Bolos?

...Update pagi-pagi yuuukkk.... biar para reader semangat menjalani hari ini......

...Othor doa'in semoga, kalian yang udah kasih baca karya ini, udah kasih like'nya, subscribe nya, vote nya juga, selalu di limpahi kebahagiaan dan kesehatan oleh Allah SWT... Semoga hari ini, dan seterusnya kalian di beri rejeki yang berlimpah oleh Allah SWT.... Amiinnn YRA...🤲🤲...

...----------------...

" Assalamualaikum........ !!!! " teriak Arisa ketika baru memasuki rumahnya.

" Yuhuuuuu..... Anak gadis paling canteeekkk di rumah ini pulang..... " lanjutnya sambil terus berjalan dengan menggendong tas sekolahnya di punggung dan cara berjalan sedikit meloncat - loncat.

" Anak gadis, anak gadis!!! Yang paling cantik di rumah ini tuh ibu, tahu nggak!! Jangan suka mencuri jabatan dan kedudukan ibu ya. " seorang paruh baya, tapi masih terlihat sangat muda dan cantik keluar menyapa Arisa sambil membawa sapu di tangannya.

" Ibuuuu!!!! " pekik Arisa. " Jangan kau sakiti anakmu... " Arisa mengangkat kedua tangannya hingga sejajar kepala. " Kejam ih! "

" Ck! Dasar Miss drama! " cebik sang ibu, yang pastinya adalah Andhara Nurmalia istri cantiknya pak dokter Julio.

" Nah itu, ibu bawa sapu. Mau buat apa coba? Masak iya mau nyapu sore-sore begini. " sahut Arisa.

" Awalnya memang mau ibu pakai buat nyapu. Tapi sekarang sepertinya usul kamu boleh juga. " Dhara melipat kedua tangannya di dada sambil tetap memegang sapu, dan tatapan meledek ke arah sang putri.

" Ih! Ibu ini ibu kandungnya Risa nggak sih!! Kok kejam gitu. " protes Arisa. " Risa tuh sebenarnya brojol dari perutnya ibu nggak sih? "

" Nggak! Kamu tuh di brojolin sama kucing tetangga. " sahut Dhara tak kalah pedas.

" Ck ibu ini ibu kandung tapi rasa ibu tiri. Masih enakan rasa balado. "

" Pedes dong. "

" Kan mulut ibu suka pedes. Apalagi kalau udah sama pegang sapu gitu. " sahut Arisa.

" Ck! Pusing ibu lama-lama punya anak kayak kamu. Bener rasanya kalau kamu dulu lahirnya pas ibu bersin. " gerutu Andhara.

" Di kira upil. " sahut Arisa.

" Nah, itu kan kartun kesukaan kamu pas kecil. " sahut Dhara.

" Itu Upin ibuuu.... Bukan upil. " sahut Arisa.

Duo kesayangan Julio itu memang luar biasa kalau sudah bertemu. Bukan kayak ibu dan anak. Tapi kayak dua sahabat sengklek.

" Hah! Tau' lah. Capek ngomong sama kamu. " sahut Andhara. Lalu ia berjalan hendak keluar rumah masih membawa sapunya.

" Oh iya. " ia kembali membalikkan badannya menghadap sang putri.

" Darimana kamu? Jam segini baru pulang? Ori aja udah dari tadi sampai rumah. " Tanya Andhara. " Keluyuran ya??? " ia menelisik ke wajah sang putri.

Melihat tatapan sang ibu yang sudah seperti itu, membuat nyali Arisa meringsek bak kaleng Mon_de kelindes truk tronton. Ia menelan salivanya dengan susah payah.

" Ng-nggak kok. Risa ada pelajaran tambahan tadi. " jawab Arisa sedikit gelagapan.

" Ck! Sepertinya sapu ini emang pas banget kalau di pakai buat nyapu otak kamu. Biar bersih. Nggak kotor karena suka bohong. " ujar Andhara sambil memandang sapunya dan mengayun-ayunkannya.

" Ih! Ibu. Mana bisa sapu di pakai buat bersihin otak. Hehe... Ibu bercanda. " terdengar tawa garing dari bibir Arisa.

" Ya... kalau sapu ini nggak bisa, ibu bisa ambil sikat W_c sekalian sama pros_tek biar hilang keraknya tuh otak kamu. " sahut Andhara.

Cleguk

Arisa menelan salivanya. Ia menggigit bibir bawahnya.

" Jangan pikir ibu nggak tahu kalau kamu tadi kabur pas jam pelajaran terakhir. " lanjutnya. Dhara sudah menatap nyalang ke arah putrinya. Sapu di tangannya sudah ia angkat tinggi-tinggi siap melayang di atas kepala.

" KABOOORRRR!!!!!! " teriak Arisa menghindari ibunya. Dan alhasil, terjadilah acara kejar-kejaran dengan Andhara berlarian di belakang Arisa sambil mengangkat gamisnya. Kejar-kejaran antara ibu dan anak ini terjadi hingga sampai sang ayah datang, Arisa langsung bersembunyi di belakang ayahnya.

" Ada apa ini? " tanya Julio.

" Anak Abang tuh! " sahut Dhara.

" Anak kamu juga. " jawab Julio.

" Istri ayah tuh! " ucap Arisa tak kalah ingin mengadu.

" Ibu kamu. " jawab Julio sambil menoleh ke belakang ke arah Arisa.

" Dua-duanya kesayangan ayah. Queen dan Princess nya ayah. Ada apa Hem? Kenapa berantem kayak Tom and Jerry? " ujar Julio dengan nada lembutnya. Menghadapi istri dan putrinya yang absurb itu perlu ekstra kesabaran.

" Anak kamu bang, suka keluyuran. Bukannya pulang sekolah terus pulang. Udah gitu, pakai bohong lagi. Nggak mau ngaku kalau keluyuran. " adu Andhara.

" Lagian ibu tahu darimana, Risa kabur saat pelajaran terakhir? " tanya Arisa.

" Tahu lah. Apa loe lupa, ibu sama guru BP loe bestian? Saking seringnya ibu datengin sekolah loe karena dapet surat cinta mulu. " bukan Andhara yang menjawab, tapi Orion yang baru menuruni tangga.

" Loe nih pasti yang ngadu. Dasar tukang ngadu. Sama kek bu Lasih. " sahut Arisa. " Mulutnya lemes. " lanjutnya.

Kini Julio membalikkan badannya guna menghadap sang putri yang sesuatu itu.

" Kamu bolos lagi? " tanya Julio sambil menatap datar ke arah Arisa.

Mendengar suara datar sang ayahnya, nyali Arisa kembali menciut. Ia menundukkan kepalanya. Julio memang lembut dan sangat menyayanginya. Tapi jika suara sang ayah sudah seperti ini, itu tandanya ia harus siaga satu.

" Maaf ayah. " lirihnya sambil meremas jari jemarinya. Sedangkan Orion dan ibunya sudah menahan tawanya.

Sudah tidak aneh sebenarnya mengetahui Arisa bolos dari sekolah atau kabur dari sekolah. Itu sudah sering terjadi dari ketika Arisa masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Untuk itu, Andhara dan Julio sepakat menyekolahkan Arisa di sekolah yang harus menutup aurat mengenakan kerudung. Tapi langkah mereka sepertinya belum tepat. Putri mereka satu-satunya itu berkelakuan sama seperti dulu.

" Hah. " Julio menghela nafas beratnya. " Kemana kali ini? Ke mall lagi? " lanjutnya.

Arisa mengangguk lemah. Kini Andhara memijit pelipisnya.

" Mau ngapain ke mall Sa? Uang saku yang ibu kasih itu harus sampai satu minggu. Ingat kan kamu? " ujar Dhara. Ia sengaja memberikan uang saku pas-pasan untuk Risa. Karena minggu kemarin, anak itu tidak berangkat sekolah dan malah nongkrong di mall sama teman-temannya dan alhasil, uang sakunya amblas dalam sehari.

" Risa nggak beli apa-apa kok bu di mall. Uang saku Risa masih. Tadi Risa kelaparan sama haus, ambil makanannya om. " jawab Arisa sambil menatap ibunya takut-takut.

" Om ? Om siapa? Jadi sugar baby kamu? " suara Dhara tiba-tiba melengking.

" Astaghfirullah hal'adzim.... Nggak lah Bu. Risa masih suka yang unyu-unyu. Mana suka Risa sama yang udah udzur. Kalau om-om nya macam Lee min ho sih nggak nolak juga. Hehehe... " sahut Arisa sambil cengengesan dan wajah memelas.

Julio menggelengkan kepalanya. Beginilah akhirnya jika memarahi putrinya.

" Tadi Risa tuh janjian kencan sama cowoknya yah. " adu Orion yang sedari tadi hanya menyimak.

Arisa langsung memelotot tajam ke arah Orion. " Dasar adik lucknut! Suka ngadu! " gumamnya sambil mengeratkan giginya.

" Adik gimana? Kita seumuran kalau loe lupa. " sahut Ori.

" Tapi gue lahir duluan, dodol! " sahut Risa tak terima.

" Ck! Cuma beda menit doang. Nggak sampai sehari semalam. " decak Ori.

" Sstt!!! " Dhara meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya. " Malah pada berantem. Arisa, jawab dulu. Kamu ngapain ke mall? Beneran, kamu mau kencan? Kamu punya pacar, gitu? " tanyanya beruntun.

Arisa menggaruk kepalanya yang masih tertutup hijab meski tidak gatal. " Maaf, ibu, ayah. Risa.... " ucapannya terhenti. " Tapi sumpah, demi Allah, Risa masih ingat agama. Risa memang pacaran, tapi nggak ngapa-ngapain. " terusnya dengan nada serius.

Ia memang sudah melanggar aturan dari ayah juga ibunya. Ibunya selalu mewanti-wanti supaya anak-anaknya jangan sampai punya pacar sebelum lulus sekolah menengah atas.

Andhara sebenarnya menyadari sikap putrinya itu menurun dari siapa. Ia selalu mengingatkan dirinya jika sedang emosi menghadapi putrinya. Ia dulu juga sebelas dua belas dengan Arisa.

" Tetap saja namanya pacaran, Arisa. " ucap Julio. " Dan kamu ingat kan, ayah sama ibu tidak suka kalian pacaran kalau belum menyelesaikan sekolah menengah kalian. " lanjutnya.

" Maaf ayah. Maaf, ibu. " ucap Arisa.

Julio memijat pelipisnya. Ia ingin marah sebenarnya. Tapi juga ada rasa tak tega memarahi putri satu-satunya.

" Laper, sayang. " ucapnya sambil merangkul pundak sang istri.

" Bentar, Dhara angetin dulu masakannya. " ujar Andhara.

" Risa, cepetan ganti baju, lalu makan. " ujarnya ketika melewati Arisa.

Arisa mengangguk, lalu melirik tajam ke arah Orion yang masih santai memandangi layar ponselnya. Entah apa yang sedang di lihatnya. Foto tak seno_noh kan? Tapi rasanya tidak mungkin. Kalau dirinya, masih mungkin melakukan hal itu. Tapi si Ori? Arisa terkekeh pelan membayangkan hal itu.

bersambung

Terpopuler

Comments

Syarifah

Syarifah

aku baru mulai baca nehhh kelanjutannya. krn baru plng tugas. ternyata sambungan anak dara sma dr julio. jd rio mau jd menantu mereka☺️☺️☺️

2023-07-18

3

Siti

Siti

kan 11 12 sama emaknya pusing kan jadinya🤭🤭🤭🤭🤭

2023-07-06

2

achilla 82

achilla 82

apa mngkin adiknya orion gagal lahir,

2023-07-05

1

lihat semua
Episodes
1 Sarangheo Oppa
2 Mata juling
3 Kurang bahan
4 Lapar dan haus
5 Bolos?
6 Keputusan
7 Geng somplak
8 Kesepakatan
9 Sore yang panas
10 Uler keket
11 Magang
12 Cita cita
13 Magang day 1
14 Jadi asisten pribadi
15 Menjadi asisten CEO
16 Hari pertama menjadi asisten
17 Kualitas super
18 Ospek calon mantu
19 Lunas dan sah
20 Perjaka bangkotan
21 Bukan kambing
22 Tukeran ludah
23 Bergosip
24 Yang seperti ayah
25 Sok kecakepan
26 Hantu?
27 Ajakan menikah
28 Bertemu calon mertua
29 Otak gaptek
30 Pembicaraan serius
31 Persiapan
32 Tamu
33 Lamaran
34 berbicara
35 Bertunangan
36 Galau
37 Baper
38 Saaaahhhh
39 Belum belum sudah KDRT
40 Menggoda
41 Drama pagi
42 Pagi yang ceria
43 Kebiasaan
44 Satu masalah selesai
45 Mencuri
46 Ubah panggilan
47 Solusi yang solutif
48 Putus
49 Menjemput
50 The real sultan
51 My first kiss
52 Jalan sambil tidur
53 Polos?
54 Pamitan
55 Pulang ke rumah mertua
56 Rambut panjang
57 Terasa sesak
58 Masih terasa sesak
59 Ke rumah ayah
60 Menyadari sesuatu
61 Ke rumah mertua 61
62 Bertemu
63 Aku mencintaimu
64 Nggak romantis
65 Jenguk baby
66 Rumah baru
67 Rumah kita
68 Panas
69 Kesal
70 Mbak Kun ti
71 Absurb lagi
72 Buka toko bunga??
73 Saling mengungkapkan
74 Malam pertama
75 Enak rasanya
76 Amnesia
77 Gara-gara salep
78 Interogasi
79 Masih terngiang
80 Tiba-tiba lapar
81 Salah paham
82 Penjelasan
83 Mengakhiri salah paham
84 Moodian
85 Kangen
86 Obat kangen
87 Aneh
88 Gemukan
89 Rombongan
90 Menunggu reaksi
91 Alhamdulillah
92 Kekecilan 92
93 Om itu suamiku
94 Marah
95 Manjanya bumil
96 Bully_an
97 Bingung
98 Tahu
99 Sidang
100 Pingsan
101 Sedih
102 Paniknya ibu
103 Lemah
104 Ibu datang
105 Cemburu
106 Cenat cenut
107 Pulang ke rumah
108 Zavi pulang
109 Misi komplit
110 Tak bisa tidur
111 Akhir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Sarangheo Oppa
2
Mata juling
3
Kurang bahan
4
Lapar dan haus
5
Bolos?
6
Keputusan
7
Geng somplak
8
Kesepakatan
9
Sore yang panas
10
Uler keket
11
Magang
12
Cita cita
13
Magang day 1
14
Jadi asisten pribadi
15
Menjadi asisten CEO
16
Hari pertama menjadi asisten
17
Kualitas super
18
Ospek calon mantu
19
Lunas dan sah
20
Perjaka bangkotan
21
Bukan kambing
22
Tukeran ludah
23
Bergosip
24
Yang seperti ayah
25
Sok kecakepan
26
Hantu?
27
Ajakan menikah
28
Bertemu calon mertua
29
Otak gaptek
30
Pembicaraan serius
31
Persiapan
32
Tamu
33
Lamaran
34
berbicara
35
Bertunangan
36
Galau
37
Baper
38
Saaaahhhh
39
Belum belum sudah KDRT
40
Menggoda
41
Drama pagi
42
Pagi yang ceria
43
Kebiasaan
44
Satu masalah selesai
45
Mencuri
46
Ubah panggilan
47
Solusi yang solutif
48
Putus
49
Menjemput
50
The real sultan
51
My first kiss
52
Jalan sambil tidur
53
Polos?
54
Pamitan
55
Pulang ke rumah mertua
56
Rambut panjang
57
Terasa sesak
58
Masih terasa sesak
59
Ke rumah ayah
60
Menyadari sesuatu
61
Ke rumah mertua 61
62
Bertemu
63
Aku mencintaimu
64
Nggak romantis
65
Jenguk baby
66
Rumah baru
67
Rumah kita
68
Panas
69
Kesal
70
Mbak Kun ti
71
Absurb lagi
72
Buka toko bunga??
73
Saling mengungkapkan
74
Malam pertama
75
Enak rasanya
76
Amnesia
77
Gara-gara salep
78
Interogasi
79
Masih terngiang
80
Tiba-tiba lapar
81
Salah paham
82
Penjelasan
83
Mengakhiri salah paham
84
Moodian
85
Kangen
86
Obat kangen
87
Aneh
88
Gemukan
89
Rombongan
90
Menunggu reaksi
91
Alhamdulillah
92
Kekecilan 92
93
Om itu suamiku
94
Marah
95
Manjanya bumil
96
Bully_an
97
Bingung
98
Tahu
99
Sidang
100
Pingsan
101
Sedih
102
Paniknya ibu
103
Lemah
104
Ibu datang
105
Cemburu
106
Cenat cenut
107
Pulang ke rumah
108
Zavi pulang
109
Misi komplit
110
Tak bisa tidur
111
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!