Seth Wyndham berjalan tegap dengan langkah yang agak terburu-buru. Hari ini ia harus mampir ke apartemen Sara untuk mengucapkan selamat kembali ke rumah. Jika saja bukan karena bibinya yang mengundang Seth untuk makan malam disana, maka Seth mungkin tidak akan pernah datang. Ia tidak bisa tenang jika melihat Sara lagi. Tapi ia tidak akan bersikap acuh, mungkin Seth akan bersandiwara sehangat biasanya. Ia tidak akan pernah menunjukkan perasaan cintanya kepada Sara yang pernah ada untuk seumur hidupnya.
Pintu apartemen di lantai lima itu sudah berada didalam jarak pandang Seth, sangat dekat. Seth menekan bel dengan ragu-ragu lalu terdengar bunyi Klik sebagai pertanda kalau pintu sudah terbuka. Sesorang yang tidak di kenalnya membuka pintu dan menunduk hormat. Wajah yang tidak asing, tapi Seth masih belum bisa mengingatnya.
"Selamat datang, senang bertemu denganmu lagi, Tuan muda!"
"Sudah ku bilang, hentikan kebiasaanmu itu. Ini rumahku, bukan rumah Dashiell!" Teriakan Sara dari ruang makan membuat Seth bisa kembali mengingat siapa gadis yang berada di hadapannya.
Gadis ini adalah pelayan itu, pelayan berbaju biru yang berada di pesta Canada. Pelayan yang mabuk lalu menabraknya dan pada akhirnya bercinta dengannya. "Apakah dia mengingatku? Apakah ia menyadari kejadian malam itu?" Hati seth mulai gelisah. "Kau siapa?" Seth memberanikan diri untuk bertanya. Ia akan mendapat jawaban dengan pertanyaan sederhana itu. Apakah gadis itu mengingat penyatuan mereka malam itu atau tidak. "Aku tidak bisa mengingatmu, maaf!"
"Aku mengerti. Kita memang tidak terlalu banyak berinteraksi. Aku mengingat siapapun tamu yang pernah datang ke rumah Dashiell dan memaklumi jika tamu-tamu itu tidak bisa mengingaku. Lagi pula kita hanya berbicara sekali saat pertama kali kau datang ke rumah itu. Saat itu Sara memperkenalkan kau dan Noah, dan kami mengucapkan selamat datang. Hanya itu."
"Ah, ya. Maafkan aku. Aku sangat pelupa. Dan siapa namamu?"
"Claire."
"Hanya itu?"
Claire mengangguk. "Silahkan masuk!"
Seth menghela nafas lega karena Claire tidak mengingatnya. Ia masuk dan langsung menuju ruang makan setelah mengganggu Sara di ruang tengah seperti yang biasa seorang sepupu lakukan kepada sepupu lainnya. Sandiwara yang menyakitkan. Seth tidak tau berapa lama ia sanggup bersandiwara seperti ini.
Meja makan sudah sangat penuh. Sepertinya Sara membawa makanan dari cafe suaminya. Bukan hanya itu, bibinya mungkin juga memasak untuk menyambut kedatangan putrinya. Rossy Melville menyambut kedatangan Seth dengan wajah ceria. Seth langsung dipersilahkan untuk mengambil tempat dan pada akhirnya ia duduk berhadapan dengan Sara. Lagi-lagi dadanya merasa sesak. Tanpa sengaja Seth menoleh kepada gadis itu dan ia terpesona.
Kejadian malam itu sama sekali tidak bisa dilupakannya. Ia bahkan memimpikannya setiap malam meskipun wajah Claire kurang jelas disana. Ia bisa mengingat kejadiannya secara runut, tapi nyaris melupakan Claire.
Ritual makan malam dimulai dengan obrolan ringan seputar bulan madu Sara dan Hubert selama di Canada, lalu beralih ke gossip tentang keluarga. Mereka membicarakan banyak hal dan Seth terpaksa berpura-pura menikmatinya. Ia berharap makan malam kali ini segera berakhir.
"Kau punya pantangan, sayang?" Rossy Melville bertanya kepada Claire, membuat perhatian seluruh orang beralih kepadanya. "Sara bilang kau sedang mengandung..."
Jantung Seth tiba-tiba saja berdegup kencang. Sedang mengandung? Ia menatap Claire lebih serius, meneliti setiap ekspresinya tapi gadis itu bertindak dengan sangat tenang seolah-olah kehamilannya bukan terjadi karena sebuah kesalahan.
"Tidak," Jawab Claire. "Aku rasa tidak ada satupun makanan yang perlu dihindari arena kehamilanku, kecuali makanan-makanan yang berbahaya untuk kelangsungan hidup calon bayiku."
"Ah, sayang sekali Sara belum mengandung juga sepertimu. Aku sangat mengharapkannya."
Claire tersenyum. Seth mengunyah makanannya dengan cepat untuk melarung rasa penasarannya. Anak siapa yang dikandung oleh Claire, apa dia sudah menikah? "Kemana suamimu? Kenapa kau bisa bepergian sendiri?" tanya Seth dengan tenang.
Claire memandang Sara berharap ada bantuan yang datang. Tiba- tiba saja telpon rumah itu berdering dan Sara segera memerintahkan Claire untuk mengangkatnya. Seth melirik Sara penasaran sambil berbisik.
"Dimana suaminya?"
"Suaminya bekerja di luar Canada, seorang pilot yang bepergian kemana-mana. Mereka baru menikah dan Claire mengandung dengan sangat cepat. Sekarang ia harus ditemani oleh seseorang selagi suaminya bertugas. Aku memutuskan untuk mengajaknya ke sini, siapa tau aku bisa tertular jika sering bersama dengan wanita hamil." ungkap Sara.
Seth berdecak, Jadi benar dia sudah menikah? Apakah saat ia memanfaatkan kemabukan Claire gadis itu sudah menikah? Tidak mungkin, Saat itu Claire masih perawan, mungkin setelahnya. Fikir Seth. Ia masih digelayuti rasa penasaran hingga Claire kembali dan mengatakan kalau telpon itu dari Hubert yang mengatakan akan pulang lebih cepat. Seth membatalkan keinginannya untuk bertanya lebih lanjut, ia takut dicurigai.
"Kau ingin melihat pemandangan pelabuhan dari lantai tertinggi tidak?" Sara kembali membuka Obrolan baru. "Sekarang pemilik apartemen dan lantai atas ada dihadapanmu." Lalu Sara menoleh kepada Seth. "Dia mengatakan itu tadi siang. Kau mengizinkannya tidak? Mungkin itu adalah kata-kata mengidamnya yang pertama."
Seth memandang Claire lagi lalu mengangguk. "Tentu saja. Tapi telpon dulu, aku jarang berada di apartemenku bahkan pada hari libur."
"Terimakasih!" Gumam Claire lembut.
Suaranya kembali mengingatkan Seth pada desahannya malam itu. Claire membangkitkan kembali gairahnya. Gadis yang selalu berada dalam ingatannya itu sekarang berada di dekatnya. Mungkin Seth harus waspada. Ia bisa saja segera ketahuan, tapi setiap kali melihat Claire, hatinya menolak untuk menghindar.
Apa ini? Apakah ini sebuah penyakit? Menyukai wanita yang sudah menjadi milik orang lain? Tunggu dulu, aku tidak mencintainya. Hanya saja aku tidak bisa melupakannya. Itu tidak berarti ada rasa lebih di hatiku, kan? Iya, kan?
--------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments