Part #18

🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Fajar yang sudah pamit pada Ayah Keanu benar-benar melangkahkan kakinya dari rumah utama menuju rumah sakit. Disana pasti ia sudah di tunggu oleh Alina dan papanya. Ada perasaan campur aduk yang di rasakan pria tampan itu terlebih hadirnya Tom juga. Ia tak bisa menebak apa yang akan terjadi tapi ia tetap berdo'a semoga sesuai dengan apa yang di inginkan yaitu akhir yang baik-baik.

Tak perlu waktu lama, mobil mewahnya sudah ada di parkiran rumah sakit yang kali ini milik Rahardian, bukan milik MiMoy Hujan.

Berkali-kali menarik napas berkali-kali juga di hembuskan oleh Fajar sebelum ia turun dari kereta besinya tersebut dan kini langkah kaki Si tengah sudah menuju ruang rawat inap mantan calon mertua nya, sebab tak ada lagi harapan untuk ia dan Alina kembali. Bukan hanya karna wanita itu yang tak cinta tapi juga ada bayi tak berdosa dalam rahim tersebut.

Ceklek

Sebuah benda bercat putih itu di buka oleh Fajar dengan tangan kanannya, ia tersentak kaget saat melihat pria paruh baya seusia Ayahnya sedang terisak sedih.

"Pah, ada apa?" tanya Fajar yang mendekat ke sisi kanan brankar pasien karna di sisi kirinya ada Alina.

"Maafkan Alina, Fajar." Papa Gunawan langsung meraih tangan pria yang ia harapkan bisa menjaga putri tunggalnya.

"Pah--, Alina tak buat salah apapun pada Fajar, Papa jangan khawatir, fokus saja pada kesehatan Papa," jawab Fajar yang paham betul dengan perasaan Sahabat ayahnya tersebut.

"Alina hamil, ia hamil padahal jelas masih berhubungan denganmu. Papa sangat kecewa dan malu, Nak."

Orang tua manapun pasti hancur hatinya saat tahu anak yang ia besarkan dengan kasih sayang dan perhatian justru melakukan kesalahan yang di luar batas wajar. Itulah yang kini dirasakan Papa Gunawan, ia sudah melarang Alina untuk berpacaran dengan Tom lalu menjodohkan anaknya itu dengan Fajar tapi yang di dapat justru ada cucu yang akan lahir dari Alina karna kesalahan kesalahan yang di perbuatnya bersama Si Tom gak pake PEL...

"Tugas Papa tinggal merestui mereka, sekuat apapun Papa melarang jika memang di takdirkan bersama selalu ada saja jalannya," ucap Fajar, ia yang masih berusaha memenangkan Papa Gunawan padahal hatinya sendiri pun sedang kacau.

Fajar tetap fokus pada pria paruh baya itu, tak sedetik pun matanya beralih pada Pria yang tak jauh dari Alina, tingginya mungkin hampir sama dengan Fajar tapi tubuhnya tentu jauh berbeda karna jika Fajar putih mulus, Si Tom justru kebalikannya.

"Papa tetap ingin kamu yang jadi suami Alina, Alina tepat jika kamu yang membimbingnya."

"Pah, aku tak sebaik yang Papa pikirkan, dan pria pilihan Alina pun tak seburuk yang Papa kira. Kasihan Alina, di masa hamilnya, ia butuh sosok yang di cintai dan mencintainya," jelas Fajar tetap memberi pengertian.

Perlahan, Papa Gunawan pun tenang hingga akhirnya Fajar pamit karna ia sedang ingin menepati satu janjinya yang lain.

Tapi, baru saja ia berjalan beberapa langkah. Namanya di panggil oleh suara pria yang tak pernah ia dengar sebelumnya tapi ia justru bisa menebak siapa orang tersebut.

"Ada apa?" tanya Fajar saat ia sudah berhasil membalikkan tubuhnya dan kini sedang berhadapan dengan Tom.

