Pagi hari yang cerah. Tapi seorang laki-laki selalu terlihat diam. Tidak secerah mentari pagi. Apalagi hatinya yang selalu terlihat mendung. Bagaimana tidak mendung, jika cinta pertamanya harus menjadi adik tirinya, bahkan saat ini, cinta pertamanya itu telah menjadi seorang istri bagi bawahannya di kantor.
Roy Aditama nama laki-laki itu. Hidup berkecukupan. Meskipun sudah tidak memiliki ayah kandung, tapi beruntung baginya karena saat ia baru menginjak dewasa, ibunya di peristri oleh seorang laki-laki India dengan kekayaan yang melimpah.
Meskipun mempunyai seorang ayah tiri yang menyayanginya, bahkan menganggapnya seperti anaknya sendiri, tak serta merta membuat seorang Roy Aditama hidup semaunya dan hanya mengandalkan kekayaan ayah tirinya itu.
Saat ini dirinya memang memegang jabatan penting di perusahaan ayah tirinya. Posisi seorang CEO lebih tepatnya. Tapi dirinya hanya mengiyakan tawaran ayah tirinya untuk menjaga posisi adik tirinya kelak. Karena posisinya sekarang itu adalah hak adik tirinya, bukan haknya.
Roy sebenarnya memiliki usaha sendiri. Ia memiliki beberapa restoran, franchise makanan cepat saji, juga usaha travel. Ia merintis usahanya sendiri semenjak ia masih kuliah. Memang, pada awalnya, ayah tirinya yang memberikan modal. Modal yang tidak seberapa untuk ukuran seorang Manoj Rakesh pemilik rumah produksi terbesar di Indonesia juga beberapa usaha lain yang juga tak kalah besarnya.
Pertama kali, Roy membuka usaha warung makan dan cafe. Dengan telaten, ia merintis usaha tersebut. Hingga kini, modal yang ayah tirinya berikan itu sudah berlipat jumlahnya. Sebenarnya Roy sudah pernah mengembalikan modal yang tuan Manoj berikan. Tapi dengan gamblang tuan Manoj menolaknya.
Kembali Roy mengusap wajahnya kasar dan menghela nafas beratnya. Bukan karena pekerjaannya yang terlalu banyak. Tapi Roy selalu merasa lelah kala mengingat cinta pertamanya.
Adik tirinya yang diam-diam ia cintai semenjak ia masih duduk di bangku kelas 1 menengah atas. Dan adik tirinya itu berada di kelas 2 menengah pertama.
Terkadang hati Roy masih belum bisa menerima kenyataan bahwa adik tirinya itu telah memiliki suami sekarang. Ia sebenarnya sudah berusaha untuk ikhlas dan melepas. Tapi tetap saja kadang hatinya sakit melihat adik tirinya bersama laki-laki lain.
Tok.. Tok .... Tok ....
Sebuah ketukan di pintu membuyarkan lamunan Roy.
" Masuk. " ucapnya.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka dari luar. Seorang gadis berparas manis dengan kulit kuning agak kecoklatan, rambut yang bergelombang dan ia biarkan tergerai dengan aksen warna kecoklatan.
Gadis berpakaian setelan, rok mini ketat di atas lutut, sebuah kemeja berkerah lebar dengan tali menjuntai, tapi beberapa kancing atasnya ia biarkan terbuka beberapa hingga memperlihatkan sembulan menantang dari dalam sana. Kemeja putih yang ia kenakan bermodel press body.
Ia berjalan berlenggak lenggok menuju meja Roy dengan senyuman manis di bibirnya.
Sebenarnya Roy malas dengan kehadiran sekretaris nya itu. Tapi mau tidak mau, ia harus menerimanya karena tidak ada yang lebih bagus kinerjanya di banding gadis itu. Gadis bernama Joice Pratiwi.
" Selamat pagi tuan. " sapa Joice.
" Pagi. " jawab Roy tanpa melihat ke arah Joice.
" Ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani tuan. " ucap Joice sambil merapat ke meja Roy.
Terlihat sekali jika sekretaris Roy itu sedang menarik perhatian sang bos. Dari gesture tubuhnya juga senyumannya. Joice tahu jika bosnya itu adalah lelaki single yang belum menikah.
Pertama kali ia bertemu, ia langsung tertarik dengan lelaki itu. Roy, mempunyai tubuh yang kekar dan atletis. Bisa di bayangkan oleh Joice, jika di balik jas dan kemeja yang di kenakan bosnya pasti terdapat otot-otot perut yang sek si, juga dada bidang yang bisa membuat kaum hawa sepertinya panas dingin.
Selain bertubuh atletis, Roy juga mempunyai wajah yang tampan. Rahang yang tegas dengan bulu-bulu tipis yang menghiasinya. Sorot mata yang tajam bak elang mempunyai nilai plus tersendiri.
