"Kamila, Arkan, kalian saya hukum berdiri di lapangan bendera dan hormat ke bendera selama satu jam. Tidak ada yang boleh
menurunkan tangan sebelum saya perintahkan," kata Pak Burhan dengan kesal karena mereka terus berdebat.
Akhirnya Kamila dan Arkan pun melangkah keluar ruangan menuju ke lapangan bendera. Kemudian, mereka pun mau tidak mau hormat ke arah bendera, di tengah sinar matahari pagi yang mulai sedikit memanas.
"Semuanya gara-gara lo, coba kalau lo ngikutin omongan gue dan balik ke kelas. Kita pasti gak bakalan dihukum kayak gini, tau! Gue kalo deket sama lo sial mulu," kata Kamila dengan kesal.
"Loh, kok gue? Kan lo sendiri yang nyamperin gue ke kantin. Lagian gue gak pernah minta kok lo temenin di kantin. Gue bisa makan sendiri, abis makan gue paling balik ke kelas. Lo aja yang aneh, emang dasarnya lo tuh suka kan sama gue. Udah deh kalau cinta ya cinta aja ... lo gak usah
deh pura-pura gitu, pura-pura nggak
suka sama gue," kata Arkan dengan
pedenya.
Dia melirik Kamila yang menatapnya kesal.
"What? Gue? Suka? Sama lo? Gue masih waras, gue gak pernah suka sama berandalan kayak lo!" ujar Kamila ketus sedangkan Arkan hanya nengulum senyum.
"Terus kalo lo gak suka sama gue kenapa tiap ada gue lo selalu nyamperin gue?" tanya Arkan.
"Ya karena lo biang rusuh, gue gak tau gue punya dosa apa sampe gue harus satu sekolah sama makhluk tengil berandalan kayak lo," maki Kamila sewot.
"Mil-Mil, tengil-tengil gini lo suka kan sama gue, mau taruhan gak Mil kalo sebenernya lo itu suka sama gue," kata Arkan sambil menaik turunkan alis matanya.
"Cuman manusia gila yang mau taruhan sama manusia otak separo kayak lo!"
Arkan terkekeh dia senang sekali menggoda Kamila gadis itu cepat sekali emosi sama seperti ibunya.
"Otak gue full Mil, full gak pernah dipake," kata Arkan.
Kamila tidak menjawab lagi, ia langsung membuang muka sambilmengerucutkan bibirnya. Rasanya kesal sekali dengan kelakuan Arkan ini.
Brakh...
Tiba-tiba saja dari luar pagar sekolah terdengar suara gaduh. Arkan melihat ada segerombolan orang datang sambil membunyikan motornya kuat-kuat.
la yakin saat ini sekolahnya diserang tapi Arkan tidak tahu siapa mereka. Kamila yang melihat hal itu mulai panik dan ketakutan. la cemas melihat gerbang sekolah ditendang-tendang oleh segerombolan anak muda.
"Arkan itu siapa? Mereka bajunya item-item gitu nendang-nendang pager lagi" kata Kamila.
"Ya gue mana tahu, emang gue Tuhan, yang bisa tau semuanya," kata Arkan.
Tapi wajah Arkan pun dalam mode siaga dan serius Dia sangat yakin, jika hal ini berbahaya.
"Ish gue ser---"
"Diem Kamila!" tegur Arkan.
Arkan memperhatikan wajah-wajah itu tapi dia tidak yakin. Kamila terkejut saat Arkan
sedikit membentaknya dia tau kali ini Arkan sedang tidak mode tengil.
Arkan memegang tangan Kamila.
"Ayo kita lari, jangan di sini. Bahaya buat lo."
Saat Arkan hendak menarik tangan Kamila Arkan melihat teman-temannya dengan senjata di tangan mereka bertuliskan
GRAVENDAL, anak-anak GRAVENDAL semua berlari ke arah Arkan.
Anggota GRAVENDAL memang banyak, ada juga yang dari kelas 1 dan kelas 2. Teman-teman Arkan yang satu kelas juga mendekat ke arah Arkan.