Bohong rasanya jika Fajar tak kesal, ia tetap kecewa pada Alina yang sudah main belakang selama mereka bersama, sedang kan saat itu ia justru sedang mati matian untuk belajar mencitai calon istrinya tersebut. Beruntungnya niat itu belum sampai di hatinya hingga cukup rasa kasihan dan juga sayang karna bagaiamana pun mereka berteman cukup lama.

"Terimakasih," ucap Tom dengan senyum kecil di ujung bibirnya, entah tulus atau tidak Fajar pun tak perduli.

"Untuk apa?" tanya Fajar dengan nada bicara santai padahal tangannya sudah gatal ingin menghabisi pria di depannya sebab jika benar cinta ia tak akan merusak apa yang ada dalam pelukannya.

"Untuk semua, termasuk tentang Alina. Sorry kalau lo kecewa tapi Alina milik gue!" tegasnya yang hanya di jawab anggukan kepala, Fajar tak kuat dengan bau rokok dari mulut Tom.

"Hem, saya tahu itu, karna sejatinya Jodoh itu cerminan diri sendiri."

Tak ingin berlama-lama, Fajar pun langsung pergi begitu saja meninggalkan rumah sakit, harapan, kecewa dan rencana pernikahannya.

.

.

.

Jika jalan menuju rumah utama ia harus belok kanan saat di pertigaan lampu merah nanti, tapi tidak dengan rumah Abi yang tetap lurus dan Fajar tetap menekan pedal gasnya tanpa membelokkan setir mobil yang artinya ia akan kerumah pria kesayangannya tersebut.

Perjalanan memang terasa lebih jauh, tapi itu tak masalah karena ada sesuatu yang harus ia temui kecuali Abah dan Enin yang pastinya itu adalah Senandung.

"Namanya lucu, apa pas lahir dia gak nangis tapi justru nyanyi ya? sampe di kasih nama itu?" gumam Fajar dengan kekehan kecilnya, hatinya semakin senang saat mobil mewahnya sudah memasuki area perumahan tempat tinggal orang tua angkat Ayah keanu.

Setelah mobil masuk garasi, dan ia turun dari dalamnya kini Fajar tinggal melangkah masuk kedalam rumah berlantai dua tersebut. Jika dulu saja Abah tak ingin pindah karna masa kecil anaknya disana, apalagi sekarang setelah ada cucu-cucunya tersebut.

"Assalamu'alaikum, Bah--, Enin, Shena," panggil Fajar ketika ia sudah berhasil membuka pintu utama dan ada di ruang tamu.

"Waalaikum salam, Aa'," jawab Shena yang keluar dari arah dapur.

"Kok sepi? pada kemana?" tanya Fajar bingung.

"Abah sama Enin barusan banget pergi. Katanya udah bilang." Shena meraih tangan Fajar untuk ia cium dan itu sontak membuat pria di depannya kaget.

"Masa? Aa gak tahu," sahut Fajar yang mulai salah tingkah dan membuang pandangan agar Shena tak melihat senyum yang tak bisa di tahannya itu.

"Coba cek ponselnya," titah Shena yang di balas anggukan kepala saja, Fajar lalu meraih Si benda pipih itu dari saku celana yang ternyata tersilent jadilah ia tak tahu saat ada pesan dan telepon masuk.

"Ya sudah, kalau mereka pergi kita juga pergi, gimana?" tawar Fajar, hal yang berulang kali tertunda karna permasalahannya dengan Alina.

"Hem, kemana?" tanya Shena malu malu tapi yang pasti ia sepertinya mau.

"Beli perlengkapanmu, semua kebutuhanmu, ayo."

"Ke pasar?"

Tawa Fajar pun pecah dengan tiba tiba, ia tangkup wajah mungil Shena dengan kedua tangannya yang lembut.

"Bukan, kita Mall aja ya," jawab Fajar.

Kedua mata Shena bulat sempurna, ia yang jarang sekali menginjakkan kaki di pusat perbelanjaan tak menolak ajakan itu, malah langsung mengangguk setuju.

"Tapi--, aku gak punya baju buat kesana," ucapnya yang mendadak sedih sambil melihat ke dirinya sendiri, sehari-hari ia memakai baju milik Enin yang masih tersimpan rapih, untungnya saja tubuh mereka sama-sama mungil sampai rasanya gemas saat di peluk.

