Episode 16

"Benarkah aku akan ke New Zeeland?" Claire bertanya kepada Sara yang mengajak Claire berbincang-bincang di kamarnya.

Sepertinya pembicaraan tentang kepindahannya kali ini akan dibicarakan dengan serius. Sara bahkan membawa Hubert ikut serta untuk berbagi perbincangan dengan mereka.

Sara merangkul bahunya lalu tersenyum. "Itu cara teraman untukmu menyembunyikan kandunganmu. Aku tau kalau kau sangat mencintai rumah ini. Jika kau terusir karena ketahuan mengandung, maka kau tidak akan pernah kembali lagi kesini. Aku sudah mendiskusikannya dengan suamiku. Dan dia memutuskan agar kau dan aku bisa ikut ke New Zeeland. Kau akan mengalami masa-masa kehamilan yang nyaman disana. Setelah bayimu lahir, kau bisa kembali lagi kemari. Dan bayimu bisa saja kita titipkan di panti asuhan untuk sementara waktu." ucap Sara.

Claire menoleh kepada Hubert yang sejak tadi berusaha untuk tidak memandangnya dengan sorot penuh rasa kasihan.

"Panti asuhan?" lirih Claire.

"Kami bisa mengambilnya kalau kau tidak tega meninggalkan bayimu di panti asuhan." Hubert mengucapkan kata-kata itu sambil tersenyum.

Kemudian Hubert menoleh kepada Istrinya meminta persetujuan. Sara mengangguk dengan semangat.

"Aku juga ingin punya anak. Kami akan mengadopsinya setelah dia lahir. Karena itu, sebaiknya kau ikut kami ke New Zeeland."

"Walau bagaimanapun akhirnya tetap sama. Aku harus pergi. Apakah aku tidak memiliki pilihan lain selain pergi? Aku tidak bisa meninggalkan rumah ini!" teriak Claire dalam hati.

"Mencarikanmu suamipun akan tetap mengeluarkanmu dari rumah ini." ujar Hubert.

"Ya, suamiku benar! Kecuali bila kau menikah dengan orang yang berada di rumah ini."

"Mana mungkin." Hubert terdengar tidak setuju dengan pendapat istrinya. "Tidak ada seorangpun yang bisa menikahinya di rumah ini. Semua laki-laki di rumah ini sudah menikah."

"Ada satu orang yang belum." Sara berdesis Licik. "Noah!"

"Noah? Kau ingin sepupumu menikah dengan Claire?" Hubert terkejut.

"Kenapa? Noah terlihat sangat mencintai Claire. Kita semua tau itu." ungkap Sara.

"Dia tidak akan menerima kehamilanku." Claire melemah

. Noah tidak mungkin bisa menerima anak yang berada di dalam kandungannya.

"Kalau begitu jangan katakan padanya kalau kau sedang mengandung saat ini. Kau bisa saja tidur dengannya dan mengatakan kalau yang berada dalam kandunganmu adalah anakknya. Dia pasti akan menikahimu dan kau bisa hidup tenang..." ujar Sara.

"Sayang," Hubert memotong ucapan Sara dengan cepat. "Ini keterlaluan, menipu Noah sama saja dengan menjerumuskannya. Aku rasa Claire tidak akan mau berbuat seperti itu!"

Sara menghela nafas berat lalu menoleh kepada Claire dengan diiringi tatapan yang sangat dalam. "Itu terserah padamu. Kau hanya perlu mendatangi Noah di kamarnya malam ini atau berangkat  dengan kami ke New Zeeland besok pagi. Aku sudah menyiapkan semuanya hari ini juga dan kuharap kau bisa mengambil keputusan yang tepat." ungkap Sara dengan bijak.

Noah termenung dalam menatap jendela kamarnya dari tempat tidur. Ini adalah hari keduanya mengurung diri di kamar dan besok akan jadi yang ketiga. Noah sudah mengorbankan banyak hal untu mendapatkan maaf dari Claire, menarik perhatiannya dengan berbagai cara dengan memanfaatkan pelayan lain, bahkan memanggil Claire secara langsung untuk membersihkan kamarnya. Gadis itu tetap tidak perduli dan Noah sangat kecewa. Padahal Noah berfikir bahwa upayanya untuk mengambil hati Claire sudah diambang pintu, tapi ternyata dia sudah salah. Mendapatkan Claire tidak semudah mendapatkan gadis lainnya.

Helaan nafas putus asa menutup harinya malam ini. Meskipun baru jam delapan malam, Noah sudah tidak ingin membuka mata lagi. Tidak mengantuk, dan tidak juga bisa tidur, Noah hanya ingin memaksakan dirinya memejamkan mata saja. Seandainya Claire datang ke kemarnya malam ini dan, Noah tidak akan mengharapkan interaksi yang lebih. Cukup Claire datang untuk membersihkan kamarnya seperti biasa. Tapi pagi ini dia menyuruh Janette lagi dan gadis kecil itu sangat pendiam. Ia mengerjakan tugasnya tanpa bicara, tidak seperti yang seringkali Claire lakukan.

Bunyi ketukan pintu membuat Noah bermalas-malasan beringsut mendekat ke pintu. Noah tidak membukanya langsung. Ia bertanya tentang siapa yang mengetuk pintu kamarnya dengan suara lantang. Tidak ada jawaban. Dengan perasaan geram Noah membuka pintu, agak sedikit kasar dan menyesal. Karena ternyata yang berdiri di depan pintu kamarnya adalah Claire.

Gadis itu menatapnya sejenak lalu menunduk. Sangat kikuk.

"Kau." Noah disesaki perasaan senang. Claire datang untuknya?

"Kau datang untuk memaafkanku?" tanya Noah.

Claire mengangguk.

"Aku sudah cukup dengan itu. Aku sangat senang, kau tau?"

"Boleh aku masuk?" pinta Claire.

Noah menelan ludahnya. Suara Claire terdengar parau, meresahkan hatinya. Ia kembali digelayuti perasaan heran. Tapi Noah tidak mungkin membiarkan Claire berdiri terlalu lama di depan pintu. Gadis itu tidak boleh lelah, atau ia tidak akan memaafkan dirinya jika kaki Claire kejang karena berdiri terlalu lama. "Ya, masuklah!"

Claire melangkah ragu ke dalam kamar. Ia duduk di atas ranjang dengan sangat kikuk. Kepalanya masih menunduk. Claire membuat Noah menahan nafas, biasanya ia tidak akan mendekat ke ranjang kecuali untuk membersihkannya. Tapi hari ini gadis itu menjadikan ranjang sebagai sasaran utamanya. Noah segera mendekat, duduk di samping Claire dan memandangnya. Gadis itu terlihat murung.

"Ada apa? Apa yang terjadi? Kau tidak tulus memaafkanku?" tanya Noah.

Claire menghela nafas dan mengangkat wajahnya. Menatap Noah adalah pilihan selanjutnya yang sangat berat. Claire sangat ingin membuang wajahnya ke arah lain, tapi ia harus menahan diri untuk terus menatap wajah Noah yang juga sedang menatapnya

"Kau serius dengan cintamu padaku?" tanya Claire parau.

"Sangat. Aku sangat serius. Tapi jika kau tidak suka, kau boleh mengatakannya." ungkap Noah.

"Aku tidak suka!"

Noah menggigit bibirnya kecewa.

"Berhentilah menyukaiku, Noah." Claire berdiam diri sejenak karena kebungkaman Noah yang tidak berakhir. Ia akan menipu Noah dan untuk itu Claire tidak ingin membiarkan Noah terus menyukainya. Dia tidak berhak mendapatkan perasaan tulus itu sama sekali.

Dengan berat hati Claire menanggalkan kemejanya dan membuat Noah terperangah. Gadis itu pada akhirnya membuat seluruh tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun. Noah tidak mengerti dengan pemikiran Claire. Dia melarang Noah menyukainya tapi Claire menggodanya dengan cara ini.

Noah menatap wajah Claire dengan ekspresi tak percaya. Jelas-jelas Claire terlihat sangat malu. Wajahnya memerah dan ia berusaha menahannya. Gadis itu duduk di sebelah Noah masih dengan perasaan kikuk. Ia melipat tubuhnya secara apik sehingga beberapa bagian penting di tubuhnya tidak terlihat dengan jelas. Tidak pernah terdengar ucapan apapun lagi, karena memang tidak ada seorangpun diantara mereka yang berbicara.

Noah hanya mengikuti Naluri saat ia mencium Claire dengan sangat perlahan, mencoba untuk tidak terburu-buru hingga akhirnya mereka benar-benar terkapar. Noah sudah menakhlukkan Claire dan ia hampir gila mendengar rintihannya. Tapi suara-suara Claire terdengar sangat sedih. Di tengah kenikmatan yang Noah dapatkan dari Claire juga diiringi perasaan yang disayat-sayat karena rintihan yang menyedihkan itu.

Claire sendiri juga terluka. Terluka karena ia sudah berfikir untuk memanfaatkan Noah demi mempertahankan keberadaannya di rumah itu. Ia mengikuti ide Sara untuk mendatangi kamar Noah dan bercinta dengannya malam ini. Claire tidak bisa membohongi diri kalau ini adalah saat pertamanya ia merasakan kenikmatan meskipun bukan kali pertamanya Claire membiarkan seorang laki-laki menyetubuhinya. Tapi perasaan yang pertama ini sangat membuat hatinya pedih, ia berusaha menahan taingisannya agar tidak keluar, namun buliran air mata itu sama sekali tidak bisa dicegah.

Claire merasakan jemari Noah menyeka air matanya. Laki-laki itu tersenyum berusaha menenangkannya dengan sebuah belaian lembut di kepalanya. Claire benar-benar merasa dikasihi, merasa diperdulikan. Perlahan-lahan rasa perih di hatinya berkurang dan ia mulai bisa menikmati semuanya. Claire tidak percaya karena pada akhirnya ia berubah menjadi jenis pelayan yang sangat dihindarinya seumur hidupnya.

Pelayan yang memuaskan nafsu majikannya. Tapi kali ini Claire mengerti bagaimana perasaan Olive yang mengasuhnya waktu itu. Di saat-saat seperti inilah, orang-orang seperti  mereka merasa dicintai seumur hidupnya. Meskipun perasaan seperti itu semu dan mereka tidak pantas mendapatkannya.

Mereka bergelut cukup lama, hingga akhirnya Noah tertidur karena lelah. Claire membekap mulutnya kuat-kuat agar tangisannya tidak mengganggu tidur Noah sama sekali. Sepertinya Claire tidak akan sanggup menipu Noah untuk menikahinya dan bertanggung jawab pada bayi yang bukan darah dagingnya.

Sepertinya Claire akan pergi ke New Zeeland mengikuti Sara. Menghilang dan memulai kehidupan lain lebih baik bila dibandingkan dengan menjalani kehidupan yang sama tapi penuh dengan tekanan.

"Malam ini biarkan saja menjadi hadiah, karena kita tidak akan bertemu dalam waktu yang sangat lama. Saat aku kembali, mungkin kau sudah memilih wanita lain sebagai pendamping hidupmu." Bisik Claire kepada Noah yang terlelap. Laki-laki itu tersenyum dalam tidurnya. Sangat damai.

-----------

Terpopuler

Comments

Alfaza

Alfaza

ya ampun Claire kamu d bobok in kakak adek...

2021-02-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!