"Udah, gak usah ngumpet. Ayah udah tau kok kalau kamu ngerokok. Lanjutin aja," kata Marvin dengan santai.
Arkan hanya cengegesan, Ayahnya itu memang paling pengertian.
"Nih, Bunda kamu buatin teh anget, minum dulu nanti masuk angin," kata Marvin sambil mengulurkan segelas teh hangat kepada putra kebanggannya itu.
"Terima kasih Ayah!" sahut Arkan.
Pemuda itu meraih gelas berisi teh hangat dan langsung menyesapnya sehingga tubuhnya kini terasa begitu hangat.
"Teh buatan Bunda memang selalu enak, apa lagi minumnya abis keujanan gini," kata Arkan sambil tertawa kecil.
"Makanya, kalo anter pacar kamu pulang berteduh dulu," kata Marvin sambil duduk di dekat putranya itu. Arkan menatap sang Ayah.
"Ayah kok tau kalo aku abis anterin cewek
pulang?" tanyanya.
Marvin hanya tertawa sambil menepuk bahu sang putra.
"Kamu pikir Ayah gak pernah muda? Ayah juga pernah jatuh cinta, pernah muda, pernah bandel juga," kata Marvin.
"Kirain Ayah langsung jreng setua ini," ledek Arkan.
Pletak!
Marvin menjitak dahi Arkan dengan tangannya.
"Sembarangan aja kalo ngomong. Ngomong-ngomong ceweknya cantik gak? Kalo gak cantik gak usah dikejar. Ayah dulu gak pernah pacaran sama cewek jelek. Bundamu aja dulu primadonanya sekolah," kata Marvin dengan bangga.
"Ya kan Ayah emang gak pernah pacaran, Bunda pacar pertama Ayah!"
Marvin tertawa mendengar perkataan putranya itu.
"Iyah sih, tapi tetep aja kamu harus banyak berjuang kalo mau dapetin cewe kayak Bunda kamu! Tapi Ayah yakin gak ada yang bisa nolak kamu, secara Ayahnya juga
ganteng!" kata Marvin dengan percaya diri.
Arkan hanya tertawa, seandainya saja sang Ayah tahu bagaimana jutek dan galaknya Kamila.
"Dia cantik Ayah, tapi galak banget dia kalo ketemu aku langsung darah tinggi," kata Arkan.
"Hahaha ...cantik tapi galak, berarti dia istimewa," kata Marvin.
"Biasa aja, aku suka aja godain dia Ayah, dia lucu kalo lagi marah apalagi dia orangnya cepet kesel sama kayak Bunda," jawab Arkan sambil tertawa di akhir.
Marvin tertawa lalu menghela napas panjang sambil menatap sang putra. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, saat ini Arkan sudah tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan gagah.
Marvin merasa seperti melihat dirinya sendiri ketika muda di dalam diri Arkan.
"Oiya sebentar lagi kamu lulus sekolah, belajar yang bener!" ujar Marvin.
"Aku belajar kok Ayah, cuman kadang suka ngantuk aja gitu," jawab Arkan sambil cengengesan.
Marvin menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Jangan berantem terus dan bikin Bunda kamu susah. Kalau bukan kamu, siapa nanti yang bakalan nerusin perusahaan Ayah?" kata Marvin.
"Masih lama, Yah. Aku kan juga harus kuliah dulu, masa lulus sekolah mau langsung pegang perusahaan Ayah," kata Arkan.
"Ya seenggaknya nanti waktu kamu kuliah kamu udah mulai masuk ke kantor bantuin Avah. Jadi, kamu ngerti seluk beluk perusahaan. Siapa aja rekan bisnis Ayah. Kalau udah waktunya kan enak. Ayah gak usah ajarin kamu lagi," kata Marvin.
Arkan menghela napas panjang lalu mengembuskannya perlahan. Sebenarnya ia tidak terlalu tertarik dengan dunia bisnis. Tetapi, dalam hal ini Ayahnya benar. Jika
bukan dia siapa lagi yang akan mewarisi perusahaan sang Ayah?