" Apa kamu tidak mempunyai baju yang lebih enak di lihat? " tanya Roy sambil mengambil dan membuka berkas-berkas yang di bawa Joice tadi.
Joice menatap penampilannya, lalu tersenyum dengan senang. Menandakan jika hatinya tengah berbunga. Sepertinya sang bos tertarik dengannya.
" Jika tuan mau dan mengijinkan, saya punya stok baju yang lebih memikat dan sek si daripada ini. " jawab Joice.
" Kau mau membuat kantorku menjadi klub malam dengan berpakaian sek si? " sahut Roy tanpa mau melihat ke arah Joice.
" Lebih baik kamu ganti baju-baju kamu dengan baju yang tidak kekurangan bahan seperti itu. Apa gaji yang saya berikan kurang? Hingga kamu hanya mampu membeli baju kurang bahan seperti itu. " lanjutnya tanpa memberi kesempatan Joice untuk menjawab. Dan mulut Joice terbuka menganga kala mendengar pendapat dari bos-nya.
" Oh tuan. Baju sek si begini bukan karena harganya murah. Baju-baju seperti ini harganya jauh lebih mahal daripada baju-baju yang tertutup. " protes Joice.
" Bagus. Kalau begitu beli baju yang lebih murah saja. Jadi kamu masih bisa menabung dari gaji bulananmu. Jangan habiskan gaji kamu hanya untuk membeli baju yang membuat mata juling. " sahut Roy.
" Jangan membuat mataku sakit dengan baju-baju yang kamu kenakan. " lanjutnya. " Dan satu lagi, saya tidak mau image perusahaan keluarga saya menjadi buruk hanya karena pegawainya yang tidak becus memilih pakaian. "
Ha!!! Mulut Joice semakin menganga saja. Sepertinya sang bos tidak mengerti fashion. Justru para klien akan suka melihat yang sek soy dan bo hay begini saat sedang membicarakan kontrak kerja.
" Katakan, apa jadwalku setelah ini? " tanya Roy kala ia telah selesai menandatangani beberapa berkas.
Joice menghela nafas kasar. Memang bos tidak tahu di untung. Di kasih ikan segar malah bilang matanya juling. Huh!! cebik Joice.
" Ada jadwal ketemu klien jam 11 siang ini di restoran X di mall Y, tuan. Klien dari perusahaan JW. " jawab Joice.
" JW? Klien baru? " tanya Roy.
" Iya tuan. Surat permintaan kerjasamanya baru masuk kemarin dan hari ini mereka langsung mengajak ketemuan. " terang Joice.
" Saya belum sempat membaca surat kerjasama dari mereka. " gumam Roy. Memang beberapa hari ini ia sangat sibuk. Karena ada cuti panjang akhir tahun, usaha travelnya sedang ramai.
" Berikan padaku surat permintaan kerjasamanya. Akan saya pelajari sebentar. " pintanya.
" Ini tuan. Kebetulan sudah saya bawa. " ujar Joice sambil menyerahkan berkas surat dari klien.
Roy menerimanya, lalu membaca garis besarnya.
" Sepertinya menarik . " jawab Roy. " Kamu persiapkan semua untuk meeting dengan klien nanti. Dan ingat kan saya kembali. " ucap Roy.
" Baik tuan. " jawab Joice.
Suasana hening, karena Roy kembali sibuk dengan pekerjaannya.
" Kenapa kamu masih di sini? " tanya Roy kala menyadari jika sekretaris barunya itu masih berdiri di depan mejanya sambil tersenyum tidak jelas.
" Menunggu tuan. Hehehe ... Siapa tahu tuan masih membutuhkan saya. Ya... siapa tahu tuan butuh pijitan, biar tidak capek. Atau tuan butuh teman biar makin semangat kerjanya. " tawar Joice.
" Ck! " Roy berdecak lalu membanting bolpen dari tangannya. " Pergilah. Kau hanya membuatku pusing. Jika ada calo yang berminat padamu, ingin saya tukar tambah saja kamu ini. " keluh Roy. Karena ia sungguh heran. Joice baru sebulan bekerja di sana. Tapi gadis itu begitu berani menjawab semua perkataannya . Juga begitu berani menggodanya secara terang-terangan.
Joice langsung membalikkan badannya dan bergegas keluar dari dalam ruangan ketika melihat tatapan tajam sang bos.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
trs baru sebulan si joyce ini sdh keliatan kinerjanya gitu ? kl gak ,. ya ganti aja pak roy, drpd jd berbahaya .. bisa2nya br sebulan kerja sdh berani ...hmmm
2023-07-15
4
Sinta Ponica
aku kmbli hadir kakak Thor 🥰 semangat trus.. sekretaris bgtu enak"y di garuk pake garpu🤭
2023-07-01
2
Dwi Rustiana
aroma2 bibit ulet bulu ini sie sekretaris kepedean lanjut kak thor
2023-07-01
1