" Assalamualaikum ma. " sapa Roy ketika ia masuk ke dalam rumah dan bertemu sang mama.
" Waalaikum salam. Kok tumben jam segini udah pulang? " tanya Ruby.
" Iya ma. Mau ada undangan ulang tahun perusahaan klien. " jawab Roy.
" Oohh... " sahut Ruby sambil tersenyum.
" Papa belum pulang? "
" Belum. Paling bentar lagi. " jawab Ruby.
Roy nampak celingukan. Ia mencari sesuatu.
" Cari apa kamu Roy? " tanya Ruby.
" Ah, ini ma. Tadi Roy bawa seseorang. Tapi ... " Roy masih nampak mencari. Lalu tiba-tiba ia berdecak, " Ck! Nyusahin aja. " gumamnya.
" Kenapa? " tanya Ruby.
" Bentar ma. " Roy berjalan cepat menuju keluar rumah.
" Ck. " Roy kembali berdecak kala melihat Arisa masih anteng di dalam mobil. Padahal mesin mobil sudah di matikan oleh Roy.
Roy kembali melangkah menuju mobilnya yang terparkir di depan rumah.
Tok ... tok ... tok ...
Roy mengetuk kaca mobilnya. Ketika Arisa menoleh ke samping, Roy memberikan isyarat supaya Arisa turun dari mobil. Tapi terlihat Arisa menggelengkan kepalanya.
Ceklek
Roy membuka pintu mobil asal karena memang pintu mobil itu tidak terkunci.
" Ayo turun. Saya sudah mengajakmu turun dari tadi. Kenapa tidak ikut turun? " tanya Roy sambil menundukkan tubuhnya hingga ia bisa melihat Arisa.
" Arisa di sini ajalah om. Eh, pak bos. Nggak usah turun. " sahut Arisa yang masih tetap duduk di bangku samping kemudi.
Bukannya Arisa sengaja malas untuk ikut masuk ke rumah Roy, tapi ia merasa canggung. Ia agak takut setelah ia mengamati rumah Roy yang sangat megah.
" Saya akan lama di dalam. Saya mau mandi dulu, lalu siap-siap. Kamu mau pingsan di dalam mobil karena kekurangan oksigen? "
" Saya buka pintunya biar dapet oksigen. " kekeh Arisa.
" Ck! Ayo cepetan turun! " perintah Roy.
" Arisa di sini aja om. "
" Kamu kenapa susah banget sih di ajakin turun? Saya bakalan lama, Arisa. " ucap Roy penuh penekanan.
" Saya takut om. Rumah om gede banget. Pasti banyak bodyguard nya kan ? Yang badannya gede-gede gitu. Terus pada bawa senjata. Kalau saya di tembak gimana? "
" Makanya, jangan terlalu banyak nonton film. " sahut Roy. " Rumah saya nggak ada bodyguard nya. Yang di dalam cuma pembantu sama mama. Papa belum pulang dari kantor. " jelasnya.
" Tapi om... "
" Ah... " pekik Arisa kala tangannya di tarik paksa oleh Roy. Tapi ia masih sempat membuat perlawanan.
" Kamu jalan sendiri, apa mau saya gendong? " ancam Roy.
" Iya... Iya... Jalan sendiri. " sungut Arisa.
Roy berjalan terlebih dahulu dan Arisa berjalan di belakangnya.
Sampai di depan pintu, Arisa tiba-tiba menarik ujung jas Roy bagian belakang. Dan sontak membuat Roy menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke belakang, memandang Arisa dengan tatapan bertanya ' kenapa'.
" Takut. " lirih Arisa sambil pandangannya melongok mengedar ke arah dalam rumah Roy.
Roy menautkan alisnya. Ia membalikkan badannya.
" Takut apa? Rumahku bukan rumah serigala ataupun singa. " ucapnya.
" Ck! " Arisa berdecak sambil memutar bola matanya.
" Sama siapa Roy? " tiba-tiba seorang wanita paruh baya yang sangat cantik keluar dari dalam.
Sontak Arisa mundur ke belakang dan bersembunyi di belakang badan Roy.
" Asisten magang ma. " jawab Roy. Ia lalu menarik paksa Arisa hingga Arisa berdiri tepat di sampingnya.
" Hehehehe..... " Arisa memamerkan deretan gigi putihnya. " Assalamualaikum, tan... Eh nyonya.. eh, ... " sapa Arisa belepotan sambil menggaruk kepalanya yang tertutup jilbab.
" Waalaikum salam. Duh, cantiknya.... Mana imut lagi. " Ruby langsung menghambur ke Arisa dan memeluknya sebentar. Arisa malah di buat kikuk atas perlakuan perempuan baya itu.
" Kenalin, saya mamanya perjaka bangkotan ini. " ujar Ruby setelah ia melepas pelukannya.
