Episode 9

"Tidak. Aku tidak mau!" ucap Nia sambil melototkan matanya.

"Jika kamu tidak mau, biar mereka saja yang memutuskan," jawab Adri dengan tegas.

Nia menahan tangan Adri yang hendak melangkah pergi. Masih dengan perasaan yang sama.

"Apa maksudmu?" tanya Nia sambil mengeraskan wajahnya, namun Adri sama sekali tidak terusik.

"Kamu akan tahu sendiri nanti. Sekarang aku harus segera berangkat ke kantor, Nia," ucap Adri dengan santai sambil tersenyum tipis.

"Hei, kamu ingin menahanku sampai kapan, hem?" tanya Adri dengan lembut yang terkesan sedang menggoda.

Nia yang tersadar dengan kelakuannya segera menghempaskan tangan Adri dari genggamannya. Merutuki dirinya sendiri yang berbuat demikian.

"Jadi, kamu juga akan berangkat kerja?" tanya Adri sekali lagi sambil melirik jam yang ada di dinding.

"Hem ... tentu."

"Apa kamu ingin berangkat bersama?" tawar Adrian.

"Tidak perlu, aku bisa membawa mobilku sendiri, sebaiknya kita segera turun dan sarapan sebelum berangkat," tuturnya sambil berlalu lebih dulu. Melewati tubuh besar suaminya.

Adri melebarkan senyumnya, melihat tingkah istrinya yang sangat menggemaskan menurutnya. Mungkin sebentar lagi dia akan mengalami drama lagi yang berurusan dengan wanita itu.

***

Nia mengeraskan wajahnya. Merasa sangat kesal pada suaminya. Baru tadi pagi lelaki itu meminta dirinya untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya dan saat ini dia benar-benar sudah keluar dari pekerjaannya. Hatinya gondok, merasa sangat marah.

"Pasti dia yang melakukan semua ini, benar-benar menyebalkan," ucap Nia. Sekali lagi dia memukuli kemudinya.

Nia terus saja menggerutu kesal pada suaminya. Walaupun tahu jika saat ini suaminya tidak dapat mendengar amarahnya, mungkin hal itu akan membuat dirinya sedikit lebih lega.

Setelah tadi pagi terjadi perdebatan sengit di antara mereka, dan Nia tetap pada pendiriannya. Namun saat ini dia sadar, seberapa besar kekuasaan suaminya dalam perkara bisnis.

"Dia harus menjelaskan semuanya."

Setelah berulang kali menghubungi suaminya dan hanya disambut oleh suara merdu dari operator seluler. Kini Nia mengajak kedua kakinya untuk turun dari mobilnya. Melangkah besar menuju sebuah hotel yang dia yakini jika suaminya berada di sana.

Setelah sampai di depan pintu utama, Nia mengedarkan pandangannya. Mencari tempat tujuannya saat ini. Nia melangkahkan kakinya menuju meja resepsionis.

"Permisi. Ada yang bisa saya bantu?" sapa seorang wanita yang tidak lain adalah salah satu resepsionis dari hotel tersebut.

"Bisa saya bertemu dengan pak Adrian Martadinata," tanya Nia tanpa ragu.

Wanita itu tampak mengerutkan keningnya. "Maaf, Pak Direktur maksud saya," imbuh Nia.

Resepsionis tersebut menatap Nia sejenak, kemudian tersenyum dan mengangguk. "Akan saya tanyakan dulu. Mohon tunggu sebentar!"

Setelahnya wanita itu segera mengangkat telepon dan mengarahkannya pada telinga. Berbicara sesuatu dengan Seseorang diseberang telepon. Sesekali melirik kearah Nia yang terlihat sedang menahan kesal.

"Maaf, dengan ibu siapa?" tanya wanita itu yang masih melakukan panggilan.

"Rafania. Nia."

Wanita itu kembali mengalihkan perhatiannya pada orang yang ada diseberang telepon. Nia masih menatap kearah wanita itu dengan was-was.

"Maaf Bu, Pak Adrian sedang kedatangan tamu penting. Jika Ibu ingin menunggunya, silahkan duduk di sana!" ucapnya dengan sopan.

"Tamu penting? Mereka akan selesai hingga jam berapa, Mbak?"

"Nanti akan kami sampaikan jika Pak Adrian sudah selesai."

"Baiklah, terimakasih."

Dengan kesal Nia melangkah mendekati sofa tunggu yang sudah disiapkan untuk para pengunjung atau tamu. Masih menahan amarahnya, Nia segera mendaratkan tubuhnya di atas sofa tersebut.

1 detik

1 menit

1 jam

Beberapa menit sudah berlalu, kini rasa bosan menghampirinya. Kekesalannya pada sang suami semakin meningkat setelah menunggu beberapa jam di lobby hotel tersebut.

Dengan langkah besar Nia kembali menuju meja resepsionis. Menunjukkan ekspresi wajah marah. Sudah satu jam lebih dia menunggu dan belum juga mendapat kepastian.

"Permisi, Mbak. Bisa tolong tanyakan lagi! Apa pak Adrian sudah selesai bertemu dengan tamunya?"

"Maaf, Bu. Pak Adri sedang ...."

"Bagaimana jika anda tunjukkan saja di mana ruangan kerjanya. Biar saya sendiri yang kesana," tukas Nia.

"Maaf Bu, Anda harus bersabar. Tidak ada yang boleh datang tanpa seizin dari Pak Adrian sendiri," jelas wanita itu.

"Mbak, tolong sekali ini saja! Ada hal penting yang harus saya bicarakan dengannya," ucap Nia.

"Tolong, Mbak!" lanjut Nia lagi dengan memasang wajah melas sambil mengatupkan kedua tangannya.

"Sebentar, saya akan menghubungi sekertarisnya."

Wanita yang berstatus sebagai resepsionis hotel tersebut sekali lagi melakukan panggilan telepon dengan Seseorang.

Nia masih menahan kekesalannya yang semakin meningkat. Masalah yang tadi pagi sempat menggegerkan mereka belum reda dan kini Nia menuduh sang suami yang melakukan sesuatu agar dirinya keluar dari pekerjaannya, ditambah dengan kejadian saat ini. Seakan mau pecah kepalanya.

"Ibu Rafania, Silahkan ibu datang keruangan Direktur. Naik ke lantai 8, setelah lift terbuka, Ibu bisa berbelok kearah kanan. Di sana nanti ada beberapa ruangan dan paling ujung adalah ruangan Direktur. Jika masih belum mengerti, Ibu bisa bertanya lagi setelah sampai di lantai 8 nanti," jelas wanita itu dengan detail.

"Baiklah terimakasih."

Tanpa menunggu lama lagi, Nia segera melangkah pergi. Menuju lift yang saat ini adalah tujuan pertamanya. Segera masuk kedalam sana dan tanpa ragu memencet angka yang sesuai dengan apa yang diberitahukan oleh wanita tadi.

Ting

Pintu lift terbuka, Nia segera mengajak kedua kakinya untuk melangkah pergi. Berbelok kearah kanan dengan sesekali celingukan, mencari ruangan yang tadi sudah dijelaskan.

"Maaf Bu, apa yang anda lakukan disini? Ini bukan tempat untuk para tamu," ucap seseorang yang membuat Nia harus menghentikan langkahnya.

Kini Nia menatap sengit kearah wanita itu. Mereka berdua saling beradu pandang. Dengan saling melemparkan pandangan tajam. Tidak ada yang mengetahui status Nia untuk saat ini. Walaupun sudah beberapa keduanya menikah.

"Apa yang anda lakukan disini, Bu?" tanyanya lagi.

"Saya ingin bertemu dengan Pak Adrian, tolong antarkan saya!"

"Maaf Bu, tapi pak Adrian sedang ada tamu penting. Sebaiknya Ibu tunggu di loby bawah saja," tuturnya.

Tanpa menghiraukan lagi ucapan dari wanita yang saat ini sedang bertanya padanya, Nia segera melangkahkan kakinya. Menunggu sangatlah membosankan. Dia tidak ingin melakukannya lagi. Satu jam sudah cukup untuknya.

"Bu, tolong bersikaplah sopan! Jangan menunggu!"

Namun Nia tetap saja tidak menggubrisnya. Tetap melangkah sambil mencari ruangan kerja suaminya.

Ketika kedua matanya menangkap sosok Adri yang baru saja keluar dari ruangannya dan disusul oleh dua orang lainnya dibelakang. Seketika itu Nia menajamkan matanya. Merasa kenal dengan dua orang yang lainnya.

"Astaga ...."

Nia Menghentikan langkahnya tepat didepan suaminya dan juga dua orang yang lainnya.

"Maaf, Pak. Ibu ini memaksa untuk datang kemari, saya sudah mencoba mencegahnya tapi ...," ucap wanita yang saat ini berada disamping Nia.

"Tidak apa-apa, Lisa. Lain kali biarkan dia datang sesukanya dan jangan pernah menghalanginya!" tukas Adri dengan tegas.

"Kamu boleh pergi," lanjutnya yang ditujukan untuk Lisa sekaligus sekertarisnya.

"Baik, Pak. Saya permisi." Setelah membungkuk hormat, Lisa segera pergi dari sana.

Kini, Nia dan Adri saling memandang satu sama lain. Hanya Nia yang menatap dengan tajam. Bahkan Adri tidak menghiraukan keadaannya istrinya itu yang terlihat menahan kesal.

"Ada apa kamu datang kemari, Hem?" tanya Adri sambil melangkah mendekat. Tidak lupa untuk memasang senyuman di wajahnya.

Tbc

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

aq ngerasa...🤔🤔🤔

2021-03-22

0

Joen Marlina Lengkey

Joen Marlina Lengkey

lanjut

2021-01-26

0

Yulistiana

Yulistiana

bos nya nia di bank bu lisa
sekretaris andri lisa

2020-09-22

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!