Menikah Dengan CEO Amnesia
18
Alan melangkah lagi ke atas ranjangnya.
Lalu duduk bersandar di sandaran tempat tidur.
Kirana
Hei!
*Kirana teriak.
Tuan Muda Alan
Aku mau makan...
*Alan tersenyum.
Kirana
Ya sudah makan. Aku sudah membawa makananmu ke kamar.
Tuan Muda Alan
Aku hanya mau makan jika istriku yang menyuapinya.
Kirana
Alaaaaaaann....
*Mendesah lemah.
Akhirnya Kirana mengalah.
Ia membawa semangkup sup dan duduk samping Alan.
Kirana
Satu bulan Kirana, kamu harus tahan.
*Berbicara dalam hati.
Kirana mulai menyuapi dengan hati-hati dan lemah lembut.
Memang pembawan gadis itu selalu kalem.
Tuan Muda Alan
Enak sekali. Apakah ini masakanmu?
Kirana
Jangan bercanda, Alan.
Kau mau menghinaku ya.
Tuan Muda Alan
Sedikit asin, memang.
Kirana
Aku tidak bisa memasak, wajar jika rasanya aneh.
Tuan Muda Alan
Tidak masalah.
Asalkan itu Kirana yang memasaknya.
Semuanya akan terasa enak di lidahku.
Terima kasih. Sayang.
Kirana
Bagaimana jika aku memberi racun, akankah masakan buatanku masih enak.
*Mendengkus kesal.
Tuan Muda Alan
Tentu saja, enak.
Tuan Muda Alan
Selama mati di tanganmu. Aku rela...
*Alan tertawa.
Tidak terasa makanan sudah habis.
Kirana
Aku akan membawa piring ini ke dapur.
*Kirana kesal sendiri.
Tuan Muda Alan
Tidak usah...!
Taruh saja di atas meja.
Aku ingin bersamamu.
Tuan Muda Alan
Kirana... Menurutlah...
Alan menarik tangan Kirana.
Tuan Muda Alan
Ada hal yang ingin ku tanyakan.
Kirana
Apa?
*Akhirnya Kirana duduk di samping Alan.
Tuan Muda Alan
Apakah dulu kita selalu berdebat seperti ini.
Apa kamu selalu jutek begitu padaku?
Kirana
Iya...
*Kirana asal menjawab.
Tuan Muda Alan
Kirana...
Kenapa aku merasa bahwa hanya aku yang memiliki cinta berlebihan seperti ini kepadamu.
Kenapa aku merasa kamu tidak mencintaiku?
Kirana
Omong kosong, tentu saja aku mencintaimu.
Kirana
Duh, aku lupa kalau aku sedang jadi pacarnya.
*Berbicara dalam hati.
Tuan Muda Alan
Apa buktinya?
Kirana
Aku tidak pernah meninggalkanmu.
Itu bukti yang sangat nyata.
Tuan Muda Alan
Benar juga, otakku ini terlalu berfikir yang aneh-aneh.
Alan menarik Kirana ke dalam pelukkannya.
Gadis itu sekarang berada di dalam dekapan Alan.
Mereka berbaring di atas ranjang besar Alan.
Kirana
A ....aa ... apa yang kamu lakukan?
*Kirana ketakutan. Seumur hidup ia belum pernah sedekat dan seintim ini dengan lelaki.
Tuan Muda Alan
Jangan takut, aku tidak akan melakukan apa-apa sebelum kamu menjadi istriku.
Tuan Muda Alan
Aku mengantuk.
Bisakah aku tidur di di pelukanmu?
Tuan Muda Alan
Ayolah, seminggu ini aku tidak bisa tidur dengan baik. Aku terus memikirkanmu Kirana.
Kirana
Baiklah, silahkan tidur... Tuan Muda Alan.
*Kirana akhirnya pasrah.
Tuan Muda Alan
Terima kasih istriku sayang.
Tanpa sadar Kirana juga ikut tidur di pelukan Alan.
Comments
Zuly Purwanti
lanjuut
2021-09-05
0
Ijah Sopiah
Semangatt thoorr.. Aku suka karya mu
2021-03-25
0
Grendly Sinciho
mna votenya
2021-02-07
0