"Mm... tolong jangan salah paham dulu, Kak. Aku akan jelaskan semuanya" ucap Ayudia dengan memelas dan menggapai tangan Arnold.
Arnold pun melihat cincin nikah yang tersemat di jari Ayudia, dia tersenyum masam.
"Nggak perlu, semuanya sudah jelas. Terima kasih atas PHP nya selama ini," tolak Arnold lalu mengibaskan tangan Ayudia dengan kasar, setelah itu dia pergi meninggalkan meja Dokter Danny dan Ayudia dengan marah.
Ayudia melihat kepergian Arnold dengan menggigit bagian dalam bibir bawahnya, dia merasa sangat bersalah pada Arnold, dia hendak mengejar Arnold tapi tiba-tiba tangan Dokter Danny meraih tangan Ayudia untuk menahannya.
"Mau ke mana?" tanya Dokter Danny.
Ayudia menatap Dokter Danny, lalu menatap punggung Arnold yang pergi semakin menjauh.
"Saya harus menjelaskan pada Kak Arnold, kalau... kalau..." Ayudia tidak mau melanjutkan kalimatnya.
"Kalau apa?" tanya Dokter Danny lagi menuntut jawaban dari Ayudia.
"Pernikahan kita tidak seperti yang dia bayangkan" jawab Ayudia dengan menatap lurus ke arah pupil mata Dokter Danny. Seketika jantung Ayudia berdebar hebat. Ini pertama kalinya dia menatap Dokter Danny dengan sungguh-sungguh, Dokter Danny yang ditatap seperti itu sempat tercengang, setelah itu dia segera berkedip karena sadar sedang berada di tempat umum.
"Apapun yang dia bayangkan yang jelas sekarang kita sudah menikah. Ayo pulang kita makan di rumah saja" tutur Dokter Danny dengan tegas lalu menarik tangan Ayudia keluar dari food court, Ayudia patuh dengan bibir cemberut.
Di area parkir, Ayudia berjalan mengikuti Dokter Danny dengan melamun, tidak lama kemudian ada sebuah mobil yang melaju kencang ke arahnya, Dokter Danny yang kebetulan melihat mobil itu segera menarik tangan Ayudia dengan tangan kanannya untuk bersembunyi di sela-sela mobil yang parkir dan mendekap Naufal dengan tangan kiri di gendongannya. Karena tidak siap Ayudia pun terjatuh dan sikunya terluka karena bergesekan dengan tanah, Dokter Danny segera berjongkok untuk melihat keadaan Ayudia dan membantunya berdiri.
"Apa kamu terluka?" tanya Dokter Danny dengan khawatir.
"Hanya lecet sedikit, Mas" jawab Ayudia dengan berdesis menahan perih pada sikunya.
"Ayo, segera masuk ke dalam mobil" ajak Dokter Danny seraya bangkit dan berjalan ke arah mobilnya yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Apa kamu tidak melihat mobil itu melaju ke arah kamu?" tanya Dokter Danny ketika Ayudia sudah masuk ke dalam mobil dan memangku Naufal, Ayudia menjawabnya hanya dengan gelengan kepala.
Dokter Danny hanya bisa mendesah pelan sambil menyalakan mesin mobilnya, kemudian dia segera melajukan mobilnya meninggalkan Mall.
Sementara itu di mobil yang lain, seorang wanita sedang kesal karena gagal mencelakai Ayudia, dia sengaja menunggu berjam-jam di area parkir untuk menunggu Ayudia dan Dokter Danny keluar dari Mall, namun usahanya sia-sia. Setelah itu dia segera melajukan mobilnya meninggalkan area parkir Mall.
###########
Sesampainya di rumah, Ayudia segera turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah tanpa berkata satu kata pun pada Dokter Danny.
"Bik, tolong masak sesuatu yang bisa segera dimakan, ya" pinta Dokter Danny pada Bik Nur ketika memasuki rumah.
"Baik, Pak" Sahut Bik Nur patuh.
Sesampainya Ayudia di kamar, dia segera membaringkan Naufal di atas tempat tidur, setelah itu dia mengambil pakaian ganti dan masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti pakaian, ketika dia keluar Dokter Danny sudah duduk di atas tempat tidurnya dengan kotak obat di sampingnya.
"Kemari lah" ujar Dokter Danny seraya melambaikan tangannya pada Ayudia, Ayudia pun berjalan mendekat.
