" Tuan, waktunya kita meeting dengan perusahaan JW. " Joice memberitahu lewat intercom.
" Hem. " jawab Roy berdehem.
" Tuan mau nyetir sendiri atau pakai sopir kantor? " tanya Joice. " Oh, sebaiknya tidak usah pakai sopir kantor. Saya saja nanti yang mengemudi. Biar kita bisa berduaan. " sambungnya yang membuat Roy berdecak.
Bener-bener nih anak minta di segel jidatnya biar jin yang merasuki terkunci. batin Roy.
Klek
Roy mematikan sambungan intercom. Malas meladeni sekretaris barunya itu. Untung pinter. Kalau nggak, udah Roy tendang Joice ke planet Pluto.
Tak lama, setelah bersiap-siap, Roy keluar dari dalam ruangannya.
Ceklek.
Pintu ruangan di buka Roy dari dalam. Joice yang juga sedang menyiapkan berkas-berkas yang harus ia bawa, segera menengadahkan kepalanya saat mendengar pintu di depannya terbuka.
" Berangkat sekarang tuan? " tanyanya.
" Besok lebaran tahun depan. " sahut Roy sambil melangkah menjauh dari pintu.
" Eh... eh ... eh... Tuan, tungguin lah. Kok Joice di tinggal sih. Nggak romantis deh tuan ini. " gerutu Joice sembari menyambar berkas-berkas yang sudah ia siapkan di atas meja.
Ia segera melebarkan langkahnya mengejar atasannya.
" Tuan, tungguin. " pekiknya. " Kaki Joice pendek nan imut loh. Nggak bisa nyamperin langkah kaki tuan yang lebar-lebar itu. " lanjutnya.
Roy pura-pura tidak mendengar. Ia terus melangkahkan kakinya.
" Siang, tuan. " sapa sekuriti ketika Roy sampai di lobby.
" Siang pak. " sahut Roy.
" Mau keluar sama neng Joice ya tuan? " tanya sekuriti.
" Iya. Ada meeting di luar. " sahut Roy.
" Sekarang, tuan? " tanya sang sekuriti lagi.
" Nggak pak. Lebaran tahun depan. " sahut Joice yang datang dengan nafas terengah-engah.
Roy memutar bola matanya jengah mendengar celetukan sekretarisnya yang malah sengaja meniru jawabannya tadi.
" Lama amat, neng. " canda pak sekuriti. " Sebentar tuan, saya kasih tahu petugas parking valet jika anda sudah ada di sini. " ucap pak sekuriti. Lalu ia berbalik hendak masuk ke dalam ruang sekuriti.
" Nggak usah pak. Tuh, mas-masnya udah sampai sini. " ujar Joice sambil menunjuk ke arah mobil Roy yang di kendarai petugas mendekati mereka.
" Wah iya. Kalah gercep saya. " sahut pak sekuriti.
" Saya permisi dulu pak. " pamit Roy meninggalkan Joice yang masih berdiri di depan lobby.
" E lah. Di tinggalin lagi. Demen banget nih atasan ninggalin. Ah, asal jangan ninggalin kawin aja. " gerutu Joice sambil menyusul Roy yang sudah masuk ke dalam mobil.
" Loh tuan. Kok duduknya di belakang? " tanya Joice ketika ia sudah masuk ke belakang kemudi.
Mata Roy memicing. " Terus saya harus duduk di mana? "
" Di samping saya sini tuan. Atau mau di pangkuan saya juga boleh. " sahut Joice sambil tersenyum cengengesan.
" Jadi berasa kayak sopir deh saya kalau tuan duduknya di belakang gitu. " imbuhnya.
" Kan kamu sendiri tadi yang bilang mau nyetirin saya. Ya jelaslah kamu jadi sopir. Gimana sih! " sahut Roy sambil kembali memandang ponselnya yang masih ia pegangi.
" Udah buruan berangkat. Nanti terlambat. Nggak enak sama klien kalau mereka sampai lebih dulu. " lanjutnya.
Joice berdecak sambil mulai menjalankan mobilnya perlahan keluar dari halaman perusahaan.
" Tuan, saya boleh tanya sesuatu tidak? " ujar Joice.
" Hem. " jawab Roy.
" Mmm... Tuan beneran masih jomblo nggak? " tanya Joice.
" Pertanyaan macam apa itu? " kesal Roy.
" Yaa... Saya denger dari pegawai kalau tuan itu belum menikah. Terus, juga belum punya pacar. Berarti jomblo kan ya? "
" Kalau saya jomblo, terus kenapa? " sahut Roy cuek sambil tetap menatap ponselnya.
" Yaa... Mau coba keberuntungan aja. Siapa tahu di terima jadi pendamping. Biar tuan nggak di bilang jomblo lagi. " kekeh Joice.
" Kamu ini! Dari pada dapet pelamar kek kamu, mendingan saya jomblo seumur hidup. "
" Eh, jangan tuan. Jumlah laki-laki sama perempuan di dunia ini udah nggak seimbang loh. Kalau tuan malah mau jadi jomblo, kasihan perempuan yang bakalan jadi jodohnya tuan. " sahut Joice.
" Lagian, kenapa tuan nggak mau sama saya? Saya cantik loh tuan. Pinter lagi. " imbuhnya.
" Karena kamu terlalu PD. Saya juga nggak suka sama gaya pakaian kamu. Kurang bahan. Kelihatan kalau harganya murah. " jawab Roy.
" Hah!! Ck! Tuan terlalu jujur. " gumam Joice.
" Oh iya tuan, perempuan yang waktu itu tuan gendong, itu beneran adiknya ya? " tanya Joice kembali.
" Hem. " jawab Roy.
" Kayak anak kecil. Minta gendong. " gumam Joice, tapi gumaman itu terdengar oleh Roy.
" Emang yang suka minta gendong cuma anak kecil? "
" Hahahah.... Kedengaran ya tuan? " kekeh Joice.
.
.
.
" Baiklah pak, terima kasih atas kerjasamanya. Insyaa Allah, saya akan berusaha sebaik-baiknya untuk menggarap projek ini. " ucap Roy mengakhiri pertemuannya dengan klien di sebuah rumah makan.
" Sama-sama tuan. Saya berharap, kali ini bukanlah kerjasama yang terakhir. Tapi justru yang pertama. Yang akan berlanjut dengan kerjasama lanjutan. " jawab klien.
" Kalau begitu, kami pamit dulu. " sang klien beserta asistennya berdiri, lalu mereka saling berjabat tangan.
" Silahkan tuan. " sahut Roy.
Klien Roy lalu meninggalkan restoran bersama dengan asistennya. Kini hanya menyisakan Roy dan sekretarisnya yang masih ada di sana. Roy kembali menghenyakkan pan tatnya di atas kursi.
" Mau lanjut makan siangnya, tuan? " tanya sang sekretaris.
" Sepertinya tidak. Perutku sudah lumayan kenyang. Tolong pesankan lagi saya minuman saja. Yang sama dengan yang tadi. " pinta Roy.
" Baik, tuan. " jawab sekretaris yang bernama Joice. Dia adalah sekretaris baru yang di miliki oleh Roy. Setelah sekretarisnya yang lama mengajukan pengunduran diri karena tengah hamil muda.
Sebenarnya Roy tidak begitu suka dengan penampilan Joice. Menurut Roy, pakaian yang di kenakan oleh Joice terlalu berani. Bahkan da danya seolah sedang menantang naluri laki-laki.
Bekerja dengan orang seperti ini, Roy tidak suka. Tapi terpaksa ia harus menerima Joice, karena dari sekian banyak pelamar, hanya Joice lah yang memiliki tingkat kinerja paling tinggi. Pengalaman kerjanya juga paling bagus.
Dan ternyata benar. Joice begitu cekatan dalam mempersiapkan semua jadwal Roy, menyiapkan segala berkas yang harus Roy bawa saat meeting.
Seperti saat ini. Gadis itu langsung ambil langkah ketika sang bos menyuruhnya memesan minuman. Bukan hanya sekedar memanggil waiters, tapi Joice lebih memilih datang langsung ke meja kasir dan memesannya di sana. Dan tentu saja, minuman akan lebih cepat datang.
Roy melirik sekilas ke arah Joice yang sedang berdiri di depan meja kasir. Tapi hanya sekilas, lalu ia kembali menatap layar ponselnya.
Tak lama kemudian, Joice kembali dengan membawa segelas juice strawberry di tangan.
" Silahkan, tuan. " ucap Joice sambil meletakkan segelas juice itu di atas meja tepat di hadapan Roy.
" Terima kasih. " sahut Roy sambil mengangguk kecil, lalu kembali fokus dengan ponselnya.
" Cepat kamu habiskan makanan kamu. Lalu kita kembali ke kantor. " lanjutnya.
bersambung
...Maaf ya kakak kakak semuanyahhhh.... Untuk ceritanya si Roy, sementara othor bisa update nya 4 - 5 episode perminggunya... Mungkin sirkulasinya gini... 2 hari update, terus hari selanjutnya nggak update satu kali, hari berikutnya selama 2 hari update lagi, begitu seterusnya sampai othor nabung babnya banyakan......
...Mohon maaf sekali lagi.... tetep stay tune tapi yah... jangan di tinggal kaburrr..... entar othor susah ngejarnya... apalagi kalau kaburnya nyangkut di pohon cabe...😁😁😁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Bunda
aku baru pertama ini baca karyamu...
kayanya bagus deh😁😁
2023-08-02
2
💗vanilla💗🎶
tp lucu jg si joice 😁
2023-07-15
2
Siti
yg penting tetap UP thor aq jg nabung bab buat bacanya💪💪💪💪
2023-07-06
1