Teman-teman Arkan yang lain langsung tertawa riuh, tiba-tiba saja Livia masuk ke kantin. Saat melihat ada Arkan dia pun langsung mendekati Arkan.
"Hai, Arkan. Muka kamu itu bekas kemarin berantem ya? Udah diobatin? Kasian, gantengnya berkurang," kata Livia.
Berbanding terbalik saat Arkan melihat Kamila. Saat melihat Livia ia malah menatap sinis tanpa senyum sama sekali.
Semua orang di sekolah juga tahu
kalau sifat Livia kurang baik. Ia sombong dan juga sering mencari masalah dengan teman yang lain. Walaupun Arkan suka jahil tapi dia juga pilih-pilih. Dia tidak mau
menggoda Livia dan membuat gadis itu nanti salah sangka lalu besar kepala dan berkata Arkan memberinya harapan palsu.
"Duh, Liv kalo si Arkan mah mau biru mau nggak dia mukanya emang udah begitu. Beda sama gue yang turunan sultan gantengnya," kata Bastian.
"Atau sama gue aja deh, Liv. Si Arkan gak romantis ... beda sama gue yang bakalan bucin kalo sama pacar," kata Kean ikut menggoda Livia.
"Ogah?!"
Livia hanya menanggapi dengan dingin godaan teman-teman Arkan. Dia merasa sangat kesal, Arkan yang ia tuju malah teman-temannya yang menggoda.
Saat mereka sedang menggoda Livia ada ribut-ribut di meja Kamila, Arkan langsung bangkit tapi dihalangi oleh Livia namun Arkan langsung menggeser Livia dan bergerak menuju Kamila.
BRUK!
"Kamilaa!"
Tiba-tiba saja terdengar lagi keributan yang makin ramai dari meja tempat Kamila dan Naya duduk.
"Kamu mau ke mana?" tanya Livia.
"Minggir, gue mau lewat," kata Arkan dengan dingin.
Hal itu tentu saja membuat Livia kesal setengah mati. Livia kesal menatap Kamila dengan tatapan permusuhan.
Arkan mendekati meja Kamila ternyata gadis itu pingsan.
"Mil!"
"Kok bisa pingsan?" tanya Arkan kepada Naya.
"Ya gue nggak tau, tiba-tiba aja pingsan. Masa gue yang bikin dia pingsan?" jawab Naya sewot.
Arkan berusaha menyadarkan Kamila menepuk-nepuk pipinya tapi gadis itu tetap tidak sadar.
"Mil bangun Mil, lo kenapa?" tanya Arkan sedikit khawatir.
"Kamila!"
Arkan menepuk-nepuk pipi Kamila tapi gadis itu tetap tidak ada pergerakan.
Karena Kamila tak juga sadar, Arkan pun langsung menggendong Kamila membawanya ke UKS. Arkan memperhatikan wajah Kamila, ada debaran aneh saat melihat wajah Kamila dari dekat.
Arkan langsung menggelengkan kepalanya.
Wajah Kamila terlihat sangat kelelahan entah apa yang gadis itu lakukan jika di rumah.
"Eh kenapa ini Arkan?" tanya dokter yang ada di uks.
"Saya gak tau Dok tiba-tiba pingsan!" jawab Arkan lalu membaringkan Kamila di atas
brankar.
"Jangan-jangan kamu jailin yah," tuduh dokter itu yang memang sudah tau bagaimana jailnya Arkan.
"Dokter suka bercanda deh saya juga kalo mau jail liat-liat dulu!" kata Arkan.
"Kali aja kan."
Dokter jaga yang bertugas di UKS pun segera memeriksa Kamila.
"Gak usah khawatir temen kamu ini kayaknya cuman kurang tidur sama kecapean, sebentar lagi juga sadar," kata dokter jaga.
Arkan bernafas lega bagaimana bisa Kamila pingsan.
"Baik, terima kasih banyak kalo begitu, Dok," kata Arkan.
"Cewe kamu yah?" tanya dokter jaga itu kebetulan laki-laki.
"Dokter sok tau, udah deh Dokter ke kantor aja sana," ujar Arkan membuat dokter itu tertawa.
Dokter itu keluar dari uks, setelah dokter keluar, Arkan pun menyelimuti Kamila, tetapi tanpa sengaja Arkan melihat ada luka cakaran di tangan Kamila dan juga
memar di keningnya, tangan Arkan terulur untuk melihat cakaran di tangan Kamila.
"Kok ada banyak luka' batin Arkan bertanya-tanya.
"Eh, lo ngapain pegang-pegang Kamila?!"
Belum sempat Arkan melihat luka itu lebih jauh tiba-tiba saja Naya masuk dan memelototi Arkan.
"Eh, lo nggak liat? Gue mau nyelimutin temen lo? Lo ngapain di sini?" tanya Arkan.
"Ya gue mau temenin Kamila, lah"
Arkan menggelengkan kepalanya.
"Gak ada apaan, yang bawa dia ke sini kan gue jadi gue yang mau temenin dia. Gue mager belajar, lo ke kelas aja sana." Arkan mengusir Naya membuat Naya mendelik sebal.
"Enak aja dia kan temen gue," balas Naya.
"Oh gitu, yaudah sana gendong gih temen lo," kata Arkan.
"Gila lo, mana kuat gue!" jawab Naya merasa kesal.
"Yaudah sana ke kelas ngapain lo di sini, huss.. Husss."
"Sialan lo pikir gue kucing!" kata Naya.
"Nih makanan buat Kamila dia tadi belum sempet makan. Pagi juga kayaknya dia belum sarapan." Naya memberikan makanan yang tadi dia beli sebelum ke uks.
Arkan menerima makanan itu.
"Udah sana ke kelas ribet lo!"
Merasa sia-sia berdebat dengan Arkan, Naya pun menghentakan kakinya dan melangkah pergi dari ruangan itu.
Arkan pun kemudian menarik sebuah kursi dan duduk di dekat ranjang Kamila menjaga gadis itu sambil bermain game.
Tak lama kemudian mata Kamila pun terbuka perlahan.
"Eh, kok lo di sini? Gue di mana?" kata Kamila.
"Udah sadar lo? Harusnya lo makasih sama gue tadi lo pingsan cuman gue yang kuat angkat lo ke sini" kata Arkan.
"Dih lo pikir gue seberat apa," ujarnya.
"Lo baru sadar Mil udah ngegas aja, tadi pagi lo cuekin gue giliran sekarang gue yang bawa lo ke uks!" kata Arkan dia meletakan ponselnya ke dalam saku.
"Eh, gue nggak minta lo tolong kok, emangnya lo doang yang bisa angkat gue," kata Kamila kesal.
"Lah, buktinya yang ada di sini gue. Harusnya lo senyum ke gue trus say thanks. Ini malah ngamuk-ngamuk gak jelas," kata Arkan.
Kamila yang merasa kesal kepada Arkan hanya bisa mencebikkan bibirnya kesal.
"Sialan, mimpi apa gue digendong sama dedemit kayak lo," kata Kamila.
"Alah, mana ada demit seganteng gue. Lo aja sampe tergila-gila kan sama gue," kata Arkan sambil mencolek dagu Kamila.
"Najiis!"
Arkan terkekeh saja saat Kamila mengusap dagunya yang dicolek oleh Arkan.
Arkan membuka sterofoam tempat makanan yang ada di atas meja.
"Makan Mil lo belum makan kan? Atau mau gue suapin?" tanya Arkan menyendokan nasi ke sendok dan mengarahkan ke mulut Kamila.
"Gue gak mau makan," jawab Kamila sambil menggelengkan kepalanya.
"Yaudah gue aja," kata Arkan dia menyuapkan nasi itu ke dalam mulutnya.
"Enak Mil, lo gak mau?" Kamila tetap menggelengkan kepalanya.
Krukk.. Krukk..
Arkan sudah tertawa terpingkal-pingkal saat mendengar Suara perur Kamila.
"Alah alesan aja lo! Makan nih!"
Arkan memaksa Kamila makan membuat mulut gadis itu terbuka saat Arkan menempelkan sendok di bibirnya.
"Enak kan? Ngeyel sih!" kata Arkan dia kembali menyuapkan nasi ke dalam mulut Kamila.
Kamila langsung mengambil sendok dan makanan itu dari tangan Arkan.
"Gue bisa makan sendiri!" kata Kamila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments