Episode 3

Keesokan harinya

Nia tampak sedikit berbeda hari ini. Dia seperti sedang banyak pikiran. Sesekali terlihat melamun. Namun tidak ada dari temannya yang berniat untuk bertanya. Karena memang Nia tidaklah akrab dengan rekan kerjanya yang lain, walaupun dia sudah lama bekerja bersama.

Waktu berjalan begitu cepat, hingga tidak terasa, sore hari sudah menjemput. Waktunya untuk para pekerja kembali pulang kerumah mereka.

"Nia, hari ini aku nebeng lagi yah," ucap Elsa tiba-tiba. Wanita itu adalah sahabat Nia di tempat kerjanya.

Nia mengalihkan pandangannya ke samping di mana sosok wanita yang sangat akrab dengannya itu tengah berdiri sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.

Sebuah bank swasta tempat di mana Nia bekerja, menjadi dunia kedua selama wanita itu berada di luar rumah. Nia sangatlah jarang sekali untuk keluar rumah jika tidak ada sesuatu yang penting, yang mengharuskan dirinya untuk pergi keluar rumah. Dia memang gadis cantik yang berbeda. Walaupun begitu, tidak bisa diragukan lagi jika berbicara mengenai penampilannya. Dia adalah juaranya.

Nia memang sangat cantik dan pandai. Beberapa teman pria sekantornya banyak yang mendekatkan diri, namun Nia tidak memiliki ketertarikan sama sekali pada mereka. Karena memang pembawaan Nia yang selalu acuh pada siapa saja, membuat para pria tersebut minggir.

"Kenapa lagi mobilmu?" tanya Nia yang baru saja membereskan pekerjaannya. Sekilas melirik jam pada benda yang melingkar apik di tangannya.

Sudah pukul lima lebih sepuluh menit. batin Nia.

"He he he ... aku lagi malas bawa mobil. Tadi aku bangun kesiangan. Daripada terlambat mending aku naik gojek," jelasnya sambil tersenyum lebar.

"Lagu lama. Bilang saja jika kamu sedang malas nyetir karena macet," sindir Nia.

Gelak tawa terdengar nyaring seketika. Membuat Nia mengalihkan perhatiannya.

"Selalu saja. Ayo pulang!" ucap Nia yang saat ini sudah beranjak dari duduknya.

Mereka berdua berjalan beriringan. Sesekali para teman sekantornya melirik ke arah mereka. Ada yang menyapa dan juga melambaikan tangannya, namun Nia tidak pernah menghiraukan mereka, tapi tidak untuk Elsa Siregar.

***

"Nia, mampir makan dulu, yuk ke TP. Sekalian jalan-jalan." ( Tunjungan plaza, Salah satu mall yang ada di Surabaya )

Nia menggeleng pelan tanpa mengalihkan pandangannya masih fokus pada kemudinya.

"Hari ini ayah ngajakin aku makan bersama. Kamu tahu tidak,"

Sejenak Nia memutar lehernya sedikit, menoleh sekilas ke arah Elsa yang duduk disampingnya. Kemudian kembali fokus pada kemudinya dengan mencengkram kuat setir kemudi.

"Ada apa Nia? Kamu bikin aku penasaran saja."

"Ayah mau menjodohkan aku dengan anak temannya. Sebenarnya aku males banget untuk dateng kesana tapi mau gimana lagi," cerita Nia dengan malas.

"Apa??"

Elsa dengan senangnya mendengar penuturan dari Nia. Tertawa terbahak bahak dengan masih menatap raut wajah Nia yang tampak melas dan tidak suka.

"Sial!" umpat Nia kesal.

"Eh, aku gak salah denger nih? Pasti bakal banyak yang sakit hati kalau penggemarmu tahu, Nia," ucap Elsa sembari menahan tawa.

"Sudahlah, jangan meledekku, terus! Dari tadi aku udah Neg banget buat kerja. Bawaannya males. Gara-gara mikirin ini."

Mendapati Omelan Nia membuat Elsa semakin tertawa senang. Merasa lucu melihat ekspresi wajah Nia yang terlihat kesal.

"Eh ... Nia, tapi kalau calonnya cakep *a*nd tajir mah, lanjut aja. Lagian kamu juga belum punya pacar kan."

Nia menggeleng cepat sambil menatap Elsa sengit. "Itu sih, mau kamu," ucap Nia semakin kesal. Elsa semakin tertawa senang melihat Nia yang sedang kesal.

Kini setelah beberapa menit berlalu akhirnya Nia membelokkan kemudinya, memasuki kawasan perumahan di daerah bambu runcing.

"Sudah ... cepat turun!" pinta Nia dengan memasang wajah kesal. Mobil telah berhenti di depan sebuah rumah mewah.

"Galak amet sih, Nia."

Nia menahan senyum.

"Biarin, sapa suruh nebeng Mulu. Udah sana turun!"

"Ha ha ha ... Dasar Mak Lampir," ledek Elsa sambil turun dari mobil.

"he he he ... enak aja bilang Mak Lampir. Awas aja kalau mau nebeng lagi!"

Keduanya saling melemparkan senyuman dan lambaian tangan. "Makasih ya," ucap Elsa yang hanya mendapatkan anggukan kepala dan jempol yang terangkat.

Setelah melihat Elsa masuk kedalam, Nia segera melajukan mobilnya. Memutar arah untuk menuju kawasan rumah mewah yang berada dekat balai kota Surabaya.

Nia semakin menambah laju mobilnya agar segera sampai di rumah mewah milik ayahnya. Rumah yang selama 10 tahun ini telah menjadi tempat tinggalnya. Rumah yang menjadi saksi bisu akan setiap kenangan pahit yang dirasakannya.

Setelah 15 menit berada di jalanan, kini Nia terlihat memutar kemudinya, membelokkan mobilnya memasuki halaman rumah mewah keluarganya.

Segera ia memarkirkan mobil, kemudian cepat-cepat untuk turun. Tanpa berfikir panjang Nia melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumah. Wanita itu mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru rumah. Tampak sepi sekali.

"Bi, semuanya sudah pergi, ya?" tanya Nia yang kebetulan sedang berpapasan dengan salah satu pelayan dirumah tersebut.

"Iya, Mbak Nia. Baru saja mereka semua berangkat. Ayah Mbak Nia berpesan, jika Mbak Nia sudah pulang tolong segera menyusul mereka."

Nia hanya berdehem pelan sambil mengangguk kecil.

Tidak ingin membuang waktu lagi, wanita itu segera melangkahkan kakinya menuju kamar. Berencana untuk segera mandi dan bersiap agar segera dapat menyusul keluarganya yang saat ini mungkin masih dalam perjalanan menuju restoran keluarga yang terletak di daerah pusat kota.

Beberapa menit kemudian, Nia terlihat sudah selesai bersiap. Melirik sekilas jam yang menempel pada dindingnya.

Pukul 18.30. Biar saja sedikit terlambat. batin Nia.

Sekali lagi mematut dirinya di depan cermin. Memastikan penampilan agar terlihat sempurna. Setelah dirasa cukup puas, Nia segera beranjak pergi dari kamarnya. Melangkah perlahan untuk keluar dari rumah dan segera pergi ke tempat pertemuan.

***

19.20

Kenapa Nia belum juga datang? gumam bagus dalam hati.

"Lebih baik, kita makan dulu saja. Sepertinya Nia akan datang sedikit terlambat," tawar bagus pada keluarga Dinata.

"Hem ... sepertinya aku juga sudah merasa lapar, tapi tidak masalah, kita akan menunggu kedatangannya. Ya kan, sayang," jawab Mario sahabat bagus, sembari menatap istrinya.

"Iyah ... tunggulah sebentar lagi! Seorang wanita akan membutuhkan waktu sedikit lama untuk berdandan," ucap Ulfa selaku istri dari Mario.

Suasana pertemuan mereka menjadi sedikit tegang. Keterlambatan Nia membuat keluaga besar Permana menjadi gusar. Terlihat jelas dari raut wajah bagus yang saat ini sudah mengetat menahan amarahnya. Hal itu juga nampak pada istri dan juga anak tirinya, Nayla Arimbi .

"Oyah, om. Jika Adri boleh bertanya, kenapa Nia lebih memilih untuk bekerja di bank daripada membantu om untuk mengurus bisnis restoran keluarga?"

Pertanyaan Adrian berhasil menambah beban yang menyesakkan dada. Bagus sejenak menarik nafasnya.

Mencoba untuk meredam kekecewaannya pada Nia menyangkut hal itu.

"Ah ... Nia bukanlah sepertimu, nak Adri. Dia sedikit keras dalam hal apapun. Ayah tidak mau mengekangnya."

Adri mengangguk kecil. Sejenak lelaki itu terdiam, berfikir sesuatu yang berhubungan dengan wanita yang bernama Nia. Entah mengapa dirinya merasa tertarik semenjak beberapa hari yang lalu. Hari dimana kedua orangtuanya memberikan kabar, jika dirinya harus mau dijodohkan dengan anak dari teman papinya.

"Permisi, maaf saya terlambat."

Seketika itu semua pasang mata mengalihkan pandangannya. Menatap lekat wajah wanita cantik yang baru saja datang. Wanita yang sedari tadi telah ditunggu kedatangannya.

"Akhirnya kamu datang juga Nia," ucap bagus karena merasa lega.

"Perkenalkan dirimu pada mereka, Nia," pinta ayah bagus.

Nia mengangguk sambil tersenyum manis. Mencoba menahan diri untuk tidak berlaku buruk saat ini.

"Senang bisa bertemu dengan om dan Tante," sapa Nia dengan tersenyum manis.

Tanpa ragu Nia meraih tangan Mario dan juga Ulfa untuk diciumnya secara bergantian. Sejenak sosok lelaki yang duduk disamping mereka tertegun mendapati Nia yang melakukan hal itu. Suatu hal yang sangat jarang dilakukan namun sebenarnya sangatlah penting.

Jarang sekali dia melihat wanita yang seperti itu. Cantik dan sangat menarik. Bahkan tanpa yang lain sadari jika sejak kedatangan Nia, lelaki itu hampir tidak lepas memandanginya.

"Nia," ucap Nia kembali untuk yang kedua kalinya sambil masih dengan menyodorkan tangannya di depan Adrian.

"Ah, maaf. Adrian," jawab Adri cepat sambil meraih tangan Nia dengan erat. Hingga membuat Nia melolotkan matanya.

"Baiklah, sebaiknya kita segera makan," ucap bagus setelah melihat Nia yang sudah duduk di kursi yang sudah disiapkan untuknya.

"Hem ...emang itu yang sedari tadi kami tunggu," balas mario sambil menampilkan senyuman lebar.

Kini bagus memberikan isyarat pada karyawannya untuk segera menghidangkan makanan yang sudah disiapkan sebelumnya.

Beberapa menit berlalu, Mario dan bagus terlihat menyudahi acara makan malamnya.

"Jadi bagaimana, Gus? Apakah kita bisa melanjutkan perjodohan ini?" tanya Mario memecahkan keheningan.

Seketika Nia tersedak oleh makanannya sendiri.

"Sayang, makanlah perlahan!" tutur Mama Tania sembari menyodorkan segelas air, Nia segera meraihnya. Meneguknya hingga hampir habis.

"Terimakasih, Ma."

"Apa kamu keberatan, cantik?" tanya Mario pada Nia.

Keduanya sejenak saling memandang. Nia mendadak gugup dan bingung. Setiap kata seakan tercekat di tenggorokan.

"Ehmm.... "

"Kurasa Nia sama sekali tidak merasa keberatan. Benarkan sayang?" tukas ayah bagus yang membuat nia menahan nafasnya.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Joen Marlina Lengkey

Joen Marlina Lengkey

lanjut

2021-01-26

0

Prince SuhoLee ❤

Prince SuhoLee ❤

kalo ayahnya sayang dan nyadar atas sikap nia yg gk suka sama dirinya harusnya dia lebih ngertiin nia dong bukan malah jodohin, kalo nia gk cocok ama adrian gimana coba, malah bkin nmbah penderitaan nia, kasihan gw sama bagus tapi juga kesel

2020-11-16

4

Indra Listiana

Indra Listiana

maksd ayah nya baik.. tp tdk segitu nya kali.. secara sdh lana ga ada kontek...dgn ayah nya

2020-10-16

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!