskan bahwa kekasihnya itu hanya mengenal namanya adalah Airish. "Bagaimana dia akan mengenalku jika aku adalah Senu, bukan Airish?"
"engkau benar, anakku. Maafkan bunda yang tidak berfikir dampak dari mengubah namamu. Tidak ada maksud bunda untuk menghalangimu bertemu dengan kekasih pujaanmu. Tujuan bunda hanyalah agar engkau menjalani kehidupan yang baru, tidak lagi seperti kehidupan yang serba kesulitan."
"Bunda tidak salah kok, lagipula Senu sekarang sudah menemukan kekasih Senu yang selama ini Senu nantikan."
"benarkah nak? apakah engkau telah menemukan Delilah? Dimana dia sekarang?"
Shinta sangat bahagia mendengar kabar bahwa Senu telah menemukan Delilah.
"Bunda jangan kaget ya? Ternyata Delilah sudah sering bertemu dengan Senu. Tapi Senu tidak menyadari bahwa dia adalah Delilah, karena dia telah mengganti namanya."
"lah lah.. Kok Delilah ikut-ikutan mengganti nama? Lalu bagaimana engkau tau bahwa dia Delilah, sementara dia telah mengganti namanya."
"Bunda, sebenarnya Junnu adalah Delilah."
"apa?.... Masak sih? Lalu kenapa engkau menolak perjodohan ketika bunda menjodohkan mu dengan Junnu."
"saat itu Senu tidak tau kalau Junnu adalah Delilah. Senu baru mengetahuinya ketika Senu memainkan biola dengan lagu yang khusus Senu ciptakan untuk Delilah."
Junnu mendengar percakapan Senu dengan Shinta. Lalu Junnu menjelaskan kepada Shinta bahwa benar mereka telah saling mengenal sejak lama.
"benar Tante. Kami baru mengetahuinya ketika kami berada di karnaval Palembang fair tadi siang."
"owh nak Junnu. Kemari sayang, ayo ceritakan kepada Tante, kenapa engkau merubah namamu."
"setahu Junnu, mama Junnu meminta Junnu mengganti nama agar bisa mengambil alih perusahaan temannya mama yang bernama Junnu. Memang benar sih, tetapi tetap saja menurut Junnu itu hanya akal-akalan mama agar Senu tidak di cari oleh seseorang. Bahkan penggantian nama tersebut terjadi begitu terburu-buru, tepat ketika kami pindah ke Bandung. Sebenarnya Junnu curiga, tetapi belum terfikirkan oleh Junnu apa maksud mama mengganti namaku."
"ketahuilah Junnu, mama Junnu adalah sahabat Tante sejak dulu. Mengenai penggantian namamu juga mama Junnu pernah cerita kepada Tante. Alasan mama Junnu mengganti namamu adalah agar Junnu tidak di cari oleh temannya yang merupakan seorang tunawisma, ya katakanlah gelandangan."
"Junnu juga sempat berfikir demikian, Tante. Tetapi akhirnya mama Junnu telah memberikan kebebasan kepada Junnu untuk menentukan pilihan Junnu sendiri."
"Baiklah, kalau begitu nanti kita akan bicarakan hal ini kepada orangtua Junnu. Mereka pasti sangat senang, ternyata orang yang di jodohkan nya adalah orang yang di pilih oleh anaknya sendiri."
"Hahahaha. Iya Tante, tentu saja hal ini sangat menarik. Tante, bagaimana kalau kita membicarakan hal ini kepada mama dan papa Junnu dengan terlebih dahulu memberikan kabar bahwa Junnu telah menemukan Airish. Junnu ingin mengetahui apakah mama dan papa Junnu menerima dengan sepenuh hati atau hanya sekedar menyenangkan hati anaknya saja."
"boleh juga, sepertinya menarik nih, bagaimana kalau kita bersama menemui kedua orangtuamu setelah selesai acara pernikahan Adelia."
"wow... Junnu sudah tidak sabar menunggu peristiwa yang membahagiakan ini. Terimakasih Tante, berkat dukungan Tante juga hubungan kami terjalin kembali."
Hari Minggu telah tiba. Senu, Junnu, Shinta dan Yohanes berangkat bersama menghadiri pesta pernikahan Adelia. Melihat kehadiran mereka semua, Adelia merasa sangat gembira, dan Adelia telah menduga bahwa Junnu akhirnya memberitahu hubungan percintaan dia dengan Senu.
Keesokan harinya Junnu beserta Yohanes sekeluarga berangkat ke Bandung menggunakan pesawat pribadi milik Yohanes. Dalam beberapa jam, mereka telah tiba di kediaman orangtua Junnu.
"hai jeng Shinta... Kalian datang sekeluarga ke rumah kami, aku sangat tersanjung. Jadi tidak enak hati karena telah merepotkan kalian. Masak sih direktur utama mengunjungi orang bawahan seperti kami?"
"hahahaha. Jangan sungkan seperti itu dong jeng Selvi, kami kemari ada sesuatu kabar gembira yang akan saya ceritakan kepada kalian."
"kabar gembira bagaimana pak Yohanes? Apakah engkau berhasil membujuk anakmu dan anakku untuk di jodohkan?"
Antono merasa tidak ada kabar yang paling bahagia selain soal kebahagiaan anaknya.
"iya, pak Antono. Dugaanmu sebagian benar. Ada satu hal yang lebih mengejutkan lagi."
"wah wah, pak Yohanes, apakah ada lagi yang mampu mengalahkan kebahagiaan ini? Sedangkan satu hal saja kami sangat bahagia, aku jadi semakin penasaran nih."
"bukankah nak Junnu pernah mengatakan kepada kalian bahwa dia masih mengharapkan bertemu dengan kekasih cinta pertamanya?"
"iya sih, kami sudah berusaha untuk menjodohkannya dengan anak kalian, tetapi Junnu menolaknya. Makanya kami sekarang pasrah dengan pilihannya sendiri. Lah. Tadi pak Yohanes mengatakan bahwa kalian berhasil membujuk mereka? Lantas kenapa pak Yohanes mengungkit soal cinta pertama Junnu?"
"Junnu telah menemukan kekasih cinta pertamanya. Bukankah nama pemuda itu adalah Airish?"
"ya benar. Junnu pernah menyebutkan nama pemuda itu adalah Airish. Walah, aku semakin penasaran nih, sepertinya cerita ini berbelit-belit."
"ketahuilah pak Antono, sebenarnya nama anak kami adalah Airish. Kami mengganti namanya menjadi Senu setelah kami mengangkatnya menjadi anak kami."
"ooh begitu ceritanya. Yayaya. Sekarang aku mengerti. Baguslah kalau begitu, ternyata yang namanya jodoh, walaupun di pisahkan atau di halang-halangi, pada akhirnya akan bersatu juga. Saya sangat senang mendengarnya."
Selvi ikut merasa gembira mendengar kabar ini. "Ternyata pilihan kita adalah juga pilihan anak-anak kita. Berarti dengan demikian sudah pasti kita merestuinya dong."
"eits tunggu dulu. Kami punya hak untuk mengajukan terlebih dahulu lamaran ini. Masak sih, belum melamar sudah di terima, kurang asik kelihatannya."
"ups, maaf. Silahkan tuan Yohanes."
"baiklah. Pak Antono, Bu Selvi, kedatangan kami kemari untuk melamar putri kalian yang bernama Junnu alias Delilah, lamaran untuk putra kami yang bernama Senu alias Airish."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments