Sepulang dari kerja, Roy membawa Arisa ke sebuah butik. Tentu saja untuk memperbaiki penampilan Arisa. Tidak mungkin kan, jika Roy akan membawanya ke sebuah pesta, tapi si Arisa masih mengenakan celana bahan bermodel lose pants, dengan atasan sebuah kemeja dan pasmina.
Penampilan Arisa memang sudah cantik, dan kekinian. Tapi menurut Roy terlalu girly dan membuat Arisa terlalu terlihat tidak serasi jika berdampingan dengannya. Ia khawatir jika terlihat jomplang. Seperti dirinya sedang jalan dengan seorang sugar baby.
Untuk itu, Roy tadi memaksa Arisa untuk mengganti bajunya di sebuah butik langganan mama Ruby. Sampai di butik, Roy memilihkan sebuah gaun.
" Pak bos... Masak gaunnya kayak gitu sih? Kayak emak-emak ih! " protes Arisa saat Roy memilihkannya sebuah gaun.
" Kalau emak-emak tuh gaunnya model daster. " jawab Roy santai.
" Ck! Tapi Arisa kelihatan tua kalau pakai model kayak gitu. Males ah. " Arisa bersidekap sambil memalingkan pandangannya. Sepertinya ia sedang merajuk.
Roy menghela nafas kasar. Susah memang menghadapi anak di bawah umur. Pikirnya.
Gaun yang di pilihkan Roy adalah gaun dengan model panjang bawahan lebar dengan aksen brokat dan manik-manik berwarna biru.
" Ya udah, yang ini. " tunjuk Roy lagi ke sebuah gaun. Gaun doble layer dengan bahan layer kain tile eksklusif.
" Ih, nggak ah. Itu Arisa nggak suka kalau modelnya ribet gitu. Yang ada entar gaunnya keinjek, terus sobek. " tolak Arisa.
" Iiihhh... Om, kenapa nggak biarin Arisa milih gaun sendiri sih. " pintanya sambil menghentakkan kakinya.
Roy menghela nafasnya kasar kembali. Ia melihat jam di tangannya. Jika terus seperti ini, bisa-bisa ia akan terlambat menghadiri pesta. Belum lagi dia harus pulang ke rumah dulu untuk mandi dan ganti baju.
" Ya sudah, sana pilih sendiri. Tapi cepat. Nggak pakai lama. " ucap Roy menyerah. Toh di butik itu semua gaunnya adalah gaun berkelas. Jadi Arisa tidak akan salah pilih. pikir Roy.
" Nah, gitu kek dari tadi om. Kalau dari tadi om biarin Arisa milih sendiri kan udah selesai dari tadi kita di sini. " gumam Arisa sambil berjalan menuju ke deretan beberapa baju.
Dan akhirnya ia menemukan sebuah gaun yang ia sukai. Ia tersenyum senang.
Seperti itu kira-kira model gaun yang di pilih Arisa ya guyss... Kalau kalian nggak suka, bisa milih gaun yang lain deh...
" Kak, mau ganti baju. " ucapnya ke pramuniaga butik itu.
" Oh iya. Mari silahkan. " sang pramuniaga mengantar Arisa ke ruang ganti.
Dengan senang hati, Arisa masuk ke ruang ganti dan segera mengganti bajunya. Untung aja tadi dia sempat mandi ala kadarnya di perusahaan. Jadi tubuhnya tidak bau asem sekarang.
Setelah mengenakan gaun yang ia pilih tadi, ia segera mengenakan hijab yang juga sudah ia pilih dengan warna senada. Lalu ia segera keluar dari ruang ganti.
Di depan pintu, ia sudah di tunggu oleh dua orang gadis.
" Mari nona. " ajak salah satu gadis yang menunggunya.
" Ha? Mau kemana kita? "
" Tuan Roy minta kami untuk me make up anda. " jawab gadis itu.
" Ah, ada-ada saja si om mah. Nggak usah pakai di make up, gue kan udah cantik. " gerutu Arisa. Sampai tanpa sadar karena ia asyik menggerutu, dua gadis itu menuntunnya ke ruang make up dan mendudukkannya di sebuah kursi di depan cermin yang lumayan besar.
" Ah. Kok bisa sampai sini gue? " gumamnya. Dan dua orang gadis tadi tersenyum mendengar gumaman Arisa. Ya bisa lah. Kan di tuntun kemari. Makanya, jangan ngomel terusan.
" Kak, jangan tebel-tebel yah bedakinnya. " pinta Arisa.
Gadis yang akan memoles wajah Arisa mengangguk sambil tersenyum.
" Nggak pakai kel_ly kan? " tanyanya ketika MUA itu mau mengoles wajahnya dengan alas bedak.
" Bukan nona. Kami hanya menggunakan make up dengan merk terbaik. "
" Oh... " Arisa menjawab sambil mengangguk -angguk.
Lalu ia diam dan membiarkan MUA itu merias wajah cantiknya.
" Kak, jangan kasih lipstik yang merah menyala loh. Entar Arisa di kira habis makan orang. Entar di kira vampir. " ujar Arisa sambil mengamati beberapa lipstik yang berjajar rapi di atas meja.
MUA itu tersenyum. " Tidak nona. Kami akan memakaikan lipstik dengan warna senada dengan warna gaun nona. "
Dan kini, Arisa terdiam hingga MUA itu selesai merias dirinya. Setelah selesai, ia mematutkan dirinya di depan cermin. Ia berdiri, dan mengamatinya penampilannya dari atas sampai bawah. Juga wajahnya.
" Wuaahhh.... Kakak emang TOP. " Arisa mengacungkan jempolnya. " Gue jadi makin cantik ini. Ini kalau ibu lihat, bisa iri lah sama gue. " gumamnya.
" Tuan Roy sudah menunggu di luar. " ujar MUA.
" Oh iya. Ampe lupa. " Arisa segera berjalan keluar sambil mengangkat tinggi gaunnya. Lupa lah dia kalau sekarang dia sedang menjelma jadi bidadari.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka dari dalam. Setelah pintu itu terbuka lebar, muncullah Arisa dengan penampilan barunya. Ia masih menunduk sambil membenarkan gaunnya yang tadi sempat ia angkat.
Arisa tidak sadar jika di depannya, ada seorang pria yang sedang menatapnya tanpa berkedip.
" Sorry om, lama. " ucap Arisa tanpa melihat ke arah Roy.
" Ha? " beo Roy masih mematung.
Arisa mengangkat kepalanya dan ia melihat, jika Roy sedang memperhatikannya.
" Hello...... " Ia melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Roy hingga membuat Roy sadar. Ia segera berdehem dan membenarkan jasnya dengan pandangan ke samping. Sungguh ia di buat gugup sekarang.
" Arisa cantik ya om? Eh, pak bos? " tanya Arisa dengan mata yang berkedip-kedip. " Duh, bingung deh gue. Lebih enak manggil om padahal. Kenapa harus manggil pak bos sih. " gerutunya.
" Udah ayo buruan. Nanti kita terlambat. " ujar Roy untuk menghilangkan kecanggungannya.
" Dih, pak bos malu-malu. " goda Arisa.
" Ck! Kamu buruan, atau saya tinggal di sini. "
" Isshh... Pak bos suka marah-marah nggak jelas. Awas aja kalau sampai naksir sama Arisa. " dumel Arisa.
" Nggak bakalan. " sahut Roy yang sudah berjalan di depan.
" Awas kena azab loh. Eh, dapet nikmat ding."
" Ck! Nggak usah banyak omong. Atau saya beneran tinggalin kamu di sini. " ancam Roy.
" Ih! Susah tau om jalannya. Eh, pak bos. Mana di suruh pake high heels lagi. " dumel Arisa. Tapi tak di tanggapi oleh Roy. Roy masih tetap berjalan keluar dari butik.
" Pak bos, nggak di bayar dulu nih gaun sama sepatunya? " teriak Arisa. " Kalau nggak di bayar, Arisa males ah pakai baju ini. Masak iya Arisa minjam sih. Mendingan pakai baju Arisa sendiri yang tadi. " ia berhenti berjalan dan berbalik hendak masuk kembali ke dalam butik karena Roy tidak menjawabnya.
Mendengar suara high heels Arisa yang tidak ada lagi, Roy menghentikan langkahnya dan berbalik. Ia melihat Arisa hendak membuka pintu butik kembali. Lalu ia segera meraih tangan Arisa.
" Mau kemana kamu? "
" Mau balikin nih gaun lah. Arisa kan tadi udah bilang. Arisa males pakai baju minjem. " jawab Arisa ketus.
" Baju itu punya kamu. Sudah saya bayar tadi waktu kamu ganti baju. Saya bayar lunas. Jadi udah sah. " jawab Roy.
" Ih, kek ijab aja. Di bayar lunas dan sah. " sahut Arisa. Ia segera melepas tangannya dari tangan Roy, lalu berjalan menuju mobil mendahului Roy.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Thatie Artha
kode keras tuh Arisa,, bentar lagi akan ada kata lunas dan sah dari pak bos... Apalagi skrg kan dia udah gugup liat kecantikan kamu😃😃
2023-07-26
3
faiz gaming
semangat thor...sah
2023-07-26
2
Diah_Kustantie ✨💛
jiah otak aq travelling dri tadi apa yg di dibayar lunas dan sah. ternyataa hanya sebuah gaun...
2023-07-26
1