Steven baru saja selesai joging. Setiap Minggu pagi dia tidak pernah absen berkeliling di sekitaran komplek.
Sepulangnya dari joging , ternyata dia sudah ditunggu oleh dua orang sahabatnya. Membuat Steven berpikir apakah kedua anak itu tidak memiliki pekerjaan lain , sampai bertamu di pagi buta seperti ini .
" Kalian berdua tidak punya jam dirumah?" tanya Steven sambil mendudukkan dirinya di sofa tunggal yang ada diruangan itu .
" Enak saja ... Kita nggak semiskin itu kali ," jawab Rangga dengan kesal . Apalagi dia sudah lama menunggu kedatangan Steven.
" Terus kalau kalian punya jam seharusnya kalian itu sadar , ini tuh masih pagi buta . Ngapain kalian sudah bertemu saja ?" omel Steven yang sudah seperti emak-emak.
" Lo lupa kalau sekarang kita mau naik gunung?"
" Memangnya sekarang tanggal berapa ?"
" Lihat aja sendiri !" cetus Baim dengan sinis .
" Sorry deh ... gua benar-benar lupa . Lagian kenapa kalian nggak telpon ."
" Memangnya Lo sudah buka pesan dari kita ?" sindir Baim yang melihat jika pesannya masih centang satu .
" He ...he he he he peace brothers ! Sejak semalam gua belum lihat ponsel . Tunggu bentar ya ... gua siap-siap dulu ," ucap Steven sambil beranjak dari tempat yang ia duduki.
Baim dan Rangga hanya bisa saling tatap sebelum keduanya mengendikkan bahu masing-masing.
Steven berjalan dengan cepat . Setibanya di dalam kamar dia langsung memasuki kamar mandinya. Dia membersihkan tubuhnya dengan singkat.
Setelah itu dia memakai baju, sekalian mengisi tas ranselnya dengan beberapa baju yang bisa ia gunakan untuk ganti .
Tidak lupa dia juga mengambil ponsel dan juga dompet yang ada di atas meja . Tidak ada niatan sedikitpun untuk membuka ponselnya.
Tidak butuh waktu lama Steven sudah turun dengan tas ransel di pundaknya. Rangga sama Baim tidak menyangka jika Steven bisa secepat itu .
" Lo kagak mandi ?" tanya Rangga dengan pandangan menyelidik.
" Nggak usah banyak tanya deh . Kalian sudah sarapan apa belum ?"
" Ya belum lah ," jawab Rangga dan Baim kompak.
" Kita sarapan dulu kalau begitu ," ajak Steven sambil meletakkan ranselnya di atas meja .
" Kok dari tadi kita nggak lihat om sama Tante, Steve?"
" Papa masih belum pulang dari Paris . Kalau mama ... entah . Tadi saat gua berangkat mama masih ada kok . Memangnya kalian belum bertemu?"
" Belum ."
" Oh ... mungkin saja beliau masih di kamar. Kalian tunggu di ruang makan saja dulu , biar gua lihat dulu di kamar ," ucap Steven.
Tanpa menunggu jawaban keduanya, Steven langsung meninggalkan mereka berdua . Rangga dan Baim saling pandang sejenak sebelum melanjutkan langkah mereka.
" Makanannya sudah matang bi ?" tanya Rangga yang melihat pembantu steven menyiapkan beberapa makanan.
" Sudah tuan ... Silahkan dinikmati," ucap pembantu itu dengan ramah .
" Terimakasih bi ..."
" Sama-sama tuan , maaf saya permisi kebelakang dulu ."
" Silahkan ."
Rangga serta Bima tidak langsung menyantap hidangan di depan mereka. Bagaimana pun mereka masih menunggu pemilik rumah terlebih dahulu.
" Loh ... Kok pada diam ," ucap Kiara memecah keheningan.
" Malu dong Tan, " jawab Rangga.
" Vani kirain kak Rangga sudah nggak punya malu lagi , " ejek Stevani yang berjalan disamping sang kakak .
" Dek... Maaf ya Ga , mulut putri Tante agak sensitif kayaknya ," ucap Kiara sambil menatap tajam sang putri.
" Nggak papa kok tan ."
" Ya udah kalau begitu . Sekarang kita santap makanan ini ."
Mereka pun akhirnya menyantap hidangan di depan mereka. Tidak ada pembicaraan selama makan . Semua fokus dengan makanan yang ada di piring masing-masing.
Entah itu kebetulan atau bagaimana, ternyata Clarissa jugal ketempat yang menjadi tujuan steven dan teman-temannya . Dia yang merasa boring dan menginginkan udara segar memutuskan jalan-jalan.
Awalnya Clarissa iseng bertanya pada sang sopir bus , apakah bus yang ia naiki melewati tempat yang asri . Ternyata sopir bus itu menghentikan busnya di sebuah taman .
Namun ternyata semakin masuk kedalam, taman itu terhubung dengan hutan dan perbukitan.
Awalnya Clarissa merasa ragu untuk melanjutkan perjalanan. Namun ternyata banyak kelompok pecinta alam yang ingin melakukan pendakian.
Akhirnya Clarissa tidak ragu lagi . Namun sebelum itu dia memberi beberapa perlengkapan yang tersedia di sebuah toko yang menjual berbagai barang pendakian.
Clarissa bergabung dengan kelompok pecinta alam itu . Ternyata mereka berasal dari luar kota . Bukan hanya lelaki , beberapa perempuan juga ikut dalam kelompok itu .
Clarissa berjalan paling belakang . Sesekali dia memotret sesuatu yang sekiranya asing untuknya.
" Kita istirahat dulu sebentar," ucap sang pemimpin.
Satu persatu mendudukkan diri mereka diatas tanah. Begitupun dengan Clarissa. Dia segera mengambil botol air minumnya. Dia meminumnya sedikit agar tidak cepat habis .
" Capek nggak ?" tanya salah satu cewek yang sudah akrab dengannya.
" Lumayanlah ... Kalian sering melakukan perjalanan seperti ini?" tanya Clarissa penasaran.
" Begitulah. Biasanya sih sebulan sekali ."
" Wah ... banyak dong , hutan yang sudah kalian jelajahi !"
" Nggak juga sih . Sebenarnya aku baru tiga kali ini masuk hutan ."
" Loh ... kamu bilang tadi sebulan sekali masuk hutan ," ujar Clarissa bingung.
" Betul , tapi aku memang baru tiga bulan ini ikutan ," jawab gadis itu sambil tersenyum.
" Oalah .... Kirain kamu sudah lama ikutan seperti ini ."
Setelah lima belas menit istirahat mereka kembali melanjutkan perjalanan. Jalan yang mereka lalui kali ini mulai menanjak.
Clarissa rasanya ingin menyerah dan kembali . Namun melihat semangat yang dimiliki teman-temannya membuatnya kembali bersemangat.
Ditengah perjalanan tak henti mereka bercanda . Suasana yang tadinya hening langsung ramai .
Steven dan teman-temannya kebetulan berangkat lebih awal dari mereka . Saat ini ketiganya sudah berada di puncak . Mereka membuat tenda yang sudah mereka persiapkan sebelumnya.
Mereka memang mendapatkan tambahan liburan selama dua hari. Itulah sebabnya mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan ini .
" Wah... Sepertinya sebentar lagi kita akan mendapatkan teman baru nih ," ucap Rangga dengan semangat.
" Benar , kayaknya sih jumlah rombongannya juga banyak ."
Baim membenarkan ucapan Rangga . Sedangkan Steven hanya menyimak .
" Oh iya Steve ... Lo belum buka ponsel ?" tanya Baim yang saat ini sedang membuka ponselnya.
" Belum , memangnya kenapa sih dari tadi kalian ngomongin ponsel mulu ?"
" Semalam kita kirim sesuatu buat Lo."
" Apaan?"
" Lihat aja sendiri di ponsel Lo ."
Karena penasaran, Steven langsung mengambil ponselnya yang ada didalam tas . Lalu dia membukanya.
Deg !
Hatinya terasa tersentak begitu melihat video yang dikirim oleh sahabatnya. Rahangnya tiba-tiba mengeras . Tanpa sadar tangannya meremas ponsel ditangannya.
Rangga dan Bima yang melihat itu langsung saling pandang . Mereka tidak menyangka jika respon Steven seperti itu .
" Kalian _"
Belum sempat Steven menyelesaikan ucapannya, beberapa anak mulai berdatangan. Steven pun akhirnya tidak jadi melanjutkannya. Dia menutup vidio itu dan menyimpan kembali ponselnya di dalam tas.
" Maaf ... Kita boleh gabung kan?" tanya sang pemimpin kelompok Clarissa .
" Tentu saja ," jawab ketiganya dengan kompak .
" Terimakasih."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑺𝒕𝒆𝒗𝒆𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒌𝒂𝒈𝒆𝒕 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒍𝒊𝒂𝒕 𝑪𝒍𝒂𝒓𝒊𝒔𝒔𝒂
2024-10-26
0
Ani Ani
APA yang DIA rasa
2024-05-23
1
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
2024-03-11
1