Ide gila.

Ketika sampai di depan pintu kamar Ayudia, Dokter Danny segera membuka pintu kamar itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu kebetulan Ayudia juga tidak mengunci pintu kamarnya.

Ayudia pun terkejut saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka, dia segera menoleh pada pintu kamarnya dan tampaklah Dokter Danny berdiri di sana.

"Kenapa dia menangis?" tanya Dokter Danny sembari berjalan mendekat ke arah Ayudia, lalu mengambil alih bayi itu dari tangan Ayudia.

"Mungkin dia merindukan Mamanya, Dok" jawab Ayudia dengan ragu. Sedari tadi dia sudah berusaha merawat dan menjaga anak Dokter Danny agar tidak sampai menangis kencang.

"Apa kamu sudah mengganti popoknya?" tanya Dokter Danny seraya meraba diapers yang dipakai anaknya.

"Sudah, Dok. Bahkan, susu pun baru saja dihabiskan" jawab Ayudia menjelaskan.

Dokter Danny pun berusaha menenangkan bayi itu dengan menimang-nimangnya namun hasilnya nihil, dia pun berpikir bagaimana caranya membuat bayi itu berhenti menangis. Tiba-tiba terbesit sebuah ide yang mungkin bisa dikatakan ide gila, tapi apa salahnya mencoba. Pikir Dokter Danny.

"Coba susui dia" ujar Dokter Danny seraya mendekati Ayudia.

"Apa, Dok? susui?" ulang Ayudia untuk memastikan dia tidak salah dengar dengan mengerutkan keningnya.

"Iya, mungkin dia pengen *****" balas Dokter Danny seraya memberikan bayinya pada Ayudia.

"Tapi, Dok saya kan bukan Ibunya, saya juga tidak punya ASI" tutur Ayudia berusaha menolak permintaan Dokter Danny, bagaimanapun dia masih perawan tubuhnya belum pernah di jamah siapapun, masa iya bayi Dokter Danny yang akan menjamah tubuhnya untuk pertama kalinya, tentu saja dia tidak rela, apalagi bayi itu bukan anaknya.

Karena tangisan bayi itu semakin keras, Dokter Danny pun segera meraih kancing atas piyama Ayudia untuk segera membukanya, dia tidak tega melihat anaknya menangis seperti itu.

"Dokter" jerit Ayudia seraya menepis tangan Dokter Danny dengan kasar dari dadanya.

Dokter Danny pun melihat tangannya sendiri yang di tepis Ayudia, dia menyesal telah berlaku kurang ajar pada Ayudia.

"Maaf" ucap Dokter Danny dengan pasrah dan menundukkan kepalanya.

Ayudia pun mengerti dan menyesal karena sudah berteriak pada Dokter Danny.

"Saya akan melakukannya. Tapi tolong Dokter keluar dulu dari kamar ini" tutur Ayudia akhirnya mengalah, dia juga tidak tega melihat bayi itu menangis terus-menerus.

"Oke, baiklah. Kalau kamu butuh bantuan apapun kamar ku ada di sebelah kamar ini" ujar Dokter Danny lalu keluar dari kamar Ayudia dan menutup pintunya.

Setelah Dokter Danny keluar dari kamarnya, Ayudia membuka kancing atas piyama nya dan mengeluarkan yang mungkin diinginkan oleh anak itu, meskipun agak ragu dia akan mencoba menyusui bayi itu untuk pertama kalinya, memang tidak mengeluarkan ASI paling tidak bayi itu bisa mengepeng tanpa kembung dan kekenyangan.

Tidak lama kemudian tangisan bayi itu sudah tidak terdengar lagi, Dokter Danny yang berdiri di depan pintu kamar Ayudia pun tersenyum dan merasa lega, setelah itu dia masuk ke dalam kamarnya kembali.

Sementara itu Ayudia di dalam kamarnya sedang menyusui bayi Dokter Danny dengan menahan sakit karena bayi itu menyedotnya dengan sangat kuat.

"Cepat tidur ya sayang" gumam Ayudia seraya membelai kepala bayi itu, dia merasa kasihan pada bayi itu karena sejak lahir sudah tidak bisa melihat wajah Ibunya.

############

Keesokan harinya.

Pagi-pagi sekali Rahma sudah datang ke rumah Dokter Danny dengan membawa banyak belanjaan di tangannya, kemudian dia menuju dapur untuk memasak sebelum Dokter Danny turun ke lantai bawah untuk sarapan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!