" Eh, maaf, mamanya om... eh... nyonya bos... Duh, bingung harus manggil apa. Hehehehe... "
" Panggil mama boleh... Panggil Tante juga boleh... Tapi jangan nyonya bos. Aneh dengernya. " jawab mama Ruby.
" Ya... kan om minta di panggil pak bos.. Jadi kalau tante ini mamanya pak bos, Risa manggilnya nyonya bos. "
" Jangan di dengerin omongan perjaka bangkotan ini. " ucap Mama Ruby sambil melirik ke arah Roy yang ada di sampingnya.
" Ma... " Roy memprotes sang mama yang memanggilnya seperti itu.
" Nama kamu siapa? " tanya Ruby tanpa mengindahkan protesan dari putranya.
" Arisa, Tante.. " jawab Arisa.
" Duh imutnya.... " Ruby nampak gemas melihat Arisa. " Masuk yuk masuk... Pamali loh kalau magrib - magrib gini di depan pintu. " ajaknya sambil menggandeng tangan Arisa dan di bawa masuk. Bukan ke ruang tamu, tapi ke ruang keluarga.
Dan Roy hanya mengekor di belakang sambil sesekali Arisa menoleh ke arahnya. Ia benar-benar merasa tidak hati dengan perlakuan mamanya Roy.
" Sudah punya pacar apa belum cantik? " tanya mama Ruby yang langsung membuat Roy melotot. Ia tahu apa maksud sang mama.
" Ha? Pacar? Ada Tante. Tapi backstreet, soalnya ibu sama ayah nggak bolehin Arisa pacaran sebelum lulus SMA. " jawab Arisa.
" Oh, nggak papa sih punya pacar. Masih pacar. Masih bisa di tikung. " gumam mama Ruby dan membuat Roy berdecak karena ia mendengar gumaman sang mama.
" Iya tante ? " Arisa bertanya karena ia tidak mendengar mama Ruby berkata apa.
" Oh, tidak apa-apa. " jawab mama Ruby sambil tersenyum.
" Roy masuk dulu ma. Mau bersih-bersih sekalian siap-siap. " pamit Roy.
" Tunggu mama, Roy. Mama juga mau ke belakang minta bibi buatkan minum buat Arisa. "
" Mama jangan aneh - aneh deh. Dapur di sana ma. Dan kamar Roy di atas. Kita nggak searah. " Roy menunjuk arah ke dapur dan ke kamarnya yang memang tidak searah.
" Ck. Kalau mama bilang barengan, ya berarti kita searah. " Mama Ruby berdecak lalu menarik tangan Roy dan di bawanya menjauh dari Arisa.
" Pak bos!!! " panggil Arisa. Roy dan mamanya menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang bersamaan.
" Ini udah magrib, Arisa mau sholat gimana? Mukanya cemang cemong gini? Nggak pa-pa apa kalau make up nya hilang karena saya wudhu? " tanyanya sambil nyengir.
" Kamu tenang saja. Semua make up yang ada di wajah kamu itu waterproof. Jadi nggak hilang kalau cuma sama air wudhu. " jawab Roy.
" Kamu tenang aja di situ dulu sayang. Belum adzan. Nanti tante tunjukin tempat sholatnya kalau udah waktunya. " imbuh Ruby dan Arisa hanya mengangguk sebagai jawaban.
Lalu Ruby kembali melanjutkan langkahnya dengan menarik Roy. Dan setelah mereka sampai di ruangan makan sebelum sampai di dapur, Ruby berhenti. Dan otomatis Roy juga berhenti.
" Pinter kamu nak nyari calon istri. " ucap Mama Ruby. Dan Roy langsung melongo.
" Ma, dia bukan calon istrinya Roy. Dia itu, anak SMA yang lagi magang di kantor. Masih kecil ma. Masih bocil. " jawab Roy.
" Bocil, yang penting juga udah bisa di ajakin bikin bocil. " sahut Ruby sambil tersenyum geli membayangkan putranya itu memiliki anak-anak yang lucu.
" Ma, mama jangan ngarang. Roy nggak mungkin suka sama bocil kayak dia. Ribet tahu ma. Cerewet nya minta ampun. Mana suka seenaknya lagi anaknya. "
" Tapi mama suka. Cantik, imut, berhijab lagi. Pasti dari keluarga baik-baik. "
" Hah! Terserah mama saja lah. Roy mau mandi. Takutnya terlambat. " pamit Roy dan ia segera meninggalkan mamanya, menaiki tangga yang ada di ruang makan itu dan membuat sang mama berdecak.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BOCIL2, NTAR LO BUCIN MA TU BOCIL...
2023-10-24
0
Chelsea Aulia
ngakak terus aku Thor ,,,,🤣🤣🤣🤣🤣
2023-10-14
1
Chelsea Aulia
hahahaha,,,ada ada aja sih si Arisa itu ,,,ya klo bawa senjata itu buat nutup mulut kamu sa 🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭🤭
2023-10-14
2