Ayudia yang mendengar Naufal menangis segera keluar dari dalam kamar yang. Alhasil, dia pun menabrak Dokter Danny yang akan masuk ke kamarnya. Ayudia jatuh duduk, Dokter Danny terkejut saat melihat Ayudia terjatuh. Dia tadi terburu-buru ke kamar Ayudia karena Naufal menangis, karena susu Naufal ada di dalam kamar Ayudia. Dia pun mengulurkan tangannya pada Ayudia untuk membantunya berdiri.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Dokter Danny.
"Isshhhhh" lirih Ayudia mendesis karena pantatnya terasa sakit.
"Sakit ya?" tanya Dokter Danny lagi.
"Iya" jawab Ayudia sewot lalu berdiri sendiri dan mengabaikan tangan Dokter Danny.
"Kamu kenapa seharian ini marah-marah terus?" tanya Dokter Danny saat Ayudia membuat susu untuk Naufal. Dia duduk di atas tempat tidur Ayudia sambil memangku Naufal.
Ayudia tidak menjawab pertanyaan Dokter Danny, setelah susunya siap Ayudia mendekat ke arah Dokter Danny untuk mengajak Naufal duduk di sofa. Namun, Dokter Danny tidak memberikan Naufal pada Ayudia, dia malah memegang tangan Ayudia.
"Mau menstruasi ya? lagi PMS?" tebak Dokter Danny. Ayudia melebarkan kelopak bola matanya, pertanyaan Dokter Danny membuatnya malu.
"Dokter, apaan sih. Nih susunya, kasihan tuh Naufal udah nangis dari tadi" ujar Ayudia seraya menyerahkan susu Naufal pada Dokter Danny.
Dokter Danny pun menerimanya lalu memberikan susu itu pada Naufal, Ayudia menunggu susu Naufal habis dengan duduk di sofa dan melipat kedua tangannya di depan dada, dia ingin Dokter Danny segera keluar dari dalam kamarnya.
Namun, setelah susu Naufal habis, Dokter Danny pun tak kunjung keluar, dia malah bermain dengan Naufal, Ayudia hanya bisa mendengus pelan berkali-kali, dia hendak mengusir Dokter Danny dari dalam kamarnya, tapi dia tidak berani karena ini rumah Dokter Danny.
Dokter Danny melihat Ayudia yang sedari tadi diam dan mendengus pelan berkali-kali, dia pun melihat jam di dinding kamar Ayudia, jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, dia pun bangkit dengan menggendong Naufal.
"Ayo tidur" ajak Dokter Danny seraya menarik tangan Ayudia.
Ayudia menatap tangan yang ditarik Dokter Danny dengan bingung.
"Mas, ini kamar ku" ujar Ayudia tidak mau ikut ke kamar Dokter Danny.
"Kita tidur di kamar ku" ucap Dokter Danny.
"Kenapa?" tanya Ayudia.
"Kan kita suami istri, wajar kan kalau tidur bersama" jawab Dokter Danny dengan tersenyum.
"Nggak, aku nggak mau" tolak Ayudia, takut Dokter Danny melakukan sesuatu padanya meskipun sekarang mereka sudah menikah tapi Ayudia masih belum siap untuk menjadi istri Dokter Danny yang sesungguhnya.
"Ya, sudah kalau begitu biar Naufal saja yang tidur sama aku" ucap Dokter Danny lalu mengajak Naufal keluar dari kamar Ayudia.
Satu jam berlalu.
Ayudia masih belum bisa memejamkan matanya, dia merasa gelisah dan merasa ada yang kurang. Biasanya dia tidur dengan memeluk dan sesekali menyusui Naufal, namun malam ini Naufal tidur dengan Papanya untuk pertama kalinya.
"Naufal, sudah tidur apa belum ya?" gumam Ayudia, dia pun turun dari tempat tidur dan keluar dari dalam kamarnya menuju kamar Dokter Danny, dia menempelkan daun telinganya pada pintu kamar Dokter Danny untuk mendengarkan, apakah Naufal menangis atau tidak, namun tidak terdengar apapun di sana.
Ayudia merasa kurang yakin akhirnya dia pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Dokter Danny dengan pelan-pelan, dia berharap saat ini Dokter Danny sudah tertidur lelap.
Ayudia masuk ke dalam kamar Dokter Danny dengan pelan-pelan supaya tidak menimbulkan suara yang bisa membangunkan Dokter Danny ataupun Naufal, di sana tampak lah Dokter Danny yang tidur dengan posisi miring menghadap Naufal, Ayudia pun semakin mendekat untuk melihat Naufal.
Wajah Naufal sangat tenang saat tidur, Ayudia sangat menyayanginya seperti anaknya sendiri dia pun menyentuh pipi Naufal dan membelainya karena merasa geli Naufal pun terbangun meskipun tidak sampai membuka matanya.
Dokter Danny merasakan pergerakan Naufal, dia pun membuka matanya dengan pelan-pelan dan melihat Ayudia di hadapannya.
"Katanya nggak mau tidur di sini?" tanya Dokter Danny dengan tiba-tiba yang membuat Ayudia terkejut, Ayudia pun segera mundur beberapa langkah.
"Nggak bisa tidur ya?" tebak Dokter Danny lagi dengan tersenyum, matanya sangat sayu terlihat sekali kalau masih mengantuk.
Ayudia masih terdiam, dia bingung harus beralasan apa.
"Tidurlah di sini, sebenarnya tadi Naufal agak rewel karena tidak ada kamu, tapi karena sudah sangat mengantuk jadi dia tertidur" tutur Dokter Danny setelah bangun dari tidurnya.
"Aku bisa tidur di sofa atau tidur di kamar yang lain" imbuh Dokter Danny.
Ayudia menatap ranjang Dokter Danny yang berukuran besar.
"Nggak usah Mas, kita bisa tidur bertiga di sini" ucapnya.
Dokter Danny pun menganggukan kepalanya, Ayudia naik ke atas tempat tidur Dokter Danny, ini pertama kalinya mereka tidur bertiga seperti keluarga yang sesungguhnya.
Tidak lama kemudian Ayudia pun mengembuskan napas dengan kasar pertanda kalau dia sudah tertidur, Dokter Danny membuka kembali matanya. Sedari tadi dia berpura-pura tidur semenjak Ayudia tidur di ranjangnya, dia menatap Ayudia yang tidur menghadap ke arahnya. Dia pun memandang wajah itu cukup lama dengan tersenyum. Ini kali pertama Dokter Danny menatap wajah Ayudia dari jarak dekat dan lama, pandangannya pun pindah ke bawah tepatnya bibir Ayudia yang diciumnya tadi siang.
"Dia istriku sekarang" gumam Dokter Danny dengan senyum mengembang di bibirnya, tiba-tiba ada sesuatu yang mengembang di bawah sana.
Dokter Danny pun segera menarik nafas dalam-dalam untuk meredakan nafsunya, sangat wajar apabila 'adik kecilnya' berontak karena sudah delapan bulan lebih dia menjadi duda, dia juga bukan tipe laki-laki yang suka jajan di luar, dihadapannya kini ada seorang wanita yang sudah sah menjadi istrinya tapi dia tidak berani meminta haknya, dia tahu kalau Ayudia belum siap untuk semua ini, apalagi usia mereka terpaut sembilan tahun karena itu dia akan bersabar sampai Ayudia mau menjadi istrinya yang sesungguhnya.
###########
Adzan subuh mulai berkumandang, Ayudia membuka matanya dengan pelan-pelan, rasanya sangat berat untuk membuka mata karena kantuk, namun karena shalat adalah kewajiban, dia pun memaksa matanya untuk segera terbuka dengan lebar.
Saat melihat Naufal tidur dengan nyenyak dihadapannya, Ayudia pun tersenyum kemudian pandangan nya berpindah pada Dokter Danny, dia masih tidak percaya kalau Dokter Danny sudah menjadi suaminya, padahal dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi istri seorang Dokter yang jauh dari jangkauannya karena perbedaan status sosial.
"Mas, ayo kita shalat" Ayudia membangunkan suaminya seraya mengguncang bahu Dokter Danny.
Dokter Danny pun segera membuka matanya, dia memang sudah terbiasa bangun subuh untuk shalat subuh sehingga tidak sulit membangunkannya.
"Hm, ambil mukena kamu, kita shalat bersama-sama" balas Dokter Danny lalu turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments