Ayudia pun patuh dan segera pergi ke kamarnya untuk mengambil mukena dan wudhu. Ketika dia sudah kembali ke kamar Dokter Danny, Dokter Danny masih belum keluar dari kamar mandi, malah dia mendengar kalau Dokter Danny sedang mandi tepatnya keramas Ayudia pun menunggu hingga akhirnya Dokter Danny keluar.
"Ayo" ajak Dokter Danny untuk memulai shalat subuh.
Ayudia pun menggelar sajadah di belakang Dokter Danny untuk menjadi Makmum. Setelah salam Dokter Danny menoleh ke belakang dengan mengulurkan tangannya supaya Ayudia mencium punggung tangannya, dia terbiasa melakukan itu saat Almarhumah Rahayu masih hidup.
Ayudia pun merasa canggung saat melihat Dokter Danny mengulurkan tangannya, namun dia tetap menerima tangan itu dan menciumnya, bagaimana pun Dokter Danny sekarang sudah menjadi suaminya.
"Aku akan membawa Naufal kembali ke kamar ku" ucap Ayudia seraya melipat mukena miliknya setelah shalat subuh bersama Dokter Danny.
"Tidak usah biarkan dia di sini, kasihan kalau dipindah nanti dia terbangun" balas Dokter Danny seraya melepas baju taqwa nya.
Ayudia segera berbalik ketika Dokter Danny bertelanjang dada, meskipun sekarang Dokter Danny sudah menjadi suaminya, tapi dia belum terbiasa melihat tubuh telanjang dada Dokter Danny.
"Kenapa?" tanya Dokter Danny dengan tersenyum ketika melihat Ayudia membelakanginya.
"Aku mau ke kamar ku dulu, Dok" pamit Ayudia dengan buru-buru, lalu keluar dari kamar Dokter Danny.
Sesampainya di kamar, Ayudia bingung harus beraktivitas apa, biasanya dia akan memandang wajah Naufal yang tertidur lelap, namun sekarang Naufal ada di kamar Dokter Danny. Akhirnya Ayudia pun memutuskan untuk membantu Bik Nur memasak di dapur setelah merapikan kamarnya.
Sudah lama Ayudia tidak pernah memasak semenjak menjadi pengasuh Naufal, Ini pertama kalinya dia memasak di rumah Dokter Danny selain mie instan, ketika sampai di dapur Bik Nur masih belum keluar dari dalam kamarnya, dia pun membuka pintu kulkas untuk melihat persediaan bahan makanan yang ada setelah semua siap Ayudia memasak untuk sarapan pagi, hari ini dia juga memasak lebih karena ingin membawakan bekal untuk Dokter Danny.
Sudah satu jam berlalu, namun Bik Nur masih belum keluar juga dari dalam kamarnya, Ayudia pun menghampiri kamar Bik Nur dan mengetuk pintunya.
"Bik" Ayudia memanggil Bik Nur setelah mengetuk pintunya.
"Iya, Mbak" Sahut Bik Nur dengan suara lirih.
"Bik Nur, sakit?" tanya Ayudia balik pintu, dia tidak berani membuka pintu kamar Bik Nur, Bik Nur pun tidak membukakan pintu karena tidak kuat turun dari tempat tidur dia merasa kepalanya pusing.
"Iya, Mbak maaf pagi ini saya tidak memasak tapi saya sudah izin sama Pak Danny lewat telepon" sahut Bik Nur.
"Boleh saya masuk?" tanya Ayudia.
"Silakan Mbak, pintunya nggak dikunci kok" sahut Bik Nur dari dalam kamarnya.
Ayudia pun membuka pintu kamar Bik Nur, di dalam kamar itu dia melihat Bik Nur berbaring di atas tempat tidur dengan menutup sekujur tubuhnya dengan selimut terlihat sekali kalau Bik Nur sedang menggigil kedinginan.
"Sudah minum obat Bik?" tanya Ayudia seraya duduk di tepi tempat tidur Bik Nur dan menyentuh dahinya.
"Belum, Mbak" jawab Bik Nur dengan menggelengkan kepalanya.
"Ya udah, Bik Nur makan dulu ya, saya sudah memasak tadi habis itu Bik Nur minum obat" ucap Ayudia lalu bangkit dan pergi ke dapur mengambilkan makanan untuk Bik Nur.
Dokter Danny menuruni anak tangga dengan menggendong Naufal di dadanya, tadinya dia pergi ke kamar Ayudia karena Naufal menangis meminta susu, namun Ayudia tidak ada di dalam kamarnya.
"Kamu sedang apa?" tanya Dokter Danny seraya duduk di kursi meja makan.
"Memasak, Mas. Pagi ini Bik Nur tidak bisa memasak karena sakit" jawab Ayudia dengan membawa makanan setelah itu dia masuk ke dalam kamar Bik Nur.
Dokter Danny pun ikut bangkit dan menyusul Ayudia ke dalam kamar Bik Nur.
"Naufal haus, dia minta susu. Biar saya yang periksa Bik Nur" ujar Dokter Danny lalu memberikan Naufal pada Ayudia.
Ayudia pun segera kembali ke kamarnya untuk membuatkan susu Naufal, sedangkan Dokter Danny ke ruang tengah untuk mengambil peralatan pemeriksaan.
Satu jam berlalu.
Ayudia turun ke lantai bawah setelah mandi dan memandikan Naufal, sesampainya di lantai bawah dia melihat Dokter Danny sedang makan di meja makan.
"Maaf saya makan duluan, karena harus segera ke rumah sakit, ada rapat hari ini" ujar Dokter Danny di sela makannya.
"Oh iya nggak apa-apa Mas, bagaimana dengan keadaan Bik Nur?" tanya Ayudia seraya duduk di seberang Dokter Danny.
"Sepertinya gejala tipus, aku sudah menghubungi anak nya supaya menjemputnya, obatnya nanti akan aku kirim ke rumahnya" balas Dokter Danny.
"Kamu nggak apa-apa kan di rumah sendirian?" tanya Dokter Danny, sebenarnya dia sedikit khawatir kalau Rahma akan datang dan mengganggu Ayudia lagi.
"Mm..." Ayudia sedikit ragu, dia takut kalau di rumah ini sendirian.
"Ya sudah, kemasi barang-barang yang diperlukan Naufal, aku antar ke rumah Papa" ucap Dokter Danny lalu menyuap makanan terakhirnya.
"Baik, Mas" balas Ayudia kemudian mereka kembali ke lantai atas dan masuk ke dalam kamar masing-masing.
Setelah mandi dan mengganti pakaian, Dokter Danny masuk ke dalam kamar Ayudia yang pintunya terbuka lebar.
"Sudah siap?" tanya Dokter Danny seraya melihat jam di pergelangan tangannya.
"Iya Mas," balas Ayudia lalu menggendong Naufal yang dia tidurkan di atas tempat tidur.
Dokter Danny pun segera mengangkat tas yang disiapkan Ayudia, setelah itu mereka turun bersama-sama, sesampainya di lantai bawah Ayudia buru-buru ke meja makan untuk mengambil tahu beberapa potong lalu memasukkan ke dalam mulutnya.
Dokter Danny pun melihat itu, dia melihat sebuah piring di atas meja memang masih belum terisi makanan, dia pun akhirnya tahu kalau Ayudia belum sarapan pagi.
"Kamu belum sarapan?" tanya Dokter Danny.
"Belum" jawab Ayudia seraya menggelengkan kepalanya.
"Kamu makan dulu kalau begitu" tutur Dokter Danny lalu mengambil alih Naufal dari gendongan Ayudia.
"Tapi Mas..." Ayudia takut kalau Dokter Danny telat ke rumah sakit.
"Nggak apa-apa, saya tunggu di halaman belakang" pamit Dokter Danny lalu pergi.
Ketika melewati dapur, Dokter Danny melihat kotak bekal makanan ada di atas meja, sudah lama dia tidak melihat itu terakhir kali saat Rahayu hamil satu bulan, setelah itu Rahayu tidak pernah membawakan bekal lagi karena mual muntah sangat mengganggu aktivitasnya.
Karena pemasaran, Dokter Danny mendekat dan membuka kotak bekal itu. Di dalamnya sudah terisi nasi beserta lauk pauknya, Ayudia lupa kalau sudah menyiapkannya sehingga dia tidak memberikannya pada Dokter Danny.
Dokter Danny pun mengambil kotak makanan itu dan memasukkannya ke dalam tas miliknya.
Selesai dia menghabiskan sarapannya mereka pun segera meluncur ke rumah Pak Arya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments