Kualitas super

Di belahan dunia lain, grup rese dan somplak yang sekarang sudah berhibernasi menjadi emak-emak rempong sedang di sibukkan dengan acara menyeleksi calon suami untuk Arisa.

Sudah ada beberapa kandidat. Dan dari beberapa kandidat itu sudah mereka temui dan di ospek. Tapi hasilnya masih nol besar.

" Haiss... ternyata nggak gampang cari laki buat si princess. " keluh Lila. Mereka habis menemui salah satu kandidat. Dan kini, mereka sedang merebahkan tubuh mereka di sofa rumah Andhara.

" Iya loh. Capek bet. " sahut Eka.

" Gue nggak nyangka... Dulu gue gampang banget nemuin laki yang kek abang dokter. Gue kira gampang loh nyari yang kek gitu. " timpal Andhara.

" Lagian elo gimana sih Bil? Masak princess nya kita di kasih duda. Ya kasian lah. Mana udah berbuntut lagi. " omel Lila.

" Sorry guys... Gue lupa ngasih tahu kalian status sodara jauh gue. Gue kepikirannya, yang penting jomblo. Hehehe... " jawab Sabil.

" Loe tuh. Anak sendiri aja bisa lupa. Apalagi hal lain? Dasar loe! " ujar Eka.

Yah, mereka baru saja menemui saudara jauh dari Sabil yang katanya jomblo kualitas super itu. Jelas kualitas super, udah bisa menghasilkan buntut. Dobel lagi. Alias kembar.

Tadi, saat bertemu dengan emak-emak rempong, saudara Sabil itu membawa kedua anaknya. Dan si anak ternyata super duper aktif. Alhasil, Andhara hanya bisa menelan salivanya dengan susah payah kala membayangkan jika putrinya menikah dengan laki-laki itu.

" Kita masih punya kandidat berapa ekor lagi nih? " tanya Lila.

" Ekor? Loe kata kita lagi nyari buaya? Hishh, kasihan anak gue lah kalau dapetnya buaya. " sengak Andhara.

" Hahaha.... I m sorry my hunny bunny sweety... " sahut Lila.

" Kita masih ada 2 kandidat lagi sih sepertinya. Tapi gue nggak yakin sama yang temennya laki loe. Ketuaan nggak sih? " ujar Eka.

" Iya juga sih. Laki gue kan seumuran sama kita. Masak iya, si Arisa kita nikahin sama om om bangkotan. " imbuh Lila.

" Jadi gimana nih? Kita blacklist aja atau gimana? " tanya Eka sambil memegang dua foto di tangannya.

" Iya aja lah. Gue juga nggak yakin. Terlalu dewasa jatuhnya. Entar anak gue di obok-obok saben hari. " keluh Andhara.

" Oke fiks ini. Kita buang kandidat yang ini. Tinggal nyisa yang ini. " Eka mengangkat satu foto tersisa.

" Ishh!! Kalau yang itu garang-garang gimana gitu kayaknya. Arrwww!!!! " sahut Sabil dan langsung di sambut tawa oleh semuanya.

Satu kandidat tersisa adalah anak buah Eka di kantor. Ia adalah seorang mayor. Menurut emak-emak rempong, sepertinya lumayan. Tapi entah ketika mereka bertemu langsung nanti.

.

.

.

Hari berganti. Kini di kantor, Arisa sudah tidak hanya diam saja seperti kemarin. Roy memberikannya tugas yang sangat banyak. Mulai dari menata ruangannya, menyalin beberapa file, dan masih banyak lagi. Bahkan hari ini Roy meminta Arisa yang membuatkan kopi untuknya.

" Huft! Capek gilaaakkk!!! " pekik Arisa tertahan. Ia memutar badannya ke kiri dan ke kanan. Lalu kepalanya. Ia berusaha meregangkan otot-otot dalam tubuhnya yang terasa tegang.

" Ck! Kemarin mengeluh Katanya kenapa nggak di kasih kerjaan. Sekarang giliran di kasih kerjaan, ngeluh. " ujar Roy yang berada di sampingnya.

" Hisshh... Habisnya pak bos kasih kerjaan nggak kira-kira. " ketus Arisa. Hanya seorang Arisa saja sepertinya yang berani berbicara ketus ke sang atasan.

" Asisten macam apa kok di suruh ngepel lantai, ngelap kaca Segede itu. Emang di sini Arisa magangnya jadi OG. " lanjutnya.

Roy tersenyum tipis. " Kamu belum tahu rupanya yang namanya asisten pribadi itu pekerjaannya apa saja. Semua memang harus di pelajari dari nol. Dari hal yang terkecil. Biar nanti saat kamu siap bekerja dalam artian yang sebenarnya, kamu sudah siap. " seperti bukan Roy saja. Ia yang bisa selalu irit bicara, bisa berbicara sepanjang itu hanya untuk Arisa.

