Seorang pemuda menatap nanar ponsel yang ia pegang. Ponsel yang biasanya tidak berhenti berdering kini tidak lagi seperti biasanya. Tidak ada lagi pesan beruntun yang memenuhi ponselnya.
" Lo kenapa Ris ? Kenapa Lo berubah ?" gumam Steven .
Steven mengingat semua tingkah Clarissa setiap hari . Tidak peduli dengan sikapnya yang acuh , Clarissa selalu menempel padanya .
Deg !
" Gua kenapa sih ? Bukankah ini yang gua inginkan selama ini. Common Stev... nggak usah deh Lo mikirin cewek itu ."
Steven mengacak kasar rambutnya. Pikirannya benar-benar kacau .
Steven kira Clarissa akan ikut merayakan kemenangan tim basket mereka . Ternyata hingga acara selesai Clarissa tidak tampak batang hidungnya sekalipun .
" Putra mama kenapa sih?" tanya mama Kia dengan lembut. Beliau mendudukkan dirinya disamping Steven .
Sebenarnya kia hendak ke kamarnya. Namun melihat Steven yang nampak galau , jadi dia menghampirinya.
Kiara merupakan mama dari Steven . Suaminya bernama Samuel Franklin. Dia merupakan warga kebangsaan Prancis . Setelah menikah dengan Kiara , Samuel tinggal di Indonesia.
Kiara dan Samuel mempunyai dua orang anak . Pertama Steven dan yang kedua Stevani . Selain mempunyai perusahaan di Indonesia, Samuel juga mempunyai perusahaan di Prancis.
" Nggak papa kok ma ."
Steven langsung meletakan kepalanya dipangkuan sang mama . Kia tersenyum dan mengelus rambut sang putra .
" Kirain sedang galau," goda Kiara sambil mengacak rambut steven dengan gemas.
" Nggak lah, ngapain juga Steven galau."
" Oh iya ... Bagaimana hasil pertandingannya?"
" Tentu saja berhasil, ya ... meski cuma dapat juara dua ."
" Wah .... selamat ya sayang . Akhirnya putra mama bisa memenangkan pertandingan itu . Maafin mama sama papa yang tidak bisa melihat pertandingannya," ucap Kiara dengan lembut .
" Mama tidak perlu minta maaf . Steven ngerti kok . Bagaimana keadaan Oma sekarang ?" tanya Steven menanyakan kondisi Oma nya .
" Ha ... Entahlah. Hanya doa yang bisa kita berikan untuk beliau sekarang ini ."
Kia tidak bisa melihat pertandingan itu dikarenakan menunggu sang mama yang tiba-tiba drop . Saudaranya yang tinggal di luar kota belum bisa datang . Jadi terpaksa dia yang harus stand by di rumah sakit .
Tadi saudaranya sudah datang , jadi dia bisa pulang untuk istirahat. Selain itu sang putri memintanya untuk membantu menyelesaikan tugas sekolah.
" Papa belum pulang?"
Papa Steven memang sedang berada di Paris . Ada permasalahan di perusahaan yang membutuhkan kehadirannya. Mau tidak mau dia harus pergi kesana .
Jika biasanya Kiara akan ikut kemana pun samuel pergi , tidak dengan sekarang . Kondisi mama Kiara tiba-tiba kritis . Jadi dia tidak meninggalkannya begitu saja .
" Katanya sih dua hari lagi pulang . Semoga masalahnya cepat selesai," ucap mama Kia penuh harap .
" Rindu nih ye ..." goda Steven .
" Ya iyalah ... Tidak bertemu seminggu sudah seperti setahun ."
" Cie cie... Sweet sweet!"
" Eh ... Lakok malah ngeledek mama ."
" Bukan ngeledek mama , Steven kan cuma tanya ," elak Steven sambil menahan tawanya yang ingin keluar .
Mama dan papanya memang pasangan bucin yang ia tahu . Keduanya sudah biasa bersikap romantis didepannya dan juga didepan adiknya. Steven berharap jika dia bisa seperti itu dengan pasangannya kelak.
" Ih ... Kok Vani ditinggal sendiri sih mam ," ucap Stevani yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.
" Maafin mama dek . Sudah selesai tugasnya?"
" Tinggal sedikit lagi . Mama sih ninggalin Vani sendiri ," rajuk Vani dengan cemberut .
