Hari sudah mulai menjelang siang, nampak citra mulai bosan berdiam diri di rumah. Lalu dia mengambil handphonenya dan langsung menelpon teman baiknya.
"Hallo, ada apa cit?"
"Kamu dimana?"
"Aku di caffe tempat biasa kita nongkrong."
"Ya, udah. Aku ke sana sekarang."
"Oke, aku tunggu yah."
Lalu citra langsung mematikan panggilan tersebut, dan kini dia langsung bersiap untuk pergi menemui temannya itu.
Skip.
Kini Citra sudah berada di caffe tempat temannya berada.
"Nisa." Panggil citra sambil berjalan ke arah temannya yang bernama nisa.
"Eh, pengantin baru." Ucap nisa.
"Apaan sih." Jawab citra risih saat dirinya di sebut pengantin baru.
"Hehehehe.." Lalu nisa melihat citra dari atas sampai bawah.
"Ada apa sih, kok ngeliatinnya kaya gitu?" Tanya citra sambil duduk.
"Kok gak ada bekas ****** sih." Ucap Nisa.
"Bekas ****** apaan, coba?" Ucap citra.
"Iya, kan tadi malem. Malam pertama kamu. Jadi wajar aku nanyain itu." Jawab Nisa.
Dan Citra hanya tersenyum menanggapi ucapan Nisa.
"Gimana?" Tanya nisa.
"Gimana apanya?" Tanya Citra tak mengerti.
"Iya, gimana malam pertama kamu seru gak? Kalian sampe berapa ronde?" Tanya nisa penasaran.
"Apaan sih, sudah ah. Jangan bahas hal kaya gitu." Ucap citra.
"Ih, dasar pelit." Oceh nisa sambil meminum minumannya.
Sementara citra, nampak gugup saat nisa membahas soal pernikahannya. Bagaimana jika Nisa tahu kalau suaminya itu Tuli. Mau di taruh dimana muka citra nanti.
Drett, drett, drett...
Handphone citra bergetar, lalu citra langsung melihat siapa yang menelpon dan ternyata adalah ibu tersayangnya.
"Hallo, ada apa bu?"
"Kamu dimana citra?"
"Aku lagi di caffe sama temen."
"Kamu sekarang ke rumah ibu yah."
"Memangnya ada apa?"
"Pokonya ke rumah ibu aja."
"Ya udah, aku ke sanah."
Lalu Citra langsung menutup telpon dari ibunya.
"Maaf yah nis. Aku pulang dulu." Ucap citra.
"Kenapa, suami kamu kangen?" Tanya Nisa.
"Bukan, ibu aku nyuruh aku ke rumahnya." Jelas citra.
"Ya, udah. Hati-hati di jalannya yah." Ucap Nisa.
"Bye." Ucap citra sambil melambaikan tangannya.
Kemudian Citra langsung memberhentikan taksi yang lewat, dan taksi itu pun pergi ke alamat yang citra beritahu.
Di sepanjang jalan, nampak citra memikirkan ibunya. Karena tak biasanya ibunya menyuruhnya untuk menemuinya. Apakah ada hal penting? Tapi hal penting apa.
Tak beberapa lama taksi yang di tumpangi oleh citra sudah sampai di depan rumah ibunya, lalu citra langsung turun dan tak lupa dia juga membayar ongkos taksi tersebut.
"Ibu." Panggil citra sambil berjalan masuk.
Tak ada jawaban dari ibunya, tapi terdengar suara tawa di belakang rumah. Lalu citra berjalan ke belakang rumah, dan di sana terlihat ibunya tengah tertawa dengan seorang wanita cantik. Dari wajahnya seperti seumuran dengan ibunya tapi wanita itu lebih cantik.
"Ibu." Panggil Citra.
"Ah, citra. Kamu udah dateng." Ucap ibunya. "Sini-sini. Kenalin ini mertua kamu."
Lalu mata citra membulat mendengar ucapan dari ibunya. Wanita ini adalah mertuanya bagaimana bisa, karena saat dia menikah dengan rizki. Citra tak melihat wanita ini.
"Jadi kamu citra, istri dari putra saya." Ucapnya.
"Iya tante." Jawab citra.
"Kok, panggilnya tante sih. Panggil ibu aja." Ucapnya sambil tersenyum.
"Iya ibu." Ucap citra canggung.
"Kalau begitu, maria aku tinggal dulu kamu sama citra yah." Ucap ibu citra sambil berjalan meninggalkan keduanya.
"Citra?" Tanya mertuanya.
"Iya bu?" Jawab citra.
"Apa kamu menyesal menikahi rizki?" Tanya yah.
Tapi Citra tak menjawab ucapan mertuanya itu.
"Saya tahu, kamu pasti kaget saat mengetahui kekurangan rizki. Tapi percayalah dia anak yang sangat baik dan penurut. Saya harap kamu bisa jaga dia dan jadi istri yang baik untuk rizki." Ucapnya sambil menatap citra dengan tatapan memohon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Yuli Astuti
kekurangan yg masih bisa di perbaiki udah syok mba citra 😁
2021-12-09
0
Siti Dewi Mutmainah
iya cit cinta dia dengan tulus
2021-09-15
0
zee
bersyukur aja punya mertua kek gitu
2021-09-05
1