"Nanti cari di kamar Abang, mungkin ada baju Bintang disana," jawab Fajar yang langsung meraih tangan Shena ke salah satu kamar ya g bersebelahan dengan kamarnya juga.

Ceklek

Meski tak di isi, tapi ruang istirahat itu tak pernah di kunci karna akan di bersihkan setiap hari sebab para keturunan Kadal Jantan sering datang mendadak.

"Ini kamar Abang?" tanya Shena saat masuk.

"Iya, kamu belum pernah masuk kemari?" tanya balik Fajar saat ia melangkah kearah lemari samping kaca.

Tangan kiri menggenggam tangan Shena sedangkan tangan kanan untuk membuka pintu lemari, dan betapa kagetnya pria dewasa itu saat melihat isinya di dalamnya.

"Ada gak A'? kok bajunya warna-warni?" tanya Shena yang ikut mengintip.

"Hem, gak ada," jawab Fajar yang langsung menutup pintu lemari lalu menatap lekat wajah polos cantik Shena.

"Ada apa? bukannya tadi banyak? itu yang tadi warna merah, hitam, ungu, merah muda apa?" tanya Shena, ia ingat dan sudah terlanjur melihat.

.

.

.

Hem itu -- itu tuh baju untuk menaklukan BUAYA...

Terpopuler

Comments

Ragil Saputri

Ragil Saputri

TOM gk pake PEL 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-11-02

1

Efrida

Efrida

betul....sampah ya jodoh nya sm tong nya

2023-09-18

1

Efrida

Efrida

enak aja anak lo dah bonyok

2023-09-18

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02.
3 Part 03
4 Part #04
5 Part #05
6 Part #06
7 Part #07
8 Part #08
9 Part #09
10 Part #10
11 Part #10
12 Part #12
13 Part 13
14 Part #14
15 Part 15
16 Part #16
17 Part #17
18 Part #18
19 Part #19
20 Part # 20
21 Part #21
22 Part # 22
23 Part #23
24 Part # 24
25 Part #25
26 Part #26
27 Part #27
28 Part # 28 *1
29 Part #28*2
30 Part # 30
31 Part # 31
32 Part #32
33 Part #33
34 Part 34
35 Part #35
36 Part #36
37 Part #37
38 Part # 38
39 Part #39
40 Part #40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part # 45
46 Part 46
47 part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 part 64
65 Part 65
66 part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 81
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part. 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 part 101
102 part 102
103 part 103
104 Part 104
105 part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 part 108
109 part 109
110 part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 part 132
133 Part 133
134 Promo Novel Bestie
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Luka hati Istriku
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Season 2
148 Season 2
149 Season 2
150 Season 2
151 Season 2
152 Season 2
153 Season 2
154 Season 2
155 season 2
156 Season 2
157 Season 2
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Part 01
2
Part 02.
3
Part 03
4
Part #04
5
Part #05
6
Part #06
7
Part #07
8
Part #08
9
Part #09
10
Part #10
11
Part #10
12
Part #12
13
Part 13
14
Part #14
15
Part 15
16
Part #16
17
Part #17
18
Part #18
19
Part #19
20
Part # 20
21
Part #21
22
Part # 22
23
Part #23
24
Part # 24
25
Part #25
26
Part #26
27
Part #27
28
Part # 28 *1
29
Part #28*2
30
Part # 30
31
Part # 31
32
Part #32
33
Part #33
34
Part 34
35
Part #35
36
Part #36
37
Part #37
38
Part # 38
39
Part #39
40
Part #40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part # 45
46
Part 46
47
part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
part 64
65
Part 65
66
part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 81
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part. 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
part 101
102
part 102
103
part 103
104
Part 104
105
part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
part 108
109
part 109
110
part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
part 132
133
Part 133
134
Promo Novel Bestie
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Luka hati Istriku
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Season 2
148
Season 2
149
Season 2
150
Season 2
151
Season 2
152
Season 2
153
Season 2
154
Season 2
155
season 2
156
Season 2
157
Season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!