Damian menarik Ains untuk masuk ke dalam pelukannya, dia pun membelai puncak kepalanya hingga ke punggung dengan sentuhan yang sangat lembut, sedangkan Ainsley juga mengeratkan pelukan itu, bahkan mengatur posisi agar mereka berdua sama-sama merasa nyaman.
Bagi Damian ini adalah kali pertama dia menjalin hubungan sedekat ini dengan wanita, hubungan yang dewasa. Bukan seperti dia bersama Helena. Bukan pula seperti hubungannya dengan Ainsley.
Selama ini Damian menganggap Ainsley adalah adiknya, seseorang yang harus dia jaga. Bahkan janji pun sempat terucap. Penyesalan terbesar Damian adalah dia tak bisa menepati janji itu, bahkan disaat dia telah berhutang nyawa. Mengingat Ainsley hidup Damian jadi tidak pernah tenang, selalu diselimuti dengan rasa bersalah yang tak berkesudahan.
Dan hanya bersama Ains lah Damian mulai menemukan apa itu arti ketenangan.
"Kamu sangat wangi," kata Damian, dia mencium puncak kepala Ains.
"Tuan juga sangat wangi," balas Ainsley, dia mencium dadda Tuan Ford dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh pria tersebut, aroma yang membuatnya merasakan ketenangan pula.
Kadang Ainsley juga masih tidak menyangka, jika dia akan bertemu dengan klien yang spesial seperti ini. Bukan hanya kaya raya, tapi Tuan Ford juga sangat tampan. Dan yang lebih menguntungkan adalah tuan Ford sangat baik, sangat lembut, memperlakukannya dengan sangat baik.
Ainsley seperti sedang mendapatkan jackpot.
Cukup lama mereka saling memeluk seperti itu, sampai terlalu nyaman dan merasa mengantuk. Ainsley bahkan tanpa sadar memejamkan matanya, sampai Damian mampu mendengar suara dengkurannya yang halus.
Damian tidak merasa terganggu sedikitpun, dia justru tersenyum saat mendapati wanitanya telah tertidur.
Mungkin sekitar 10 menit Damian tetap bertahan di sofa itu, sebelum akhirnya dia menggendong Ains dan di pindahkannya ke atas ranjang.
Damian lantas menyingkir dari sana dan menghubungi sang mama. "Mom, malam ini aku tidak pulang. Aku menginap di apartemen Aldian," bohong Damian. Dia melirik ke atas ranjang dan melihat Ainsley yang tertidur pulas.
"Baiklah sayang, kalau begitu Mommy tidak akan menunggu mu," balas mommy Jilliana. Damian memang harus selalu memberi tahu sang mommy dimana pun keberadaannya, rasa trauma tentang kehilangan di masa lalu memang masih membekas untuk semua orang, karena itulah mereka akan saling mengobati.
Saat panggilan itu terputus, Damian langsung mengubah mode ponselnya jadi diam. Tak ingin ada yang mengganggunya untuk malam ini.
Sebelum ikut berbaring di atas ranjang tersebut, Damian lebih dulu melepaskan heels yang dikenakan oleh Ains, setelahnya dia melepas sepatu dan naik ke atas ranjang tersebut.
Jika wanita ini bukan Ains dia tak akan seleluasa ini, bersama wanita yang berasal dari dunia malam ternyata sangat membuatnya nyaman.
"Tidur di tanganku," kata Damian saat dia hendak memindahkan kepala Ainsley.
Gadis yang setengah sadar itu hanya menurut, dia bahkan memeluk tubuh Tuan Ford seperti guling.
Bohong jika jiwa kelelakian Damian tidak bangkit, hanya saja dia coba mengendalikan dirinya sendiri.
Malam ini mereka tidur bersama di tempat itu.
Sampai jam 3 dini hari Ainsley baru membuka matanya dan terkejut dengan situasi ini, padahal dia harus segera pulang.
"Tuan," panggil Ainsley dengan lembut, coba untuk membangunkan.
"Tuan Ford," panggil Ainsley lagi seraya menyentuh wajah sang Tuan.
Bukannya langsung membuka mata, Damian justru memeluk pinggang Ains yang sudah duduk di sampingnya.
"Hem, jam berapa ini?"
"Masih jam 3 pagi, tapi aku harus pulang. Apa boleh?" tanya Ainsley, dia benar-benar memperlakukan tuan Ford dengan hormat, sampai keputusan atas dirinya sendiri pun dia serahkan pada pria tersebut.
"Pulang?"
"Iya," jawab Ainsley dan terdengar penuh permohonan.
Damian lantas membuka mata, menatap Ainsley yang ada di atas tubuhnya. Hubungan mereka memang masih sebatas ini, tak ada tentang kehidupan pribadi masing-masing.
"Apa yang akan kamu lakukan agar aku mengizinkanmu pergi?" tanya Damian.
"Besok kan kita masih bisa bertemu, besok masih jadwalku kerja."
"Besok bisa menginap sampai pagi?"
"Bisa," jawab Ainsley dengan cepat.
"Baiklah, kalau begitu aku akan mengantar mu pulang." balas Damian.
"Serius?" tanya Ainsley pula dan Damian mengangguk.
"Keluar dari klub ini aku tidak akan patuh ya, aku bisa memukul Tuan jika tuan macam-macam."
Damian terkekeh, tadi dia memang masih mengantuk, tapi sekarang mendadak sadar 100 persen.
"Cium dulu, baru setelahnya kita pergi," putus Damian.
Tanpa pikir panjang Ainsley langsung mencium pipi pria tersebut, tapi Damian merubahnya jadi ciuman bibir.
Makanan yang masih bersisa di atas meja benar-benar Ainsley kemas dan di bawa pulang.
Damian mengantarkannya sampai mobil itu berhenti tepat di sebuah rumah sederhana.
"Ini rumah mu?" tanya Damian dan Ainsley mengangguk.
"Lain kali saja jika ingin mampir ya? Ini bukan waktunya orang berkunjung," balas Ainsley.
Damian lagi-lagi terkekeh karena ucapan wanita tersebut.
"Ingat ini baik-baik, kamu adalah wanitaku. Jadi jangan melayani orang lain lagi," kata Damian.
"Hem, atur saja dengan pak Juan," jawab Ainsley, dia tidak ingin salah paham, jadi harus membatasi dengan kata bisnis.
Sebelum Ains turun, Damian kembali mengecup bibirnya dengan lembut. Dia masih berada di sana sampai Ains benar-benar masuk ke dalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Ney Maniez
wahhh ains cm am Damian kn gini
2024-10-27
0
andi hastutty
Penasaran bagaimana cerita selanjutnya
2024-07-31
2
himmy pratama
beri kejelasan setelah Ainsley di beli seseorang .. hanya penasaran aja kq BS ainsle sampai JD wanita malam
2024-07-05
0