WSTM Bab 6 - Helena Pedrox

5 Tahun waktu telah berlalu, tapi luka di dalam hati Damian masih belum pulih. Bahkan luka itu masih menganga belum menemukan obatnya.

Sindikat penjualan anak telah diusut habis oleh keluarga Lynford, beberapa anak masih bisa diselamatkan dalam peristiwa ledakan Bom 5 tahun lalu.

Pengusaha dan para bangsawan yang terlibat di dalamnya pun telah mendapatkan hukuman yang setimpal. Damian juga melaporkan tentang madam Cloe pada sang ayah. Kini panti asuhan itu telah musnah, anak-anak telah dipindahkan ke yayasan Kasih Abadi milik keluarganya Lynford.

Setelah 5 tahun kasus ini menjadi pembicaraan luas akhirnya berakhir dengan rasa syukur dari semua orang. Nama keluarga Lynford pun makin melambung tinggi di kota Servo.

Satu-satunya hal yang belum selesai bagi Damian hanyalah tentang Ainsleynya.

"Jika bukan karena Ainsley, Daddy tidak akan mendapatkan signal dari kami. Daddy tidak mungkin menemukan aku," ucap Damian dengan tangis yang masih keluar. Kasus ini telah ditutup secara resmi oleh pihak kepolisian, sementara Damian belum menemukan Ainsley, itulah kenapa dia masih menangis di hadapan sang ayah dan ibunya- Jilliana Lynford.

"Aku berhutang nyawa padanya, Dad," kata Damian lagi, suaranya makin terdengar lirih.

Mommy Jilliana langsung memeluk anaknya dengan erat. Dia pun tak ingin menjanjikan sesuatu yang terasa mustahil, karena setelah semua pencarian hingga kini gadis kecil itu pun belum ditemukan.

Kesedihan Damian yang berlarut-larut membuat Daddy Bastian dan mommy Jilliana merasa sangat bersedih, segala cara telah mereka lakukan untuk mengembalikan keceriaan sang anak.

Salah satunya mengenalkan Damian pada Helena Pedrox. Gadis kecil yang ciri-cirinya persis seperti yang selama ini Damian sebutan saat dia bercerita tentang Ainsley.

Tahun demi tahun pun berganti, meski rasa sakit itu masih ada, namun waktu perlahan-lahan mengikis perasaan itu jadi memori.

Kini usia Damian telah menginjak umur 20 tahun dan selama itu pula Helena selalu ada di sampingnya. Helena yang selalu ceria akhirnya berhasil membuat Damian kembali mendapatkan senyumnya.

"Selamat ulang tahun Damian, cie tambah tua," kata Helena dengan nada meledek.

Damian hanya mampu tersenyum kecil, lalu meniup lilin di sebuah cup cake yang dibawa oleh Helena. Perayaan ulang tahun yang sangat sederhana di bawah pohon rindang di taman kampus mereka.

"Aku juga punya kado untukmu," kata Helena pula dengan antusias, dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Kotak kecil berwarna biru dia berikan pada Damian. "Buka lah, sebelum teman-temanmu yang menyebalkan itu datang," kata Helena lagi, dan kali ini Damian berhasil tertawa.

Teman-teman menyebalkan yang Helana maksud adalah teman seangkatan Damian, yaitu Marcel dan Aldian. Dua pria itu sering menyebut Helena sebagai parasit karena selalu menempel pada Damian, mereka sering berdebat karena itulah Helena menyebutnya teman-teman yang menyebalkan.

"Apa ini?" tanya Damian dengan suaranya yang kini mulai terdengar berat, makin dewasa dia makin tampan saja, bahkan di kampus mendapatkan judulnya The Most Wanted, pria paling dicari karena ketampanannya.

"Makanya buka," balas Helena.

Damian lantas membuka kado tersebut dan ternyata adalah sebuah jam. Damian mengambilnya dan coba memakai jam tangan itu, karena di tangan kirinya telah terpasang jam jadi dia coba di sebelah kanan, namun kemudian pergerakannya terhenti saat melihat bekas luka di tangan tersebut.

Bekas luka yang selalu membuatnya teringat akan Ainsley.

Diamnya Damian itu membuat Helena langsung paham. "Maaf jika aku harus mengatakan ini Damian, tapi mungkin peristiwa 10 tahun lalu telah membuat Ainsley meninggal," kata Helena dengan hati-hati. "Itu akan lebih baik ketimbang dia hidup sebagai budak, iya kan?" tanya Helena lagi.

Damian tak menjawab apapun, hanya membuang nafasnya dengan kasar. 5 tahun terakhir Daddy Bastian tetap mencari Ainsley tanpa bantuan pihak kepolisian, tapi nyatanya hingga kini Ainsley tetap tak bisa mereka temukan.