Episode 8

Sara menguap dengan mudahnya sore ini.

Padahal pesta itu sudah berlalu beberapa hari tapi perasaan lelahnya masih terus menggelayuti. Ia duduk di pinggir jendela kamarnya dengan penuh ketenangan sambil meneguk teh hangat yang Claire bawakan untuknya. Gadis itu sekarang tengah menatap  antusias  foto-foto pesta yang sudah tersusun dalam sebuah Album.

Claire menyayangkan kalau foto dirinya tidak ada satupun yang bagus. Itu semua karena

Claire terlalu mabuk saat pesta berlangsung. Tapi Sara mengatakan bahwa semua foto Claire disana sangat bagus. Claire tampak sangat bahagia dan Sara senang saat orang berbahagia di pesta pernikahannya. Dua hari Sudah cukup untuk Claire melunak. Baginya saat ini, Sara sama sekali bukan orang asing dan dia sudah semakin dekat dengan Sara sama halnya saat mendiang Lavender masih hidup. Melihat Sara duduk di jendela kamar itu membuat Claire mengenang kembali Lavender yang sudah meninggalkannya untuk selamanya.

"Astaga, aku melakukan hal konyol seperti ini?" Claire menggerutu sambil memandangi

foto anehnya di pesta. "Sepertinya aku sangat memalukan saat mabuk."

"Kau menyenangkan saat mabuk. Lebih menyenangkan dengan saat dirimu tidak mabuk. Kau lihat foto di bawahnya?"

Claire mengangguk.

Sara berfoto dengan memangku si kecil Finnegan  yang  baru  berusia satu tahun lebih. Sara adalah orang asing pertama yang diperbolehkan Lawrence untuk menyentuh putranya.

"Kau sangat manis, terlihat seperti seorang ibu muda."

"Aku ingin benar-benar menjadi ibu muda. Aku ingin segera punya anak dari Hubert!"

"Kau baru menikah, nikmati saja pernikahanmu dulu sebelum kita memastikan dirimu benar-benar hamil. Kau akan menyesal jika  terlalu cepat memiliki anak!"

"Lalu bagaimana jika aku mati sebelum memiliki anak?"

Claire terdiam sebentar. Sara benar-benar mirip dengan Lavender, selalu mengatakan

kata-kata seandainya yang sangat mengerikan.

"Kau tidak punya penyakit, kan?"

Sara menggeleng. "Aku sangat bahagia menjadi orang yang sehat. Lalu bagaimana

caranya agar aku bisa hamil dengan mudahnya?"

"Bagaimana jika mengatur posisi yang menguntungkan saat berhubungan? Tapi hal seperti itu Cuma mitos. Lebih baik nikmati saja. Konon kebahagiaan itu bisa membuatmu mudah hamil."

"Kebahagiaan?"

"Kebahagiaan untuk menikah dengan orang yang dicintai." Sara tersenyum. "Bagaimana keadaanmu sekarang?"

"Entahlah, sedikit lesu. Mungkin karena bulan ini menstruasiku terlalu sedikit. Saat malam pesta itu aku mengeluarkan banyak darah, tapi setelah itu tidak ada lagi. Tubuhku jadi sangat lemas karena itu. Harusnya mensturasi bisa membuatku lebih segar."

"Apa yang terjadi sehingga kau sampai begitu?"

"Mungkin Stress. Terlalu banyak fikiran tentang rumah ini. Aku bersumpah aku sering seperti ini karena terlalu banyak fikiran. Aku masih terlalu muda untuk menggantikan tugas Olive. Semula kukira, menjadi kepala pelayan sangat enak. Tinggal perintah dan marah- marah. Mendapat akses khusus dari majikan dan kehormatan yang luar biasa. Tapi ternyata menggantikan Olive membuat bobot tubuhku berkurang dan rambutku rontok..."

Sara memotong ucapan Claire dengan tawa.

Ia membuat Claire tersenyum bahagia. "Kau harus menjadikan Janette kepala pelayan jika kau ingin pensiun."

"Usianya baru tiga belas tahun. Ia akan lebih terbebani bila di- bandingkan dengan aku!"

"Ya, tapi sikap Janette selalu terlihat lebih siap bila dibandingkan denganmu!"

"Benarkah? Dia memang sudah menguasai banyak hal. Anak itu terlalu cerdas, mirip dengan Olive. Keturunan Olive memang sangat berbakat."

"Claire, bagaimana dengan ciuman waktu itu?"

Claire mengecilkan pupil matanya saat menatap Sara yang menge- luarkan kalimat diluar konteks pembicaraan. Tapi ia memutuskan untuk menjawab dengan terbuka, karena Sara sudah menjadi sahabatnya.

"Aku mengingat ciumannya, sangat jelas."

"Siapa orangnya?"

Claire menggeleng tidak yakin. "Dia bahkan tidak bersuara, bagaimana mungkin ia berbicara saat menciumku? Yang pasti dia terlihat sangat tinggi. Saat itu aku menabraknya sehingga pakaiannya kotor.

Aku sudah minta maaf."

"Dan dia tidak terima? Dia menghukummu dengan ciuman?"

"Aku tidak tau apakah itu hukuman atau tidak."

"Apa yang kau rasakan saat dia menciummu?"

"Emosional." Claire menjawab dengan pasti.

Ia bisa mengingat perasaan yang orang itu salurkan kepadanya lewat cumbuannya. Laki-laki itu mencumbunya dalam waktu yang sangat lama. Terlalu lama sehingga Claire sulit mengingat kejadian lain yang terjadi setelah itu. Ia hanya mengingat ciuman itu  dan bagaimana rasanya.

Orang yang menciumnya itu adalah salah seorang dari tamu-tamu di pesta. Tapi Claire

sama sekali tidak bisa menebak siapa orangnya. Laki-laki, sangat tinggi seperti Gallion kakak sulung Sara. Tapi laki-laki itu mengenakan pakaian yang berbeda, rambutnya juga lebih panjang dibandingkan dengan Gallion yang mencukur habis rambutnya. Laki-laki yang mencumbunya sudah pasti bukan Gallion atau Gallion yang mengenakan wig. Claire masih bisa mengingat saat ia meremas rambutnya dan rambut itu  tertancap  kuat.  Tapi  siapa lagi orang yang seperti Gallion? Claire tidak ingin mengingatnya. Kejadian itu hanya hadiah peri untuknya sebelum jam dua belas malam seperti ciuman yang Cinderella dapatkan dari pangeran.

Tapi ia tidak meninggalkan sepatu kaca saat itu, lalu bagaimana mungkin Claire bisa berharap sang pangeran mencarinya? Ia tidak pernah punya harapan seperti itu. Tidak boleh.

------------------

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!