Hujan yang dibuat Sistem sangat deras. Aku berjalan dengan santai di tengah guyuran air hujan yang menghantam kepalaku dengan keras.
Rasa sakit di kepalaku tidak sebanding dengan api kebencian di dalam hatiku. Shira dan ketiga pria hitam itu... aku pasti akan memberi mereka balasan yang setimpal karena telah memisahkan aku dengan kehidupan nyamanku.
[ Sistem ]
[ Jangan sedih User. Hadiah item sebentar lagi datang. ]
[ ...apa yang kau lakukan di depan pilar Itu?, ]
Tiang jembatan menjadi sasaran tinjuku guna melampiaskan amarah yang terpendam. Aku tidak bisa menghajar para bajingan itu secara langsung, Sistem tidak memberiku kekuatan.
Aku merasa puas melihat Gaelus dihajar sampai nyaris mati namun tidak ada jaminan korban fitnahku yang selanjutnya di perlakukan sama seperti itu.
Tanpa aku sadari dari kejauhan ada seorang sniper yang mengarahkan moncong senjatanya padaku. Melihat dia tidak menembakku kemungkinan dia mengira aku seorang pengungsi dari kota lain.
"Apa ini? Kenapa mataku bisa melihat setajam ini?,"
Tak lama aku menyadari ada sebuah lensa di pupil mataku. Lensa tersebut adalah item random tingkat biasa, yang dinamakan eagle vision.
Akan sulit menyelinap masuk jika terus diawasi oleh sniper itu. Aku melihat papan statistik,
< Statistik user >
Level Pemula
• Ability >> [ Hoax ]
• Poin fitnah >> [ 180 ]
• Penjelasan: poin fitnah adalah common reward yang akan anda dapatkan apabila hoax yang anda buat sukses.
• Jumlah korban [ 2,266 ]
• Senjata ajaib [ Master Key (1), Unlimited KFC Bucket (3), Conspiracy Flag (4), Eagle Vision (5),]
Aku cukup terkejut melihat jumlah korban yang sangat banyak, lalu Sistem menjelaskan bagaimana korbannya jadi sebanyak itu.
[ Sistem ]
• [ Hoax pertama: Menuduh Gaelus berhubungan dengan istri kepala sipil. ]
[ Korban, 1 orang ]
• [ Hoax kedua: Gagal ]
• [ Hoax ketiga: Menuduh sarung tahanan di cuci dengan zat kimia berbahaya. ]
[ Korban, 5 orang ]
• [ Hoax keempat: Menuduh istri kepala sipil bercinta dengan semua tahanan kecuali tahanan anak. ]
[ Korban, 60 orang ]
• [ Hoax kelima: Menggunakan nama stasiun tv untuk menurunkan hujan badai. ]
[ Korban, 2200 orang ]
Setelah diberi paham oleh Sistem aku melanjutkan perjalanan dengan was was, sambil terus memikirkan cara menyingkirkan sniper di atas sana.
Gerbang kota sudah di depan mata. Aku bisa saja masuk sekarang tapi tidak ada jaminan peluru tak menembus kepalaku.
Nenekku pernah bilang, untuk jangan menyerah, cari dan temukan sesuatu yang bisa membantumu menyelesaikan masalahmu. Kita hidup di dunia ini tidak sendiri.
Akhirnya aku memutuskan menelepon kawan smp ku. Mamat namanya, dia masyarakat kalangan menengah yang bertempat tinggal di pinggiran kota.
Dengan telepon yang aku curi dari ruangan Gaelus aku bisa menghubungi siapapun dengan menyamar sebagai polisi. Setelah mencari tempat yang teduh aku mulai menelepon Mamat sambil makan ayam goreng KFC.
[ Ha-halo, mau cari siapa?, ]
Suara Mamat terdengar bergetar, aparat hukum oknum yang paling ditakuti di negara ini lebih dari apapun.
"Ini aku Otto. Aku dibebaskan dari hukuman setelah menjalani sidang ulang. Sekarang aku berada di depan gerbang kota, tolong jemput aku kawan."
[ Tapi... bukannya hakim sudah menetapkan hukuman penjara 5 tahun untukmu?, ]
"Mat! kau tahu aku tidak melakukan kejahatan itu, Shira lah yang memfitnahku. Sidang kedua itu dilaksanakan karena hakim menemukan banyak kejanggalan dalam kasus ini. Hakim agung tidak mungkin salah, dia tahu mana yang benar dan salah, berkatnya lah aku terbebas dari hukuman."
Mamat sangat mengidolakan sang hakim agung. Bukan karena dia tampan, atau keren. Tidak ada yang keren dari kakek tua berusia 73 tahun. Mamat menyukainya sang hakim agung karena dia adalah simbol keadilan di kota Magnumlia. Patungnya berdiri kokoh dengan balutan warna emas di alun alun kota.
Memuji tokoh idolanya adalah salah satu cara terbaik membujuk Mamat.
[ Baiklah aku akan menjemputmu dengan mobil. Kirim lokasimu sekarang. ]
Mamat benar-benar datang. Karena ada peraturan mobil tidak boleh dibawa keluar kota tanpa izin Mamat pun memarkirkan mobilnya tepat di samping gerbang. Dia keluar dari mobil lalu berlari ke arahku.
"Akhirnya ketemu juga. Mengeluarkan mobil dari apartemen menguras banyak sekali energi tahu,"
"Terima kasih sudah datang kawan. Kalau begitu biar aku yang menyetir."
"Terserah deh yang penting aku bisa cepat pulang."
Mamat menyerahkan kunci mobilnya. Rencanaku berjalan dengan mulus. Sniper itu tidak terlihat lagi. Sekarang aku bisa menumpang di rumah Mamat semalam. Dengan begitu aku bisa numpang makan, mandi, dan berak dengan tenang.
[ Sistem ]
[ Apa hanya itu rencanamu?, ]
"Apa maksudmu?,"
[ Kau menipu kawanmu untuk mendapatkan tempat tinggal. Selain itu, sebagai satu satunya teman Otto Night, Mamat dan keluarganya pasti akan dikunjungi oleh para sipil yang sedang mengejarmu. ]
[ Kriminal sepertimu tidak bisa tinggal di satu tempat saja. ]
"Soal itu.. aku sudah menyiapkan jalan keluarnya. Apa kau lupa siapa yang memberiku kekuatan untuk membuat berita hoax? pengguna Sistem tidak akan gentar menghadapi orang-orang yang bukan bos terakhir..!"
Nampaknya ucapanku gagal membuat Sistem terkesan.
Rumah Mamat berada di area bawah apartemen 120 lantai, yaitu antara lantai 1 - 60.
Biar aku jelaskan bagaimana konsep bangunan di kota Magnumlia yang termasuk ke dalam jajaran kota semi modern ini.
Kota Semi Modern adalah jenis kota yang tidak sepenuhnya menerapkan teknologi di segala aspek kehidupan masyarakatnya. Dan yang menjadi ikon kota Magnumlia adalah, semua bangunan di kota ini berbentuk gedung pencakar langit.
Masyarakat kalangan bawah tinggal di area tengah apartemen di antara lantai 61 - 100. Mereka sangat kesulitan untuk pergi keluar rumah. Mereka tidak bisa naik ke atas dan hanya diizinkan turun untuk sebab tertentu seperti bekerja.
Masyarakat kalangan menengah tinggal di area terbawah, antara lantai 1 - 60. Mereka memiliki kebebasan untuk turun naik apartemen dan menggunakan fasilitas publik. Mereka juga akrab dengan masyarakat kalangan atas.
Masyarakat kalangan atas. Tinggal di area paling tinggi di atas lantai 100. Mereka adalah politikus, pejabat, bos besar, ceo, ilmuwan ternama, hakim dan lain-lain. Masyarakat satu ini memiliki kekuasaan yang sangat besar. Tidak jarang mereka mendirikan perkumpulan orang-orang kaya dari satu apartemen. Orang tuaku salah satu dari mereka.
Saking banyak dan bervariasi orang-orang yang tinggal di dalam apartemen, Walikota kami sampai mengubah nama awal bangunan itu menjadi Furhouse. Tidak ada lagi apartemen, yang ada Furhouse, Future House.
Secara teknis aku punya banyak teman dari kalangan masyarakat berada tapi aku ragu mereka akan membantuku setelah mendengar stigma buruk tentangku.
Jadi datang ke Mamat adalah pilihan yang tepat. Aku bertemu dengannya saat pkl smp. Mamat adalah anak yang baik hati, tidak jarang dia dimanfaatkan oleh teman kelasku. Mamat yang baik hati tertipu oleh lidahku yang telah membusuk sejak benda ini muncul.
Apakah aku merasa bersalah? Tentu saja. Tapi sejak berurusan dengan Shira aku belajar kalau kita tidak boleh menilai orang hanya dari sampulnya saja. Bisa saja Mamat sama seperti Shira, makhluk bermuka dua.
Mamat mengajakku menginap di rumahnya seperti yang sudah aku perkirakan. Keluarganya sangat baik, mereka menyambutku dengan senyuman, Mamat meminjamkan bajunya, Kakak perempuan Mamat memberikan handuk padaku dan menyuruhkan membilas badan dengan mandi, sedangkan ibunya mendesakku untuk mandi dengan cepat kalau tidak ingin ketinggalan makan siang. Yang tidak ada hanya ayahnya.
Bagian yang terbaiknya adalah mereka tidak bertanya apa yang terjadi.
Setelah mandi aku bergegas pergi ke ruang tamu untuk makan siang.
Setelah makan Mamat mengajakku ke kamarnya, dia sudah menyiapkan kasur tambahan untukku mengistirahatkan tubuhku. Melihat kasur empuk di depan mata aku pun kehilangan kendali dan langsung membanting badan ke sana.
Mamat mulai bertanya soal ayah dan ibuku. "Apa kau sudah mengabari kedua orang tuamu? tidak mungkin anak di bawah umur disidang ulang tanpa didampingi oleh orang tua."
"Sejak awal anak dibawah umur dipenjara selama 5 tahun saja sudah aneh. Jadi tidak aneh kalau aku disidang tanpa didampingi oleh orang tuaku."
Kebohongan ini harus aku pertahankan hingga besok pagi. Selain itu, melalui Mamat aku mungkin bisa mendapatkan informasi penting terkait hilangnya ayah dan ibuku.
Aku bicara dengan pelan seolah sedang meratapi kesedihan guna memanipulasi psikis Mamat. "Mat, sebelum dipenjara aku mengalami banyak kejadian aneh. Sudah lama aku ingin memberitahu hal ini, tapi aku khawatir kau menganggapku gila."
"Shira yang selama ini kita kenal baik dan polos, sebenarnya adalah seorang lacur yang menjual tubuhnya untuk memperkaya diri. Terakhir aku bertemu dengannya dia sedang bersama tiga pria berkulit hitam,"
Aku menceritakan semua yang telah terjadi pada Mamat. Lalu di akhir aku berkata seperti ini padanya. "Keluargaku adalah orang terpandang di kota, meskipun begitu kami disingkirkan dalam waktu satu minggu. Apa semua ini salahku? apa semua ini terjadi karena aku melabrak Shira waktu itu? sepertinya tiga pria yang bersama Shira adalah pelaku yang sebenarnya. Mereka yang membuat Shira memfitnahku sehingga aku dibuang ke penjara. Aku-"
PLAKK..!!
Mamat menampar pipiku,
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments