Telepon Misterius

Setelah pertunjukan konser seni selesai, Shinta bersama Senu hendak pulang ke Palembang. Tetapi Senu masih ingin tinggal beberapa hari di Bandung. Senu mengatakan kepada Shinta bahwa Senu ingin berkeliling kota Bandung bersama temannya yang berasal dari satu grup seni.

"Tante, izinkan Senu tinggal disini beberapa hari. Teman -teman Senu mengajak berkeliling di kota Bandung"

"Owh, tidak mengapa sayang, silahkan bersenang-senang. Kalau begitu, tante pulang duluan ke Palembang ya? Tante sudah tahu kok kalau kalian akan tinggal di Bandung beberapa hari. Teman tante telah mengatakannya"

Sebenarnya Senu tidak begitu suka mengikuti kebiasaan teman-temannya yang akan bersenang-senang di Bandung. Tetapi Senu ada rencana lain, Senu berharap akan bertemu dengan Junnu di kota Bandung ini.

Setelah Shinta pulang ke Palembang, Senu bersama teman-temannya mendatangi karnaval Bandung fair. Ketika mereka berada di lokasi karnaval, tiba-tiba ada panggilan masuk di ponsel Senu.

"Hallo bang, lokasi Abang dimana? Saya driver online yang Abang pesan. Saya dari Go Drive"

Senu bingung siapa yang telah memesan taksi online. Mungkinkah salah sambung?. Ketika driver itu menelepon, terdengar suara biola yang sedang dimainkan. Lagu yang dimainkan adalah lagu ciptaanya sendiri. Tentu saja Senu tersadar bahwa hanya dia dan Delilah yang mengetahui nada ini.

Tanpa berfikir apakah salah sambung atau hal lain, Senu berfikir harus menemukan posisi driver itu menelepon.

"Tetap disana saja pak, jangan kemana-mana. Aku akan kesana. Sekarang katakan dimana posisi bapak?"

"Saya di kar....." tiba-tiba ponsel Senu di rampas oleh seseorang. Senu kaget dan segera mengejar penjambret itu.

"Hei!! Kembalikan ponselku!!!" Senu mengejar penjambret itu kemanapun dia berlari. Senu tidak mengetahui bahwa ponselnya telah berpindah tangan ke orang lain yang bekerjasama dengan penjambret itu.

"Aku harus mendapatkan ponselku! Setidaknya aku harus mengetahui posisi pemain biola itu, yang tidak lain pasti Delilah"

Akhirnya Senu berhasil menangkap penjambret itu, karena pakaian bagian belakang penjambret itu ditariknya. Senu terkejut melihat tanda bekas luka pada punggung penjambret itu.

"Pandu! Kau lagi, kau lagi. Dari dahulu engkau hanya menyusahkan ku! Sekarang kembalikan ponselku!"

"Hei! Darimana engkau mengetahui namaku? Ponselmu sudah tidak bersamaku. Lihatlah ini. Tidak ada ponselmu padaku"

Pandu mengeluarkan beberapa ponsel dari sakunya. Ternyata memang tidak ada ponsel milik Senu.

"Jadi dimana ponselku?"

"Ponselmu telah kuserahkan kepada Joni. Tidakkah kau lihat tadi aku memberikannya?"

Senu sadar, bahwa tadi dia sempat menabrak seseorang saat mengejar Pandu. Ternyata ponsel itu telah berpindah tangan entah kemana.

"Dibawanya kemana ponselku?"

"Semua ponsel yang kami jambret, kami serahkan kepada penadah. Cari sendiri dimana ponselmu, itu bukan urusanku lagi, karena ponselmu sudah tidak padaku"

Senu tidak banyak waktu untuk berdebat dengan pandu, lalu Senu mencari orang yang telah ditabraknya tadi. Hanya ponselnya itulah satu -satunya jejak untuk bertemu dengan Delilah.

Dari kejauhan Senu melihat orang yang telah ditabraknya, lalu dikejarnya. Ternyata Joni mengetahui bahwa dia sedang dikejar, maka Joni berlari sekuat tenaga.

Senu mengejarnya hingga masuk kedalam sebuah gedung kosong. Dilihatnya disana banyak orang yang sedang mengerumuni tumpukan ponsel.

"Hei anak muda! Kami tidak mengenalmu. Apa urusanmu masuk kedalam markas kami?" seseorang berkepala botak, postur tubuh yang tinggi, serta pada tubuhnya dipenuhi gambar tatto, berteriak kepada Senu.

"Aku hanya ingin mengambil ponselku! Cepat serahkan ponsel milikku!"

"hahahaha.... Ada-ada saja kau anak muda, bagaimana mungkin engkau akan menemukan ponselmu? Lihatlah ponsel-ponsel itu. Dapatkah engkau menemukan ponselmu?"

Senu bingung melihat ponsel yang begitu banyak, mana jenisnya banyak yang serupa lagi.

"Sekarang enyahlah dari markas kami sebelum engkau menyesalinya"

Tiba-tiba beberapa orang menyerang Senu. Walaupun Senu tidak menyangka akan menerima serangan, Senu dengan mudah menghadapinya, karena Senu telah dilatih di perguruan beladiri yang diikutinya selama ini.

Baku hantam pun tak dapat dihindari. Hingga akhirnya banyak orang yang terluka karena dihajar oleh Senu. Senu mencari ponselnya dengan mengobrak-abrik tumpukan ponsel, tetapi tetap tidak ditemukan ponsel miliknya.

"dimana lagi ponsel -ponsel yang lain?

"semua sudah dibawa pergi menuju tempat peleburan. Semua sudah dibawa menggunakan truk itu "

orang berkepala botak menunjuk kearah truk yang sedang keluar gedung kosong itu.

Senu mengejar truk itu menggunakan motor yang terparkir didalam gedung.

"Hei! Jangan pergi dulu! Aku harus menemukan ponselku!"

mau tak mau, Senu harus mendapatkan kembali ponsel miliknya, hanya untuk mengetahui posisi keberadaan pemain biola yang didengarnya tadi. Paling tidak, Senu bisa melakukan panggilan balik dari riwayat panggilan telepon.

Truk itu terus dikejarnya dengan menggunakan motor. Senu berhasil meraih gagang pintu belakang truk itu, tatkala Senu membukanya, maka semua ponsel yang berada didalam box truk itu berhamburan ke jalan.

Kebetulan disana sedang ada polisi yang sedang berpatroli. Tentu saja truk itu dihentikan oleh polisi dan sopir truk itu ditangkap, serta seluruh ponsel yang dibawanya diambil sebagai barang bukti.

Demi mendapatkan kembali ponsel yang telah direbut oleh si penjambret itu, Senu rela mempertaruhkan nyawanya dengan mendatangi markas mafia yang selama ini menampung hasil jambretan para penjambret. Hingga Senu akhirnya berhasil membantu fihak kepolisian menangkap ketua mafia yang selama ini meresahkan masyarakat.

Hampir saja Senu berjumpa dengan Delilah. Seandainya Pandu tidak menjambret ponselnya, tentu sekarang Senu telah bersama dengan Delilah.

"Ya Tuhan... Ada-ada saja penghalang pertemuanku dengan Delilah. Seandainya Delilah memang jodohku, kuharap permudahlah bagiku untuk berjumpa dengannya. Jika Delilah bukan jodohku, tunjukkan kepadaku apa penghalang cinta kami yang tidak boleh kami lakukan"

Dengan kecewa, akhirnya Senu kembali ke Palembang bersama teman-temannya. Didalam hati Senu masih berharap bahwa suatu saat nanti pasti akan bertemu kembali dengan Delilah.

"mungkin belum saatnya bagiku bersama Delilah. Tapi aku pasti akan kembali ke Bandung untuk mencari Delilah. Mudah mudahan Delilah bersabar menunggu kedatanganku".

Memang Delilah yang telah memainkan biola di karnaval Bandung fair. Saat itu disana ada sebuah stand tempat perdagangan alat musik yang diantaranya adalah biola. Delilah hanya iseng untuk memainkan biola yang sedang dipajang. Maka lagu kesayangannya yang telah dimainkannya.

Sebenarnya Senu juga selalu memainkan lagu kenangan mereka. Setiap kali Senu bermain biola dengan lagu ciptaanya, air mata Senu pasti menetes dan didalam hatinya selalu berdoa agar cinta mereka kembali dipersatukan.

"ya Allah... Pertemukan kembali kami ya Allah , betapa sepinya hati ini tanpa kehadirannya di hatiku. Aku percaya Kepadamu ya Allah, Engkau pasti akan mempertemukan kami".

Junnu Juga setiap hari memainkan biolanya dengan lagu yang telah diciptakan khusus untuk dirinya.