" Sebenarnya tadi mama mau ke kamar . Namun melihat kakakmu ada disini , jadi mama kesini deh ," ucap Kiara memberi alasan
Stevani merupakan adik Steven satu-satunya. Usianya sudah lima belas tahun . Saat ini Stevani sudah kelas satu SMA. Dia juga sekolah ditempat yang sama dengan Steven .
Di sisi lain Clarissa dan Rendi sudah dalam perjalanan pulang . Perut yang lapar membuat Rendi memberhentikan motornya di pinggir jalan.
Ada berbagai macam pedagang kaki lima yang berjejeran . Meskipun belum pernah sekalipun makan ditempat seperti itu , namun Clarissa tidak menolaknya.
" Nggak masalah kan, kalau kita makan disini ? atau mau ke restoran saja ?" tanya Rendi sambil menunggu respon dari Clarissa.
" Aku sih terserah yang penting nyaman dan makanannya enak ," jawab Clarissa santai . Rendi pun tersenyum .
" Syukurlah kalau begitu . Sekarang kita lihat-lihat dulu , jika ada yang kamu suka bilang saja ," ucap rendi sambil menggandeng tangan Clarissa.
Sekali lagi hati Rendi berbunga-bunga saat tidak ada penolakan dari Clarissa.
Ada berbagai makanan yang dijual oleh beberapa pedagang. Ada penjual sate , mie ayam , bakso , Nasi goreng , martabak dan masih banyak lagi .
Clarissa menatap semua itu dengan mata berbinar. Perutnya yang lapar tambah keroncongan.
" Mau pilih apa ?" tanya Rendi setelah puas berkeliling.
" Aku mau sate sama mie ayam saja . Baunya sangat menggoda , semoga rasanya juga tidak kalah enak dengan baunya," jawab Clarissa dengan semangat. Sudah tidak sabar rasanya ingin mencicipi makanan itu.
" Baiklah... Biar aku saja yang pesankan . Kamu duduk aja di kursi itu dulu ," ucap Rendi sambil menunjuk kursi kosong yang tidak jauh dari mereka .
" Memangnya kamu nggak kerepotan?"
" Nggak lah santai saja , oke ?"
" Oke !"
Clarissa berjalan ketempat yang ditunjukan oleh Rendi . Sedangkan Rendi memesan makanan yang akan mereka santap .
Ada dua pasang mata yang sedari tadi menatap kebersamaan mereka dengan mata melotot. Mereka adalah Rangga dan Baim.
" Pantesan tuh anak sudah nggak nempel lagi sama si Stev, ternyata sudah dapat gebetan baru ," ucap Rangga tanpa melepaskan pandangannya kearah Clarissa.
Rangga dan Baim memang sedang mencari makan . Keduanya sudah biasa makan di tempat seperti itu. Meskipun mereka terlahir dari keluarga menengah keatas .
" Tapi kayaknya aku kenal deh sama tu anak ," lanjut Rangga karena tidak ada tanggapan dari Bain .
" Siapa?"
" Rendi anak IPA 2 ."
" Lo kenal ama tuh anak ?"
" Kenal sih kagak . Cuman gua tahu tuh anak merupakan salah satu anak , yang sering mengikuti olimpiade matematika."
" Standar Clarissa memang nggak pernah kaleng-kaleng. Kalau Stev tahu hal ini gimana ya perasaannya?"
" Kamu penasaran nggak?" tanya Rangga yang sudah memiliki ide jail untuk melihat apa ada sedikit saja perasaan di hati Steven untuk Clarissa.
" Penasaran apanya?"
" Gimana kira-kira respon si Stev saat melihat Clarissa jalan berdua seperti ini ?"
" Lo mau apa ?" tanya Baim penasaran.
Tanpa menjawab pertanyaan Baim , Rangga mengambil ponselnya. Kemudian merekam kebersamaan Clarissa dengan Rendi . Setelah selesai, Rangga mengirimkan rekaman itu kepada Steven .
satu menit ...
Lima menit ...
Lima belas menit berlalu , namun tidak respon apapun dari Steven . Hingga Rendi dan Clarissa selesai makan pun , belum ada balasan dari Steven .
Bagaimana mau merespon, kalau orang yang sedang dikirimi pesan lagi asyik molor . 🤣🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
aphrodite
lah capek Bang..di cuekin terus apalagi nyampe 2th lelah lah Bang
2025-01-15
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝑹𝒆𝒏𝒅𝒚 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓 𝒚𝒂
2024-10-26
0
And Rea
idiihhh
2024-09-25
0