Arisa mendelik kan matanya. " Iya. Arisa juga tahu kalau yang kerjaannya nyapu lantai, ngepel, itu asisten. Tapi asisten rumah tangga. Saya juga punya di rumah. Lagian, cita - cita saya tuh pengen jadi desainer grafis yang canggih. Kalau perlu, saya tuh pengennya kerja dari rumah. Gambar online, habis itu tinggal kirim hasilnya ke jepang, dapet deh tuh bayaran gede. Saya nggak ada cita-cita pengen jadi asisten rumah tangga. "

Roy kembali menyunggingkan kedua sudut bibirnya. Ia juga penasaran sebenarnya sejauh apa kemampuan gadis yang banyak mengomel itu dalam menggambar atau mendesain sebuah projek.

" Pak bos... Laperrrr.... " rengek Arisa. " Boleh istirahat lebih awal nggak? " ia mengedipkan matanya lucu.

" Emang udah selesai, tugas kamu merekap berkas-berkas itu? " tunjuk Roy ke berkas yang menumpuk di meja Arisa bak tumpukan pasir kali.

" Kalau nunggu beres nih kerjaan bisa pingsan saya om. Eh, pak bos. Emangnya udah berapa windu sih nih berkas nggak di rekap? " tanyanya.

" Baru seminggu kemarin. "

" Haiss... Kok bisa banyak banget gini ya? Bisa keriting deh jari jemari lentik gue. " gumamnya.

" Isi perut dulu lah pak bos. Biar ada tenaga. Nih ya pak bos, sepiring nasi goreng yang di bikinin ibu tadi pagi, udah menguap pas Arisa ngepel lantai seluas ini. Terus susu soya satu gelas, udah menguap pas Arisa ngelap tuh jendela. Habis deh tabungan Arisa. " keluhnya panjang lebar.

" Mana ada nasi goreng menguap. " kekeh Roy. Dan Arisa sedikit terpana melihat sang bos yang tersenyum.

' Kalau senyum gitu nggak pantes kalau di panggil om. Panggil abang aja kali ya. ' kekeh Arisa. Sejenak kemudian ia mengibas-ngibaskan kepalanya.

" Kamu kenapa? Pusing? " tanya Roy kala melihat Arisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

" Oh, ah tidak. " jawab Arisa gugup.

Roy bangkit dari duduknya. Lalu berjalan mengitari mejanya.

" Pak bos mau kemana? " tanya Arisa heran.

" Kamu bilang lapar? Jadi makan tidak? "

" Yang mau makan kan saya pak. Yang lapar saya. Kenapa pak bos yang mau keluar? " Arisa menatap dengan kebingungan.

" Kalau kamu keluar sendirian untuk makan, maka karyawan yang lain akan merasa iri. Apalagi kalau kamu makan di kantin. "

" Lalu? " tanya Arisa makin kebingungan.

" Makanya, saya berbaik hati menemani kamu makan siang. Jika kamu perginya sama saya, maka karyawan lain akan mengira jika saya mengajak kamu. " jelas Roy.

Mata Arisa langsung berbinar. Ia langsung berdiri dari duduknya, mendorong kursi yang ia duduki ke belakang hingga menimbulkan bunyi ' srak '.

Ia bergegas menuju ke pintu, membukanya dan hendak keluar dari ruangan hingga suara bariton sang atasan kembali terdengar.

" Kamu mau kemana? "

Arisa menghentikan langkahnya. " Mau makan. Kan pak bos tadi yang nawarin. "

" Ck! Kamu lupa, siapa atasan di sini? Yang ada nanti karyawan yang lain iri sama kamu. " decak Roy.

Arisa menepuk jidatnya perlahan. " Oh iya. Maaf pak bos. Lupa. Efek laper sama haus ini pasti. Heheheh.... "