Terpopuler

Comments

Gamar Abdul Aziz

Gamar Abdul Aziz

terlalu DRAMA thor

2024-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Cinta Lama Bersemi Kembali
2 Pemuda Misterius
3 Orang Tua Tidak Merestui
4 Keluarga Baru
5 Bertemu Tetapi Tidak Saling Mengenali
6 Telepon Misterius
7 Hari Yang Dinantikan Shinta dan Yohanes
8 Benci Adalah Benar Benar Cinta
9 Bernostalgia
10 Nomor Telepon
11 Lagu Mempertemukan Kedua Kekasih
12 Cinta Lama Bersemi Kembali
13 Hubungan Percintaan Telah Direstui
14 Orang Ketiga
15 Airish Dipenjara 3 Tahun
16 Jati Diri Airish
17 Awal Kebangkitan
18 Kepulangan Airish
19 Kuas Spiritual
20 Pulang Kampung
21 Pasar Lelang
22 Orang Kaya Baru
23 Sebelum Acara Pernikahan
24 Keributan Di Hotel Horison
25 Winston Bertemu Airish
26 Ketua Mafia Sesungguhnya
27 Kedatangan Pemimpin Mafia
28 Penguasa Negeri Akhirat
29 Bougenville
30 Villa Bougenville
31 Villa Paling Mewah
32 Kejadian Di Villa
33 Pasar Barang Antik
34 Batu Giok Hijau
35 Pemimpin Pasar Antik
36 Tuan Zeni
37 Membakar Kursi Naga
38 Menyerap Energi Spiritual
39 Kembali Ke Villa
40 Kondangan
41 Bintang Tamu
42 Keluarga Tanaka Dilarang Masuk
43 Yayasan Budi Suci
44 Serangan Timotius
45 Airish Turun Tangan
46 Akhir Pesta
47 Shinta Pergi Dari Bougenville
48 Elsa Penari Bar
49 Menolak Uang Satu Miliar
50 Airish Mencari Elsa
51 Kawamatsu Turun Tangan
52 Hutang Satu Miliar
53 Menarik Uang Satu Miliar
54 VIP
55 Membantu Elsa
56 Suasana Di Kafe
57 Bersenang-senang Di KTV
58 Kejadian Di KTV
59 Jacky Kena Batunya
60 Kebohongan Jacky
61 Nyawa Di Ujung Tanduk
62 Kawamatsu Turun Tangan
63 Permintaan Maaf
64 Bertemu Teman Lama
65 Anggota Yayasan Budi Suci
66 Bayu Memanggil Baron
67 Baron Ketakutan
68 Reuni
69 Mantan Pacar Elsa
70 Bully
71 Jam Tangan
72 Pembuktian
73 Memesan 10 Botol Minuman
74 Airish Tidak Perlu Membayar
75 Di Kerjai
76 Berpura-pura Kenal
77 Bukan Airish Yang Datang
78 Menunggu Tamu Penting
79 Uang Sogokan
80 Docusign
81 Kerjasama
82 Bertemu Dengan Zeni
83 Bobby Mengamuk
84 Menangkap Peluru
85 Pergi Ke Pedalaman
86 Keracunan
87 Jamur Lingzhi
88 Faisal Menyewa Pembunuh Bayaran
89 Tabrakan Di Bougenville
90 Provokasi
91 Memanggil Kawamatsu
92 Villa Paling Mahal
93 Di Hadang Petugas Keamanan
94 Tiba Di Vila
95 Di Hadang Faisal
96 Pembunuh Bayaran
97 Pendukung Airish Datang
98 Vota Berlutut
99 Bukit Siguntang
100 Padepokan Siguntang
101 Batu Satam
102 Batu Satam Pecah
103 Papan Tujuh Bintang
104 Winda Tersadar
105 Airish Membeku
106 Monster
107 Kabur
108 Delilah Minta Balikan
109 Kembali Ke Villa Bougenville
110 Pagi Sore
111 Bertemu Teman SMA
112 Kawamatsu
113 Memanggil Faisal
114 Menyerahkan Perusahaan
115 Kakak Sepupu
116 Bambang Memotong Tangannya
117 Pil Penambah Energi
118 Akar Rumput
119 Anak Walikota
120 Investor
121 Pasangan Yang Baik
122 Teknik Membangkitkan Jiwa
123 Menjadi Boneka
124 Melawan Yudhistira
125 Meminta Bantuan Ridho
126 Kedatangan Keluarga Jauh
127 Pamer
128 Minuman Edisi Terbatas
129 Kedatangan Alex
130 Diusir Walikota
131 Di Usir Walikota
132 Alex Menemui Airish
133 Pengakuan
134 Liontin Giok
