Airish mengejar Pandu yang telah merebut uang kertas miliknya. Tanpa disadarinya, tiba-tiba sebuah mobil Pajero sport menabrak Airish yang sedang mengejar pencuri itu ketika berlari berbelok ke sebuah gang.
Karena benturan yang cukup keras, Airish tidak sadarkan diri dan di bawa ke rumah sakit oleh Shinta si pengendara mobil yang menabrak Airish. Biola yang dibawa oleh Airish juga dibawa ke rumah sakit.
Di rumah sakit, Yohanes suaminya Shinta telah datang karena Shinta telah menelepon agar suaminya datang.
Di sana juga telah hadir beberapa petugas dari Polsek untuk menginterogasi pelaku penabrakan dan korban. Karena korban belum siuman, maka kedua petugas kepolisian itu terpaksa harus menunggu sampai korban sadarkan diri.
Ketika Airish telah siuman, Shinta segera mendekatinya. "Nak, apakah engkau baik-baik saja? Maafkan tante ya, karena kecerobohan tante, akhirnya engkau menjadi menderita dan di rawat di rumah sakit"
"Tidak apa-apa tante, ini bukan kesalahan tante. Akulah yang salah karena tidak berhati-hati dan berlari sambil berbelok"
Dalam hati Shinta kagum kepada Airish:
"Anak sekecil ini sudah berani mengakui kesalahannya, bahkan dia tidak menyalahkan ku yang telah ceroboh dalam berkendara. Ini adalah murni kesalahanku karena belajar menyetir mobil di tempat umum tanpa pengawasan yang ahli. Benar-benar mulia hati anak ini. Padahal jika dia menuntut, pasti akan kuberikan berapapun ganti-rugi yang dia pinta. Bahkan seluruh hartaku akan ku relakan untuknya"
Petugas kepolisian segera mendekatinya dan siap menginterogasi korban. "Nyonya Shinta, silahkan anda menjauh. Kami akan melaksanakan tugas ini"
Shinta segera meninggalkan Airish dan duduk di sebelah suaminya yang menunggu sedari tadi.
"Nak, siapa namamu?"
"Airish, pak!"
"Airish, ketahuilah! Nyonya Shinta dan Tuan Yohanes adalah pengusaha yang sangat kaya. Ini kesempatan bagimu untuk mengambil keuntungan. Mintalah ganti rugi yang banyak, mereka pasti akan membayarnya! Tenang saja, kami berfihak kepadamu, kami hanya minta bagian sepuluh persen saja dan saya akan membantumu mengurus proses tuntutan ganti-rugi"
"Tidak pak, jangan hukum dia! Dia orang yang sangat baik. Lepaskan saja dia, aku tidak akan menuntutnya sedikitpun!"
"Apakah kau yakin nak? Banyak orang sepertimu yang tidak menyia-nyiakan kesempatan bagus ini! Ini akan merubah kehidupanmu menjadi orang yang paling kaya di antara teman-temanmu!"
"Tolong kabulkan permintaanku, pak! Permintaanku hanya satu, lepaskan tante itu!"
"Baiklah, jika engkau tidak mau bekerjasama dengan kami, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Selesai sudah tugas kami, semoga engkau tidak menyesali keputusanmu!"
Kedua polisi itu meninggalkan Airish dan sambil berlalu, menyapa Shinta dan Yohanes seadanya.
"Nyonya, engkau sungguh beruntung! Anak itu tidak menuntut apapun terhadapmu! Tugas kami sudah selesai, kasus ini resmi di tutup!"
Shinta dan Yohanes saling menatap dan segera mendekati Airish. "Bang, lihat tuh! Benar kan yang ku katakan tadi? Memang anak itu benar-benar berhati mulia!"
"Nak, siapa namamu?"
"saya Airish, tante"
"mari kami antar ke rumahmu dan bertemu keluargamu"
"maaf, tante. Airish tidak punya rumah dan tidak punya siapa-siapa"
"Maksudmu?...."
"iya, tante. Sejak kecelakaan yang dialami ayah dan bunda Airish, Airish tidak memiliki rumah lagi, karena ayah dan bunda Airish telah meninggal"
Shinta dan Yohanes meneteskan airmata ketika Airish menceritakan kejadian yang telah dialami kedua orangtuanya.
