Bab 19.

Bismillahirrohmanirrohim.

"Daddy pegang tangan Aditya." Pinta Aditya pada Hans, tangan kana bocah itu saat ini sedang di gandeng oleh Ulya.

Hans tak langsung menuruti keinginan sang anak, dia menatap Aditya sejenak lalu menatap Ulya yang sama sekali tidak melihat kearahnya, Hans kembali menatap Aditya sambil menaikan sebelah alisnya.

"Ayolah daddy, Aditya hanya ingin meracakan di gandeng oleh orang tua yang utuh, dicamping cang anak ada ibu dan bapaknya."

Deg!

Wajah Ulya terlihat kaget setelah mendegar perkataan yang keluar dari mulut Aditya, bahkan dia sampai menatap tak percaya pada Aditya, Ulya jadi penasaran selama ini kemana ibu kandung Aditya, orang-orang di kediaman Kasa sedikitpun tak pernah menyinggung masalah ibu kandung Aditya.

Tak beda dengan Ulya, Hans juga merasa kagat atas perkataan Aditya, wajah laki-laki itu yang tadi terlihat datar kini menatap iba pada sang anak entah apa yang dipikirkan Hans, dia tak bertanya lagi pada Aditya. Hans bahkan langsung menggandeng tangan kiri Aditya sambil tersenyum pada bocah itu.

'Astagfirullah, maaf kan daddy, Aditya.' Sesal Hans dalam benaknya.

'Sampai kapanpun daddy tidak akan pernah membiarkanmu merasa sendiri, daddy janji itu. Beberapa minggu ini daddy juga minta maaf karena tidak bisa sering-sering menemanimu.' Anehnya kata-kata itu tak sampai Hans ucapkan langsung pada Aditya.

Aditya merasa sangat senang kala Hans mau menggandeng tangannya rasanya hidup Aditya sekarang sudah lengkap.

"Jangan dilepac mbak Lia, Aditya mohon." Anak itu dapat meraskan kala Ulya ingin melepas gandengan tangan mereka.

Sontak Hans menatap Ulya kala mendengar permintaan Aditya pada Ulya, Hans menatap Ulya sejenak mungkin dia paham Ulya merasa sedikit risih.

"Saya mohon Ulya tolong turuti keinginan Aditya untuk kali ini, tidak susah bukan."

Ulya dapat melihat ada kesedihan yang terlintas dikedua sorot mata Hans saat mengatakan akan keinginan Aditya. Ulya yang tak tega akhirnya mematuhi permintaan dua orang itu.

"Yes! Allhamadulilah, sekarang ayo lihat-lihat di dalam mall daddy, mbak Lia." Aditya mengajak kedua orang dewasa itu jalan.

Jadilah saat ini mereka berjalan seiringan sambil bergandengan tangan, wajah Aditya terlihat sangat bahagia sekali. Baik Hans maupun Ulya merasa canggung, tapi Hans berusaha tetap biasa saja.

'Hal sederhana ini kamu bisa sangat senang Aditya, maaf selama ini tidak terlalu mempertikan dirimu.' Sesal Hans.

"Daddy, Mbak Lia lihat ada boneka capit ayo main."

Sesuai janji Hans pada dirinya sendiri kalau hari ini dia akan menuruti apapun kemauan Aditya, jadi mereka pergi untuk mencapit boneka.

"Ayo mulai." Ketiga orang itu bergantian mencapit boneka, sudah 10 menit tapi belum ada yang berhasil tapi hal tersebut tak membuat ketiga orang itu sedih mereka malah tertawa bersama.

'Masya Allah bahagia itu memang sederhana, Aditya bahkan bisa tersenyum lebar tanpa mengingat penyakit dirinya.' Kedua sudut bibir Ulya terangkat melihat Aditya sangat bahagia.

'Ya Allah, angkat lah penyakit Aditya dan semoga bisa sembuh total.' Doa Ulya tersenyum menatap Aditya.

"Yee! Aditya dapat hore...hore....mbak Lia cama daddy kalah." Anak laki-laki berbaju biru itu teriak sangat girang.

"Sudah dapat ayo kita ke tempat lain." Ajak Hans, dia juga sudah merasa sedikit lelah.

Ulya dan Aditya patuh saja, kali ini mereka bertiga refleks berjalan sambil bergandengan tangan, sebela tangan kana Ulya terlihat memegang boneka hasil capitan Aditya.

"Kalian lapar? kita makan dulu ya." Ajak Hans pada keduanya.

"Boleh daddy." Kalau Ulya ikut saja apa kata Hans dan Aditya.

Mereka segera memasan makanan untuk mengisi perut terlebih dahulu sebelum lanjut pada kegiatan berikut.

"Aditya hari ini cenang cekali daddy."

"Benarkah?"

"Benar daddy terima kacih untuk daddy dan mbak Lia yang cudah menemani Aditya bermain. Aditya cayang kalian."

Aditya memeluk tubuh Ulya dari samping kebetulan mereka duduk bersebelahan. "Terima kacih mbak Lia, Aditya cangan mbak Lia." Ulya mengelus lembut pucuk kepala Aditya dengan sayang.

"Mbak Lia juga sayang Aditya, tetap jadi anak baik Aditya."

Hans memperhatikan interaksi kedua orang itu mereka terlihat seperti ibu dan anak yang saling menyayangi.

'Dia memang memilik sifat keibuan yang luar biasa.' Tanpa Hans sadari dia sedang memuji Ulya.

Setelah memeluk Ulya, kini giliran Aditya memeluk Hans yang duduk di sebelah kiri Aditya, dia juga memeluk daddynya dari samping.

"Thanks you daddy, I love you." Suara Aditya terdengar tulus di telinga Hans juga Ulya.

"I love you too son, Daddy will always love and care for you son." (Daddy akan selalu menyayangi dan menjaga kamu anakku)

Tak lama kemudian seorang waiter mengantarkan pesan mereka. "Silahkan dinikmati."

"Terima kasih." Ucap Ulya ramah pada waiternya.

"Oke, kita sekarang makan dulu." Ajak Hans pada Ulya dan Aditya.

"Mbak Lia, Aditya mau makan sendiri."

"Siap bos kecil."

Walaupun Aditya makan sendiri Ulya tetap memperhatikan cara makan Aditya. "Bismillahirrohmanirrohim Bismillahirohmanirrohim. Allahumma barik lana fi ma razaqtana waqina 'adhaban-nar."

"Uhuk....uhuk...uhuk...." Hans langsung tersedak makanannya mendengar Aditya membaca doa sebelum makan. Karena dia lupa tidak membaca doa.

"Astagfirullah, minum pak." Refleks Ulya menyodorkan segala air putih pesanannya tadi untung saja belum tersentuh oleh Ulya.

"Bismillah." Hans langsung meminum tandas air putih milik Ulya.

"Alhamdulillah." Baru lah Hans dapat bernafas lega setelahnya.

"Are you oke, dad?" Tatapan polos Aditya membuat Hans menghela nafas pelan lalu dia mengangguk, bisa-bisanya Hans lupa membaca doa sebelum makan langsung diingakatkan oleh Aditya walaupun tidak berniat seperti itu.

"Kita lanjut makan, daddy baik-baik saja." Kepala Aditya mengangguk, mereka sekarang baru bisa makan dengan tenang.

15 menit berlalu mereka sudah selesai mengisi perut.

"Sekarang mau kemana lagi?"

"Zoo caja daddy, Aditya mau lihat jerapah hewah berleher panjang."

"Boleh, kita pergi sekarang."

Sekarang Hans maupun Ulya tidak merasa canggung lagi saat menggandeng Aditya secara bersama tidak seperti awal-awal tadi yang masih sangat canggung.

"Hans, kamu benar Hans." Seorang perempuan dengan pakaian modisnya yang telihat sekali kalau dia orang kaya.

Perempuan itu menyapa Hans, saat Hans sedang berjalan sambil tertawa bersama Aditya dan Ulya. Dia seperti sengaja menghampiri Hans.

"Siapa?" Hans memang tidak pernah sekalipun mengingat seorang perempuan.

"Kamu lupa sama aku Hans, ini bukannya Aditya? terus kamu Azril ya." Sapa perempuan itu sok kenal sekali pada keluarga Kasa.

"Saya bu-"

"Kita buru-buru, kalau tidak ada kepentingan tolong minggir." Ucap Hans dingin padahal Ulya belum menjelaskan siapa dirinya.

"Hans, aku, Yulia masa kamu lupa sih."

"Yulia." Hans perucap pelan sekali seperti sedang berusaha mengingat.

"Iya benar Yulia nggak mungkin dong kamu lupa."

"Daddy ayo Aditya cudah tidak cabar ketemu Jerapah."

"What daddy?" Yulia menatap Hans penuh tanya, tapi Hans terlihat tidak peduli akan tatapan Yulia.

"Ayo sayang, daddy minta maaf." Ucapnya lembut pada Aditya. "Gue duluan." Hans berkata lebih dingin pada Yulia.

"Momy, Aditya mau gendong." Celetuk Aditya pada Ulya yang membuat kedua bola mata gadis berhijab itu membulat sempurna.

'Matilah aku, lagipula untuk apa Aditya memanggil aku, mommy di hadapan pak Hans.' Ulya benar-benar tidak mau terjadi salah paham.

Dia tetap membawa Aditya ke dalam gendonganya, sambil menatap Hans dengan tatapan menjelaskan kalau dirinya tidak tahu kenapa Aditya bisa memanggilnya mommy.

"What mommy? Maksud gimana sih Hans?" syok Yulia, Hans yang tidak berminamt menjawab mengajak pergi Ulya dan Aditya.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

next

2024-05-12

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Aditya good 👍👍👍

2023-11-26

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

Aditya benar² jagain hans dr para predator nih

2023-11-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3.
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11.
12 Bab 12.
13 Bab 13.
14 Bab 14.
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19.
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31.
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54.
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71.
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113.
114 Bab 114 (Promoi Season 2)
115 Bab 115 Kehormatan seorang perempuan
116 INTROVET LOVE
117 Fahri and Cia Back!
118 PROMOSI KARYA BARU PACARAN OR TA'ARUF
119 Namira's Hidden Identity
120 NIAT HATI
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3.
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11.
12
Bab 12.
13
Bab 13.
14
Bab 14.
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19.
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31.
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54.
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71.
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113.
114
Bab 114 (Promoi Season 2)
115
Bab 115 Kehormatan seorang perempuan
116
INTROVET LOVE
117
Fahri and Cia Back!
118
PROMOSI KARYA BARU PACARAN OR TA'ARUF
119
Namira's Hidden Identity
120
NIAT HATI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!