Sandiwara.

Dokter Danny sampai di rumah sakit. Setelah keluar dari dalam mobilnya dia berjalan menyusuri area parkir menuju ruang poli kandungan.

Sepanjang perjalanan semua mata yang berpapasan dengan Dokter Danny merasa heran, mereka tidak menyangka Dokter Danny akan masuk bekerja secepat ini, istrinya baru saja meninggal dua hari yang lalu tapi Dokter Danny terlihat tegar.

Selama Dokter Danny tidak masuk bekerja. Dokter Desi lah yang menggantikannya memeriksa pasien di rumah sakit, Dokter Desi adalah Kakak kandung Dokter Danny.

Dokter Desi biasanya bekerja di rumah sakit Pelita. Sedangkan Dokter Danny bekerja di rumah sakit Dharmawangsa, ketika Dokter Danny tidak masuk bekerja karena kematian istrinya kemarin, Dokter Desi harus membagi waktunya bekerja di dua rumah sakit untuk menggantikan Dokter Danny sementara.

Ketika Dokter Danny masuk ke dalam ruang poli kandungan, Dokter Desi sedang memeriksa seorang pasien dengan alat USG.

"Maaf aku datang terlambat" ucap Dokter Danny lalu duduk di kursi kerjanya.

"Loh, Danny. Kamu masuk kerja hari ini?" tanya Dokter Desi ketika melihat Dokter Danny masuk ke ruang poli kandungan.

"Hm, maaf sudah merepotkan Kakak dua hari ini" Balas Dokter Danny dengan tersenyum.

"Nggak apa-apa santai aja" balas Dokter Desi seraya tetap melanjutkan memeriksa pasien yang ada di depannya.

Setelah pasien yang diperiksa Dokter Desi keluar, Dokter Desi pun pamit untuk kembali ke Rumah Sakit Pelita.

##########

Sore hari Dokter Danny sudah pulang ke rumah, hari ini dia bisa pulang lebih cepat karena tidak ada jadwal operasi sc.

Dokter Danny berjalan dengan terburu-buru naik ke lantai dua menuju ke kamar Ayudia untuk melihat bayinya, sejak tadi dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan anaknya yang baru lahir dua hari yang lalu itu.

Sesampainya Dokter Danny di depan pintu kamar Ayudia kebetulan pintu kamar itu sedang terbuka lebar dan tampaklah Ayudia sedang membereskan tempat tidurnya.

"Apa dia rewel hari ini?" tanya Dokter Danny sembari berjalan memasuki kamar Ayudia.

Ayudia pun menoleh ke belakang dan melihat Dokter Danny di sana.

"Enggak, kok Kak. Dia pintar hari ini" sahut Rahma yang tengah duduk di sofa sembari memangku bayi Dokter Danny yang baru saja selesai dimandikan Ayudia.

Dokter Danny pun menoleh ke belakang dan tampaklah Rahma di sana.

"Kamu belum pulang?" tanya Dokter Danny seraya menghampiri Rahma.

"Kan, Kakak Danny tadi berpesan untuk membantu Ayudia menjaga bayi Kakak? jadi aku melakukannya. Lagi pula bayi ini kan juga keponakan aku" balas Rahma seraya membelai pipi bayi Dokter Danny.

"Terima kasih" tukas Dokter Danny singkat.

"Ngomong-ngomong namanya siapa?" tanya Rahma mencari bahan pembicaraan untuk bisa mengobrol lebih lama dengan Dokter Danny.

"Aku belum memikirkannya. Mm, Aku mau pergi mandi dulu setelah itu aku akan menggendongnya" pamit Dokter Danny lalu pergi meninggalkan kamar Ayudia.

"Hufft, untung saja aku datang tepat waktu" gumam Rahma seraya mengelus dadanya, dia baru saja datang sepuluh menit sebelum Dokter Danny datang.

"Nih, ambil lagi bayinya" seru Rahma pada Ayudia.

Ayudia pun menghampiri Rahma lalu mengambil alih bayi Dokter Danny, dia tidak menyangka kalau Rahma hanya berpura-pura baik di depan Dokter Danny meskipun bayi ini keponakan kandungnya tapi Rahma tidak menyayanginya dengan tulus.

Setelah itu Rahma pergi ke dapur membuatkan kopi untuk Dokter Danny, dia sangat ingin mendapatkan perhatian dan menaklukkan hati Dokter Danny.

Usai mandi Dokter Danny keluar dari dalam kamar lalu masuk ke dalam kamar Ayudia. Di sana tampak Ayudia sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Di mana anak ku?" tanya Dokter Danny ketika melihat Ayudia tidak memangku anaknya.

"Ada di tempat tidurnya, Dok" jawab Ayudia sembari menyimpan ponselnya ketika melihat Dokter Danny masuk ke dalam kamarnya.

"Mm, maaf ya untuk yang tadi malam" ucap Dokter Danny merasa tidak enak pada Ayudia.

"Tidak apa-apa, Dok. Saya mengerti" balas Ayudia dengan sopan.

Di depan pintu kamar Ayudia, Rahma mendengarkan percakapan mereka dan mengernyitkan dahinya.

'Apa yang terjadi di antara mereka tadi malam?' batin Rahma, dia pun semakin penasaran ada hubungan apa antara Dokter Danny dan Ayudia.

Rahma pun masuk ke dalam kamar Ayudia dengan membawa secangkir kopi untuk Dokter Danny.

"Ini aku buatkan kopi khusus untuk Kak Danny" ucap Rahma seraya menaruh secangkir kopi di atas meja.

"Terima kasih" balas Dokter Danny.

"Saya mau ke kamar dulu" pamit Dokter Danny sembari membawa kopi itu keluar dari dalam kamar Ayudia.

Setelah Dokter Danny pergi, Rahma pun menginterogasi Ayudia.

"Apa yang terjadi antara kamu dan Kak Danny tadi malam?" tanya Rahma pada Ayudia.

"Tidak terjadi apa-apa, Mbak" jawab Ayudia jujur.

"Jangan bohong kamu" hardik Rahma dengan mata melotot.

Suara Rahma pun akhirnya membangunkan bayi Dokter Danny yang sedang tidur, Ayudia segera menghampiri bayi itu dan tidak menghiraukan Rahma.

Rahma pun segera keluar dari dalam kamar Ayudia, dia tidak suka mendengar tangisan bayi. Itu sangat membuat kepala pusing menurutnya.

Sementara itu di dalam kamarnya Dokter Danny membuka laptop untuk mengecek kamera CCTV hari ini, dia ingin mengecek apakah Ayudia menjaga anaknya dengan baik selama dia tidak ada di rumah.

Ketika dia mengecek semua kegiatan Ayudia, semuanya tidak ada masalah. Namun ketika dia mengalihkan ke kamera CCTV halaman rumah dia melihat mobil Rahma pergi meninggalkan rumah setelah dia berangkat kerja tadi pagi.

"Jadi dia pergi tadi pagi" gumam Dokter Danny kemudian dia melihat terus rekaman kamera CCTV itu hingga Rahma kembali ke rumahnya.

"Hm, baru kembali sore hari sebelum aku pulang. Bagus sekali sandiwaranya seolah-olah mengurus anak ku sejak tadi pagi" cibir Dokter Danny dengan tersenyum miring.

Dokter Danny pun menatap secangkir kopi buatan Rahma yang ada di samping laptopnya, kemudian dia mengangkat cangkir itu dan membawanya ke dalam kamar mandi, dia menuang isi kopi itu ke dalam water closet.

############

Beberapa hari kemudian.

Hari ini adalah pengajian hari terakhir di rumah Dokter Danny, tidak terasa Rahayu sudah meninggal dunia satu minggu yang lalu.

Setelah semua tamu dan saudara pulang, Dokter Danny masuk ke dalam kamarnya dia membuka almari di mana pakaian Rahayu berada.

Di sana Dokter Danny menemukan sebuah buku tebal milik Rahayu, dia pun mengambil buku itu dan membacanya secara acak.

Senin 10 Mei 20xx.

Hari ini aku baru saja pulang dari memeriksakan kandungan ku di rumah sakit. Aku senang sekali karena janin ku sangat sehat dan berkembang dengan baik di dalam rahim ku, aku semakin bahagia ketika mengetahui bahwa jenis kelaminnya laki-laki, dia pasti tampan seperti Papanya.

Rabu 10 Juni 20xx.

Hari ini kandungan ku berusia dua puluh lima Minggu. Dia semakin aktif menendang di dalam rahim, aku sudah tidak sabar menantikannya lahir ke dunia ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!