Shinta dan Yohanes berbicara berdua dan berencana untuk mengajak Airish tinggal bersama mereka.
"Bang, bagaimana kalau kita adopsi saja Airish sebagai anak kita. Lagipula kita kan sudah lima belas tahun menikah namun belum dikaruniai anak. Aku yakin kalau Airish adalah seorang anak yang baik"
"Iya dik, sebenarnya abang baru mau mengatakan demikian. Eh ternyata keduluan adik yang mengatakannya"
Lalu Shinta berbicara kepada Airish. "Airish, mau nggak tinggal bersama kami dirumah kami?"
"Enggak deh tante, nanti malah merepotkan tante dan om. Airish telah terbiasa kok tinggal di terowongan"
"Tinggal di terowongan? Tante tidak tega mendengar anak sebaik kamu tinggal di terowongan, apalagi disana rentan kejahatan! Kami tidak keberatan kok jika engkau tinggal bersama kami, malah kami sangat senang dengan kehadiranmu dalam kehidupan kami"
"Jika tante dan om tidak berkeberatan, tentu Airish senang dengan penawaran tante dan om. Airish bersedia tinggal bersama kalian"
"Alhamdulillah... Sekarang mari ikut kami pulang"
Kecelakaan ini ternyata merubah takdir Airish hingga meninggalkan kehidupan kumuh dan menjadi pribadi yang berbeda.
Shinta, Yohanes dan Airish pulang ke rumah sepasang suami istri yang baik ini. Saat pertama kali Airish memasuki rumah mereka, Airish merasa canggung, karena baru pertama kalinya memasuki rumah bak istana kerajaan. Sayangnya di rumah semewah ini belum ada seorang anakpun yang di milikinya.
"Tante, apakah tante adalah seorang permaisuri dan om adalah seorang raja di istana ini?"
"Tentu saja Airish, kini engkaulah yang menjadi pangerannya"
Airish tersenyum mendengar jawaban Shinta. Kini yang dirasakan Airish adalah kebahagiaan.
Keesokan harinya, Shinta dan Yohanes sengaja tidak ke kantor karena akan mengurus surat adopsi dan seluruh kebutuhan Airish. Airish dibawa mereka ke sebuah mall untuk membeli pakaian sehari-hari Airish dan juga seragam sekolah yang akan di pakainya nanti setelah di daftarkan sekolah.
Kemudian mereka langsung menuju ke kantor pencatatan sipil dan departemen sosial untuk mengurus proses adopsi.
"Airish, karena engkau telah memasuki kehidupan baru, bersediakah engkau kami berikan nama yang baru?"
"Airish ikut saja apa yang tante katakan. Dengan senang hati Airish menerimanya"
"Bagaimana kalau tante beri engkau nama Senu"
"Nama yang bagus tante! Aku menyukainya!"
"Baiklah Senu, sekarang jangan panggil tante, tetapi panggillah bunda"
"Senu butuh waktu, tante. Senu masih teringat bunda dan ayah jika memanggil demikian"
"Baiklah, tante mengerti! Maafkan tante ya membuat Senu mengingat lagi ayah dan bunda Senu"
"Tidak apa-apa tante, Senu hanya khawatir nanti ayah dan bunda Senu bersedih juga di alam baka jika Senu bersedih"
Setelah selesai mengurus surat adopsi, keesokan harinya Senu di daftarkan ke sekolah IGS, sekolah nomor satu di kota Palembang. Senu juga di daftarkan kursus biola di sanggar seni tempat Delilah pernah kursus biola.
Walaupun kini kehidupan Senu sudah tidak seperti dahulu lagi, tetap saja di hatinya masih ada nama Delilah yang telah terukir indah dan harapan Senu suatu saat pasti akan bertemu kembali dengan Delilah .
Sementara itu di kota Bandung, Delilah melanjutkan kursus biola di sanggar seni yang terkenal di kota Bandung. Namun kini tidak ada lagi yang bernama Delilah, karena Selvi telah merencanakan untuk merubah nama Delilah agar tidak dikenal oleh Airish.
Kini nama Delilah berganti menjadi Junnu. Perubahan nama ini beralasan karena nama pemilik perusahaan yang telah dibeli Selvi adalah Junnu dan sulit untuk melakukan balik nama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments