Canggung.

Saat akan berganti pakaian di dalam kamar dia pun teringat akan kamera CCTV yang ada di dalam kamarnya, dia melirik kamera itu lalu mengambil pakaian dari dalam almari. Setelah itu dia masuk ke dalam kamar mandi lagi untuk berganti pakaian, dia tidak mau Dokter Danny melihat tubuhnya yang tidak memakai sehelai benang pun melalui kamera CCTV yang ada di dalam kamarnya.

Setelah berganti pakaian, Ayudia keluar dari dalam kamarnya dan turun menuju meja makan sedangkan Naufal sudah dia titipkan pada Bik Nur sebelum mandi.

Di meja makan Dokter Danny sudah menunggu Ayudia untuk sarapan bersama seperti biasanya namun kali ini ada rasa yang canggung di antara mereka, karena sudah berstatus suami istri.

Ayudia bingung harus bersikap bagaimana mau menyiapkan makanan tapi sudah disiapkan Bik Nur semua.

Begitu juga dengan Dokter Danny, dia tidak tahu apa yang akan dia lakukan pada Ayudia yang kini sudah menjadi istrinya.

"Mm..." Dokter Danny dan Ayudia hendak membuka pembicaraan hampir bersamaan setelah menghabiskan makanannya.

"Dokter saja duluan" tukas Ayudia dengan canggung.

"Enggak, kamu aja yang duluan" balas Dokter Danny.

"Dokter, nggak kerja?" tanya Ayudia saat melihat Dokter Danny memakai pakaian santai rumahan.

"Nggak, saya sengaja mengambil cuti beberapa hari karena pernikahan kemarin" jawab Dokter Danny singkat lalu beranjak bangkit dari kursinya dan pergi naik ke lantai dua.

Ayudia melihat kepergian Dokter Danny dengan menghela nafas panjang lalu mengembuskannya dengan kasar. Entah kenapa ketika berbicara dengan Dokter Danny sekarang membuat jantungnya berdebar-debar tidak seperti biasanya.

Seusai makan Ayudia menghampiri Bik Nur yang tengah menggendong Naufal di kamarnya setelah itu dia mengajak Naufal pergi ke halaman depan rumah untuk menyuapinya

Ketika Ayudia sedang asik bercanda dengan Naufal, tiba-tiba masuk sebuah mobil dan berhenti di carport rumah Dokter Danny.

Tidak lama kemudian keluarlah Rahma dari dalam mobil itu dan menghampiri Ayudia yang sedang bercanda dengan Naufal.

Tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Ayudia setelah Rahma menarik bahunya, Ayudia pun segera memegangi pipinya terasa kebas.

"Kenapa, Mbak Rahma menampar saya?" tanya Ayudia dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa? kamu bilang!" bentak Rahma lalu menarik rambut Ayudia hingga kepala Ayudia mendongak.

"Salah kamu adalah karena kamu sudah berani menikah dengan calon suamiku" bisik Rahma di telinga Ayudia lalu melepaskan rambut Ayudia yang ditariknya dengan kasar.

Naufal pun menangis karena mendengar suara keras Rahma, dia juga tidak suka dengan Rahma. Rahma selalu kasar dan tidak sayang padanya, bayi pun bisa membedakan mana orang jahat dan mana orang baik.

"Rahma!" seru Dokter Danny dari ambang pintu ruang tamu.

Rahma pun segera menoleh ke arah sumber suara dan tampaklah Dokter Danny yang berjalan ke arahnya.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Dokter Danny dengan marah. Sedari tadi dia mengamati Ayudia yang tengah menyuapi dan bercanda dengan Naufal dari balkon lantai dua hingga tiba-tiba Rahma datang dan menampar Ayudia semua itu Dokter Danny lihat sedari tadi. Tadinya dia mengira Rahma akan mengambil barang yang tertinggal karena itu dia tidak segera turun karena malas bertemu dengan Rahma, ketika melihat Rahmat tiba-tiba menampar Ayudia dia tersentak kaget dan segera turun meskipun sudah terlambat.

"Kak, Danny di rumah?" tanya Rahma dengan gugup, dia mengira Dokter Danny sedang bekerja hari ini karena itu dia datang untuk meluapkan emosinya pada Ayudia.

"Ya, aku di rumah. Memangnya kenapa?" balas Dokter Danny dengan tegas.

Ayudia pun bergegas masuk ke dalam rumah dengan mengajak Naufal yang menangis.

"Tadinya aku mau menjenguk Naufal. Aku rindu padanya tapi pengasuh itu melarang ku untuk menyentuhnya, Kak" tutur Rahma memberi alasan seraya bergelayut manja di lengan Dokter Danny.

Dokter Danny pun mengibaskan tangannya yang dipegang Rahma.

"Dia bukan pengasuh Naufal, sekarang dia istriku sekaligus Mamanya Naufal" balas Dokter Danny yang berhasil membuat hati Rahma semakin sakit.

"Mulai sekarang kamu harus bisa menghormatinya" imbuh Dokter Danny lalu berbalik hendak masuk ke dalam rumah.

"Kak, kenapa kamu lebih memilih dia daripada aku?" tanya Rahma dengan lemah, matanya pun mulai berkaca-kaca.

Dokter Danny menghentikan langkah kakinya tanpa menoleh ke belakang.

"Karena kamu tidak pantas menjadi Ibunya Naufal" jawab Dokter Danny lalu bergegas masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya.

Rahma pun semakin geram, bibirnya mengerucut dan menghentakkan kakinya ke tanah dengan keras.

"Kurang ajar!" umpat Rahma lalu masuk ke dalam mobil dan membanting pintu mobilnya, setelah itu dia pergi dari rumah Dokter Danny.

Sementara itu Dokter Danny mencari Ayudi di dalam rumah hingga akhirnya dia menemukan Ayudia yang tengah berbaring miring membelakangi pintu di atas tempat tidurnya.

"Boleh saya masuk?" tanya Dokter Danny seraya mengetuk pintu kamar Ayudia yang tengah terbuka.

Ayudia tidak menjawabnya, namun Dokter Danny tetap melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Ayudia dan duduk di tepi tempat tidur, isak tangis Ayudia pun mulai terdengar.

"Kenapa kamu menangis?" tanya Dokter Danny seraya menarik lengan Ayudia supaya menghadap ke arahnya.

Namun Ayudia tetap kekeh pada posisinya dengan mengeratkan pelukan tangannya pada tubuh Naufal.

Dokter Danny pun menarik paksa lengan Ayudia hingga akhirnya tampak lah memar pada pipi kiri Ayudiam Ayudia tampak malu-malu, tidak berani menatap Dokter Danny, setelah itu Dokter Danny keluar dari dalam kamar Ayudia dan pergi ke dapur.

Tidak lama kemudian Dokter Danny kembali ke dalam kamar Ayudia dengan membawa baskom berisi es batu, handuk bersih dan salep di tangannya. Dia memasukkan es batu itu ke dalam handuk dan hendak mengompres pipi Ayudia yang memar.

"Saya bisa melakukannya sendiri" ujar Ayudia seraya meraih handuk itu dari tangan Dokter Danny, namun Dokter Danny enggan untuk memberikannya.

"Biar saya saja yang melakukannya" tukas Dokter Danny dengan memegang erat handuk itu.

Ayudia pun diam seribu bahasa hingga Dokter Danny mengoleskan salep pereda nyeri dan lebam pada pipi kirinya.

"Kenapa Dokter menikahi saya?" tanya Ayudia tiba-tiba saat Dokter Danny hendak pergi dari kamarnya untuk membawa baskom kembali ke dapur.

Dokter Danny pun menghentikan langkah kakinya.

"Karena saya tidak ada waktu untuk mencari yang lain" jawab Dokter Danny lalu pergi meninggalkan kamar Ayudia.

Ayudia pun mengigit di bagian dalam bibir bawahnya yang bergetar menahan tangis setelah mendengar jawaban Dokter Danny.

Setelah keluar dari dalam kamar Ayudia, Dokter Danny pergi ke rumah Pak Arya untuk menjelaskan semuanya, dia tidak mau semua orang salah paham pada Ayudia dan mengamuk seperti Rahma.

Kejadian hari ini sudah membuat Dokter Danny sangat khawatir akan keselamatan Ayudia. Untung saja dirinya tidak pergi bekerja hari ini andaikan dia tidak ada di rumah entah bagaimana nasib Ayudia sekarang, dia tidak menyangka Rahma akan berbuat kasar seperti itu pada Ayudia.

Terpopuler

Comments

Nay Sha

Nay Sha

lanjud thor,tu si Rahma di asingkan aja thor🤭🤭,semoga Pak Dokter mulai menaruh rasa ya,luluh karna ketulusan

2023-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!