Ep. 20

Kini hari yang ditunggu telah tiba. Setelah tadi pagi Adit melangsungkan akad nikah dirumah Lidya, sang mempelai wanita. Lidya Pratiwi. Kini acara resepsi pernikahannya diadakan di salah satu hotel mewah milik keluarga Martadinata yang berada di Jakarta.

Seluruh keluarga besar Martadinata sedang bersiap. Walaupun sebenarnya mami Ulfa belum sepenuhnya memberikan restu. Namun, dia tidak berani untuk menentang keinginan anak keduanya itu.

Hingga kini Adri dan juga Nia masih belum juga nampak diantara keluarga besar Martadinata. Akhirnya mereka semua memutuskan untuk berangkat lebih dulu.

**

Di dalam kamar.

" Sayang, kenapa kamu terlihat begitu cantik ? "

Kini lelaki itu telah berdiri tepat dibelakangnya. Sudah siap dengan penampilannya yang terlihat begitu tampan memakai setelan jas. Memperhatikan istrinya yang sedang bersiap didepan meja rias. Memang benar adanya, wanita itu tampak sangat cantik sekali hari ini. Membuat hati suaminya menjadi tidak tenang.

Nia melirik sekilas kearah suaminya melalui pantulan kaca. Menarik ujung bibirnya sehingga menampilkan seutas senyuman.

" Jika hari ini kamu bilang aku cantik. Lalu hari-hari biasa aku jelek. Begitu maksud kamu ? " tanya Nia dengan kesal yang dibuat-buat

Adri menyeringai.

" Kenapa marah. ? Kamu selalu cantik di mataku. Tapi hari ini kamu terlihat begitu cantik dari biasanya. " jawabnya dengan masih berdiam ditempatnya

Kini kedua tangannya terulur kedepan. Membelai bahu hingga turun kesisi lengannya yang terbuka. Mencondongkan tubuhnya sedikit kedepan.

Nia tersentak kecil mendapati tangan besar suaminya yang kini telah menyentuh bahu dan lengannya yang terbuka. Hal itu membuat dirinya menahan nafas, merasakan hembusan udara hangat yang kian mendekat. Suaminya itu tidak segan mendaratkan ciumannya beberapa kali di bahunya yang terlihat terbuka.

Nia bergidik merasakan sentuhan lembut dari suaminya yang telah memberikan sensasi panas. Merasakan sesuatu miliknya yang dibawah telah berdenyut, membuat Nia memejamkan matanya.

" Jika kita tidak segera menghadiri pesta, aku tidak segan untuk merobek gaun mu saat ini juga. " bisiknya

Nia tertegun sejenak. Menelaah setiap kata yang keluar dari mulut suaminya. Kemudian dia segera tersenyum lebar sembari kedua matanya yang terbuka menangkap raut wajah lelakinya yang seperti sedang menahan keinginannya.

Perlahan Nia bangkit dari duduknya dan segera berbalik menghadap suaminya. Sehingga membuat Adri harus menjauhkan tangannya dan segera kembali berdiri tegak.

" Kamu bisa melakukannya nanti. Tapi jangan pernah merobeknya. Ini gaun mahal. Mami kamu membelinya juga pakai uang. " ucapnya sembari melemparkan senyuman nakal kearah suaminya.

Adri tertawa kecil menanggapi ucapan dari istrinya.

" Baiklah, tampan. Sekarang aku sudah siap. Ayo kita berangkat ! " ajaknya

Adri tersenyum lebar diikuti dengan gerakan kepalanya turun kebawah dan kembali keatas setelahnya.

" Ayo ! " sahut adri

Kini keduanya melangkah pergi dari kamarnya. Dengan salah satu tang adri yang memeluk pinggang istrinya. Mereka berdua turun kebawah. Saling melemparkan pandangan sekelilingnya yang tampak sepi.

" Apa mami dan yang lain sudah berangkat, yah ? " ucap Nia

" Hem.. Sepertinya begitu. Ayo kita berangkat ! " ajak Adri

Keduanya kembali melangkah keluar dari rumah mewah tersebut. Segera melangkah masuk kedalam mobil setelah pak Kamto membukakan pintunya.

" Pak, yang lainnya bawa mobil sendiri ? " Tanya Adri pada pak Kamto yang baru saja masuk kedalam mobil.

" Eh.. Iyah den. Tadi mereka berangkat dengan mengendarai mobil sendiri " jawabnya

Adri hanya mengangguk sembari berdehem tanpa berniat membuka suara.

Pak Kamto segera menyalakan mobilnya. Melajukan mobil yang dikendarai olehnya menuju hotel tempat acara resepsi pernikahan Aditya Martadinata.

***

Nia menolehkan kepalanya kesegala arah. Mencari seseorang yang tadi sempat mengatakan akan menunggunya. Namun, setelah dia keluar dari toilet, Lelaki itu sudah tidak ada.

Hingga akhirnya Nia segera melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana menuju ballroom hotel, dimana acara resepsi pernikahan Aditya diadakan.

Namun, ketika dirinya akan berbelok. Tiba-tiba saja muncul sosok lelaki dari arah berlawanan.

Bbruuuuuugghhh

Keduanya saling menabrakkan tubuhnya, tetapi hal itu tidak membuat mereka terjatuh. Keduanya saling melemparkan pandangan yang berbeda.

" Ah.. Maaf saya tidak sengaja " ucap Nia yang kini sedang salah tingkah setelah mendapati lelaki yang ada didepannya itu menatapnya dengan tatapan mengkilat.

Ada apa ? Kenapa pria ini menatapku seperti itu ?

Merasa tidak ada tanggapan, Nia kembali bersuara.

" Baiklah, saya permisi. Sekali lagi, tolong maafkan saya ! " ucapnya lagi sambil membungkuk hormat

Tanpa menunggu lama, Nia segera mengajak kedua kakinya untuk pergi dari sana. Namun langkahnya terhenti ketika sebuah tangan besar menahannya.

" Tunggu, nona.! Seharusnya saya yang meminta maaf. " Ucap lelaki itu dengan terus menatap lekat wajah cantik Nia

" Tolong maafkan saya ! " Lanjutnya.

" Ah.. Tidak.. Tidak perlu meminta maaf. Ini juga kesalahan saya. " sanggah Nia

Lelaki itu mengangguk kecil

" Baiklah, saya harus segera pergi " Ucap Nia dengan melirik kearah tangannya yang sedang ditahan oleh lelaki itu

" Ah.. Maaf. Silahkan ! " Jawabnya sambil melepaskan genggamannya.

Nia segera melangkahkan kakinya dengan sedikit cepat. Dia sudah terlalu lama berada di luar. Mungkin saja suaminya dan juga keluarga besar Martadinata sedang mencarinya. Begitulah pikirnya.

Nia sudah kembali pada dunianya sendiri. Bergabung bersama dengan keluarga Martadinata yang lainnya. Disambut oleh sebuah permintaan maaf yang diikuti dengan pelukan hangat dari suaminya, karena tadi lelaki itu telah meninggalkan dirinya tanpa pamit.

Disisi lain, ditempat yang berbeda. Seorang lelaki duduk termenung dikamar hotelnya dengan salah satu tangannya memegang gelas berisikan cairan kecoklatan. Menghadap kearah luar jendela kamarnya.

Lelaki tampan yang dikenal sangat dingin terhadap wanita, namun saat ini ada sesuatu yang berbeda darinya. Wajahnya terlihat lebih berseri dari pada sebelumnya.

Memperlihatkan gemerlap lampu kota Jakarta. Kota yang saat ini sedang dikunjungi olehnya. Mendirikan sebuah perusahaan baru yang akan dimulai olehnya.

Berhasil melancarkan kerjasamanya, lelaki itu memutuskan untuk tetap tinggal disana untuk beberapa waktu. Merasakan sesuatu didalam hatinya yang saat ini sedang gundah.

Pertemuannya yang tidak disengaja dengan wanita cantik itu, telah mengubah atensinya. Menginginkan sesuatu yang lebih nyata mengenai wanita tadi. Wanita cantik yang kini telah mengambil alih kesadarannya.

Lelaki itu kembali meneguk minumannya. Masih bergelut dengan pikirannya. Membayangkan wajah cantik wanita tadi yang tidak sengaja ditabrak olehnya.

Siapa wanita itu. ? Bodohnya aku yang tidak sempat berkenalan.

Lelaki itu menarik ujung bibirnya. Membentuk sebuah senyuman manis sembari membayangkan wanita berparas cantik yang tadi ditemui olehnya.

Aku akan mencari tahu tentangnya.

Tbc

Terpopuler

Comments

Eka Rauf Ginting

Eka Rauf Ginting

setiap baca novel knp tiada hari tanpa BRUGGHHH

2022-02-14

0

Hesti Sulistianingrum

Hesti Sulistianingrum

nia cantik sih, jd wajar banyak yg menyukainya ☺

2021-03-18

0

Merzin Prismi

Merzin Prismi

biasanya klo cowo yg dingin sm cewe tuh lelaki setia.

2021-02-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!