bersambung

Terpopuler

Comments

Sivia

Sivia

/Sob/

2024-09-14

0

Sivia

Sivia

/Doubt/

2024-09-14

0

ngakak njirrrr🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-08-23

3

lihat semua
Episodes
1 Sarangheo Oppa
2 Mata juling
3 Kurang bahan
4 Lapar dan haus
5 Bolos?
6 Keputusan
7 Geng somplak
8 Kesepakatan
9 Sore yang panas
10 Uler keket
11 Magang
12 Cita cita
13 Magang day 1
14 Jadi asisten pribadi
15 Menjadi asisten CEO
16 Hari pertama menjadi asisten
17 Kualitas super
18 Ospek calon mantu
19 Lunas dan sah
20 Perjaka bangkotan
21 Bukan kambing
22 Tukeran ludah
23 Bergosip
24 Yang seperti ayah
25 Sok kecakepan
26 Hantu?
27 Ajakan menikah
28 Bertemu calon mertua
29 Otak gaptek
30 Pembicaraan serius
31 Persiapan
32 Tamu
33 Lamaran
34 berbicara
35 Bertunangan
36 Galau
37 Baper
38 Saaaahhhh
39 Belum belum sudah KDRT
40 Menggoda
41 Drama pagi
42 Pagi yang ceria
43 Kebiasaan
44 Satu masalah selesai
45 Mencuri
46 Ubah panggilan
47 Solusi yang solutif
48 Putus
49 Menjemput
50 The real sultan
51 My first kiss
52 Jalan sambil tidur
53 Polos?
54 Pamitan
55 Pulang ke rumah mertua
56 Rambut panjang
57 Terasa sesak
58 Masih terasa sesak
59 Ke rumah ayah
60 Menyadari sesuatu
61 Ke rumah mertua 61
62 Bertemu
63 Aku mencintaimu
64 Nggak romantis
65 Jenguk baby
66 Rumah baru
67 Rumah kita
68 Panas
69 Kesal
70 Mbak Kun ti
71 Absurb lagi
72 Buka toko bunga??
73 Saling mengungkapkan
74 Malam pertama
75 Enak rasanya
76 Amnesia
77 Gara-gara salep
78 Interogasi
79 Masih terngiang
80 Tiba-tiba lapar
81 Salah paham
82 Penjelasan
83 Mengakhiri salah paham
84 Moodian
85 Kangen
86 Obat kangen
87 Aneh
88 Gemukan
89 Rombongan
90 Menunggu reaksi
91 Alhamdulillah
92 Kekecilan 92
93 Om itu suamiku
94 Marah
95 Manjanya bumil
96 Bully_an
97 Bingung
98 Tahu
99 Sidang
100 Pingsan
101 Sedih
102 Paniknya ibu
103 Lemah
104 Ibu datang
105 Cemburu
106 Cenat cenut
107 Pulang ke rumah
108 Zavi pulang
109 Misi komplit
110 Tak bisa tidur
111 Akhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Sarangheo Oppa
2
Mata juling
3
Kurang bahan
4
Lapar dan haus
5
Bolos?
6
Keputusan
7
Geng somplak
8
Kesepakatan
9
Sore yang panas
10
Uler keket
11
Magang
12
Cita cita
13
Magang day 1
14
Jadi asisten pribadi
15
Menjadi asisten CEO
16
Hari pertama menjadi asisten
17
Kualitas super
18
Ospek calon mantu
19
Lunas dan sah
20
Perjaka bangkotan
21
Bukan kambing
22
Tukeran ludah
23
Bergosip
24
Yang seperti ayah
25
Sok kecakepan
26
Hantu?
27
Ajakan menikah
28
Bertemu calon mertua
29
Otak gaptek
30
Pembicaraan serius
31
Persiapan
32
Tamu
33
Lamaran
34
berbicara
35
Bertunangan
36
Galau
37
Baper
38
Saaaahhhh
39
Belum belum sudah KDRT
40
Menggoda
41
Drama pagi
42
Pagi yang ceria
43
Kebiasaan
44
Satu masalah selesai
45
Mencuri
46
Ubah panggilan
47
Solusi yang solutif
48
Putus
49
Menjemput
50
The real sultan
51
My first kiss
52
Jalan sambil tidur
53
Polos?
54
Pamitan
55
Pulang ke rumah mertua
56
Rambut panjang
57
Terasa sesak
58
Masih terasa sesak
59
Ke rumah ayah
60
Menyadari sesuatu
61
Ke rumah mertua 61
62
Bertemu
63
Aku mencintaimu
64
Nggak romantis
65
Jenguk baby
66
Rumah baru
67
Rumah kita
68
Panas
69
Kesal
70
Mbak Kun ti
71
Absurb lagi
72
Buka toko bunga??
73
Saling mengungkapkan
74
Malam pertama
75
Enak rasanya
76
Amnesia
77
Gara-gara salep
78
Interogasi
79
Masih terngiang
80
Tiba-tiba lapar
81
Salah paham
82
Penjelasan
83
Mengakhiri salah paham
84
Moodian
85
Kangen
86
Obat kangen
87
Aneh
88
Gemukan
89
Rombongan
90
Menunggu reaksi
91
Alhamdulillah
92
Kekecilan 92
93
Om itu suamiku
94
Marah
95
Manjanya bumil
96
Bully_an
97
Bingung
98
Tahu
99
Sidang
100
Pingsan
101
Sedih
102
Paniknya ibu
103
Lemah
104
Ibu datang
105
Cemburu
106
Cenat cenut
107
Pulang ke rumah
108
Zavi pulang
109
Misi komplit
110
Tak bisa tidur
111
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!