"Duduk" perintah Dokter Danny lagi dengan menepuk kasur yang ada di sampingnya.
Setelah Ayudia duduk, Dokter Danny pun membuka kotak obat yang ada di sampingnya kemudian dia membersihkan dan mengobati luka Ayudia dengan pelan-pelan. Ayudia melirik dan menatap Dokter Danny yang sedang mengobati lukanya.
Tidak lama kemudian Dokter Danny pun menatap Ayudia. Ayudia yang kepergok sedang menatap Dokter Danny segera memalingkan mukanya karena merasa malu. Dokter Danny pun tersenyum samar lalu menutup kotak obatnya.
"Kenapa? aku tampan ya, sampai kamu sebegitunya menatap saya" goda Dokter Danny dengan tersenyum menggoda.
Ayudia memajukan bibirnya lalu mengalihkan topik.
"Aku lapar, aku akan turun ke dapur untuk memasak" ucap Ayudia lalu keluar dari dalam kamar, Dokter Danny pun mengikutinya.
Sesampainya Ayudia di dapur, Bik Nur sedang menyiapkan makanan di atas meja makan.
"Ayo makan" ajak Dokter Danny seraya menarik kursi meja makan lalu duduk.
Mau tidak mau Ayudia pun duduk dan mulai makan bersama Dokter Danny, setelah makan Ayudia buru-buru kembali ke kamarnya tanpa berpamitan pada Dokter Danny yang belum selesai makan. Dokter Danny menatap punggung Ayudia yang semakin menjauh dengan heran.
Seusai makan Dokter Danny naik ke atas untuk kembali ke kamarnya, ketika sampai di depan kamar Ayudia tiba-tiba pintu kamar Ayudia terbuka, Dokter Danny dapat melihat Ayudia yang sudah berpakaian rapi dan bersiap-siap untuk pergi.
"Mau ke mana?" tanya Dokter Danny.
"Keluar sebentar, Mas" jawab Ayudia singkat.
"Biar aku antar" Dokter Danny pun menawarkan diri.
"Nggak usah, aku bisa sendiri" tolak Ayudia seraya hendak pergi meninggalkan Dokter Danny.
Dokter Danny mengikuti Ayudia dan meraih tangannya.
"Kamu kenapa? mau menemui laki-laki itu?" tanya Dokter Danny yang mulai emosi dengan kelakuan Ayudia yang tidak seperti biasanya.
"Kalau iya kenapa?" tanya Ayudia dengan jutek.
"Kamu tidak boleh pergi" cegah Dokter Danny.
"Kenapa?" tanya Ayudia mulai berani.
"Aku tidak mau kamu menemui laki-laki itu, siapa dia? kekasih kamu?" tanya Dokter Danny semakin ingin tahu.
"Bukan" jawab Ayudia singkat.
"Lalu siapa dia? Kenapa kamu sampai harus repot-repot menjelaskan pernikahan kita pada dia?" Dokter Danny semakin tidak mengerti ada hubungan apa antara Ayudia dan Arnold.
Ayudia tidak menjawab pertanyaan Dokter Danny, dia malah pergi dan meninggalkan Dokter Danny, ketika dia akan menuruni tangga, Dokter Danny menarik tangan Ayudia dan menguncinya di tembok. Setelah itu dia mencium bibir Ayudia tanpa aba-aba.
Ayudia yang mendapat ciuman mendadak dari Dokter Danny membelalakkan matanya, dia berusaha mendorong dada Dokter Danny supaya menjauh darinya tapi Dokter Danny tidak mau mengalah dan terus mencium bibir Ayudia. Mata Ayudia pun mulai berembun, tidak lama kemudian bulir bening itu meluruh di pipi Ayudia, Dokter Danny segera tersadar dan menghentikan ciumannya ketika melihat Ayudia menangis.
"Maaf" ucap Dokter Danny pada Ayudia dengan menyesal. Entah setan apa yang sudah merasukinya hingga dia melakukan itu pada Ayudia.
Ayudia pun menatap Dokter Danny yang terlihat merasa bersalah, setelah itu dia mendorong Dokter Danny supaya menyingkir dari hadapannya, lalu pergi dan masuk ke dalam kamarnya setelah menutup pintu kamarnya, dia berjongkok di belakang pintu dan menangis di sana, dia menyentuh bibir yang sudah dicium Dokter Danny tadi.
Dokter Danny menyusul dan memutar gagang pintu kamar Ayudia, tapi Ayudia menguncinya dari dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments