"Kau sedang memikirkan apa sendirian disini? Pacarmu?" Sara menyapanya lagi
dengan sebuah pertanyaan telak.
Claire tidak pernah memiliki pacar seumur hidupnya. Bagai-mana mungkin ia bisa memiliki kekasih jika di rumah ini jumlah laki-laki sangat sedikit? Semua laki-laki di rumah ini, usianya jauh di atas Claire, hanya Bethoven yang merupakan majikannya yang memiliki usia terdekat dengan Claire. Tapi ia tidak mungkin berpacaran dengan Bethoven. Mereka sudah seperti keluarga.
"Aku hanya merindukan Lavender. Maaf kalau menyinggungmu!" ucap Claire.
Sara menggeleng cepat. "Tidak, bukan masalah. Kau sahabatnya, tentu saja boleh merindukannya kapanpun yang kau suka."
"Terimakasih." ucap Claire.
"Kenapa kau tidak keluar?" tanya Sara.
"Aku rasa lebih baik disini. Aku tidak cocok dengan pesta. Seharusnya aku melayani tamu, tapi tuan Fabian Dashiell melarangku melakukan itu." Ungkap Claire.
"Tentu saja, Hubert bilang kau sudah seperti keluarga di rumah ini." ujar Sara.
Sara lalu meraih dua gelas sampanyenya dan menuangkan cairan berwarna keemasan itu kedalamnya. Selang beberapa saat, Sara sudah menyodorkan salah satu dari kedua gelasnya kepada Claire.
Semula Claire merasa ragu, namun dengan berat hati ia meneguk isinya dengan perlahan.
Lalu menjadi lebih intens sehingga tanpa disadarinya, ia hampir menghabiskan sebotol sampanye seorang diri. Ia kembali menghabiskan isi gelasnya yang terakhir dan tersenyum kepada Sara. "Ternyata minuman mahal sangat enak!"
Kata-katanya itu spontan membuat Sara tertawa nyaring. "Kau masih mau? Kalau begitu kita keluar saja. Ikutlah berpesta. Kau sudah mengenakan gaun yang sangat indah. Tidak adil kalau kau menyembunyikan keindahannya disini."
"Tapi aku tidak terbiasa bergaul dengan orang-orang penting di luar sana!" ujar Claire.
"Kenapa kau terlihat sangat putus asa sekali? Kau tidak seperti yang orang-orang ceritakan kepadaku. Kau cukup terus berada disampingku sampai kau terbiasa. Itu jauh lebih baik dari pada mengurung diri didalam sini sendirian. Ayolah!" ajak Sara.
Claire terkikik. Ia dan Sara tidak henti-hentinya tertawa karena cerita-cerita gadis itu tentang daerah asalnya di New Zealand. Juga tentang cerita lucu seluruh keluarganya. Sara bahkan memperkenalkan Claire kepada ibu dan kakaknya sebagai sahabatnya. Gadis itu sudah berhasil mengobati kehilangan Sara akan Lavender dan sekarang ia mengerti mengapa Hubert memilih Sara untuk menggantikan Lavender. Mereka bukan hanya mirip secara fisik tapi juga sikap. Tapi Sara tidak semanja Lavender. Ia lebih dewasa.
"Kakakku akan kembali ke Sidney besok pagi. Aku memesan banyak barang untuk dikirimkan kemari. Kau mau? Aku akan memintanya mengirimkan apapun yang kau mau!" ujar Sara.
Claire tertawa senang lalu menenggak gelas sampanye yang kesekian kalinya sampai habis.
Kepalanya sudah mulai pusing, tapi ia tidak bisa berhenti. Claire menyesal tidak terjun
ke pesta sejak awal. Tidak, semua ini berkat Sara. Jika tidak ada gadis itu, ia tidak yakin akan bisa menikmati pestanya sebaik kali ini.
"Aku ingin banyak hal!" ujar Claire.
"Kalau begitu katakanlah, aku akan memintanya mencarikan apapun yang kau inginkan." ujar Sara.
"Kau terlalu memanjakanku, Sara!" ungkap Claire.
"Demi sahabatku, apapun akan kuberikan." balas Sara.
Claire terkikik lalu sesuatu mendesak. Ia memuntahkan kembali minumannya dengan tiba-tiba. Beruntung Claire tidak mengganggu seorangpun. Sara Mills mengurut punggungnya perlahan dan itu membuat Claire merasa lebih baik.
"Terimakasih." ujar Claire.
"Kau mau kuantarkan ke kamar?" tanya Sara.
"Tidak, aku akan kembali sendirian lewat halaman belakang. Kau pergilah bersama suamimu. Dia pasti sangat ingin bersamamu!" Claire bergumam lemah sambil
mendorong tubuh Sara untuk menjauh darinya. "Pergilah!"
"Kau yakin kalau dirimu tidak apa-apa? Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian..." ujar Sara khawatir.
"Pergilah. Aku sangat hapal dengan rumah ini, bahkan di saat aku tidur. Jadi kau tidak perlu
merasa khawatir." ucap Claire.
"Kau yakin?" Sara kembali bertanya.
"Ya, sana pergilah..." Claire mengusir Sara.
"Baiklah, aku akan pergi. Jika terjadi sesuatu berteriaklah. Buat keributan dan aku akan tau kalau itu darimu!" Sara terkikik lalu beranjak setelah melambaikan tangan kembali masuk ke keramaian pesta menyusul Hubert, suaminya. Claire memegangi kepalanya sejenak. Ia merasa sangat pusing dan mengantuk. Dengan tergopoh-gopoh Claire bangkit dari tempat duduknya dan tenggelam di ketemaraman halaman belakang. Gegap gempita pesta masih saja terdengar nyaring seolah-olah tidak akan pernah berakhir. Mungkin semua orang akan berpesta sampai pagi. Claire menghembuskan nafas seraya tersenyum, hingga akhirnya merasakan kepalanya sakit lagi. Ia mengusahakan langkahnya untuk melangkah lebih cepat agar bisa segera berbaring di atas tempat tidurnya. Hingga tiba-tiba ia menabrak seseorang. Sayangnya pandangan Claire begitu kabur, sehingga tidak bisa menangkap seperti apa wajah orang yang berada di hadapanya. Ia menundukkan wajahnya sambil menggumamkan permintaan maaf. Tapi sebuah ciuman panas mengejutkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
juju
Hai kak semangat ya udah aku like
dapat salam juga dari My Chosen Man
Yuk mampir
2020-06-26
1