135 Faisal Bertemu Hendri
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Cinta Lama Bersemi Kembali
2
Pemuda Misterius
3
Orang Tua Tidak Merestui
4
Keluarga Baru
5
Bertemu Tetapi Tidak Saling Mengenali
6
Telepon Misterius
7
Hari Yang Dinantikan Shinta dan Yohanes
8
Benci Adalah Benar Benar Cinta
9
Bernostalgia
10
Nomor Telepon
11
Lagu Mempertemukan Kedua Kekasih
12
Cinta Lama Bersemi Kembali
13
Hubungan Percintaan Telah Direstui
14
Orang Ketiga
15
Airish Dipenjara 3 Tahun
16
Jati Diri Airish
17
Awal Kebangkitan
18
Kepulangan Airish
19
Kuas Spiritual
20
Pulang Kampung
21
Pasar Lelang
22
Orang Kaya Baru
23
Sebelum Acara Pernikahan
24
Keributan Di Hotel Horison
25
Winston Bertemu Airish
26
Ketua Mafia Sesungguhnya
27
Kedatangan Pemimpin Mafia
28
Penguasa Negeri Akhirat
29
Bougenville
30
Villa Bougenville
31
Villa Paling Mewah
32
Kejadian Di Villa
33
Pasar Barang Antik
34
Batu Giok Hijau
35
Pemimpin Pasar Antik
36
Tuan Zeni
37
Membakar Kursi Naga
38
Menyerap Energi Spiritual
39
Kembali Ke Villa
40
Kondangan
41
Bintang Tamu
42
Keluarga Tanaka Dilarang Masuk
43
Yayasan Budi Suci
44
Serangan Timotius
45
Airish Turun Tangan
46
Akhir Pesta
47
Shinta Pergi Dari Bougenville
48
Elsa Penari Bar
49
Menolak Uang Satu Miliar
50
Airish Mencari Elsa
51
Kawamatsu Turun Tangan
52
Hutang Satu Miliar
53
Menarik Uang Satu Miliar
54
VIP
55
Membantu Elsa
56
Suasana Di Kafe
57
Bersenang-senang Di KTV
58
Kejadian Di KTV
59
Jacky Kena Batunya
60
Kebohongan Jacky
61
Nyawa Di Ujung Tanduk
62
Kawamatsu Turun Tangan
63
Permintaan Maaf
64
Bertemu Teman Lama
65
Anggota Yayasan Budi Suci
66
Bayu Memanggil Baron
67
Baron Ketakutan
68
Reuni
69
Mantan Pacar Elsa
70
Bully
71
Jam Tangan
72
Pembuktian
73
Memesan 10 Botol Minuman
74
Airish Tidak Perlu Membayar
75
Di Kerjai
76
Berpura-pura Kenal
77
Bukan Airish Yang Datang
78
Menunggu Tamu Penting
79
Uang Sogokan
80
Docusign
81
Kerjasama
82
Bertemu Dengan Zeni
83
Bobby Mengamuk
84
Menangkap Peluru
85
Pergi Ke Pedalaman
86
Keracunan
87
Jamur Lingzhi
88
Faisal Menyewa Pembunuh Bayaran
89
Tabrakan Di Bougenville
90
Provokasi
91
Memanggil Kawamatsu
92
Villa Paling Mahal
93
Di Hadang Petugas Keamanan
94
Tiba Di Vila
95
Di Hadang Faisal
96
Pembunuh Bayaran
97
Pendukung Airish Datang
98
Vota Berlutut
99
Bukit Siguntang
100
Padepokan Siguntang
101
Batu Satam
102
Batu Satam Pecah
103
Papan Tujuh Bintang
104
Winda Tersadar
105
Airish Membeku
106
Monster
107
Kabur
108
Delilah Minta Balikan
109
Kembali Ke Villa Bougenville
110
Pagi Sore
111
Bertemu Teman SMA
112
Kawamatsu
113
Memanggil Faisal
114
Menyerahkan Perusahaan
115
Kakak Sepupu
116
Bambang Memotong Tangannya
117
Pil Penambah Energi
118
Akar Rumput
119
Anak Walikota
120
Investor
121
Pasangan Yang Baik
122
Teknik Membangkitkan Jiwa
123
Menjadi Boneka
124
Melawan Yudhistira
125
Meminta Bantuan Ridho
126
Kedatangan Keluarga Jauh
127
Pamer
128
Minuman Edisi Terbatas
129
Kedatangan Alex
130
Diusir Walikota
131
Di Usir Walikota
132
Alex Menemui Airish
133
Pengakuan
134
Liontin Giok
135
Faisal Bertemu Hendri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!