"Lo mau sampe kapan di situ, ujan udah reda, lo gak mau balik? Lo masih mau nongkrong di sini?" tanya Arkan iseng kepada Kamila.
Setelah hujan reda, Arkan pun mengajak Kamila untuk pulang. Gadis cantik yang mnasih merasa dongkol itu hanya mengerucutkan bibirnya.
"Lo gak usah manyun begitu, lo berharap gue cium kan? Ujan nih jangan bikin gue pengen merawanin lo yah," kata Arkan sambil menaik turunkan alisnya menggoda Kamila.
"Mulut lo kalo ngemeng suka gak disaring!" kata Kamila sebal dia bergegas mendekati motor Arkan lalu naik ke atasnya.
Arkan melihat Kamila dari spion dia mengulum senyumnya.
"Mil, kawin yu!" la merasa gemas melihat bibir mungil Kamila itu.
Plak..
Kamila memukul kepala Arkan yang tertutup helm.
"Kawin-kawin pala lo kawin, kawin sana sama kucing," kata Kamila sebal.
"Sumpah sih nyesel gue nebeng pulang sama lo, gak mau gue kayak gini lagi," ujar Kamila dia menggerutu kesal.
"Kucing mah hewan Mil gak enak, kalo lo kan.."
"Gue apa?!"
Arkan melihat Kamila dari spion gadis itu sedang melotot kepadanya sambil bersidekap dada.
"Enggak, lo cantik!" kata Arkan.
"Gak baper gue digodain sama playboy cap sendal bekas kayak lo," jawab Kamila.
"Mil--"
"Anjir lo Arkan ngoceh aja, diem kenapa, sumpah gue nyesel banget balik sama lo!" kata Kamila benar-benar kesal.
Arkan tertawa dia senang sekali mendengar nada kesal dari gadis itu.
"Nyesel atau nyesel, coba kalo tadi gue gak ada di sana, lo mau digodain sama preman-preman tadi? Mukanya serem gitu tua lagi mending lo sama gue yang gantengnya tiada tara ini, Aliando juga kalah!"
Kamila mencebikan bibirnya kesal dia melihat Arkan menaik turunkan alisnya dari spion.
"Najis!"
"Dih biarin nanti lo suka sama gue, siapa sih yang bisa nolak pesona gue!" kata Arkan sambil mengedipkan sebelah matanya.
Melihat tingkah tengil Arkan, Kamila hanya mencibir kesal.
"Kalo nggak nanggung, gue males lo anter pulang," katanya sambil bersidekap dada dengan wajah malesnya.
"Jangan gitu Mil, gue kan mau anter lo sekalian mau ketemu sama calon mertua, gue mau memperkenalkan diri sebagai calon menantu idaman," kata Arkan dengan
percaya dirinya.
"Kalo udah di restuin kan enak Mil, kita nikah terus kawin deh!"
Plak...
Kamila langsung memukul bahu Arkan dengan kesal.
"Sial! Mimpi apa gue semalam sampe bisa boncengan sama makhluk nggak berakhlak, otak mesum kayak lo!" seru Kamila kencang tepat di kuping Arkan.
Tetapi, dasar memang bandel, Arkan hanya tertawa keras meski kupingnya sakit juga diteriaki oleh Kamila.
"Udah, jangan terlalu benci sama gue, Mi. Nanti tau-tau lo malam pertama sama gue bisa malu lo," sahut Arkan.
"Najiis! Gue ogah juga punya laki modelan setan kayak lo!"
"Beneran? Kalo gue nanti punya pacar jangan cemburu ya?" pancing Arkan sambil melihat Kamila.
"Sial!" maki Kamila.
"Pacar lo udah segudang tuh!" kata Kamila lagi.
Arkan hanya tertawa dengan keras. Dia sangat suka menggoda Kamila yang cepat kesal.
"Mil--"
"Arkan diem gak lo gue geplak pake panci tau rasa!" ancam Kamila membuat Arkan terkekeh.
Tak lama kemudian, mereka pun tiba di halaman rumah Kamila. Jangan tanya darimana Arkan tahu alamat rumah Kamila. Bagi seorang Arkan hanya sekedar alamat rumah itu soal kecil.
"Sudah sampai tuan puteri Kamila!" ujar Arkan dengan sopan ala-ala pangeran kerjaan.
Kamila pun segera turun dari boncengan. Tanpa mengucapkan terima kasih ia segera berlari masuk.
"Eh, gue nggak diajak masuk dulu ketemu camer!" seru Arkan membuat Kamila menoleh dan memelototkan mata indahnya.
"Mil, ini gue beneran gak di ajak masuk dulu? Ngeteh gitu Mil, lo sama calom suami gitu bener," teriak Arkan.
"Bacot Arkan!" Kamila menaikan jari tengahnya dan itu membuat Arkan tertawa.
Gadis cantik itu tidak peduli dengan Arkan, dia langsung masuk ke dalam rumah. Arkan terkekeh melihat Kamila menutup pintu rumahnya.
"Sabar yah Cup, hari ini belum beruntung ketemu camer, lain kali kita coba lagi," kata Arkan sambil mengelus motornya.
Ucup! Ya itu nama motor kesayangan Arkan entah apa yang membuat dirinya menamai motor itu dengan nama Ucup.
Arkan tertawa kecil setelah itu Arkan pun langsung memacu motor kesayangannya pulang ke rumah. Arkan kembali ke rumah dengan basah kuyup diiringi tatapan
memicing dari sang ibu.
"Ya ampun kamu ini Arkan, udah tau ujan kenapa di terobos aja sih, emang gak bisa neduh dulu?" omel Alisha sambil mengambilkan handuk kering.
Arkan tertawa kecil.
"Iya maaf deh, Bundaku Sayang. Tadi aku abis anter temen pulang, kasian dia nggak
dapet bis. Jadinya aku anterin dia dulu, eh dia jalan ujan," jawab Arkan dengan manis sambil mengecup pipi Alisha.
"Anter temen? Ya emang anter temen nggak bisa neduh dulu, apa? Aneh banget deh kamu itu. Nanti kalau kamu sakit bunda juga yang repot," kata Alisha lagi.
"Tadi aku gak nemu tempat berteduh, Ibunda Ratu tercinta," kata Arkan.
Alisha menghela nafasnya, Arkan itu seperti Marvin selalu saja menjawab apa pun yang Alisha katakan.
"Emang yang kamu anter itu cewe atau cowo sampe gak mau neduh dulu?" tanya Alisha kepada Arkan tersenyum kepada ibunya itu.
"Bunda kepo yah!" kata Arkan menggoda ibunya.
"Ih kamu orang Bunda nanya juga!" kata Alisha sambil mencubit kecil tangan Arkan.
Arkan tertawa dia melepas kemeja seragamnya lalu memberikan kepada ibunya.
"Jadi cewe atau cowo? Kamu punya pacar yah," tuduh Alisha membuat Arkan tertawa lagi.
"Enggak tau Bund!" jawab Arkan asal sambil berlalu ke kamarnya.
"Eh."
Alisha hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan anak sulungnya itu.
"Anak aneh, masa nganter temen sendiri bilang gak tau temennya itu cewek atau cowok," kata Alisha sambil membawa kemeja seragam Arkan yang basah ke tempat cucian.
Sementara itu, di kamarnya Arkan langsung masuk ke kamar mandi dan mengisi bathtubnya dengan air hangat. Sambil bersiul- siul pemuda itu pun berendam dan
membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai, ia langsung memakai pakaian dan duduk di dekat jendela sambil menyalakan sebatang rokok. Arkan memang paling suka duduk dekat jendela jika ia sedang merokok, karena jika kebetulan sang ibu masuk ia bisa segera
menyembunyikan rokok itu.
Ceklek!
Tiba-tiba saja gagang pintu terdengar ditarik, Arkan pun bergegas menyembunyikan rokoknya. Tetapi, ternyata yang masuk adalah sang ayah yang hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat
kelakuan sang anak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments