Rencana Pengintaian dan Aliansi

Di sore hari yang tenang setelah tugas penebangan pohon selesai, pasukan Mongol berkumpul di pantai pulau untuk istirahat. Para prajurit duduk bersila di sekitar api unggun yang hangat, berbicara dengan penuh semangat tentang perjalanan mereka dan petualangan yang telah mereka alami. Di tengah percakapan yang riuh, sedangkan para Panglima Mongol berkumpul untuk merencanakan rencana berikutnya.

Shi Bi, Ike Mese, dan Laksamana Guo Xing duduk bersama di bawah cahaya api unggun. Wajah mereka penuh perhitungan dan tekad saat mereka berbicara tentang rencana yang akan datang. Halraf juga duduk di antara mereka, mata dan telinganya terbuka lebar, siap untuk mendengarkan rencana yang akan diumumkan.

Shi Bi memimpin pembicaraan dengan suara tegas. "Kita telah mengambil langkah awal dalam mempersiapkan kapal-kapal kita. Tetapi kita juga perlu memiliki informasi yang akurat tentang kondisi dan potensi musuh kita. Pengintaian akan menjadi kunci untuk memahami musuh dan melaksanakan tugas kita dengan sukses."

Ike Mese, yang berpengalaman dalam pelayaran dan pengintai, menambahkan, "Kita memiliki kapal-kapal yang handal dan prajurit-prajurit yang terlatih. Kita bisa memanfaatkan sungai untuk mendekati kerajaan musuh dengan lebih hati-hati."

"Kita telah mencapai pulau ini dan mempersiapkan kapal-kapal kita," ucap Shi Bi dengan suara berwibawa. "Namun, kita perlu informasi lebih lanjut tentang musuh kita, termasuk kerajaan Singasari yang kita hadapi."

Guo xing mengangguk setuju. "Kita membutuhkan pengintaian yang efisien dan cerdas. Kita harus memahami kekuatan dan kelemahan mereka sebelum kita bergerak lebih lanjut."

Para Panglima saling melirik, mengakui pentingnya rencana yang solid untuk pengintaian ini. Namun, saat diskusi berlangsung, perhatian mereka tertarik ke arah yang lain ketika mereka melihat sebuah perahu kecil mendekat dari kejauhan. Semakin dekat, terlihat seorang utusan yang berdiri di atas perahu itu.

Dengan hati-hati, perahu itu berlabuh di pantai di dekat mereka. Utusan itu berjalan dengan langkah mantap ke arah Panglima-Panglima Mongol yang masih duduk dalam lingkaran. Ketika ia mendekati, mereka dapat melihat bahwa utusan tersebut memegang lambang Singasari.

Dengan sikap hormat, utusan tersebut berbicara. "Saya datang atas nama Bhre Wijaya, salah satu petinggi dari Singasari. Ia menyatakan tunduk kepada pasukan Mongol dan ingin menjalin aliansi dengan tujuan bersama menghadapi Singasari yang masih membangkang."

Shi bi, Ike mese dan Guo xing merasa curiga, apakah ini merupakan taktik dari Bhre wijaya, untuk menyergap mereka? Panglima-Panglima Mongol saling pandang, menunjukkan pandangan kritis karena situasi politik yang kompleks di pulau tersebut.

Utusan dari Bhre Wijaya kemudian menjelaskan bahwa diplomasi yang di berikan memang murni untuk tunduk kepada kerajaan mongol. Ia juga menjelaskan situasi yang dialami singasari setelah utusan mongol kala itu datang. Singasari mengalami konflik perbedaan berpendapat karena raja terdahulu yaitu kertanegara tidak mau tunduk kepada mongol sehingga pemberontakan pun terjadi. Sekarang kondisi kerajaan singasari berada dibawah kepemimpinan Jayakatwang, orang yang telah mengkudeta raja kertanegara.

Setelah berdiskusi dengan utusan tersebut, para Panglima Mongol mengangguk paham dengan penjelasan utusan Bhre wijaya itu, kemudian mereka memutuskan untuk menerima tawaran aliansi dari Bhre Wijaya. Namun dengan catatan Bhre Wijaya harus membayar upeti saat semuanya sudah berakhir. Lalu Shi bi menanyakan lagi situasi lain yang ada di singasari dan menanyakan jalur sungai untuk dilewati.

Utusan tersebut menjawab ia akan memberikan informasi ketika pasukan mongol sudah sampai ke daratan jawa ia juga menjelaskan bahwa ada satu jalur pintas ke kerajaan Singasari yang lebih aman. Namun untuk dapat melewati sungai, harus menggunakan kapal kecil. Ini akan memungkinkan pengintaian yang lebih efektif dan menghindari deteksi yang cepat.

Pandangan para Panglima bersinar cerah, mereka melihat potensi dari rencana tersebut. Namun, tugas yang mendesak adalah mempersiapkan kapal-kapal kecil untuk perjalanan melalui sungai yang lebih sempit.

Shi Bi memandang para prajuritnya dengan mata penuh keyakinan. "Sebelum kita mulai pengintaian, kita harus memiliki sarana yang tepat untuk menghadapi sungai. Para prajurit, kita akan membuat sampan untuk perjalanan ini. Setiap tangan harus bekerja bersama, seperti yang kita lakukan dengan kapal-kapal kita."

Malam itu, suasana di sekitar api unggun penuh dengan aktivitas. Para prajurit bekerja keras membentuk kayu menjadi sampan yang kuat dan tangguh. Para prajurit bekerja bersama-sama, membentuk dan mengukir dengan cermat, menggambarkan semangat mereka dalam setiap gerakan.

Ketika sampan-sampan selesai, para prajurit merasa bangga dan puas dengan hasil kerja mereka. Sampan-sampan itu mengambang di air, menanti untuk digunakan dalam pengintaian yang akan datang. Di bawah langit bintang yang bercahaya, mereka semua merasa semangat petualangan dan persatuan yang semakin kuat.

Setelah sampan-sampan selesai dibuat dengan kerja keras dan kolaborasi, atmosfir di sekitar api unggun berubah menjadi semakin serius. Shi Bi mengambil posisi di tengah-tengah para prajurit, memandang mereka dengan tegas sebelum berbicara.

"Dalam misi pengintaian ini, kita memerlukan seseorang yang memiliki pengetahuan navigasi laut yang baik dan kepemimpinan yang kuat," ucap Shi Bi dengan suara tenang namun mengena. "Seseorang yang memiliki pengalaman dalam menghadapi tantangan dan tetap tenang dalam situasi yang sulit."

Ike Mese dan beberapa panglima bawahan yang lain mengangguk setuju. Kemudian, dengan penegasan yang mantap, Shi Bi menunjuk Ike Mese dengan satu tangan yang teguh.

“Misi kali ini bukan hanya sekedar mengintai, tetapi juga memberi proklamasi kepada tentara dan penduduk jawa, bahwa pemerintah kekaisaran Mongol sebelumnya telah melakukan kontak, melalui para utusan dari kedua belah pihak. Hubungan ini telah berjalan dengan harmonis. Baru-baru ini mereka telah membunuh utusan Kaisar dan kita datang untuk menghukum mereka akibat perbuatan itu” Ucap Shi bi dengan semangat. Shi bi menambahkan "Oleh karena itu, saya mengangkat Ike Mese sebagai pemimpin pasukan pengintai untuk misi ini. Selain memiliki pengetahuan yang mendalam tentang pelayaran dan navigasi, ia juga pengalaman diplomasi yang diperlukan untuk membimbing kita melalui perjalanan ini"

Ike Mese menerima tugas ini dengan rendah hati, mengangguk sebagai tanda penghormatan kepada para panglima dan pasukan yang berada di sekitarnya. Ia melihat wajah-wajah prajurit yang penuh dengan keyakinan dan kepercayaan. Kemudian, ia berpaling kepada pasukan yang telah dipilih untuk bergabung dalam misi pengintaian ini.

"Saudara-saudara," ucap Ike Mese dengan suara yang tenang namun penuh keyakinan. "Kita akan melakukan misi ini dengan tekad dan semangat yang tinggi. Kita akan menjadi mata dan telinga kita sendiri di medan yang belum dikenal. Keberhasilan misi ini tergantung pada kerja sama dan dedikasi kita bersama."

Pagi hari yang cerah menyambut mereka saat mereka naik ke dalam sampan-sampan. Ike Mese memerintahkan prajuritnya untuk menjaga kewaspadaan dan tetap diam ketika berada di air, untuk menghindari deteksi oleh mata-mata Singasari yang mungkin bersembunyi di sekitar sungai.

Dengan gerakan yang halus, sampan-sampan itu mulai bergerak di permukaan sungai yang tenang. Ike Mese dan prajurit-prajuritnya menyelusuri sungai dengan penuh konsentrasi, mengamati lingkungan sekitar dengan cermat.

Sementara Ike Mese dan pasukan pengintaian menjalankan tugas mereka di sungai, pasukan utama yang dipimpin oleh Shi Bi dan Guo Xing masih berada di pulau tempat kapal-kapal Mongol berlabuh. Di tengah suasana penuh semangat, para bawahannya bersama dengan utusan Bhre Wijaya berkumpul untuk merencanakan langkah-langkah selanjutnya.

Shi Bi, Guo Xing, dan beberapa bawahan lainnya duduk melingkar di sekitar sebuah pohon dekat pantai. Udara yang lembut dan pemandangan laut yang indah menciptakan latar belakang untuk pertemuan ini.

Utusan Bhre Wijaya memberikan pandangan yang bijak dan tegas. "Perjalanan kita harus tetap tertutup dan tidak terdeteksi oleh mata-mata Singasari. Oleh karena itu, saya menyarankan kita berlayar melewati pulau Karimun Jawa sebelum berlabuh di pelabuhan Tuban."

Shi Bi mengangguk setuju, merasakan bahwa saran ini memiliki kebijaksanaan. "Berlayar melewati pulau Karimun Jawa akan membawa kita ke jalur yang lebih aman dan meminimalkan risiko terdeteksi oleh musuh. Pelabuhan Tuban juga akan memberikan kita tempat yang baik untuk mendarat dan mempersiapkan langkah selanjutnya."

Guo Xing menambahkan, "Kita harus memastikan bahwa perbekalan dan persiapan lainnya sudah siap sebelum kita berlayar. Setiap langkah kita harus dikerjakan dengan hati-hati."

Utusan Bhre Wijaya memberikan rincian lebih lanjut tentang situasi di sekitar pulau Karimun Jawa dan pelabuhan Tuban. Ia memberikan informasi tentang cuaca, arus laut, serta potensi bahaya yang mungkin muncul selama perjalanan. Para Panglima Mongol mendengarkan dengan seksama, mengambil catatan dan merencanakan tindakan berdasarkan informasi yang diberikan.

Pertemuan tersebut berlangsung dengan suasana serius dan fokus. Setiap keputusan yang diambil akan memengaruhi kelangsungan ekspedisi ini dan kesuksesan rencana keseluruhan. Dalam suasana saling mendukung, para Panglima bekerja bersama dengan utusan Bhre Wijaya untuk merencanakan perjalanan yang penuh tantangan ini.

 Setelah berdiskusi panjang, rencana akhirnya dirumuskan. Pasukan Mongol akan melanjutkan perjalanan dengan melewati pulau Karimun Jawa dan menuju pelabuhan Tuban. Mereka akan melakukan persiapan akhir, memastikan perbekalan mencukupi dan kapal-kapal siap melanjutkan perjalanan.

Dalam tengah pertemuan yang dipenuhi dengan tekad dan semangat, mereka merasa bahwa mereka telah menemukan rencana yang tepat. Dengan hati yang tegas dan tekad yang kuat, pasukan Mongol bersiap untuk melanjutkan perjalanan mereka yang penuh tantangan dan peluang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!