Episode 15

Claire menyuap sarapannya dengan perasaan galau ia sudah banyak menangis kemarin sore. Sekarang yang tersisa hanya perasaan tidak menyangka yang berlipat ganda. Ia sedang mengandung. Itu nyata dan dokter sudah memeriksanya berkali-kali. Hasilnya tetap sama. Sara bahkan membawanya kepada dokter lain untuk memeriksakan kehamilan Claire. Hasilnya positif. Claire menyentuh perutnya.

"Sayang sekali, Nona. Tidak seperti dugaan anda. Selaput dara anda sudah robek dan..."

Air mata itu menetes dalam. Claire merasa sakit saat menyadari bahwa ia kehilangan keperawanannya tanpa diketahuinya. Ia bahkan tidak bisa mengingat apa-apa selain sebuah ciuman. Claire juga tidak mungkin berharap untuk menemukan ayah dari bayi yang dikandungnya dan meminta laki-laki itu menikahinya. Kehamilannya juga membuatnya kehilangan banyak harapan. Harapan untuk tinggal selamanya di rumah ini. Tidak akan ada yang memaafkan kehamilannya, Dashiell berisi orang-orang taat yang mengharamkan perzinahan. Ia pasti akan segera diusir jika orang-orang tau kalau ia mengandung tanpa tau siapa yang menghamilinya. Claire menyeka air matanya dan meminum air putih sebanyak-banyaknya. Claire ingin tenang, ia tidak ingin merasa galau seperti yang dirasakannya sejak kemarin.

"Kenapa kau menyuruh Janette yang membereskan kamarku?" Noah tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapannya.

Claire menengadah menatap Noah yang bertolak pinggang dihadapannya. Laki-laki itu segera duduk di kursi terdekat dengan Claire lalu mengenggam tangannya. Claire segera menarik tangannya dari genggaman Noah, dia sudah membuat Noah kecewa.

"Kau marah padaku karena kelakuanku kemarin siang? Aku minta maaf, Aku memang terbawa suasana karena aku menginginkanmu. Kau tidak pernah menolak perasaanku karena itu aku berani melakukannya." ungkap Noah.

"Aku sudah kehilangan harapan untuk mencintaimu!" bisik Claire.

Ya, dia kehilangan harapan untuk mencintai Noah. Ia fikir, perasaan itu akan segera timbul, tapi kehamilannya menghancurkan harapannya. Ia tidak mungkin meminta Noah bertanggung jawab akan kehamilannya. Jika Noah tau, laki-laki itu tidak akan sudi meliriknya lagi.

"Aku bersalah, aku tidak akan melakukannya lagi jika kau tidak menginginkannya." Noah berusaha meminta maaf.

Claire mendengus, Noah masih mengira kalau dirinyalah penyebab perasaan kacau yang Claire miliki saat ini. Noah tidak ada sangkut pautnya dengan ini dan Claire tidak akan sanggup melihat Noah terus menyalahkan dirinya sendiri.

"Ini hari libur, 'kan? Sebaiknya kau berjalan-jalan saja keluar rumah!" ujar Claire.

"Kau tidak bisa memaafkanku?"

Claire tidak berkata apa-apa. Ia memang tidak tau harus mengatakan apa, tidak ada yang perlu dimaafkan, sekali lagi ia meyakini kalau Noah tidak ada sangkut pautnya dengan kehamilan yang dialaminya.

"Aku tidak bisa kehilanganmu dengan cara seperti ini!"

"Pergilah, Tuan Muda. Maaf kalau saya bertindak kasar, tapi hal ini sangat sulit untuk..."

"Baik, aku akan menunggumu di kamarku. Aku bersumpah tidak akan keluar dari sana jika kau tidak datang dan mengatakan kalau

kau memaafkanku!" Noah melangkah kesal secepat mungkin menuju ke lantai atas.

Ia terlihat sangat emosional dan berhasil membuat Claire menyesal. Claire berdiam diri di sana dengan tatapan kosong. Noah sepertinya sangat mencintai Claire dan itu terlihat  sangat tulus. Apa yang harus Claire lakukan setelah ini? Ia tidak bisa merahasiakan kehamilan ini selamanya. Itu artinya Claire harus segera keluar diri rumah ini.

"Dally, benarkah kau akan ke New Zealand?" Janette membuyarkan lamunannya.

Claire menoleh kepada Janette sejenak, ia tidak mengerti dengan apa yang Janette katakan. Claire tidak pernah berencana untuk pergi ke New Zeeland. Tapi begitu melihat Sara yang berdiri di belakang Janette memberikan isyarat agar ia menjawab pertanyaan itu dengan anggukan, Claire menyentuh kepala Janette dengan sedih.

"Ya, sayang. Aku akan kesana sementara." bisik Claire.

"Itu artinya aku harus menggantikanmu selama kau berada disana?"

"Sepertinya begitu." ujar Claire.

"Mereka tidak akan menurut padaku, aku masih terlalu muda untuk menggantikan posisimu!" Janette bergumam.

"Tapi kau lebih tegas bila dibandingkan denganku. Kau pasti bisa, percayalah!" Claire berusaha meyakinkan Janette.

Janette menatap Claire dengan pandangan Sedih. Gadis kecil itu takut kehilangan Claire yang merupakan satu-satunya orang yang paling dekat dengannya. Saat itu mata Janette berkaca-kaca, ia hampir menangis

di hadapan Claire jika saja Janette tidak segera minta izin untuk mengurusi Finnegan. Claire tau itu hanya alasan. Janette mungkin sedang mencari tempat ternyaman untuknya menangisi rencana kepergian Claire yang Claire sendiri tidak tau.

-----------------

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!