Bab 5

Bismillahirohmanirohim.

...Seorang tidak pernah tahu kapan ajal akan menjumpai dirinya. Maka selama berada dimuka bumi ini, mari kita selalu berbuat kebaikan dan menjalkan perintah-Nya, untuk bekal kelak....

Ceklek!

Disaat Ulya sedang berbincang bersama kakak dan mamanya tiba-tiba saja ada orang yang membuka pintu kamar rawat ibu Rida orang tersebut langsung menyebut nama Ulya, sehingga membuat semua orang di dalam kamar rawat ibu Risa menoleh pada sumber suara.

"Ulya-" Hans menggantung ucapannya saat melihat 3 orang di dalam kamar rawat ibu Rida. Direktur rumah sakit Harapan Bangsa itu mengutuk dirinya sendiri karena telah ceroboh.

"Maaf." Sesal Hans.

Ulya, Fahri dan ibu Rida dapat melihat raut khawatir dari wajah tampan pria yang kini masih tetap berdiri di depan pintu kamar rawat ibu Rida. Bukan hanyar raut wajah khawatir yang Ulya lihat, tapi juga malu karena sudah ceroboh seperti sekarang ini.

"Ada apa, pak Hans. mengapa muka bapak terlihat khawatir, apakah terjadi sesuatu?" tanya Ulya yang sudah penasaran.

Ulya yakin sekali ada sesuatu yang telah terjadi, kalau tidak mana mungkin Hans bisa berada di kamar rawat mamanya saat ini.

"Lia, nggak sopan ya." Tegur Fahri membuat Ulya hanya bisa nyengir saja. Lalu Fahri beralih menyuruh Hans masuk lebih dulu.

"Masuklah direktur Hans, jika ada sesuatu yang ingin anda sampaikan."

Perkataan Fahri membuat Ulya membulat kan, kedua bola matanya sempurna, dia baru tahu dari abangnya kalau Hans seorang direktur. Entah Fahri tahu dari mana status Hans, tapi kalau sering mengikuti berita di beberapa stasiun tv pasti orang-orang tahu siapa Hans. Fahri juga mengikuti akun sosial media Hans.

Mendapat izin dari orang yang ada di dalam kamar rawat ibu Rida, Hans langsung masuk dan menyampaikan pada Ulya apa yang telah terjadi. Saat ini otak Hans dipenuhi Aditya yang menghilang entah kemana.

"Tolong bantu saja mencari Aditya, dia tidak ada di kamarnya!"

Deg!

"Inalilaihi." Ulya tersentak kagat, apalagi dia yang paling terakhir menemui Aditya.

"Beberapa orang telah mencari disekitar rumah sakit, tapi mereka tidak dapat menemukan keberadaan Aditya."

Sebelum berbicara pada Ulya, Hans sempat menyapa ramah ibu Rida dan Fahri.

"Fahri, Lia. Bantu tuan Hans agar bisa segera menemukan anaknya." Suruh ibu Rida angkat bicara.

"Tapi mama, siapa-"

"Kamu tenang saja Fahri, disini ada suster yang akan menjaga mama, lagipula kalian akan mencari Aditya disekitar rumah sakit lebih dulu. Cari dengan benar, harus ketemu." Ibu Rida langsung memotong perkatan putranya.

"Terima kasih, ibu Rida. Maaf sudah menyusahkan kalian semua." Sesal Hans.

"Tidak apa tuan Hans, sekarang segera cari anak tuan."

"Baik bu, tapi sebelum itu tolong panggil saja saya Hans."

"Tentu."

"Ayo!" Akhirnya Fahri yang mengajak Ulya dan Hans pergi untuk mencari keberadaan Aditya yang sekarang entah dia berada dimana.

Pastinya Aditya saat ini ada disuatu tempat, di rumah sakit tersebut tapi tidak banyak orang yang mengetahui tempatnya.

"Kita berpencar saja." Usul Ulya pada dua laki-laki yang kini berada di sebelah kanannya.

"Boleh berpencar, tapi inget dek. Balik dalam keadaan semula."

"Hahahaha!"

Ulya tertawa renyah mendengar penuturan abangnya. Sedangkan Hans yang baru saja melihat tawa Ulya seperti merasakan kenyamanan, bahkan sejenak rasa khawatirnya tidak terlalu berlebihan. Dia jadi yakin saat ini Aditya pasti baik-baik saja, walaupun begitu Hans belum bisa tenang kalau belum melihat Aditya secara langsung di depan matanya.

"Memang nanti Lia balik dalam keadaan compang-camping apa bang." Fahri mendengus kesal oleh adiknya.

"Kita berpencar!" Hans segera menyetujui usulan Ulya.

"Lia duluan cari di tempat lain." Pamitnya pada Fahri dan Hans.

Kini hanya tinggal Fahri bersama Hans yang masih berada didekat taman. Fahri menepuk pundak Hans pelan membuat empuhnya menoleh.

"Anak tuan Hans, pasti akan segera ditemukan." Fahri berkata sambil tersenyum untuk memberi semangat pada Hans.

"Terima kasih sudah mau membantu saya. Tolong jangan panggil saya tuan Hans, anda boleh memanggil saya Hans saja."

"Baiklah Hans, ayo kita berpencar." Keduanya segera berpisah, Fahri ke sebelah kiri bagian depan rumah sakit.

Hans pergi mencari ke sebelah kanan, bagian tengah-tengah rumah sakit yang tersambung sampai ke rooftop rumah sakit.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Seorang anak laki-laki tengah menikmati angin yang berembus di atas rooftop rumah sakit, dia sepertinya sangat menikmati angin yang menghebus di wajahnya secara lembut, tak terusik dengan keadaan sekitar. Sesekali kedua bola matanya terbuka dan menatap pemandangan lurus ke depan dari atas rooftop rumah sakit.

Huh!

Anak laki-laki masih berumur 4 tahun itu menghembuskan nafas kasar. Tidak ada orang yang tahu hal apa yang sedang dia pikirkan. Wajahnya yang sangat mengemaskan membuat dirinya semakin tampan, walaupun sedang cemberut.

"Ya Allah, apa Aditya akan cegera mati?" pertanyaan yang keluar dari mulut Aditya pasti membuat siapapun akan merasa sedih.

Betul sekali, anak kecil itu adalah Aditya Kasa, dia sedang menikmati pemandangan dari rooftop rumah sakit. Aditya ingin selalu melihat dunia setiap harinya, maka dari itu dia tak pernah betah berada di dalam kamar rawatnya.

"Aditya belum ingin mati, Ya Allah. Baru beberapa hari ini Aditya bica meracakan ceperti bercama daddy dan mommy. Kata dokter penyakit Aditya culit untuk disembuhkan apalagi cudah cakit sejak kecil. Lalu apakah benar Aditya akan benar-benar mati dengan cepat!" Tatapan Aditya lurus ke depan.

Tidak tahu, dia paham atau tidak dengan ucapannya sendiri. Bisa-bisanya bocah 4 tahun membahas masalah kematian.

"Kalau Aditya pergi kacihan daddy dan mbak Lia pacti mereka cedih. Kalau operaci apa penyakit Aditya akan sembuh."

Deg!

Air mata Ulya sudah jatuh sedari tadi, sejak berapa menit yang lalu dia sudah berdiri tepat di belakang Aditya, kala Ulya akan menghampiri bocah yang dikhawatirkan hampir semua para pekerja di rumah sakit tersebut mengucapkan kata-kata yang tak Ulya sangka, gadis berhijab syar'i warna maron tersebut mengurangkan niatnya untuk menghampiri Aditya. Dia ingin tahu lebih dulu apa yang akan Aditya katakan.

Tiba-tiba saja kaki Ulya terasa lemas mendengar penuturan Aditya, dia mengingat momen sekarang ini, dimana Ulya pernah mengalami hal sama sebelumnya. Ketika sang ibu kecelakaan.

"Aditya." Panggil Ulya dengan suara serak miliknya. Ulya juga tidak tahu apa yang membuatnya menangis mungkin kata-kata Aditya barusan.

"Mbak Lia."

Ulya berusaha untuk tetap tersenyum, walaupun saat ini dia sedang menangis.

"Sini."

"Mbak Lia, kok bica tahu Aditya di rooftop."

Langsung saja Ulya memeluk Aditya sampai dirinya tidak menjawab pertanyaan bocah tampan ini.

"Mbak Lia, kok nangis?" kaget Aditya.

"Mbak Lia, nggak papa kok. Aditya sejak kapan berada di rooftoop. hemm?"

"Mungkin cekitar 1 jam yang lalu."

"Kamu, tahu kalau daddy dan beberapa orang mencari keberadan, Aditya?"

"Tahu mbak!" jawabnya enteng saja.

Memang sudah biasa Aditya membuat seisi rumah sakit gaduh, karena bocah itu selalu saja menghilang bak di telan bumi.

"Lain kali tidak boleh seperti ini lagi, oke."

Sebuah anggukan dari Aditya membuat Hans yang sudah berada di rooftop tak lama setelah Ulya tiba menghebuskan nafas lega, dia sempat mendengar obrolan Aditya dan Ulya. Tapi yang membuat Hans bertanya-tanya Ulya seperti sedang menangis.

'Ada apa, dengan gadis ini?' Hans bertanya-tanya pada diri sendiri.

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

Apa gunanya CCTV...

2024-08-21

0

Neulis Saja

Neulis Saja

don't worry, let Allah plan the best for you Aditya

2024-05-12

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

penasaran jadinya emang Aditya sakit apa 🤔🤔🤔

2023-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3.
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11.
12 Bab 12.
13 Bab 13.
14 Bab 14.
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19.
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31.
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54.
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71.
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113.
114 Bab 114 (Promoi Season 2)
115 Bab 115 Kehormatan seorang perempuan
116 INTROVET LOVE
117 Fahri and Cia Back!
118 PROMOSI KARYA BARU PACARAN OR TA'ARUF
119 Namira's Hidden Identity
120 NIAT HATI
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3.
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11.
12
Bab 12.
13
Bab 13.
14
Bab 14.
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19.
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31.
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54.
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71.
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113.
114
Bab 114 (Promoi Season 2)
115
Bab 115 Kehormatan seorang perempuan
116
INTROVET LOVE
117
Fahri and Cia Back!
118
PROMOSI KARYA BARU PACARAN OR TA'ARUF
119
Namira's Hidden Identity
120
NIAT HATI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!