Orang Tua Tidak Merestui

"Mana janjimu yang akan menciptakan sebuah lagu untukku?"

Delilah menagih janji yang pernah Airish katakan.

"Baiklah, dengarkan baik-baik ya?" lalu Airish mulai memainkan biolanya.

Lagu yang di ciptakan oleh Airish berisi puisi yang menceritakan tentang dua kekasih terpisah karena orang tua tidak merestui.

Delilah mendengarkan lagu itu yang diiringi dengan musik biola, dirinya terbawa oleh perasaan. Sesekali Delilah mengusap air matanya tetapi tidak diketahui oleh Airish.

Delilah mencoba mengikuti Airish bernyanyi. Memang lagu ini baru pertama kali di dengarnya, makanya terkadang Delilah menyanyikan dengan lirik yang berbeda. Memang benar Airish baru menciptakan lagu ini khusus untuk Delilah.

Setelah Airish mengakhiri lagunya, Airish tidak dapat menahan air matanya keluar membasahi pipinya.

"Waah.. Luar biasa Airish! Engkau layak menjadi bintang!" Kemudian Delilah memeluk Airish dan mengusap air matanya.

"Airish, engkau harus mengajarkan kepadaku lagu ini sekarang juga. Akan ku kenang lagu ini untuk selamanya, dan aku tidak akan mempublikasikan lagu ini. Ku harap engkau juga tidak mempublikasikan lagu ini, karena dengan lagu inilah nanti kita akan tetap bersama."

"Delilah! Hati -hati!" Tiba-tiba Delilah terpeleset dari dahan pohon jambu biji dan hampir jatuh. Untunglah Airish sempat meraih pergelangan tangan Delilah, dan menyelamatkannya. Hanya saja, gelang yang dipakai Delilah menjadi patah!

"Uhuu... Gelang kesayanganku patah... Padahal ini gelang pemberian nenek Lila saat Lila ulang tahun!" Delilah menangis tersedu-sedu meratapi gelang kaca berwarna merah miliknya patah.

Airish ikut sedih melihat Delilah menangis, dalam hatinya berniat untuk membelikan gelang baru yang mirip dengan gelang milik Delilah.

Delilah pulang ke rumahnya dan Airish pergi ke pasar untuk mencari gelang yang mirip dengan gelang yang patah itu.

Dalam perjalanan, Airish di cegat oleh seorang berandalan yang meminta setoran atas mengamen di wilayah kekuasaannya.

Airish tidak memberi tahu tempat Airish menyimpan uang untuk membeli gelang.

"Bocah! Mana setoran hari ini? Tinggal kau saja yang belum nyetor kepada aku!"

"Ini bang, cuma segini yang ku dapat hari ini. Hari ini aku kurang beruntung, bang!"

"Apa-apaan ini? Cuma tujuh ribu lima ratus rupiah? Kau sudah membuatku marah!" Lalu pemuda berandalan itu merebut biola milik Airish dan menghancurkannya.

Airish tidak bisa berbuat apa-apa, melawan juga tidak mungkin bisa, karena postur tubuh pemuda itu tinggi, kekar dan bertatto. Airish hanya bisa meratapi kesialan yang telah dialaminya.

Airish melanjutkan pergi ke pasar, dan ternyata di temukanlah pedagang yang menjual gelang kaca yang mirip dengan gelang milik Delilah.

"Berapa harga gelang ini pak?"

"Yang ini harganya dua puluh lima ribu per set"

"Di bungkus ya pak? Ini uangnya"

Airish membawa gelang itu pulang, dia berencana untuk memberikannya kepada Delilah besok saat berada di taman.

Keesokan harinya Airish bertemu dengan Delilah di taman dan Airish memberikan gelang yang telah dibelinya kemarin.

"Woow! Bagus sekali gelangnya, pas lagi di pergelangan tanganku. Aku akan selalu memakainya sampai kapanpun! Terimakasih Airish"

"Aku senang kau menyukainya."

"Eh Airish, tumben engkau tidak membawa biolamu? Apakah engkau sudah bosan bermain biola? Lalu sekarang engkau mengamen pakai apa?"

"Biolaku telah rusak, di hancurkan oleh Pandu yang biasa sebagai pemalak di pasar. Padahal biola itu satu-satunya peninggalan dari ibuku dan hanya dengan biola itulah aku mencari nafkah"

"waah, sayang sekali. Oh iya. Apakah engkau bisa memperbaiki biola? Aku memiliki biola lama yang telah rusak. Jika engkau bisa memperbaikinya, akan kuberikan kepadamu"

"Dengan senang hati aku menerimanya. Aku telah biasa memperbaiki biola"

"kalau begitu, tunggulah sebentar disini. Aku akan segera kembali"

Tidak lama Delilah meninggalkan Airish, Delilah kembali dengan menenteng sebuah biola. Tanpa disadarinya ternyata mama Delilah mengawasi gerak-gerik Delilah.

Selvi tidak menyukai putrinya bergaul dengan gelandangan, dan berusaha untuk menjauhkan putrinya dari Airish. "Ternyata selama ini Delilah bermain dengan berandalan jalanan! Aku harus membawa Delilah jauh dari berandalan itu!"

"ini Airish, biola yang ku maksud tadi. Biola ini adalah biola pertama yang kumiliki, makanya tetap ku simpan walaupun aku tidak memakainya lagi. Sekarang biola ini akan kuberikan kepadamu"

"terimakasih Delilah, biola pemberianmu ini sangat bermanfaat bagiku. Aku akan segera memperbaikinya"

Orang tua Delilah mengetahui bahwa putrinya telah menjalin hubungan dengan seorang pemuda yang tinggal di pemukiman kumuh. Untuk memisahkan mereka tanpa menyakiti perasaan putrinya, Selvi dan Antono berencana untuk pindah rumah keluar kota.

Pagi harinya Selvi dan Antono sudah bersiap-siap untuk pindah rumah. Delilah yang sudah siap untuk berangkat ke sekolah, tidak menyangka bahwa hari ini dia tidak pergi ke sekolah melainkan pindah rumah keluar kota.

"Apa-apaan sih ma? Masak kita pindah rumah tanpa memberitahu kepadaku sebelumnya?"

Selvi sengaja tidak memberi tahu kepada Delilah agar Delilah tidak meninggalkan jejak kepada pemuda berandalan itu.

"mama juga tidak menyangka, sayang. Papamu di pindahkan tugas oleh direktur perusahaan untuk memimpin perusahaan di Bandung, kabar inipun baru di sampaikan semalam"

Dalam perjalanan, ketika tiba di lampu merah, Delilah melihat Airish sedang mengamen. Seperti biasa, Delilah mengeluarkan selembar uang dua puluh ribuan. Tapi kali ini uang kertas itu di tulisnya nomor telepon dari handphone miliknya.

"Airish! Telpon akuu!!..." Delilah berteriak kepada Airish sambil memberikan selembar uang itu.

Tanpa persiapan untuk berpisah, Delilah hanya bisa meninggalkan nomor telepon kepada Airish. Delilah dan Airish sempat mengutarakan janji untuk setia menunggu pertemuan mereka kembali.

Airish sempat bengong melihat Delilah tiba-tiba menyuruhnya menelepon sambil menunjuk ke arah uang kertas. Karena terdiam sesaat, uang kertas itu direbut oleh Pandu yang pernah memalaknya.

Airish berusaha merebut kembali uang kertas itu, Pandu di kejarnya walau berlari kemanapun, bahkan melompati pagar tembok juga tetap diikutinya. Airish menyadari bahwa nomor telepon itu adalah satu-satunya jejak untuk bertemu kembali dengan Delilah.

Hampir saja Pandu ditangkapnya, tetapi meleset! Hanya baju bagian belakang Pandu saja yang sobek, terlihat bekas luka pada punggungnya. Pandu berhasil kabur, dan Airish tetap berusaha mengejar hingga pada jalan perempatan, Airish tidak mengetahui kalau tiba-tiba ada sebuah mobil yang berjalan dan menabrak dirinya!

Karena benturan yang cukup keras, Airish tidak sadarkan diri dan di bawa ke rumah sakit oleh Shinta si pengendara mobil yang menabrak Airish.

Di rumah sakit, Yohanes suaminya Shinta telah datang karena Shinta telah menelepon agar suaminya datang.

Di sana juga telah hadir beberapa petugas dari Polsek untuk menginterogasi pelaku penabrakan dan korban. Karena korban belum siuman, maka kedua petugas kepolisian itu terpaksa harus menunggu sampai korban sadarkan diri.

Episodes
1 Cinta Lama Bersemi Kembali
2 Pemuda Misterius
3 Orang Tua Tidak Merestui
4 Keluarga Baru
5 Bertemu Tetapi Tidak Saling Mengenali
6 Telepon Misterius
7 Hari Yang Dinantikan Shinta dan Yohanes
8 Benci Adalah Benar Benar Cinta
9 Bernostalgia
10 Nomor Telepon
11 Lagu Mempertemukan Kedua Kekasih
12 Cinta Lama Bersemi Kembali
13 Hubungan Percintaan Telah Direstui
14 Orang Ketiga
15 Airish Dipenjara 3 Tahun
16 Jati Diri Airish
17 Awal Kebangkitan
18 Kepulangan Airish
19 Kuas Spiritual
20 Pulang Kampung
21 Pasar Lelang
22 Orang Kaya Baru
23 Sebelum Acara Pernikahan
24 Keributan Di Hotel Horison
25 Winston Bertemu Airish
26 Ketua Mafia Sesungguhnya
27 Kedatangan Pemimpin Mafia
28 Penguasa Negeri Akhirat
29 Bougenville
30 Villa Bougenville
31 Villa Paling Mewah
32 Kejadian Di Villa
33 Pasar Barang Antik
34 Batu Giok Hijau
35 Pemimpin Pasar Antik
36 Tuan Zeni
37 Membakar Kursi Naga
38 Menyerap Energi Spiritual
39 Kembali Ke Villa
40 Kondangan
41 Bintang Tamu
42 Keluarga Tanaka Dilarang Masuk
43 Yayasan Budi Suci
44 Serangan Timotius
45 Airish Turun Tangan
46 Akhir Pesta
47 Shinta Pergi Dari Bougenville
48 Elsa Penari Bar
49 Menolak Uang Satu Miliar
50 Airish Mencari Elsa
51 Kawamatsu Turun Tangan
52 Hutang Satu Miliar
53 Menarik Uang Satu Miliar
54 VIP
55 Membantu Elsa
56 Suasana Di Kafe
57 Bersenang-senang Di KTV
58 Kejadian Di KTV
59 Jacky Kena Batunya
60 Kebohongan Jacky
61 Nyawa Di Ujung Tanduk
62 Kawamatsu Turun Tangan
63 Permintaan Maaf
64 Bertemu Teman Lama
65 Anggota Yayasan Budi Suci
66 Bayu Memanggil Baron
67 Baron Ketakutan
68 Reuni
69 Mantan Pacar Elsa
70 Bully
71 Jam Tangan
72 Pembuktian
73 Memesan 10 Botol Minuman
74 Airish Tidak Perlu Membayar
75 Di Kerjai
76 Berpura-pura Kenal
77 Bukan Airish Yang Datang
78 Menunggu Tamu Penting
79 Uang Sogokan
80 Docusign
81 Kerjasama
82 Bertemu Dengan Zeni
83 Bobby Mengamuk
84 Menangkap Peluru
85 Pergi Ke Pedalaman
86 Keracunan
87 Jamur Lingzhi
88 Faisal Menyewa Pembunuh Bayaran
89 Tabrakan Di Bougenville
90 Provokasi
91 Memanggil Kawamatsu
92 Villa Paling Mahal
93 Di Hadang Petugas Keamanan
94 Tiba Di Vila
95 Di Hadang Faisal
96 Pembunuh Bayaran
97 Pendukung Airish Datang
98 Vota Berlutut
99 Bukit Siguntang
100 Padepokan Siguntang
101 Batu Satam
102 Batu Satam Pecah
103 Papan Tujuh Bintang
104 Winda Tersadar
105 Airish Membeku
106 Monster
107 Kabur
108 Delilah Minta Balikan
109 Kembali Ke Villa Bougenville
110 Pagi Sore
111 Bertemu Teman SMA
112 Kawamatsu
113 Memanggil Faisal
114 Menyerahkan Perusahaan
115 Kakak Sepupu
116 Bambang Memotong Tangannya
117 Pil Penambah Energi
118 Akar Rumput
119 Anak Walikota
120 Investor
121 Pasangan Yang Baik
122 Teknik Membangkitkan Jiwa
123 Menjadi Boneka
124 Melawan Yudhistira
125 Meminta Bantuan Ridho
126 Kedatangan Keluarga Jauh
127 Pamer
128 Minuman Edisi Terbatas
129 Kedatangan Alex
130 Diusir Walikota
131 Di Usir Walikota
132 Alex Menemui Airish
133 Pengakuan
134 Liontin Giok
135 Faisal Bertemu Hendri
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Cinta Lama Bersemi Kembali
2
Pemuda Misterius
3
Orang Tua Tidak Merestui
4
Keluarga Baru
5
Bertemu Tetapi Tidak Saling Mengenali
6
Telepon Misterius
7
Hari Yang Dinantikan Shinta dan Yohanes
8
Benci Adalah Benar Benar Cinta
9
Bernostalgia
10
Nomor Telepon
11
Lagu Mempertemukan Kedua Kekasih
12
Cinta Lama Bersemi Kembali
13
Hubungan Percintaan Telah Direstui
14
Orang Ketiga
15
Airish Dipenjara 3 Tahun
16
Jati Diri Airish
17
Awal Kebangkitan
18
Kepulangan Airish
19
Kuas Spiritual
20
Pulang Kampung
21
Pasar Lelang
22
Orang Kaya Baru
23
Sebelum Acara Pernikahan
24
Keributan Di Hotel Horison
25
Winston Bertemu Airish
26
Ketua Mafia Sesungguhnya
27
Kedatangan Pemimpin Mafia
28
Penguasa Negeri Akhirat
29
Bougenville
30
Villa Bougenville
31
Villa Paling Mewah
32
Kejadian Di Villa
33
Pasar Barang Antik
34
Batu Giok Hijau
35
Pemimpin Pasar Antik
36
Tuan Zeni
37
Membakar Kursi Naga
38
Menyerap Energi Spiritual
39
Kembali Ke Villa
40
Kondangan
41
Bintang Tamu
42
Keluarga Tanaka Dilarang Masuk
43
Yayasan Budi Suci
44
Serangan Timotius
45
Airish Turun Tangan
46
Akhir Pesta
47
Shinta Pergi Dari Bougenville
48
Elsa Penari Bar
49
Menolak Uang Satu Miliar
50
Airish Mencari Elsa
51
Kawamatsu Turun Tangan
52
Hutang Satu Miliar
53
Menarik Uang Satu Miliar
54
VIP
55
Membantu Elsa
56
Suasana Di Kafe
57
Bersenang-senang Di KTV
58
Kejadian Di KTV
59
Jacky Kena Batunya
60
Kebohongan Jacky
61
Nyawa Di Ujung Tanduk
62
Kawamatsu Turun Tangan
63
Permintaan Maaf
64
Bertemu Teman Lama
65
Anggota Yayasan Budi Suci
66
Bayu Memanggil Baron
67
Baron Ketakutan
68
Reuni
69
Mantan Pacar Elsa
70
Bully
71
Jam Tangan
72
Pembuktian
73
Memesan 10 Botol Minuman
74
Airish Tidak Perlu Membayar
75
Di Kerjai
76
Berpura-pura Kenal
77
Bukan Airish Yang Datang
78
Menunggu Tamu Penting
79
Uang Sogokan
80
Docusign
81
Kerjasama
82
Bertemu Dengan Zeni
83
Bobby Mengamuk
84
Menangkap Peluru
85
Pergi Ke Pedalaman
86
Keracunan
87
Jamur Lingzhi
88
Faisal Menyewa Pembunuh Bayaran
89
Tabrakan Di Bougenville
90
Provokasi
91
Memanggil Kawamatsu
92
Villa Paling Mahal
93
Di Hadang Petugas Keamanan
94
Tiba Di Vila
95
Di Hadang Faisal
96
Pembunuh Bayaran
97
Pendukung Airish Datang
98
Vota Berlutut
99
Bukit Siguntang
100
Padepokan Siguntang
101
Batu Satam
102
Batu Satam Pecah
103
Papan Tujuh Bintang
104
Winda Tersadar
105
Airish Membeku
106
Monster
107
Kabur
108
Delilah Minta Balikan
109
Kembali Ke Villa Bougenville
110
Pagi Sore
111
Bertemu Teman SMA
112
Kawamatsu
113
Memanggil Faisal
114
Menyerahkan Perusahaan
115
Kakak Sepupu
116
Bambang Memotong Tangannya
117
Pil Penambah Energi
118
Akar Rumput
119
Anak Walikota
120
Investor
121
Pasangan Yang Baik
122
Teknik Membangkitkan Jiwa
123
Menjadi Boneka
124
Melawan Yudhistira
125
Meminta Bantuan Ridho
126
Kedatangan Keluarga Jauh
127
Pamer
128
Minuman Edisi Terbatas
129
Kedatangan Alex
130
Diusir Walikota
131
Di Usir Walikota
132
Alex Menemui Airish
133
Pengakuan
134
Liontin Giok
135
Faisal Bertemu Hendri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!