"Iya, Ayah. Aku janji bakalan mulai belajar tentang perusahaan Ayah," jawab Arkan.
Marvin tersenyum senang,
.
"Nah gitu dong, Ayah titip pesan Arkan,
jangan berantem yang berlebihan apalagi sampe main senjata, kalo kamu celakain anak orang terus urusannya hukum gimana? Itu bisa diatur sebenernya tapi kalo kamu yang celaka gimana? Kamu gak kasian sama Bunda?" kata Marvin lagi.
Arkan menghembuskan nafasnya lelah.
"Aku gak akan berantem kalo gak dipancing Ayah, aku juga gak mau buat Bunda marah atau sedih tapi kadang manusia di luar sana kalo kita gak pake kekerasan gak akan paham kalo di kasih tau pake bahasa manusia!"
"Aku gak bisa diem aja, aku bakalan ngelakuin apa pun kalo kaitannya sama Bunda!"
Marvin tersenyum, Arkan itu memang dirinya versi muda tapi Arkan lebih parah Arkan bisa saja bertarung sampai titik darah penghabisan.
"Iyah Ayah tau, tapi kamu juga harus ingat keselamatan kamu sendiri Arkan, Ayah gak ngelarang kamu, karena kamu laki-laki, kamu pasti bisa jaga diri tapi inget Bunda gak suka kamu terluka Arkan!"
Arkan menghela nafasnya dia menghembuskan asap rokok dari mulutnya ke udara.
"Aku gak peduli dengan diri aku Ayah, aku sayang Bunda seperti yang Ayah ajarkan ke aku, aku harus bantu Ayah jadi pelindung keluarga, aku harus ngelindungin orang yang aku sayang! Aku bukan gak tau kalo
keluarga kita punya banyak musuh."
"Aku bisa aja bunuh mereka kalo mereka berani nyentuh orang yang aku sayang!"
***
Pagi itu tidak seperti biasanya Arkan datang pagi ke sekolah. Tentu saja, ia bisa tepat waktu karena Alisha memaksanya bangun dan seperti biasa Arkan tidak akan mampu berkutik jika sang bunda sudah
bersuara.
"Gue curiga nih kalo bentar lagi ada badai, tumben lo dateng pagi biasanya langganan nulis nama di ruang Bk," kata Bastian.
"Pala lo badai, biasa Bunda yang bangunin lo tau sendiri gimana nyokap gue kalo gak diturutin," jawab Arkan sambil mematikan rokoknya.
"Anak yang penurut!" ujar Bastian sambil menepuk-nepuk kepala Arkan.
"Sialan lo!" maki Arkan.
Bastian ingin meledek Arkan tetapi bel sudah berbunyi dan pelajaran pun dimulai. Jika anak-anak yang lain sibuk belajar
tidak demikian dengan Arkan. Beberapa kali ia menguap dan mengucek matanya. Arkan menguap saat di kelas dia benar-benar mengantuk.
Memang ia tidak biasa bangun pagi dan selalu tidur larut malam. Itulah sebabnya ia merasa sangat ngantuk sekali pagi ini.
"Arkan! Saya tau kalo kamu emang nakal dan sulit diatur, tapi karena pagi ini mood saya sedang bagus sekarang kamu pergi ke toilet cuci muka sana biar gak nguap terus saya nanti ketularan ngantuk!" seru
Pak Yusuf, guru kimia mereka.
Pak Yusuf itu terkenal killer dan biasanya beliau tidak akan membiarkan siswanya tidak memerhatikan pelajarannya. Tapi,
pagi ini mood lelaki berusia tiga puluh
empat talhun itu rupanya sedang baik. la tidak langsung menghukum Arkan melainkan menyuruh pemuda petakilan nan tengil itu mencuci mukanya.
"Wih Bapak baik deh, berarti saya ijin ke toilet nih?" tanya Arkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Sukaaaaa bgt lht anak lahang akur ma Ayahnya....
jarang jarang loh.... 👍☺
2023-08-23
0