"Bro, itu anak-anak Black Lion, mereka nyerang sekolah. Katanya kemaren ada anak sekolah ini yang war sama anak-anak Black Lion. Jadi mereka nggak terima," kata Bastian saat sudah ada di depan Arkan.
"Eh. Ada Mila, Halo Neng Mila!" sapa Kean kepada Kamila.
"Nyengir lo!" jawab Kamila membuat Kean tertawa.
"Terus sekarang gimana?" tanya Arkan.
"Kayaknya mereka mau balas dendam Bang, gue denger dari anak kelas gue tadi!" saut Sean.
"****... Kamila," panggil Arkan.
"Iyah," jawab Kamila dia sedang tidak bercanda sejujurnya dia takut melihat Arkan dalam mode serius.
"Lo bawa anak-anak yang lain ke lantai tiga biar gue sama anak-anak GRAVENDAL yang halangin mereka buat masuk ke sekolah," kata Arkan kepada Kamila.
la merasa khawatir, karena gerbang sekolah sudah didobrak oleh anak-anak itu. Bastian, Kean, dan Sean hanya tertawa-tawa.
Mereka sih senang-senang saja diajak tawuran, memang hobinya berantem.
"Tapi lo gimana? Nanti lo kenapa-kenapa!" ujar Kamila spontan terlihat ada raut khawatir di wajahnya.
Senyum tengil Arkan tiba-tiba mengembang.
"Gue? Aman Sayang!" kata Arkan sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda Kamila.
"Najis!" Arkan tertawa kecil.
"Udah sana Kamila nanti lo kena imbasnya, jangan turun sebelum situasi aman!" kata Arkam serius kepada Kamila.
"Tapi Arkan, kalian ikut berlindung aja biar guru-guru yang nyelesain semuanya," kata Kamila lagi Arkan menghela nafasnya.
Arkan lupa kalo gadis itu sangat keras kepala. Arkan memegang pundak Kamila.
"Kamila! Ini urusan anak-anak cowo lo berlindung bawa yang lainnya gue yakin guru-guru udah nelpon polisi sekarang gue sama yang lainnya tinggal ngalihin mereka biar gak masuk sekolah," katanya.
"Sekarang lo pergi!"
Arkan dan teman-temannya pun langsung berlari ke depan gerbang, Arkan saat mode serius memang sangat tampan tapi siapa sangka dibalik wajah itu ada Arkan yang
tengil selalu memancing emosi Kamila.
"Mau ngapain lo?" tanya Arkan kepada salah satu dari mereka.
"Gue gak berurusan sama lo Arkan, ketua Gravendal, gue mau bales dendam salah satu anak Black Lion babak belur gara-gara anak sekolah lo!" kata Salah satu yang
Arkan tebak itu ketuanya.
"Itu urusan lo, gak ada kaitannya sama sekolah lo dateng-dateng ngerusuh cakep lo begitu," saut Kean dengan tengilnya.
"Alah bacot lo semua?!"
Bugh...
Brakh.
Arkan yang sudah tau ini akan terjadi langsung melawan dan perkelahian pun terjadi, mereka saling sikut, saling tonjok satu lawan satu.
Bahkan, ada beberapa anak dari sekolah lain yang membawa senjata. Tetapi bukan Arkan namanya kalau dia tidak jago beladiri.
Arkan menendang senjata yang ada di tangan mereka, Arkan mengambilnya dia menodongkan pisau itu.
"Bawa pasukan lo mundur atau gue colok mata lo pake ini!" ancam Arkan dengan wajah garangnya.
"Cih... Gue gak takut Arkan!'
"ARKAN AWAS?!"
BUGH....
"****.."
Arkan terkejut saat ada yang memukulnya dari belakang, Arkan melihat ke belakang.
Dan...
Bugh...
Orang yang tadi di ancam oleh Arkan langsung meninju wajah Arkan, darah mengalir di sudut bibirnya. Arkan terkekeh lalu mengusap sudut bibirnya yang berdarah lalu tersenyum dengan smirknya.
Brakh...
Arkan menendang perut orang itu hingga dia terdorong kencang ke belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments